Anda di halaman 1dari 7

CV.

Dian Konsultan

BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI

2.1 Letak, Luas dan Pencapaian Daerah Studi

Wilayah Kabupaten Polman

Kabupaten Polman adalah salah satu dari 5 (lima) kabupaten dalam Propinsi
Sulawesi Barat yang terletak 196 km dari kota Mamuju. Ibukota Provinsi Sulawesi
Barat dengan luas 2.022,30 Km2.
Kabupaten Polman terbagi dalam 16 Kecamatan definitif dengan 144 desa dan 23
kelurahan. Ibukota kabupaten Polman terletak pada kecamatan Polewali. Masing-
masing wilayah kecamatan mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang berbeda meskipun perbedaan tersebut relatif kecil, sehingga
pemanfaatan sumber-sumber yang ada relatif sama untuk menunjang
pertumbuhan pembangunan di wilayahnya.

Sumber : Kabupaten Polman Dalam Angka 2010


Batas-batas Kabupaten Polman secara administrasi adalah :
 Sebelah utara : Kabupaten Majene
 Sebelah timur : Kabupaten Mamasa
 Sebelah selatan : Teluk Mandar
 Sebelah Barat : Selat Makassar

Aksesbilitas menuju kabupaten Polman dapat dicapai melalui jalur darat dari
Makassar dengan menggunakan kendaraan roda empat. Ibukota Kabupaten
Polman dengan jarak tempuh ± 140 km sebelah barat daya Makassar selama ± 7-
8 jam melalui poros jalan Makassar – Pare-pare – Pinrang. Kondisi jalan dari
Makassar ke Polman merupakan jalan Trans Sulawesi bagian barat dengan
kondisi baik.

2.2 Kondisi Fisik


2.2.1. Ketinggian Topografi
Data dasar yang digunakan dalam melihat dan menentukan kondisi topografi
pada pekerjaan ini didasarkan dari Peta Rupa Bumi Indonesia dengan skala
Pekerjaan “Perencanaan Teknis DI. Tandung
Tahun 2013” Gambaran Umum Daerah Studi II - 1
CV. Dian Konsultan
1:50.000, untuk lembar di kabupaten Polman yang diterbitkan oleh Badan
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal) Tahun 1991.

Kabupaten Polman terdiri atas dataran tinggi dengan klasifikasi kemiringan tanah
secara keseluruhan relatif miring dengan presentase wilayah yang mengalami
erosi sebesar 3,41% dari luas wilayah kabupaten, berada pada ketinggian yang
bervariasi antara 0 – 1.600 meter di atas permukaan laut. Daerah ini mempunyai
topografi yang sebagian besar merupakan lahan perbukitan dengan vegetasi
yang mulai rusak akibat adanya pembukaan hutan menjadi sawah ladang (30%
dari luas total 94,784 ha)

2.2.2. Hidrologi
Di Indonesia hanya dikenal dua iklim musim, yaitu musim kemarau dan
penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin bertiup dari
Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim
kemarau, sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret yang banyak
mengandung uap air berhembus dari Asia ke Samudera Pasifik sehungga terjadi
musim hujan.

Curah hujan di kabupaten Polman tertinggi pada bulan Januari sebesar 597,8
mm3 dengan hari hujan 19. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan
September sebesar 6,2 mm3 dengan hari hujan 5.

Iklim kabupaten Polman sangat dipengaruhi oleh kondisi alam pegunungan di


wilayah timur bagian utara termasuk kecematan Malunda pada Ellevasi 1412 m di
atas permukaan laut yang menghasilkan iklim, sedang pada wilayah selatan dan
barat sangat dipengaruhi oleh pola curah hujan pantai barat dan menghasilkan
yang relatif kering. Kabupaten Mejene pada tahun 2009 mempunyai kelembaban
udara berkisar antara 71% sampai 82% atau rata-rata kelembaban udara berkisar
78,33%.

Karena tidak ada stasiun pencatatan klimatologi di kabupaten Polman, maka


dipakai stasiun terdekat dengan lokasi studi yaitu stasiun klimatologi Mamuju di
kabupaten Mamuju. Brdasarkan data sementara yang diperoleh bahwa suhu
udara berkisar antara 22-34,8º C dengan kelembaban relatif (Rh) antara 69,5-
85%. Selengkapnya mengenai suhu dan kelembaban udara kabupaten Polman

Pekerjaan “Perencanaan Teknis DI. Tandung


Tahun 2013” Gambaran Umum Daerah Studi II - 2
CV. Dian Konsultan
dirinci menurut bulan (berdasarkan Kabupaten Polman Dalam Angka 2010)
seperti pada tabel 2.2 dan table 2.3

