Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BAJA-BETON KOMPOSIT

AMAN GEMPA

Umar Iswanto, Yurisman, Khadavi


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang
Email: umariswa@gmail.com, yurisman_pdg@yahoo.com, qhad_17@yahoo.com

Abstrak

Penggunaan baja sebagai material struktur bangunan di Indonesia masih belum meluas
seperti di negara-negara lain, khususnya di kota Padang. Bila menggunakan struktur baja
biasa, penampang baja yang diperlukan akan lebih besar. Berbeda bila menggunakan struktur
komposit, maka akan diperoleh penghematan berat baja. Dalam tulisan ini direncanakan
struktur komposit dari sebuah gedung kantor 4 lantai yang terletak di Jl. Air Pacah Kota
Padang. Struktur komposit mencakup struktur atas (pelat lantai, balok dan kolom). Beban
gempa dihitung dengan metoda statik ekivalen dimana struktur ditinjau secara 3D dan sesuai
dengan peraturan gempa terbaru, yaitu RSNI 03-1726-201x. Dari peta respon spektra,
diperoleh respon spektra periode pendek (Ss) = 1,35g dan periode 1 detik (S1) = 0,55g, Kota
Padang termasuk dalam kategori desain seismik “D”. Design Base Shear (V) diperoleh
sebesar 4269034 N. Dari hasil perhitungan diperoleh ketebalan pelat 11 cm dengan memakai
union floordeck W-1000, balok induk memakai profil IWF 400.200.8.13 dan IWF
350.175.8.9, dimensi kolom 600x600 mm dengan profil IWF 400.400.21.21 di dalamnya.
Adapun struktur bawah digunakan sloof 30x40 cm, pondasi memakai 4 pondasi tiang Φ40 cm
(per titik) dengan kedalaman 15 m dan pilecap 2,2 x 2,2 x 0,7 m.

Kata kunci : Struktur komposit, baja-beton, floordeck


DESIGN OF STEEL-CONCRETE COMPOSITE BUILDING
STRUCTURE WITH EARTHQUAKE SAFETY

Umar Iswanto, Yurisman, Khadavi


Department of Civil Engineering, Faculity of Civil Engineering and Planing,
University Of Bung Hatta Padang
Email: umariswa@gmail.com, yurisman_pdg@yahoo.com, qhad_17@yahoo.com

Abstrack

The use of steel as a structural material in Indonesia is still not as widespread as in other
countries particularly in the city of Padang. When using ordinary steel structures, steel section
required will be larger. When using composite structures, it will obtain a weight saving of
steel. In this paper, planned composite structure of a 4-storey office building located on Jl. Air
Pacah Padang. Composite structures include upper structures (floor slabs, beams and
columns). Earthquake loads are calculated with equivalent static method whereby 3D
structure reviewed and in accordance with the newest eartquake regulation, thats is RSNI 03-
1726-201x. From spectral respon map, obtained that the short period spectral respon (S1) =
1,35g and 1s periode spectral respon (S1) = 0,55g. Padang City classified seismic design
category “D”. Design Base Shear (V) obtained 4269034 N. From the calculations, the plate
thickness is 11 cm by using union floordeck W-1000, primary beam using IWF 400.200.8.13
and IWF 350.175.8.9 profile, dimensions of column is 600x600 mm with IWF profile
400.400.21.21 inside. The bottom structure is used sloof 30x40 cm, 4 pile foundation Φ40 cm
(per point) with 15 m depth and used pilecap 2.2 x 2.2 x 0,7 m.

Keywords : composite structure, steel-concrete, floordeck


PENDAHULUAN kantor 4 lantai yang terletak di Jl. Air
Pacah, Kota Padang dengan struktur
Penggunaan baja sebagai material
baja komposit yang ditujukan dapat
struktur bangunan di Indonesia masih
menahan beban gempa yang terjadi,
belum meluas seperti di negara-negara
sesuai dengan peraturan – peraturan
lain, khususnya di kota Padang.
dalam RSNI 03-1729-201x.
Perencanaan struktur baja umumnya
Adapun maksud dari penulisan
masih menggunakan struktur baja
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
konvensional.
Bila menggunakan struktur baja 1. Merencanakan struktur gedung

biasa, penampang baja yang diperlukan dengan memanfaatkan keuntungan

akan lebih besar dan kurang efisien. dari struktur baja dan beton yang

Penggunan baja sebagai struktur dikombinasikan sehingga beraksi

bangunan akan lebih baik lagi bila sebagai struktur baja-beton

dikombinasikan dengan beton. komposit.

