Anda di halaman 1dari 13

I.

Judul Percobaan : DISTILASI


II. Tanggal Percobaan : Kamis, 29 Oktober 2015
III. Selesai Percobaan : Kamis, 29 Oktober 2015
IV. Tujuan Percobaan : 1. Memisahkan dan memurnikan zat cair
2. Menentukan titik didih zat cair
V. Dasar Teori
Distilasi adalah salah satu cara untuk memisahkan zat cair satu dengan zat
cair lain berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses ini ter-jadi perubahan wujud,
dari cair menuju uap hasil pemanasan berdasar-kan titik didihnya. Uap ini adalah zat
yang akan dipisahkan, kemudian uap tersebut didinginkan dan terjadi proses
pengembunan sehingga di-peroleh cairan murni (distilat murni) yang diharapkan.
(Tim Kimia Dasar Jurusan Kimia FMIPA Unesa Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I,
2015)
Distilasi merupakan teknik untuk memisahkan larutan kedalam masing –
masing komponennya. Prinsip distilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik didih
komponen zatnya. Distilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa –senyawa
yang mempunyai titik didih yang berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang
memiliki kemurnian yang tinggi. ( Bresnick, Stephen. 2003)
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan–
perbedaan titik didih atau titik cair dari masing – masing zat penyusun dari campuran
homogen. Dalam proses distilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan
dan dilanjutkan dengan tahap pengembalian kembali uap menjadi cair atau padatan.
Atas dasar ini maka peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat
pendingin. (Fessenden, 1986)
Jenis distilasi yang umum digunakan dalam banyak laboratorium meliputi
distilasi sederhana, distilasi fraksionasi (bertingkat), distilasi kolom tutup
gelembung, dan distilasi vakum. Distilasi sederhana atau distilasi biasa adalah suatu
teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan distilasi
biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa yang terdapat dalam campuran
akan menguap saat mencapai titik didih masing – masing. (Walangare, 2003)
Pemisahan secar distilasi pada prinsipnya adalah metode pemi-sahan yang
didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara komponen – komponen yang
akan dipisahkan. Secara teoritis pula, bila perbedaan titik didih antar komponen

1
makin besar maka pemisahan secara distilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil
yang diperoleh semakin murni. (Ibrahim. 2013)
Distilasi digunakan untuk menarik senyawa organik yang titik di-dihnya
dibawah 250 0C. Pendestilasian senyawa dengan titik didih tinggi dikhawatirkan
akan merusak senyawa yangakan didistilasi, akibatnya terjadi oksidasi dan
dekomposisi. (Ibrahim. 2013)
Pada distilasi senyawa, yang akan diambil adalah komponen yang
diinginkan, didihkan, dan uapnya dilewatkan melalui suatu pendingin, sehingga
mencair kembali. Proses pendidihan erat hubungannya dengan kehadiran udara di
permukaan suatu cairan yang dipanaskan, maka pendidihan akan terjadi pada suhu
dimana tekanan uap dan cairan yang akan didistilasi sama dengan tekanan uap di
permukaan. Takanan udara di permukaan terjadi oleh adanya udara di atmosfer. Bila
pendidihan terjadi pada 760 mmHg maka pendidihan ini disebut pendidihan normal
dan titik didihnya disebut titik didih normal. (Ibrahim. 2013)
Teori dasar distilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang mendidih
memegang peranan yang penting pada proses evaporasi dan distilasi atau juga pada
proses biologi dan proses kimia lain seperti proses petrolum, pengendalian
temperatur suatu reaksi kimia, evaporasi suatu bahan pangan dan sebagainya. Cairan
yang sedang didihkan biasanya ditampung dalam bejana dengan panas yang berasal
dari pipa–pipa pemanasyang horisontal atau vertikal. Pipa dan plat–plat tersebut
denga listrik, dengan cairan panas atau uap panas pada sisi yang lain. (Soebagio.
2003)
Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat
dibedakan secara jelas jika suatu cairan menguap terutama dalam keadaan mendidih.
Sebagai contoh adalah cairan murni didalam suatu tempat yang tertutup. Pada suhu
tertentu molekul–molekul cairan tersebut memiliki energi tertentu dan bergerak
bebas secara tetap dengan kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul dalam cairan
hanya bergerak pada jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh molekul–molekul lain,
sehingga arah geraknya diubah.
Unit operasi ditilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen–komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan
tergantung pada distribusi komponen–komponen tersebut antara fase uap dan fase
cair. Semua komponen tersebut dalam fase cairan dan fase uap. Fase uap terbentuk
dari fase cair yang melalui penguapan titik didihnya. Lalu fase uap ini akan

