Anda di halaman 1dari 4

BAB 2 : ETIKA DAN STANDAR PROFESI AUDIT INTERNAL

2.1 Pendahuluan

The Institute of Internal Auditor (IIA) Indonesia Chapter Perlu menyusun


kode etik dan standar profesi dalam rangka memberikan keyakinan dan jaminan
integritas yang tinggi bai perusahaan atau lembaga, sebagai suatu asosiai profesi
yang menaungi para auditor internal secara profesional.

2.2 Etika

Auditor internal perlu memelihara standar perilaku yang tinggi dan


mengembangkan budaya etik di dalam profesi audit internal. IIA memiliki kode
etik yang diterapkan oleh Satuan Kerja Audit Internal maupun oleh auditor yang
telah memiliki sertifikasi di bidang auditor internal. Kode etik tersebut
merupakan definisi audit internal yang mencakup dua komponen penting yaitu
sebagai berikut :

1. Prinsip-prinsip yang relevan terhadap profesi dan praktik audit internal.


2. Peraturan pelaksanaan yang menjelaskan norma tingkah laku auditor internal
yang diharapkan

Tujuan kode etik adalah untuk mengembangkan budaya etik di dalam profesi
audit internal. Kode etik ditetapkan oleh individu maupun entitas yang
menyediakan jasa audit internal. Pada IIA yang dimaksudkan dengan “auditor
internal” adalah anggota IIA, yaitu penerima sertifikasi profesional IAA
(CIA,CGAP, CCSA, dan CFSA) dan kandidat penerima sertifikatr-sertifikat
tersebut.

Auditor internal diharapkan dapat mengaplikasikan dan mempertahankan


prinsip-prinsip berikut:

1. Integritas. Integritas auditor internal membangun kepercayaan dan


memberikan dasar kepercayaan terhadap penilaian yang dilakukan.
2. Objektivitas, auditor internal menunjukan tingkatan objektivitas profesional
tertinggi dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengomunikasikan
informasi tentang aktivitas atau proses yang sedang diperiksa.

Peraturan perilaku adalah


1. Integritas, auditor internal harus menjalankan pekerjaan dengan jujur, tekun
dan bertanggung jawab, menaati hukum dan membuat pengungkapan yang
disyaratkan oleh hukum maupun profesi, tidak menjadi bagian dari berbagai
aktivitas ilegal apa pun atau terlibat dalam tindakan yang tidak terpuji,
menghormati dan memberikan kontribusi bagi tujuan yang sah dan etis bagi
organisasi.

2. Objektivitas, auditor internal harus tidak berpartisipasi dalam baberapa


aktivitas atau hubungan yang dapat mengganggu penilaian mereka, tidak
akan menerima apa pun yang dapat mengganggu keputusan profesional
mereka dan mengungkap semua fakta materiil yang diketahui.
3. Kerahasiaan, aditor internal harus berhati-hati dalam menggunakan atau
menjaga informasi yang diperoleh bagi tugas mereka dan tidak akan
menggunakan informasi untuk keuntungan pribadai atau hal-hal yang
bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan yang sah dan etis bagi
organisasi.
4. Kompetensi, auditor internal harus menjalankan jasa jika auditor memiliki
pengetahuan, keahlian dan pemahaman yang dibutuhkan, menjalankan jasa
audit internal sesuai dengan standar praktik profesional audit internal dan
meningkatkan keahlian maupun efektifitas serta kualitas jasa audit secara
terus-menerus.

2.3 Standar profesi audit internal

The International Internal Audit Standards Board (IIASB) telah merilis revisi
standar terbaru yang efektif diberlakukan mulai januari 2013, sesuai dengan
pertimbangan dan persetujuan ter International Prefessional Practice
Framework Oversight Council (IPPFOC). Documen standar IIA yag dapat
terakpan oleh auditor internal dikenal dengan standar internasional untuk
praktik profesional auditor internal (SPPAI).

Tujuan SPPAI adalah untuk mengambarkan prinsip-prinsip dasar yang


merepresentasikan praktik audit internal yang seharusnya, memberikan
kerangka kerja untuk melaksanakan dan mengembangkan berbegai aktivitas
audit internal yang mempunyai nilai tambah, memberikan kerangka dasar
pengukuran kinerja audiot internal dan meningkatkan proses dan operasi
organisasi.

