Anda di halaman 1dari 3

Achondroplasia

Definisi

Istilah Achondroplasia pertama kali digunakan oleh Parrot (1878). Achondroplasia berasal dari
bahasa Yunani yaitu; achondros: tidak ada kartilago dan plasia: pertumbuhan. Secara harfiah
Achondroplasia berarti tanpa pembentukan/ pertumbuhan kartilago, walaupun sebenarnya
individu dengan Achondroplasia memiliki kartilago. Masalahnya adalah gangguan pada proses
pembentukan kartilago menjadi tulang terutama pada tulang-tulang panjang. Achondroplasia
adalah dwarfisme atau kekerdilan yang disebabkan oleh gangguan osifikasi endokondral akibat
mutasi gen FGFR 3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3.
Sindroma ini ditandai oleh adanya gangguan pada tulang-tulang yang dibentuk melalui proses
osifikasi endokondral, terutama tulang-tulang panjang. Selain itu, Achondroplasia memberikan
karakteristik pada kraniofasial. Achondroplasia juga dikenal dengan nama Achondroplastic
Dwarfism, Chondrodystrophia Fetalis, Chondrodystrophy Syndrome atau Osteosclerosis
Congenital.

Epidemiologi

Achondroplasia adalah tipe dwarfisme yang paling sering dijumpai. Insiden yang paling umum
menyebabkan Akondroplasia adalah sekitar 1/26.000 sampai 1/66.000 kelahiran hidup.
Achondroplasia bersifat autosomal dominant inheritance, namun kira-kira 85-90% dari kasus ini
memperlihatkan de novo gene mutation atau mutasi gen yang spontan. Ini artinya bahwa kedua
orang tua tanpa Akondroplasia, bisa memiliki anak dengan Achondroplasia. Jika salah satu orang
tua mempunyai gen Akondroplasia, maka anaknya 50% mempunyai peluang untuk mendapat
kelainan Achondroplasia yang diturunkan heterozigot Achondroplasia. Jika kedua orang tua
menderita Achondroplasia, maka peluang untuk mendapatkan anak normal 25%, anak yang
menderita Achondroplasia 50% dan 25% anak dengan homozigot Achondroplasia (biasanya
meninggal). Achondroplasia dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dengan frekuensi
yang sama.
Etiologi

Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dominan autosomal pada gen FGFR3 (fibroblast growth
factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3

Patofisiologi

Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dominan autosomal pada gen FGFR3 (fibroblast growth
factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3. Gen FGFR3 berfungsi memberi
instruksi dalam hal pembentukan protein yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan
tulang, khususnya pembentukan tulang secara osifikasi endokondral. Dua mutasi spesifik pada
gen FGFR3 bertanggungjawab pada hampir semua kasus Akondroplasia. Sekitar 98% kasus,
terjadi mutasi G ke A pada nukleotida 1138 pada gen FGFR3. Sebesar 1% kasus disebabkan oleh
mutasi G ke C. Mutasi-mutasi ini mengakibatkan protein tidak bekerja sebagaimana mestinya,
sehingga mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tulang.

Osifikasi endokondral adalah salah satu jenis pertumbuhan tulang dimana sel mesenkim yang
tidak terdifferensiasi langsung berkondensasi dan berdifferensiasi membentuk kondroblas.
Kondroblas berproliferasi dan berdifferensiasi membentuk kondrosit yang secara bertahap
menjadi matur membentuk hipertrofik kondrosit. Setelah itu, hipertrofik kondrosit akan
mengalami apoptosis (kematian sel) dan pada regio tersebut terjadi kalsifikasi matriks
ekstraseluler. Proses ini akan membentuk pelat pertumbuhan (growth plate) dan pertumbuhan
normal tulang panjang tercapai melalui differensiasi dan maturasi kondrosit yang sinkron.
Adanya mutasi gen FGFR3 pada Achondroplasia menyebabkan gangguan pada proses osifikasi
endokondral, dimana kecepatan perubahan sel kartilago menjadi tulang pada pelat pertumbuhan
(growth plates) menurun sehingga pertumbuhan dan perkembangan tulang terganggu.

Pada lingkup kraniofasial yang terpengaruh adalah basis kranium dan bagian tengah wajah
(midface) karena bagian-bagian ini dibentuk secara osifikasi endokondral. Rongga kranium dan
maksila dibentuk secara osifikasi intramebranosa, sedangkan mandibula dibentuk melalui
osifikasi periosteal dan aposisi

Manifestasi Klinis

Gejala umum dari achondroplasia adalah:


1. Postur tubuh pendek:

- Laki-laki: tinggi sekitar 131 cm

- Wanita: tinggi sekitar 124 cm

2. Memiliki tangan dan kaki yang pendek dengan lengan dan paha atas yang pendek,
pergerakan siku terbatas.

3. Kepala besar (macrocephaly) dengan dahi yang lebar.

4. Memiliki jari-jari yang pendek. Tangan terlihat bercabang tiga, akibat jari manis dan jari
tengah menyimpang.

Diagnosis

Achondroplasia dapat didiagnosis selama kehamilan dan setelah anak lahir.

Selama kehamilan:

 Ultrasound imaging dapat mendeteksi karakteristik achondroplasia seperti:


hydrocephalus, atau kepala yang terlalu besar
 Tes genetik dapat dilakukan apabila diduga adanya achondroplasia dengan pengambilan
sampel chorionic villus atau amniocentesis

Setelah anak Anda lahir, diagnosis achondroplasia dapat dilakukan berdasarkan:

 X-ray, ultrasound dan teknik penggambaran lainnya untuk mengukur panjang tulang
anak, serta tes darah untuk melihat adanya gen FGFR3.

Tatalaksana

 Pembedahan : koreksi genu varum, kifosis thoracolumbar, spinal stenosis

 Pemberian growth hormone (somatotropin)

Anda mungkin juga menyukai