2
didinginkan kembali sehingga menjadi fase cair kembali. Syarat utama dalam operasi
pemisahan komponen–komponen dengan cara distilasi adalah komposisi uap harus
berbeda dari komponen cairan dengan terjadi keseimbangan larutan–larutan, dengan
komponen–komponennya cukup dapat menguap. (Soebagio. 2003)

VI. Alat dan Bahan :


1. Alat
 Labu Distilasi 250 mL 1 Buah
 Pendingin (Kondensor) 1 Buah
 Termometer 1 Buah
 Labu Erlenmeyer 100 mL 1 Buah
 Gelas Kimia 400 mL 1 Buah
 Batu didih 2 Buah
 Pembakar dan Kassa 1 Buah
 Klem dan Statif 2 Buah
2. Bahan
 NaCl Padat 1 gram
 AgNO3 0,1 M secukupnya
 Aquades 100 mL
 Air Laut 100 mL

VII. Alur Percobaan :

Percobaan 1

NaCl Padat

Ditimbang sebanyak 1 gram


Dimasukkan ke dalam gelas kimia
Ditambah 100 mL aquades
Diaduk
Dihasilkam larutan NaCl 100 mL

Larutan NaCl 100 mL

3
Reaksi : NaCl (s) + H2O (l) NaCl (aq)

Larutan NaCl 100 mL

Dimasukkan pada labu distilasi


Dimasukkan dua butir batu didih yang berfungsi sebagai pemerata titik
didih
Dialirkan air pada alat pendingin (Kondensor)
Dipanaskan labu distilasi sampai mendidih
Diamati kenaikan temperatur hingga konstan
Dihasilkan distilat 10 mL

Distilat 10 mL

Reaksi : NaCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

Distilat

Dimasukkan pada tabung reaksi


Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan distilat murni

Distilat murni Tidak Berwarna

Reaksi : AgNO3(aq) + H2O(l) AgNO3(aq)

Larutan NaCl

Dimasukkan pada tabung reaksi


Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan endapan AgCl

Endapan AgCl berwarna putih

Reaksi : NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)

4
Percobaan 2

Air Laut 100 mL

Dimasukkan pada labu distilasi


Dimasukkan beberapa butir batu didih yang berfungsi sebagai pemerata
titik didih
Dialirkan air pada alat pendingin (Kondensor)
Dipanaskan labu distilasi sampai mendidih
Diamati kenaikan temperatur hingga konstan
Dihasilkan distilat 10 mL

Distilat 10 mL

Reaksi : NaCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)

Distilat

Dimasukkan pada tabung reaksi


Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan distilat murni

Distilat murni Tidak Berwarna

Reaksi : AgNO3(aq) + H2O(l) AgNO3(aq)

Air Laut

Dimasukkan pada tabung reaksi


Ditetesi AgNO3 0,1 M
Dihasilkan endapan AgCl

Endapan AgCl berwarna putih

Reaksi : NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)

5
VIII. Hasil Percobaan :
1. Percobaan 1
Nama T0 T1 T2 Hasil
Larutan (Suhu (Suhu Saat (Suhu Tetesan Percobaan
Awal) Mendidih) Pertama/Suhu
Konstan)
Larutan Distilat murni
310C 90 0C 100 0C
NaCl

a) Pembuatan Larutan NaCl


 Sebelum Reaksi : NaCl padat sebanyak 1 gram
 Sesudah Reaksi : Larutan NaCl 100 mL dengan warna sedikit keruh
b) Proses Distilasi Larutan NaCl
 Sebelum Reaksi : Larutan NaCl 100 mL dengan warna sedikit keruh
 Sesudah Reaksi : Distilat 10 mL
c) Proses Pengujian Distilat dengan larutan AgNO3
 Sebelum Reaksi : Distilat 10 mL
 Sesudah Reaksi : Distilat 10 ml murni dengan warna distilat tidak
berwarna (jernih) tanpa endapan
d) Proses Pengujian Larutan NaCl dengan larutan AgNO3
 Sebelum Reaksi : Larutan NaCl dengan warna sedikit keruh
 Sesudah Reaksi : Terdapat Endapan AgCl berwarna putih

2. Percobaan 2
Nama T0 T1 T2 Hasil
Larutan (Suhu (Suhu Saat (Suhu Tetesan Percobaan
Awal) Mendidih) Pertama/Suhu
Konstan)