Perpaduan antara baja profil 2. Merencanakan struktur baja-beton

dengan beton yang digabung bersama komposit yang memenuhi

untuk memikul beban tekan dan lentur persyaratan tahan gempa

disebut struktur komposit. berdasarkan RSNI 03-1729-201x

Keistimewaan yang nyata dari sitem dimana pada saat terjadi gempa

komposit (Charles G.Salmon, 1991) kekuatan gedung yang

adalah : direncanakan dapat melindungi

1) Penghematan berat baja jiwa penghuni dan memastikan

2) Penampang balok baja yang kerusakan yang terjadi berada pada

digunakan lebih kecil batas yang masih dapat diperbaiki

3) Kekakuan lantai meningkat kembali.

4) Kapasitas menahan beban lebih 3. Bisa merencanakan sambungan

besar pada struktur baja komposit yang

5) Panjang bentang untuk batang memenuhi persyaratan.

tertentu dapat lebih besar


Tujuan dari penyusunan Tugas

Dalam tugas akhir ini akan dibuat Akhir ini adalah :

contoh perencanaan sebuah gedung 1. Mendapatkan dimensi pelat


komposit, balok komposit dan ditinjau pada dua arah);
kolom komposit yang mampu 4. Baja yang digunakan untuk
menahan gempa dan memenuhi struktur komposit adalah profil
persyaratan keamanan struktur. IWF.
2. Memperoleh perencanaan
sambungan balok anak dengan METODOLOGI PENULISAN
balok induk, dan sambungan balok Metodologi penulisan dalam tugas
induk dengan kolom yang sesuai akhir ini, yaitu dilakukan dengan
dengan SNI 03-1729-2002. metode studi pustaka atau studi literatur

BATASAN MASALAH dengan mengumpulkan informasi, data


– data, dan keterangan dari buku-buku,
Secara garis besar batasan
standar, peraturan atau pedoman
masalah dalam Tugas Akhir ini adalah :
perencanaan yang relevan, ditambah
1. Tidak meninjau analisa biaya,
dengan masukan dari dosen
manajemen konstuksi, maupun segi
pembimbing.
arsitektural;
2. Perhitungan tidak meninjau HASIL
struktur sekunder, seperti tangga;
A. Pelat Komposit
3. Analisa Struktur
Pelat komposit adalah struktur
a) Beban gempa dihitung
pelat beton yang memakai dek baja
dengan menggunakan analisa
(floordeck atau bonedeck), dimana dek
beban gempa statik ekuivalen
baja berfungsi sebagai bekisting tetap
(RSNI 03-1726-200x);
sekaligus sebagai tulangan yang
b) Perhitungan mekanika
menahan momen positif. Pelat komposit
struktur (kecuali struktur
ini biasanya digunakan pada proyek-
pelat lantai dan balok anak)
proyek yang besar dan membutuhkan
untuk mendapatkan
waktu penyelesaian yang cepat.
gaya-gaya dalam (bidang M,
Dalam tugas akhir ini, pelat
D dan N) menggunakan
komposit direncanakan menggunakan
bantuan program SAP2000;
Union floordeck W-1000 dari PT.
c) Permodelan struktur
Union Metal, Bekasi dengan tebal 0,7
dilakukan secara 3
mm.
Dimensi (analisa gempa
Ic + Iu
Id =
2

