2.1 Pendahuluan
2.2 Etika
Tujuan kode etik adalah untuk mengembangkan budaya etik di dalam profesi
audit internal. Kode etik ditetapkan oleh individu maupun entitas yang
menyediakan jasa audit internal. Pada IIA yang dimaksudkan dengan “auditor
internal” adalah anggota IIA, yaitu penerima sertifikasi profesional IAA
(CIA,CGAP, CCSA, dan CFSA) dan kandidat penerima sertifikatr-sertifikat
tersebut.
The International Internal Audit Standards Board (IIASB) telah merilis revisi
standar terbaru yang efektif diberlakukan mulai januari 2013, sesuai dengan
pertimbangan dan persetujuan ter International Prefessional Practice
Framework Oversight Council (IPPFOC). Documen standar IIA yag dapat
terakpan oleh auditor internal dikenal dengan standar internasional untuk
praktik profesional auditor internal (SPPAI).
Standar atribut
Standar kinerja
a. 2000 – Pengelolaan fungsi audit internal
Lepala SKAI harus mengatur aktivitas audit internal secara efektif untuk
memastikan bahwa aktivitas fungsi audit internal memberi nilai tambah bagi
organisasi.
b. 2100 – Lingkup pekerjaan
Aktivitas audit internal harus mengevaluasi ini ditunjukan melalui program
jaminan kualitas dan perbaikan melalui kesesuaian dengan definisi audit
internal, kode etik dan standar.
c. 2200 – Perencanaan penugasan
Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan
perencanaan untuk setiap penugasan yang mencakup tujuan, ruang lingkup,
waktu dan alokasi sumber daya.
d. 2300 – Pelaksanaan penugasan
Auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai ujuan
penugasan.
e. 2400 – Komunikasi hasil penugasan
Auditor internal harus mengomunikasi hasil penugasan.
f. 2500 – Pemantauan tidak lanjut
Kepala SKAI herus menyusun dan menjaga sistem untuk memantau tindak
lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada manajemen.
g. 2600 – Resolusi penerimaan risiko oleh manajemen
Jika kepala SKAI menyimpulkan bahwa manajemen telah menerima tingkat
risiko yang mungkin menurut kepala SKAI tidak dapat diterima oleh
organisasi, kepala SKAI harus mendiskusikan masalah ini dengan
manajemen senior. Jika kepala SKAI menyimpulkan bahwa masalah tersebut
tidak tercapai resolusi, kepala SKAI harus mengomunikasikan hal tersebut
kepada dewan.
2.5 Kesimpulan
Tujuan kode etik adalah untuk mengembangkan budaya etik dalam profesi
audit internal. Auditor internal diharapkan dapat mengaplikasikan dan
mempertahankan prinsip-prinsip yaitu integritas, objektivitas, kerahasiaan, dan
kompetensi.
The internationmal audit standards board (IIASB) telah merilis revisi
standar terbaru, yang efektif diberlakukan mulai Januari 2012, sesuai dengan
pertimbangan dan persetujuan the International Professional Practice Frame
Work Oversight Council (IPPFOC)
Di Indonesia juga telah diterbitkan SPAI yang disusun secara bersama-sama
oleh profesi audit internal, yang terdiri atas the Institude of Internal Auditor
(IIA) Indonesia Chapter, Forum Komunikasi Satuan Pengawan Intern
BUMN/BUMD (FKSPI BUMN/BUMD), Yayasan Pendidikan Internal Audit
(YPIA), Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA), dan
Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) dengan mengadopsi standar
yang dikeluarkan melalui the IIA.