Air Laut 310C 80 0C 100 0C Distilat murni

6
a) Proses Distilasi Air Laut
 Sebelum Reaksi : Air Laut 100 mL dengan warna keruh
 Sesudah Reaksi : Distilat 10 mL
b) Proses Pengujian Distilat dengan larutan AgNO3
 Sebelum Reaksi : Distilat 10 mL
 Sesudah Reaksi : Distilat 10 ml murni dengan warna distilat tidak
berwarna (jernih) tanpa endapan
c) Proses Pengujian Larutan NaCl dengan larutan AgNO3
 Sebelum Reaksi : Air laut dengan warna keruh
 Sesudah Reaksi : Terdapat Endapan AgCl berwarna putih

I. Analisis Data
Percobaan pertama adalah proses distilasi Larutan NaCl yang diawali dengan
pembuatan larutan NaCl dari 1 gram NaCl padat yang kemudian ditambah dengan
aquades 100 mL. Sehingga dapat kita nyatakan dalam bentuk reaksi kimia yaitu :
NaCl(s) + H2O(l) NaCl(aq)

Kemudian setelah dihasilkan larutan NaCl sebanyak 100 mL dengan suhu awal
T0 sebesar 310C, pada saat proses distilasi dari 100 mL larutan NaCl dihasilkan
Distilat 10 mL dengan T1 yaitu pada saat larutan mendidih sebesar 90˚C dan T2 yaitu
pada tetesan pertama distilat sebesar 100˚C. Pada saat proses distilasi berlangsung
reaksi yang terjadi adalah : NaCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

Lalu, hasil proses distilasi berupa distilat diuji dengan ditetesi AgNO3 0,1 M
dengan tujuan untuk menguji tingkat kemurnian distilat yang dihasilkan apakah murni
atau masih mengandung garam. Dari percobaan yang telah dilakukan maka yang
dihasilkan adalah distilat murni karena saat pengujian dengan larutan AgNO3 0,1 M
hasilnya adalah tidak terdapat endapan. Maka dapat dinyatakan dalam bentuk reaksi
kimia berupa : AgNO3(aq) + H2O(l) AgNO3(aq)
Dan untuk membandingkan dengan distilat yang dihasilkan maka larutan NaCl juga
diuji dengan larutan AgNO3 dan dihasilkan endapan AgCl berwarna putih. Jika
dinyatakan dalam bentuk reaksi adalah
NaCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)

7
Percobaan kedua yaitu proses distilasi air laut dengan suhu awal T0 sebesar 310C,
pada saat proses distilasi dari 100 mL air laut dihasilkan Distilat 10 mL dengan T1
yaitu pada saat larutan mendidih sebesar 80˚C dan T2 yaitu pada tetesan pertama
distilat sebesar 100˚C.
Kemudian hasil proses distilasi adalah berupa distilat yang diuji dengan ditetesi
AgNO3 0,1 M dengan tujuan untuk menguji tingkat kemurnian distilat yang dihasilkan
apakah murni atau masih mengandung garam. Dari percobaan yang telah dilakukan
maka yang dihasilkan adalah distilat murni karena saat pengujian dengan larutan
AgNO3 0,1 M hasilnya adalah tidak terdapat endapan. Dan untuk membandingkan
dengan distilat yang dihasilkan maka larutan NaCl juga diuji dengan larutan AgNO3
dan dihasilkan endapan AgCl berwarna putih.

IX. Pembahasan

Distilasi merupakan teknik untuk memisahkan larutan kedalam masing –


masing komponennya. Prinsip distilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik didih
komponen zatnya. Distilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa –senyawa
yang mempunyai titik didih yang berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang
memiliki kemurnian yang tinggi. Proses distilasi yang berlangsung pada Larutan NaCl
dan Air laut pada dasarnya adalah sama karena kedua zat cair sama-sama mengandung
garam.
Pada percobaan pertama (NaCl) yang dilakukan adalah pembuatan larutan dari
NaCl padat dan aquades. Kemudian Larutan NaCl dimasukkan ke dalam labu distilasi.
Lalu dimasukkan dua butir batu didih yang berfungsi sebagai pemerata titik didih.
Kemudian yang dilakukan yaitu merangkai alat destilasi , mengalirkan air dari lubang
bagian bawah ke atas. Gerakan air pada kondensor adalah bergerak dari bawah ke atas
dengan bantuan tekanan. Dengan gerakan berlawanan, maka air pada kondensor dapat
lebih efektif mengembunkan uap, karena pada awal air masuk, air pertama bertemu
dengan uap yang relatif hangat, sehingga dapat mendinginkan uap yang masih panas
lalu dipanaskan untuk menguapkan cairan sehingga akan melewati kondensor dan
akan menjadi cairan murni di akhir destilasi.Termometer yang diletakkan di bagian
pertigaan lubang labu distilasi berfungsi untuk mengukur suhu uap larutan yang ada
pada labu distilasi. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap yang masuk
sehingga uap tersebut bisa kembali berubah wujud menjadi cair,yaitu menjadi bentuk
cairan yang murni berupa destilat. Diperoleh T1 yaitu pada saat larutan mendidih