N.A ycc or yuc


C.G.S yuc or ycs
ysb

Gambar 2. Penampang Pelat Komposit

Dimana,

Gambar 1. Denah Pelat


ycc = d ( 2ρn + (ρn) 2
− ρn )
ycs = d – ycc
Berdasarkan SNI 03-1729-2002, b
0,5b(hc) 2 + n. Asd + Wr.dd (h − 0,5dd )
tebal minimal beton di atas gelombang yuc = Cs
b
floordeck adalah 50 mm. Dalam tugas b.hc + n. As + Wr.dd .
Cs
akhir ini, dicoba dengan ketebalan 60 yus = d – yuc
mm, sehingga total tebal pelat komposit n = rasio modulus (Es/Ec)
menjadi 110 mm. Is = Momen inersia dek baja
Momen Inersia pelat komposit ρ = rasio tulangan = As/bd2
perlu dihitung untuk mengetahui
kekuatan pelat komposit dalam Untuk mengetahui ketahan pelat
menahan lendutan. Momen inersia pelat komposit dalam menahan momen yang
komposit yang dihitung adalah momen terjadi, terlebih dahulu pelat komposit
inersia cracked section (Ic) dan momen digolongkan pada pelat under reinforce
inersia uncracked section (Iuc). Rata – atau pelat over reinforce yang
rata dari keduanya merupakan momen tergantung pada rasio besarnya tekanan
inersia desain (Id) yang digunakan (c/d) dari pelat. Perbandingan tersebut
dalam kontrol lendutan. adalah:
I c = {( b / 3 × ycc + n × As × ycs )} + n × I s 711(h − dd )
3 2

(c/d)b =
b(hc) 3 (711 + fy )d
I UC = + b.hc.( yuc − 0,5hc) 2 +
12
ϕs. As. fy
c =
 dd
+ Wr.dd .
2
2 b
+ (h − yuc − 0,5dd )  +
α1.ϕc. fc'.d .b.β 1
 12  Cs
n.Is + n. As.( yus) 2
• Pelat under reinforce, c < (c/d)b Dari hasil perhitungan diperoleh
Mru = φs.As.fy (d – a/2) wiremesh yang dipakai :
• Pelat under reinforce, c > (c/d)b - arah x : Φ10 – 100
Mro = α1.Φc.fc.b.β1.c. (d-β1.c/2) - arah y : Φ6 –100
Hasil perhitungan menunjukkan Berikut ini adalah gambar hasil
bahwa pelat tergolong over reinforce. perhitungan pelat komposit :
Adapaun hasil kontrol adalah sebagai WIREMESH Ø6-100 WIREMESH Ø10-100

berikut :
• Kontrol terhadap lendutan :
UNION FLOORDECK W-1000 T.0,7 MM
- δ = 10,8 mm
Gambar 3. Pelat komposit dengan
- δizin = 16,67 mm
wiremesh
Syarat :
δ < δizin B. Struktur Aman Gempa
10,8 mm < 16,67 mm.................OK Beban gempa dalam tugas akhir
• Kontrol terhadap momen : ini dihitung dengan metode analisis
- Mu = 11,391 KNm beban statik ekivalen yang berdasarkan
- Mro = 33,730 KNm RSNI 03-1726-201x.
Syarat : Dari analisa beban gempa
Mu < Mro diperoleh parameter – parameter
11,391 < 33,730 ...........................OK sebagai berikut :
• Kategori resiko bangunan : II
Tulangan pada pelat direncanakan
• Faktor keutamaan (Ie) : 1,0
menggunakan wiremesh. Untuk
• Klasifikasi situs :D
menghitungnya, pertama luas tulangan
• Respon Spektra percepatan
dengan perhitungan tulangan pelat
- Periode pendek (Ss) : 1,35g
konvensional. Setelah didapat luas
- Periode 1 dt (S1) : 0,55g
tulangan yang diperlukan (As
• Koefisien Situs
konvensional), selanjutnya
- Periode pendek (Fa) : 1,0
dikonversikan ke luas tulangan
- Periode 1 dt (Fv) : 1,0
wiremesh dengan formula berikut :
• Parameter Respon Percepatan
- Periode pendek (SMS) : 1,35g
- Periode 1 dt (SM1) : 0,55g
• Parameter percepatan balok baja sebagai penyangganya
Spektral Desain dihubungkan secara menyeluruh dan
- Periode pendek (SDs) : 0,9g mengalami defleksi sebagai satu
- Periode 1 dt (S1) : 0,37g kesatuan. (Salmon & Johnson, 1991)
• Kategori Desain Seismik :D Dalam perencanaan balok
• Koefisien R, Cd, dan Ω0 komposit, ada beberapa tahapan yang
- R :8 perlu diperhatikan :
- Cd :3 1) Preliminary Design
- Ω0 : 5,5 2) Kontrol Stabilitas Penampang

