Anda di halaman 1dari 7

NAMA: DERRY APRIYAL

NIM : 1507113352

GENERATOR SINKRON

Hal paling tampak yang membedakan antara generator sinkron dari generator induksi/asinkron
adalah generator sinkron dieksitasi dua kali. Pada generator asinkron energi listrik dihasilkan
hanya oleh putaran rotor terhadap stator, sedangkan pada generator sinkron energi listrik
dihasilkan oleh putaran rotor terhadap stator dan lilitan rotor yang diumpani sumber arus dc.

Sebuah generator sinkron memberikan torsi pada satu laju yaitu laju sinkron. Pada laju di luar laju
sinkronnya torsi rata-rata akan bernilai nol, untuk menggambarkan hal ini cermatilah Gambar 1.

Asumsikan bahwa perputaran rotor diam pada awalnya, jika tiba-tiba rotor berputar berlawanan
dengan arah jarum jam pada kutub N-nya maka sesuai aturan tangan kiri fleming, pada konduktor
yang melilit stator akan timbul arus yang mengarah menuju ke dalam generator dan gaya yang
terjadi pada konduktor mengarah ke kanan, kemudian jika putaran rotor mencapai 1800 mekanis
maka kutub S akan mencapai lilitan stator dan mempengaruhi medan magnet untuk menimbulkan
arus menuju ke arah luar generator dan sekali lagi menggunakan aturan tangan kiri fleming maka
gaya yang terjadi mengarah ke kanan, saat inilah torsi mula (2*F x setengah panjang antara dua
kutub rotor) terjadi yang berlawanan arah putaran V.

Jika rotor telah bergerak pada kecepatan sinkronnya, rotor akan berputar sebesar 1800 listrik
selama satu setengah silklus dan arus di dalam konduktor akan berbalik arah. Hal ini berarti bahwa
setelah satu setengah siklus, satu kutub yang memiliki polaritas berlawanan akan melawan arah
konduktor yang sama yang arusnya telah berbalik arah; dengan satu pembalikan baik dari arus i
dan medan magnet B, arah dari gaya F dan putaran v di dalam dua setengah siklus akan tetap sama,
dan generator menghasilkan torsi positif.

Konstruksi Mesin Sinkron


Ada dua struktur medan magnit pada mesin sinkron yang merupakan dasar kerja dari mesin
tersebut, yaitu kumparan yang mengalirkan penguatan DC dan sebuah jangkar tempat
dibangkitkannya ggl arus bola-balik. Hampir semua mesin sinkron mempunyai belitan ggl
berupa stator yang diam dan struktur medan magnit berputar sebagai rotor. Kumparan DC
pada struktur medan yang berputar dihubungkan pada sumber luar melaui slipring dan sikat arang,
tetapi ada juga yang tidak mempergunakan sikat arang yaitu sistem brushless excitation.
Konstruksi dari sebuah Mesin Sinkron secara garis besar sebagai berikut.

Bentuk Penguatan
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa untuk membangkitkan flux magnetik diperlukan
penguatan DC. Penguatan DC ini bisa diperoleh dari generator DC penguatan sendiri yang
seporos dengan rotor mesin sinkron. Pada mesin sinkron dengan kecepatan rendah, tetapi rating
daya yang besar, seperti generator hydroelectric, maka generator DC yang digunakan tidak
dengan penguatan sendiri, tetapi dengan pilot exciter sebagai penguatan atau menggunakan
magnet permanen. Gambar 2 Generator sinkron tiga phasa dengan penguatan generator DC Pilot
Exciter. Alternatif lainnya untuk penguatan eksitasi adalah menggunakan Diode silikon dan
Thyristor.Dua tipe sistem penguatan ”Solid state” sebagai berikut.
• Sistem statis yang menggunakan Diode atau Thyristor statis, dan arus dialirkan ke rotor
melalui Slipring.
• Brushless system, pada sistem ini penyearah dipasangkan di poros yang berputar dengan
rotor, sehingga tidak dibutuhkan sikat arang dan slipring.

Penentuan frekuensi.

Pada generator yang mempunyai dua kutub, ggl yang diinduksikan melalui satu putaran lengkap
di dalam satu putaran mesin. Pada mesin kutub-banyak, satu siklus ggl akan dibangkitkan ketika
struktur medan berotasi melalui satu sudut yang terbagi oleh satu pasangan kutub, sehingga pada
generator berkutub banyak dengan p kutub, jumlah siklus ggl dalam satu kali revolusi akan
menjadi p/2. Jika generator memliki kecepatan ns putaran per detik, maka:

Jika kecepatan rotor n dari generator konstan maka frekuensi yang dihasilkan pun konstan, oleh
sebab itu generator sinkron yang bekerja pada kecepatan konstan dikenal sebagai generator sinkron
karena frekuensi listriknya akan tetap konstan jika kecepatan putaran mekanis rotornya pun
konstan, sehingga frekuensi listriknya sinkron terhadap kecepatan putar rotor.