Tabel 2.2 : Kelembaban Udara di Kabupaten Polman tahun 2009


Kelembaban Udara Rata-Rata
No Bulan
Maksimum (%) Minimun (%) Rh (%)
1 Januari 97 73 85
2 Februari 87 52 69,5
3 Maret 93 75 84
4 April 94 76 85
5 Mei 88 77 82,5
6 Juni 85 74 79,5
7 Juli 88 71 79,5
8 Agustus 82 65 73,5
9 September 81 70 75,5
10 Oktober 85 70 77,5
11 Nopember 90 70 80
12 Desember 86 69 77,5
Sumber : Kabupaten Polman Dlam Angka 2010

Tabel 2.3 : Suhu Udara di Kabupaten Polman tahun 2009


Suhu Udara Rata-Rata
No Bulan
Maksimum (ºC) Minimun (ºC) (ºC)
1 Januari 32,4 23,0 27,7
2 Februari 33,7 22,0 27,85
3 Maret 32,2 23,0 27,6
4 April 32,4 22,8 27,6
5 Mei 32,4 23,2 27,8
6 Juni 32,2 23,4 27,8
7 Juli 32,2 22,4 27,3
8 Agustus 32,8 22,8 27,8
9 September 34,4 23,0 28,7
10 Oktober 34,8 23,6 29,2
11 Nopember 33,8 22,0 27,9
12 Desember 34,8 23,0 28,9
Sumber : Kabupaten Polman Dlam Angka 2010

2.2.3. Jenis Tanah dan Kemampuan Tanah


Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Propinsi Sulawesi Selatan dengan skala
1:500.000 dan Peta Jenis Tanah kabupaten Polman skala 1:100.000, bahwa jenis
tanah yang tersebar di wilayah kabupaten Mejene terdiri dari lembung lanau pasir,
kerikil, batu gamping terumbu terbentuk di laut dangkal, umurnya diduga mison
awal-mison tengah, napal tupan, serpih napalan mengandung nodul, batu pasir

Pekerjaan “Perencanaan Teknis DI. Tandung


Tahun 2013” Gambaran Umum Daerah Studi II - 3
CV. Dian Konsultan
tupan dan lensa-lensa konglomerat, mengandung fosil foraminifera yang
menunjukkan umur plistosen, batu lanau, batu lempung, batu gamping pasiran,
dan konglomerat. Penyebaran jenis tanah ini tidak merata pada setiap
kecamatan. Sedangkan di lokasi pekerjaan terdiri dari lempung lanau pasir,
kerikil, batu gamping terumbu terbentuk di laut dangkal, umunya diduga mison
awal-mison tengah.

Tanah-tanah yang berada di wilayah studi tersebut mempunyai kemampuan


tanah yang bermacam-macam bergantung dari sifat lereng, kedalaman tanah
efektif, faktor tanah, erosi dan drainase.

2.2.4. Vegetasi dan Tata Guna Lahan


Data dasar yang dipakai dalam melihat dan menentukan kondisi vegetasi an tata
guna lahan di daerah studi didasarkan pada peta rupa bumi Indonesia yang
diterbitkan oleh Bakorsurtanal tahun 1991 dengan skala 1:50.000, untuk
kabupaten Polman dan peta tata guna lahan dari peta tata guna lahan kabupaten
Polman skala 1:100.000. penggunaan lahan wilayah studi beragam antara lain
pemukiman, sawah, kebun campuran, padang rumput, tegal/ladang, semak
belukar, hutan dan penggunaan lain.

2.2.5. Kondisi Geologi Regional


Data dasar yang dipakaidalam melihat dan menentukan kondisi geologi regional
pada pekerjaan ini didasarkan pada peta geologi regional karangan Djuri dan
Sudjatmko dkk yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Indonesia, tahun 1998 skala 1:250.000 untuk lembar Polman dan Bagian
Barat.

Pembahasan kondisi geologi ini menyangkut mengenai kondisi geologi


(geomorfologi, stratifigrafi dan struktur geologi), geologi teknik, potensi air tanah
dan bahan galian untuk timbunan.

Kondisi geomorfologi di kabupaten Polman berdasarkan bentang alam yang ada


terbagi dalam beberapa satuan morfologi, yaitu morfologi dataran bergelombang,
perbukitan, perbukitan kras dan morfoogi pegunungan. Berdasarkan tatanan
kondisi batuan penyusun atau stratifigrafi daerah Polman terdiri Formasi Makale,

Pekerjaan “Perencanaan Teknis DI. Tandung


Tahun 2013” Gambaran Umum Daerah Studi II - 4
CV. Dian Konsultan
Mapi dan Formasi Date, batu gamping terumbu, konglomerat dan endapan
alluvial sungai.

2.3 Kependudukan / Demografi


Berdasarkan data yang diperoleh (Kabupaten Polman Dalam Angka 2008),
bahwa penduduk yang bertempat tinggal di kabupaten Polman sebesar 371.420
jiwa yang terdiri dari 180.763 laki-laki (48,668%) dan 190.657 perempuan
(51,331%). Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat rasio sex di kabupaten
Polman adalah 94,81% dimana setiap 100 penduduk perempuan di kabupaten
Polman terdapat 94 penduduk laki-laki. Dengan perkataan lain, komposisi
penduduk kabupaten Polman berdasarkan jenis kelamin, lebih besar penduduk
perempuan dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.