• Periode Struktur 3) Kontrol Kekuatan Balok

Fundamental (T) : 0,55dt • Sebelum Komposit

• Koefisien Respon • Setelah Komposit


Gempa (Cs) : 0,081
• Design Base Shear (V): 4269034 N Preliminary design dilakukan

• Distribusi Gaya Lateral (Fx) dan dengan memilih profil baja yang

gaya horizontal (Vstory) : direncanakan. Dalam hal ini, profil baja


yang dipilih adalah:
Tabel 1. Distribusi gaya horizontal • Balok anak : IWF 250.175.7.11
Lantai Fx (N) Vstory (N) • Balok induk arah x
4 1.657.246,95 1.657.246,95 IWF 400.200.8.13
3 1.305.893,53 2.963.140,47 • Balok induk arah y
2 870.595,68 3.833.736,16
IWF 350.175.8.9
1 435.297,84 4.269.034,00
Kontrol stabilitas penampang
dilakukan pada sayap dan web dari
C. Balok Komposit
profil baja, dengan rumusan sebagai
Sebuah balok komposit adalah
berikut :
sebuah balok yang kekuatannya
a. Pada sayap
bergantung pada interaksi mekanis
170 bf
diantara dua atau lebih bahan. λp = λf =
fy 2t f
Aksi komposit terjadi apabila
dimana,
dua batang struktural pemikul pemikul
bf : lebar flens
beban seperti pada pelat beton dan
tf : tebal flens
Bila λf < λp , maka dikategorikan geser dan lendutan yang terjadi.
penampang kompak, bila λf > λp, • Kuat lentur
dikategorikan ponampang tak kompak. Mp = Zx . fy
Berikut ini adalah hasil perhitungan dari Mu
Syarat : ≤ Mp
balok yang direncanakan : ϕ
Tabel 4. Hasil kontrol kuat lentur balok
Elemen Mu/φ (Nmm) Mp (Nmm) Ket
Tabel 2. Hasil kontrol stabilitas pada sayap
Balok
Elemen λp λf Ket 211.758,4 12.480.000 OK
Anak
Penampang
Balok Anak 7,96 10,97 Balok
Kompak
Induk 224.597.483 285.600.000 OK
Balok Induk Penampang Arah x
7,96 10,97
Arah x Kompak
Balok
Balok induk Penampang induk 73.876.282,22 153.840.000 OK
7,96 9,72
arah y Kompak arah y

b. Pada Web • Kuat geser


1680 bw
λp = λw = Vn = 0,6 . fy . Aw
fy 2t w
Syarat : Vu ≤ φ Vn
dimana,
bw : lebar web Tabel 5. Hasil kontrol kuat geser balok
tw : tebal web Elemen Vu (N) φVn (N) Ket
Balok Anak 28,00 71,00 OK
Balok Induk
Tabel 3. Hasil kontrol stabilitas pada web 42,75 71,00 OK
Arah x
Elemen λp λf Ket
Balok induk
Penampang 38,00 71,00 OK
Balok Anak 108,44 28,00 arah y
Kompak
Balok Induk Penampang
Arah x
108,44 42,75
Kompak
• Lendutan
Balok induk Penampang Syarat : δ ≤ δizin
108,44 38,00
arah y Kompak

Hasil kontrol balok sebelum


Untuk mengontrol kekuatan balok komposit dapat dilihat pada tabel
sebelum komposit, maka balok berikut ini :
dikontrol terhadap kuat lentur, kuat
Tabel 6. Hasil kontrol lendutan balok Tabel 7. Hasil kontrol lendutan balok
sebelum komposit sebelum komposit dengan penyokong
δ δizin sementara
Elemen Ket
(mm) (mm) δ δizin
Elemen Ket
Balok Anak 44 16,7 OK (mm) (mm)
Balok Induk Balok Anak 2,8 8,35 OK
28,56 16,7 OK
Arah x Balok Induk
1,78 8,35 OK
Balok induk NOT Arah x
48,00 19,44
arah y OK Balok induk
3,00 9,72 OK
arah y