Pengaruh perubahan arus medan eksitasi terhadap arus pembangkitan generator

Perubahan di dalam arus medan dc yang mengalir melalui lilitan medan pada rotor dari generator
sinkron menyebabkan perubahan pada faktor daya ketika generator bekerja. Kemampuan untuk
berubah faktor daya oleh sebab pengubahan keadaan eksitasi ini merupakan karakteristik yang
sangat penting dari generator sinkron.

Pengoperasian generator sinkron pada kecepatan rotasi putar yang konstan akan membutuhkan
resultan fluksi yang konstan supaya tegangan yang dihasilkan cenderung konstan. Baik sumber dc
dan dan putaran rotor bekerja sama untuk menghasilkan resultan fluks yang konstan ini.

Mari kita cermati Gambar 4 berikut ini yang merupakan diagram fasor dari arus dan tegangan yang
terjadi ketika generator sinkron beroperasi.

Daya yang dicatu oleh generator akan bernilai konstan jika (E2 /Xt) sin δ tetap konstan, sehingga
perubahan pada E maka sin δ harus berubah sejauh menjaga (E2 /Xt) sin δ tetap konstan, sehingga
daerah dari fasor-fasor ‘keluarga’ E (E1, E2, E3) harus berada pada jalur garis yang terputus-putus.
Lebih jauh, proyeksi fasor I pada fasor E’ harus tetap konstan.

i. Keadaan eksitasi berlebih (over excitation)

Pada Gambar 4, ketika tegangan eksitasi sebesar E1 , maka arus medan eksitasi menghasilkan
terlalu banyak fluks /over-excitation. Fasor arus mengasumsikan posisi I1 yang sedemikian
sehingga ketika fasor j I1 Xt ditambahkan kepada fasor E1 akan memberikan tegangan terminal
E’. Hal ini menjadikan arus reaktif yang ‘mendahului E1’/leading dialirkan dan berlaku untuk
mengurangi kemagnetan (demagnetisasi) medan fluks untuk menambah kebutuhan tegangan
terminal.

ii. Keadaan setimbang (balanced excitation)


Jika eksitasi dikurangi sedemikian hingga tegangan eksitasi menjadi E2 , maka tidak terjadi
kelebihan fluks yang dihasilkan oleh lilitan medan, sehingga arus keluaran ac dari generator tidak
memiliki komponen reaktif , faktor daya adalah satu dan arus keluaran adalah I2 .

iii. Keadaan eksitasi rendah (under excitation)

Ketika tegangan eksitasi adalah E3 maka motor berada pada keadaan eksitasi-rendah (under-
excitation) . Arus keluaran pada keadaan ini diasumsikan pada posisi I3 dan faktor daya adalah
‘lagging’ atau ‘arus tertinggal dari tegangan’. Keadaan arus I3 yang tertinggal ini mempunyai efek
magnetisasi yang membantu membentuk fluks celah-udara seperti yang dibutuhkan oleh tegangan
terminal E’.

iv. Hubungan kualitatif antara arus dc lilitan medan terhadap eksitasi generator sinkron.

Seperti telah disebutkan di paragraf awal sub-bab ini bahwa arus eksitasi generator dipengaruhi
pula oleh arus lilitan medan dc dari jangkar rotor. Berikut ini adalah gambaran kualitatif dari
hubungan antara arus dc lilitan medan dan arus eksitasi generator:

GENERATOR ASINKRON / INDUKSI

Generator induksi merupakan salah satujenis generator AC yang menerapkan prinsip motor
induksi untuk menghasilkan daya. Generator induksi dioperasikan dengan menggerakkan rotornya
secara mekanis lebih cepat daripada kecepatan sinkron sehingga menghasilkan slip negatif. Motor
induksi biasa umumnya dapat digunakan sebagai sebuah generator tanpa ada modifikasi internal.
Generator induksi sangat berguna pada aplikasi-aplikasi seperti pembangkit listrik mikrohidro,
turbin angin, atau untuk menurunkan aliran gas bertekanan tinggi ke tekanan rendah, karena dapat
memanfaatkan energi denganpengontrolan yang relatif sederhana.
Pengujian ini digunakan 4 buah kapasitor (@ 12 mF) dipasang pada setiap fase, inverter, converter,
dan accu 120 Ah sebagai storage. Pengujian kinerja generator induksi dilakukan dengan
pemasangan kapasitor tiap fase secara bertahap dan memonitoring keluaran generator induksi
(tegangan, frekuensi, dan rpm) pada saat dibebani dan tanpa beban, pengujian ini dilakukan pada
saat tanpa menggunakan storage dan menggunakan storage. Hasil penelitian secara keseluruhan
menunjukkan penurunan kinerja generator induksi (pengujian tanpa storage).
Keuntungan dari penggunaan generator induksi dibandingkan dengan generator biasa diantaranya
adalah ukuran dan harga yang lebih murah, tidak memerlukan sumber AC, adanya proteksi
terhadap bahaya kelebihan beban dan hubung singkat, dan lain-lain. Oleh karena itu, generator
induksi banyak digunakan pada system tenaga listrik yang terisolir. Pada system tenaga listrik yang
terisolir, generator induksi menggunakan penguat yang dihasilkan sendiri sehingga sering disebut
generator induksi berpenguat sendiri.
Untuk mengoperasikannya, generator induksi harus dieksitasi menggunakan tegangan yang
leading. Ini biasanya dilakukan dengan menghubungkan generator kepada sistem tenaga eksisting.
Pada generator induksi yang beroperasi standalone, bank kapasitor harus digunakan untuk
mensuplay daya reaktif. Daya reaktif yang diberikan harus sama atau lebih besar daripada daya
reaktif yang diambil mesin ketika beroperasi sebagai motor. Tegangan terminal generator akan
bertambah dengan pertambahan kapasitansi.
Karakteristik torka-kecepatan mesin induksi seperti kurva pada Gambar 1, memperlihatkan bahwa
jika motor induksi diputar pada kecepatan yang lebih tinggi daripada nsyncoleh sebuah penggerak
mula (prime mover) eksternal, arah torka induksinya akan berbalik dan motor akan berlaku sebagai
sebuah generator. Dengan bertambahnya torka yang diberikan penggerak mula kepada porosnya,
besar daya yang dihasilkan oleh generator induksi ikut bertambah. Seperti diperlihatkan gambar,
terdapat nilai torka induksi maksimum yang mungkin pada mode operasi generator. Torka ini
disebut dengan torka pushovergenerator. Jika torka yang diberikan penggerak mula kepada poros
melebihi torka pushover, generator akan overspeed..
Satu keuntungan besar dari generator induksi adalah kesederhanaannya. Sebuah generator induksi
tidak memelukan rangkaian medan terpisah dan tidak harus diputar secara terus-menerus pada
kecepatan tetap. Selama putaran mesin masih lebih tinggi daripada dari sistem tenaga yang
terhubung padanya, mesin akan tetap berfungsi sebagai generator. Semakin besar torka diberikan
kepada porosnya (sampai nilai tertentu), maka akan semakin besar daya output yang dihasilkan.
Prinsip Kerja Generator Induksi
Prinsip kerja generator induksi adalah kebalikan daripada saat mesin induksi bekerja sebagai
motor. ketika mesin berfungsi sebagai motor, kumparan stator diberi tegangan tiga fasa sehingga
akan timbul medan putar dengan kecepatan sinkron (ns). Namun jika motor berfungsi sebagai
generator, pada rotor motor diputar oleh sumber penggerak dengan kecepatan lebih besar daripada
kecepatan sinkronnya. Bila suatu konduktor yang berputar didalam medan magnet (kumparan
stator) akan membangkitkan tegangan sebesar