Standar atribut

a. Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab


Tujuan kewenangan dan tangggung jawab aktivitas audit harus dinyatakan
secara formal didalam piagam audit internal, yang konsisten pada definisi
audit internal, kode etik dan standar.
b. 1100 – Independensi dan efektifitas
Akitivitas audit internal harus independen. Auditor harus lebih objektif dalam
menjalankan pekerjaanya.
c. 1200 – Keahlian dan kehatihatian profesional
Penugasan harus dilakukan dengan keahlian dan kecermatan profesional,
1210 – keahlian auditor intenal harus memiliki pengetahuan, keterampilan
dan kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab.
d. 1300 – Jaminan kualitas dan progran pengembangan.
Kepala SKAI harus mengembangkan dan mempertahankan program jaminan
dan peningkatan kualitas yang mencakup semua aspek aktivitas audit
internal.

Standar kinerja
a. 2000 – Pengelolaan fungsi audit internal
Lepala SKAI harus mengatur aktivitas audit internal secara efektif untuk
memastikan bahwa aktivitas fungsi audit internal memberi nilai tambah bagi
organisasi.
b. 2100 – Lingkup pekerjaan
Aktivitas audit internal harus mengevaluasi ini ditunjukan melalui program
jaminan kualitas dan perbaikan melalui kesesuaian dengan definisi audit
internal, kode etik dan standar.
c. 2200 – Perencanaan penugasan
Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan
perencanaan untuk setiap penugasan yang mencakup tujuan, ruang lingkup,
waktu dan alokasi sumber daya.
d. 2300 – Pelaksanaan penugasan
Auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai ujuan
penugasan.
e. 2400 – Komunikasi hasil penugasan
Auditor internal harus mengomunikasi hasil penugasan.
f. 2500 – Pemantauan tidak lanjut
Kepala SKAI herus menyusun dan menjaga sistem untuk memantau tindak
lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada manajemen.
g. 2600 – Resolusi penerimaan risiko oleh manajemen
Jika kepala SKAI menyimpulkan bahwa manajemen telah menerima tingkat
risiko yang mungkin menurut kepala SKAI tidak dapat diterima oleh
organisasi, kepala SKAI harus mendiskusikan masalah ini dengan
manajemen senior. Jika kepala SKAI menyimpulkan bahwa masalah tersebut
tidak tercapai resolusi, kepala SKAI harus mengomunikasikan hal tersebut
kepada dewan.

2.4 Perkembangan di Indonesia


Di Indonesia, SPAI telah diterbitkan secara bersama-sama oleh profesi audit
internal, yang terdiri atas IIA Indonesia Chapter, forum komunikasi satuan
pengawasan Intern BUMN/BUMD (FKSPI BUMN/BUMD), Yayasan
Pendidikan Internal Audit (YPIA), Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor
(DS-QIA), dan Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) yang dijadikan
sebagai pedoman bagi auditor internal dalam melaksanakan kegiatannya.
Standar ini mulai berlaku tanggal 1 maret 2005 dan telah ditetapkan di Jakarta
pada 12 Mei 2004.

2.5 Kesimpulan
Tujuan kode etik adalah untuk mengembangkan budaya etik dalam profesi
audit internal. Auditor internal diharapkan dapat mengaplikasikan dan
mempertahankan prinsip-prinsip yaitu integritas, objektivitas, kerahasiaan, dan
kompetensi.
The internationmal audit standards board (IIASB) telah merilis revisi
standar terbaru, yang efektif diberlakukan mulai Januari 2012, sesuai dengan
pertimbangan dan persetujuan the International Professional Practice Frame
Work Oversight Council (IPPFOC)
Di Indonesia juga telah diterbitkan SPAI yang disusun secara bersama-sama
oleh profesi audit internal, yang terdiri atas the Institude of Internal Auditor
(IIA) Indonesia Chapter, Forum Komunikasi Satuan Pengawan Intern
BUMN/BUMD (FKSPI BUMN/BUMD), Yayasan Pendidikan Internal Audit
(YPIA), Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA), dan
Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) dengan mengadopsi standar
yang dikeluarkan melalui the IIA.

Anda mungkin juga menyukai