Dari ketiga hasil di atas, ternyata


balok tidak dapat menahan lendutan Untuk mengontrol kekuatan balok

yang terjadi, maka balok diberi setelah komposit, maka terlebih dahulu

penyokong sementara di tengah – ditentukan lebar efektif dari pelat beton.

tengah bentang. Lebar efektif pelat beton diamibil dari


nilai yang terkecil dari :
Balok Induk a) beff ≤ L/4
b) beff ≤ bo
Penyokong
Kolom
IWF
Sementara Kolom
IWF c) beff ≤ bf + 16tc
400.400.21.21 400.400.21.21
Momen nominal (Mn) balok
komposit dihitung berdasarkan
distribusi tegang plastis.

Gambar 4. Balok induk dengan diberi


penyokong sementara

Penyokong sementara dipasang


sampai beton mengeras, dan setelah
Gambar 5. Distribusi tegangan plastis
beton mengeras maka penyokong
balok komposit
sementara boleh dilepaskan. Berikut ini
H a
Mn = As ⋅ fy  + tc − 
adalah hasil kontrol lendutan balok 2 2
setelah diberi penyokong sementara : dimana,
tc = Tebal pelat (mm)
a = tinggi blok tekan (mm) bEff
btr =
T n
=
0,85 ⋅ f ' c ⋅ bEff Atr = btr . tc
T = As . fy Atr ⋅ t c  H
+ As t c + 
yna =
2  2
Tabel 8. Hasil kontrol balok terhadap Atr + As

momen
Elemen Mu/φ (Nmm) Mp (Nmm) Ket Selanjutnya, momen inersia
Balok penampang transformasi dihitung
113.894.072,50 477.629.860,61 OK
Anak
dengan rumusan sebagai berikut :
Balok
b ⋅ tc 3
2
 tc 
Induk 113.894.072,50 477.629.860,61 OK I tr = tr + Atr  yna −  + Is +
Arah x 12  2
2
Balok  H  
As  + tc  − yna 
induk 131.913.381 288.012.890,72 OK  2  
arah y

Berikut ini adalah tabel hasil


Momen inersia yang digunakan
kontrol balok setelah terhadap lendutan:
dalam mengontrol kekuatan terhadap
lendutan adalah momen inersia Tabel 9. Hasil kontrol lendutan balok
penampang transformasi. Untuk setelah komposit
menentukannya, maka harus dihitung : δ
Elemen δizin (mm) Ket
• Lebar transformasi (btr) (mm)
Balok Anak 14,8 16,7 OK
• Luas transformasi (Atr)
Balok Induk
• Letak garis netral penampang 10,6 16,7 OK
Arah x
tranformasi (yna) Balok induk
14,79 19,44 OK
arah y

Gaya geser yang terjadi antara


pelat beton dan profil baja harus
dipikul oleh sejumlah penghubung
geser (stud connector) , sehingga tidak
Gambar 6. Penampang transformasi balok terjadi slip pada saat masa layan.
komposit
Perhitungan penghubung Dalam perencanaan kolom
geser jenis paku untuk aksi komposit, ada beberapa hal yang perlu
komposit punuh dengan rumusan diperhatikan :
sebagai berikut : 1) Kontrol luas penampang kolom
Untuk aksi komposit penuh : Perbandingan antara luas profil
Vh = 0,85 x f’c x a x bEff baja dengan luas beton harus lebih/
Qn = 0,5 × Asc × f 'c Ec sama dengan 4%.
As
Dimana, ≥ 4%
Ac
Asc = Luas stud
2) Kontrol Tulangan Longitudinal
Ec = 0,041× w × 1, 5
f 'c
Syarat :
Syarat : At ≥ Atmin,
Qn ≤ Asc . fu Dimana :
Jumlah stud yang diperlukan : At = Luas tulangan longitudinal
Vh Atmin = 0,18 St
N =
Qn
St = Jarak tulangan
Dari perhitungan yang dilakukan, 3) Kontrol Tulangan Lateral
didapatkan hasil sebagai berikut : Syarat :
Tabel 10. Jumlah stud pada balok komposit At ≥ Atmin,
Elemen Stud
Dimana :
Balok Anak 15Φ20
Al = Luas tulagan lateral
Balok Induk
15Φ20 Almin = 0,18 Sl
Arah x
Balok induk Sl = Jarak tulangan lateral
15Φ20
arah y 4) Kontrol kuat tekan nominal kolom
 f my 
Nn = As  
D. Kolom Komposit  ω 
Kolom komposit didefinisikan Dimana,
sebagai “kolom baja yang dibuat dari fmy =Tegangan leleh modifikasi
potongan baja giling (rolled) built-up
ω = faktor tekuk kolom
dan di cor di dalam beton struktural
atau terbuat dari tabung atau pipa
baja dan diisi dengan beton struktural
(Salmon & Jonson, 1996).
5) Kontrol SPRMK 1.) Kuat geser baut :