8
sebesar 90˚C dan T2 yaitu pada tetesan pertama distilat sebesar 100˚C. Suhu saat
mendidih atau T1 tidak mencapai 100˚C karena tidak pas berada diatas permukaan air
laut sehingga tekanan tidak mencapai 1 atm sehingga hal ini juga akan mempengaruhi
titik didih oleh karena itu titik didih larutan berada di bawah suhu 100˚C.
Dan pada Air laut diperoleh T1 yaitu pada saat larutan mendidih sebesar 80˚C
dan T2 yaitu pada tetesan pertama distilat sebesar 100˚C.
Dalam percobaan ini titik didih larutan NaCl maupun air laut lebih tinggi
daripada titik didih air. Sehingga ketika dipanaskan dengan alat pemanas akan
menghasilkan uap yang selanjutnya didinginkan dengan alat pendingin atau kondensor
sehingga uap berupah wujud menjadi air sehingga menghasilkan distilat yang
dihasilkan berupa air murni jernih tidak berwarna. Selanjutnya membandingkan
larutan NaCl murni dengan hasil distilasi dengan cara masing-masing ditetesi larutan
AgNO3. Sebelum ditambahkan AgNO3 larutan NaCl dan distilat berupa larutan jernih
tak berwarna, dan setelah ditambahkan AgNO3 larutan NaCl terdapat endapan AgCl
berwarna putih. Sedangkan pada distilat tetap jernih tanpa endapan. Fungsi AgNO3
pada percobaan ini adalah sebagai indikator untuk mengetahui apakah destilat yang
dihasilkan adalah distilat murni atau masih mengandung garam.

X. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Percobaan 1
 Hasil distilasi larutan NaCl adalah distilat murni
 Distilat murni saat diuji dengan larutan AgNO3 tetap jernih tidak berwarna dan
tidak terdapat endapan,
 Larutan NaCl saat diuji dengan larutan AgNO3 akan menghasilkan endapan
AgCl berwarna putih.

Percobaan 2

 Hasil distilasi air laut adalah distilat murni


 Distilat murni saat diuji dengan larutan AgNO3 tetap jernih tidak berwarna dan
tidak terdapat endapan,
 Air laut saat diuji dengan larutan AgNO3 akan menghasilkan endapan AgCl
berwarna putih.

9
XI. Pertanyaan

1. Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran
distilat ?
Jawab :
Karena jika dialirkan searah dengan aliran distilat maka air akan dialirkan melalui
lubang kondensor bagian atas. Sedangkan lubang kondensor bagian atas terletak di
dekat labu distilasi yang dipanaskan (api), hal itu akan menyebabkan air yang mengalir
menjadi panas sedangkan air dalam hal ini berfungsi sebagai pendingin. Selain itu jika
air dialirkan dari lubang kondensor bagian atas maka air tidak dapat benar-benar
memenuhi bagian kondensor.

XII. Daftar Pustaka

Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Kimia Organik. Hipokrates: Jakarta


Fessenden.1986. Kimia Organik Jilid I Edisi 3. Erlangga: Jakarta
Ibrahim, Marham. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Graha Ilmu:
Yogyakarta
Soebagio. 2003. Kimia Analitik IIi. IMSTEP: Jakarta
Tim Kimia Dasar Jurusan Kimia FMIPA Unesa. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia
Dasar I. Unesa press: Surabaya
Walangare, K.B.A., et all. 2013. Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Sederhana
Menggunakan Pemanas Elektrik. E-journal Teknik Elektro dan computer.
Vol 1 Hal 1.

Surabaya, 04 November 2015

Mengetahui

Dosen/ Asisten Pembimbing Praktikan,

(……………………………………………) (………………………………………..)

10
11
LAMPIRAN

Gambar 1 Gambar 2
Pemasangan kondensor Rangkaian Alat proses distilasi

Gambar 3 Gambar 4
Kondensor aliran air terus mengalir Kompor dinyalakan

12
Gambar 5 Gambar 6
Saat Larutan NaCl mendidih Tetesan pertam Distilat yang dihasilkan

Gambar 7 Gambar 8
Distilat yang dihasilkan Membandingkan Larutan NaCl dan
Distilat setelah diuji AgNO3

Gambar 9
Membandingkan Air laut dan Distilat setelah di uji AgNO3

13

Anda mungkin juga menyukai