Dimana :
e = tegangan induksi yang dihasilkan (volt)
B = fluks magnetik (weber)
l = panjang konduktor yang dilewati medan magnet (m)
v = kecepatan medan magnet melewati konduktor (m/s)
dan bila dihubungkan ke beban akan mengalirkan arus. Arus pada rotor ini akan berinteraksi
dengan medan magnet pada kumparan stator sehingga timbul arus pada kumparan stator sebagai
reaksi atas gaya mekanik yang diberikan. Pada proses perubahan motor induksi menjadi generator
induksi dibutuhkan daya reaktif atau daya magnetisasi untuk membangkitkan tegangan pada
terminal keluarannya. Dalam hal ini yang berfungsi sebagai penyedia daya reaktif adalah kapasitor
yang besarnya disesuaikan dengan daya reaktif yang diperlukan.
Kebutuhan daya reaktif dapat dipenuhi dengan memasang suatu unit kapasitor pada terminal
keluaran, dimana kapasitor menarik daya reaktif kapasitif atau dengan kata lain kapasitor
memberikan daya reaktif induktif pada mesin induksi. Kerja dari kapasitor ini dapat dipandang
sebagai suatu sistem penguat (eksitasi) sehingga generator induksi juga dikenal dengan sebutan
generator induksi penguatan sendiri (self excited of induction generator). Hal terpenting yang
harus diperhatikan dalam kinerja generator induksi adalah fluksi sisa atau medan magnet pada
kumparan stator, dimana tanpa adanya fluksi sisa ini proses pembangkitan tegangan tidak akan
tejadi.
Dengan adanya fluksi sisa ini dan perputaran rotor akan menimbulkan tegangan induksi pada rotor.
Tegangan induksi ini akan terinduksi pula pada sisi stator dan akan menimbulkan arus yang akan
mengisi kapasitor hingga terjadi keseimbangan. Keseimbangan tersebut ditandai dengan titik
pertemuan antara lengkung magnetisasi dengan garis reaktansi kapasitif seperti terlihat pada
gambar di bawah ini . Lengkung magnetisasi tersebut terjadi akibat adanya kejenuhan inti besi dari
generator.
Pada generator induksi tidak terdapat hubungan listrik antara stator dengan rotor, karena arus pada
rotor merupakan arus induksi.
Sehingga prinsip kerjanya dapat di simpulkan bahwa :
1. Bila sumber tegangan yang dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan putar dengan
kecepetan Ns =120f / p
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduksi pada rotor
3. Akibatnya pada rotor akan timbul ggl induksi
4. Karena rotor merupakan rangkaian yang tertutup maka ggl induksi akanmengalirkan arus ( I)
5. Adanya arus (I) dalam medan magnet akan menimbulkan gaya pada rotor
6. Pada kopel muka yang dihasilkan oleh gaya pada rotor cukup besar memikulkopel beban , rotor
akan berputar searah dengan putar rotor
7. Seperti yang telah dijelaskan, ggl induksi akan timbul karena terpotongnya rotor atau medan
putar stator, artinya ggl induksi timbul diperlukan adanya perbedaan antara kecepatan medan putar
stator (Ns) dan kecepata berputarnya rotor (Nr)
8. Perbedaan kecepatan antara Nr dan Ns disebut slip
9. Besarnya Nr (kecepatan rotor) lebih besar daripada Ns (kecepatan stator)
10. Rumus slip dinyatakan dalam

Jenis - Jenis Generator Induksi


Dalam aplikasinya generator induksi dibagi menjadi dua jenis yaitu generator induksi masukan
ganda ( Doubly Fed Induction Generator atau DFIG ) dan generator induksi berpenguat sendiri (
Self Excited Induction generator atau SEIG ).Pembagian jenis generator ini berdasarkan pada
sumber eksitasi generator berasal. Eksitasi pada generator induksi dibutuhkan untuk menghasilkan
medan magnit padarotor generator untuk selanjutnya menghasilkan induksielektromagnetik
padasetator yang akan menghasilkan energy listrik. Selain itu juga eksitasi dibutuhkan untuk
mengkompensasi daya reaktif yang dibutuhkan oleh generator dalam membangkitkan listrik.
Aplikasi Generator Induksi
Generator induksi telah dikenal sejak awalabad 20, tapi antara tahun 1960-an dan 1970-an hampir
tidak lagi terlihat digunakan. Namun, generator induksi membuat sebuah comebacksejak harga
minyak yang mengejutkan pada 1973. Karena mahalnya biaya untuk menghasilkanenergi,
pemanfaatanenergi menjadi 6 bagian penting dari perekonomian kebanyakan proses industri.
Generator induksi ideal untuk aplikasi semacam ini karena hanya membutuhkan sedikit dalam
sistem kontrol dan pemeliharaannya.
Karena kesederhanaan dan ukuran yang kecil untuk tiap kilowatt daya output,
generator induksi juga sangat membantu dalam kincir angin yang kecil. Banyak kincir angin
komersial dirancang beroperasi parallel dengan sistem tenaga yang besar, dengan mensuplay
sebagian daritotal kebutuhan daya konsumen. Pada pengoperasian seperti ini, sistem tenaga dapat
mengontrol tegangan dan frekuensi, sedangkan kapasitor statis dapat digunakan untuk
koreksifaktor daya.

Anda mungkin juga menyukai