∑M pc
≥1
Vd = φ f × r1 × f u × Abaut × m
∑M pb 2.) Kuat tumpu baut :
Dimana. Rd = 2,4φ f × d b × t p × f u
Mpc = Jumlah momen kolom di
3.) ϕRn ( b
= 0,75 0,75 f u Ab )
bawah sambungan pada
pertemuan as kolom dan as
Hasil perencanaan sambungan
balok.
adalah sebagai berikut :
Mpc = Jumlah momen balok di
• Sambungan balok anak dengan
bawah sambungan pada
balok induk
pertemuan as kolom dan as
Baut M-19
balok
L 60.60.6

IWF 250.175.7.11

Dari hasil perencanaan diperoleh


dimensi kolom komposit 600 x 600 IWF 400.200.8.13

mm, dengan memakai profil baja IWF.


400.400.21.21. Penampang kolom Gambar 8. Sambungan balok anak

seperti gambar berikut : dengan balok induk


• Sambungan balok induk arah x
dengan kolom
IWF 400.400.21.21
A325-Ø3/4"
Ø8-250
L 130.80.14
4Ø12
IWF 400.400.21.21

A325-Ø3/4"

Gambar 7. Penampang Kolom IWF 400.200.8.13


Komposit
L 130.80.14
A325-Ø3/4"
E. Desain Sambungan
Sambungan antara balok anak Gambar 9. Tampak depan sambungan
dengan balok induk direncanakan balok arah x dengan kolom

dengan sambungan biasa yang tidak


memikul momen, dimana alat sambung
yang digunakan adalah baut.
A325-Ø3/4"
IWF 400.400.21.21 L 100.100.14 A325-Ø1/2"
A235-Ø3/4"
A325-Ø1/2"
IWF 400.200.8.13

L 130.80.14

Gambar 10. Tampak atas sambungan


balok arah x dengan kolom
• Sambungan balok induk arah y Gambar 13. Tampak Depan Sambungan
dengan kolom Kolom-kolom

A325-Ø3/4"
A325-Ø1/2"
L 130.80.14
Pelat t. 15mm
A325-Ø1/2"
A325-Ø3/4"
L 100.100.14

IWF 350.175.8.9
IWF 400.400.21.21

Gambar 14. Tampak Atas Sambungan


L 130.80.14 Kolom-kolom
A325-Ø3/4"

F. Desain Sloof
Gambar 11. Tampak depan sambungan
Sloof direncanakan dengan data –
balok arah y dengan kolom
data sebagai berikut :
IWF 400.400.21.21
A325-Ø3/4" - Mutu beton ( fc’ ) = 30 Mpa
A325-Ø3/4" - Mutu baja ( fy ) = 400 Mpa
IWF 350.175.8.9 - Tebal Selimut beton = 40 mm
Dari hasil perhitungan dengan
L 130.80.14
perencanaan beton bertulang
Gambar 12. Tampak atas sambungan
konvensional diperoleh hasil sebagai
balok arah x dengan kolom
berikut :
Luas Tiang (Atiang) = 1256d00 mm2
4Ø16 Ø10-150 4Ø16 Ø10-200
Mutu beton (f’c) = 30 MPa
Berat jenis beton (σ) = 2400 Kg/cm3
4Ø16 4Ø16
Perhitungan pondasi tiang
pancang dihitung dengan langkah
Tumpuan Lapangan
sebagai berikut :
Gambar 15. Gambar Sloof Arah x
1.) Menentukan Kekuatan bahan tiang