Keadaan penduduk tersebut tersebar tidak merata di setiap kecamatan yang ada
di kabupaten Polman dengan kepadatan penduduk rata-rata sebesar 184
jiwa/km2.

2.4 Potensi
Potensi Pertanian ( Tanaman Pangan )
a. Lahan Sawah
Kabupaten Polman memiliki areal sawah seluas 16.088 Ha.
b. Lahan Kering
Disamping itu Kabupaten Polman juga memiliki lahan kering yakni seluas
181.274 Ha.

Kawasan Hutan di Kabupaten Polman dalam Angka 2008 yaitu seluas 120.590
Ha, yang terdiri dari :
a. Hutan Lindung
Hutan Lindung yang tercatat pada Tahun 2008 adalah seluas 77.550 Ha,
b. Hutan Proteksi
Hutan Produksi yang tercatat pada Tahun 2008 adalah seluas 43.040 Ha
Polewali Mandar merupakan salah satu sentra pengembangan produksi kelapa
dan kakao di Sulawesi Barat. Produksi Kelapa dan Kakao pada tahun 2008 dapat
dilihat pada tabel berikut :

Pekerjaan “Perencanaan Teknis DI. Tandung


Tahun 2013” Gambaran Umum Daerah Studi II - 5
CV. Dian Konsultan

Komoditi Luas Areal Produksi Produktivitas


No.
Andalan (Ha) (Ton) (Kg/Ha/Tahun)

1. Kelapa Dalam 24.515,15 19.590,89 1.100

2. Kelapa Hibrida 3.791,22 2.279,83 960

3. Kakao 47.722,17 28.323,88 812

2.5 Peternakan
Kabupaten Polewali Mandar merupakan wilayah yang sangat potensi dalam
pengembangan peternakan. Populasi ternak pada tahun 2008 dapat dilihat pada
tabel berikut :

No. Jenis Ternak Populasi (Ekor)

1. Sapi 30.917

2. Kerbau 3.804

3. Kuda 5.897

4. Kambing 164.618

5. Babi 15.889

6. Ayam Buras / Ayam Kampung 3.415.595

7. Ayam Ras Petelur 26.584

8. Ayam Ras Pedaging 37.180

9. Itik Lokal 1.718.105

Pekerjaan “Perencanaan Teknis DI. Tandung


Tahun 2013” Gambaran Umum Daerah Studi II - 6
CV. Dian Konsultan
2.6 Irigasi
Kondisi penggunaan lahan sawah di kabupaten Polman pada tahun 2008 adalah
16.088 Ha untuk padi sawah dan 181.247 Ha padi kebun.
Seiring dengan peningkatan hasil panen maka, para petani menginginkan adanya
system pengairan sawah yang cukup memadai sehingga saluran – saluran pada
tiap jaringan irigasi harus ditingkatkan. Di tahun 2013 ini jaringan – jaringan irigasi
sebagai target Peningkatan Jaringan Irigasi adalah :

- Jaringan Irigasi DI. Tandung,


Menurut hasil survey pada Bulan Maret-Juli 2012 dan telah dimusyawarahkan
bersama dengan Tokoh Masyarakat, Kepala Desa, Kepala UPTD, dan
Instansi – instansi yang berwenang dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Sulawesi Barat.
Dari hasil musyawarah tesebut diputuskan bahwa D.I. Tandung membutuhkan
pembangunan bendung, penentuan jalur saluran primer dan biaya
pembebasan lahan serta analisis dampak lingkungan setelah pembangunan
bendung. Permintaan masyarakat Mombi bahwa pembangunan bendung
harus bersamaan dengan pembuatan tanggul banjir yang disambung dari
pekerjaan Balai Besar Pompengan Jeneberang sampai ke area bendung dan
permintaan tersebut disetujui oleh Bupati Polman dan Kepala Dinas PU prov.
Sulbar.

2.7 Sarana dan Parasarana


Di wilayah studi (DI. Tandung) sudah ada bangunan prasarana irigasi berupa
mesin disel yang mampu menggerakkan 4 (empat) pompa kapasitas 10 inchi.
Dari pompa tersebut mampu magairi 50 ha sawah dari 723 ha yang ada.
Sedangkan sarananya adalah saluran pipa daiameter 10 inchi dari rumah pompa
ke persawahan. Beberapa sarana dan prasarana yang menunjang lainnya adalah
tersedianya prasarana transportasi yang lancer.

Pekerjaan “Perencanaan Teknis DI. Tandung


Tahun 2013” Gambaran Umum Daerah Studi II - 7

Anda mungkin juga menyukai