5Ø16 Ø10-150 5Ø16 Ø10-200 ( σ tiang ) = 0,85 f’c

2.) Menentukan daya dukung 1 tiang


5Ø16 5Ø16 Atiang × NK JHP × O
Qa = +
3 5
Tumpuan Lapangan 3.) Menentukan jumlah tiang yang
diperlukan
Gambar 16. Gambar Sloof Arah y

n=
∑V
Qa
G. Desain Pondasi Tiang Pancang
4.) Menentukan susunan tiang serta
Bangunan direncanakan berada di
asumsi pilecap yang digunakan.
Jl. By Pass Air Pacah Kota Padang.
Jarak tiang (S) ≥ 2,5 D
Untuk mengetahui kedalaman tanah
Tiang direncanakan dengan
keras guna perencanaan pondasi,
susunan sebagai berikut :
digunakan data pengujian sondir yang
Y
telah dilakukan oleh PT. Riska
Engineering Konsultan di lokasi
tersebut.
X X
Tiang pancang direncanakan pada
kedalaman 15 m. Pondasi tiang pancang
yang direncanakan dicoba dengan
pondasi tiang pancang dengan Y

penampang bulat, dengan data-data Gambar 17. Susunan tiang pancang

sebagai berikut : 5.) Menghitung efisiensi tiang


Diameter tiang (D) = 40 cm kelompok.
Keliling Tiang (O) = 1256 mm Dalam hal ini, tiang kelompok
dengan jmlah 4 tiang = 1
6.) Menghitung beban maksimum yang • aksi geser dua arah
diterima satu tiang syarat :

Pmaks =
∑V + M u × X maks Vu ≤ Vn
n ny × ∑ X 2
Dimana, Vn diambil dari yang
terkecil dari :
Setelah dilakukan kontrol daya  2
(i) Vc = 1 + .2. fc'.bo.d
dukung tiang terhadap beban  β
maksimum yang diterima oleh tiang,
 αs.d  1 
ternyata tiang yang direncanakan (ii) Vc=  + 2  fc'.bo.d 
 bo  12 
memenuhi syarat.
(iii) Vc= 4 fc'.bo.d
H. Pilecap
Setelah dilakukan kontrol
Pilecap direncanakan dengan data
terhadap aksi geser satu arah dan dua
– data sebagai berikut :
arah, ternyata pilecap yang
Dimensi : 2200 mm x 2200 m x
direncanakan memenuhi syarat. Berikut
700 mm
ini adalah gambar hasil perencanaan :
f’c : 30 MPa
fy : 400 MPa
Ø22-100
Pilecap dikontrol terhadap geser
yang terjadi, baik aksi geser satu arah
maupun aksi geser dua arah (geser
Ø22-100

600x600
pons)
• aksi geser satu arah
syarat :
Vu ≤ Vn

Dimana,
Gambar 18. Denah Pondasi dan Pilecap
Vn = ø . Vc

Vc = 1 / 6. fc'.bo.d

bo = keliling penampang kritis

d = tinggi efektif tulangan


c. Balok Induk
Kolom 600 x 600
Sloof 300 x 500 Balok Arah x
- Profil baja :
IWF 400.200.8.13
- Stud connector :
Ø22-100
ϕ20 sebanyak 15 buah
Balok Arah y
Tiang Pancang
Ø 400 - Profil baja :
IWF 350.175.8.9
- Stud connector :
Gambar 19. Detail Pondasi dan Pilecap ϕ20 sebanyak 15 buah
d. Kolom komposit
KESIMPULAN - Dimensi kolom: 600 x 600 mm
Setelah dilakukan perencanaan - Profil baja: IWF 400.400.21.21
struktur gedung baja – beton komposit - Tulangan pokok : 4 ϕ12
yang bertempat di Jl. Air Tawar, Kota - Sengkang : ϕ8 – 250
Padang dapat diambil kesimpulan e. Sambungan
sebagai berikut : - Balok Anak dengan balok
1. Dari hasil analisa struktur dan hasil induk :
perhitungan yang telah dilakukan, Baut M-19 (mutu normal)
didapatkan hasil sebagai berikut : - Balok induk – kolom (arah x):
a. Pelat komposit : Baut A325- ϕ 3/4” (mutu
- Tebal pelat : 110 mm tinggi)
- Jenis floordeck : - Balok induk – kolom (arah y):
Union floordeck W-1000, tebal Baut A325- ϕ 3/4” (mutu
0,7 mm tinggi)
b. Balok Anak - Kolom – kolom:
- Profil baja : Baut A325- ϕ 1/2” (mutu
IWF 250.175.11 tinggi)
- Stud connector :
ϕ20 sebanyak 15 buah
f. Balok Sloof lendutan yang terjadi, dan untuk
Balok Arah x mengatasinya balok diberi
- Dimensi : 300 x 500 mm penyokong sementara sampai aksi
- Tulangan pokok : komposit tercapai. Setelah aksi
Tumpuan : 3ϕ16 komposit tercapai, momen inersia
Lapangan : 3ϕ16 balok tersebut akan menjadi lebih
- Sengkang : besar dan dapat memenuhi
Tumpuan : ϕ10 - 150 persyaratan lendutan.
Lapangan : ϕ10 - 200
Balok Arah y DAFTAR PUSTAKA
- Dimensi : 300 x 500 mm
A. Setiawan. 2 0 0 8 . Perencanaan
- Tulangan pokok :
Struktur Baja dengan Metode
Tumpuan : 4ϕ16
LRFD (sesuai SNI 03- 1729-
Lapangan : 4ϕ16
2002). Penerbit: Erlangga,
- Sengkang :
Semarang
Tumpuan : ϕ10 - 150
Badan Standarisasi Nasional. 2002.
Lapangan : ϕ10 – 200
Standar Perencanaan
g. Pondasi Tiang Pancang
ketahanan Gempa Untuk
- Diameter tiang : ϕ400 mm
Bangunan Gedung (SNI-03-1726-
- Jumlah tiang :
2002). Standar Nasional Indonesia
4 buah per titik kolom
CSSBI. 2008, “CSSBI S3-2008:
- Kedalaman : 15 m
Criteria for the Design of
h. Pilecap
Composite Slab”, Canada. 2008
- Dimensi: 2200 x 2200 mm
Direktorat Penyelidikan Masalah
- Tebal : 700 mm
Bangunan. 1983. Peraturan
- Tulangan arah x : ϕ22 – 100
pembebanan Indonesia Untuk
- Tulangan arah y : ϕ22 – 100
Gedung 1983. Bandung
2. Agar perencanaan balok komposit
HS. Sardjono, Ir. 1991. Pondasi
dapat maksimal, maka mula-mula
Tiang Pancang. Surabaya.
balok dan pelat dianggap bekerja
Imran Iswandi, Hendrik Fajar.
secara individu, sehingga balok
2009. Perencanaan Struktur
dianggap tidak dapat menahan
Gedung Beton Bertulang Tahan
Gempa. Penerbit : ITB, Bandung
Kementerian Pekerjaan Umum.
2010. Peta Hazard Gempa
Indonesia 2010 sebagai Acuan
Dasar Perencanaan dan
Perancangan Infrastruktur Tahan
Gempa. Jakarta.
L. Taulu, Ir, dkk. 2000. Mekanika
Tanah dan Teknik Pondasi.
Jakarta
Putri Prima Yane. 2007. Analisis dan
Desain Struktur Rangka dengan
SAP2000 Versi Student. Penerbit :
UNP Press, Padang
R. Gunawan. 1987. Tabel Profil
Konstruksi Baja. Penerbit :
Kanisius, Yogyakarta
Simms WI, Hughes AF. 2011.
Composite Design Of Steel
Framed Building. United Stated

Anda mungkin juga menyukai