Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BIOLOGI DASAR
BIOTEKNOLOGI

DOSEN PENGAMPU : Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si

Kelompok 4

Rizky Hidayat (1710121320001)


Faisal Rahman (1710121210007)
Fitriana Dewi Ramadhani (1710121220008)
Kamariah (1710121220010)
Munawarah (1710121120009)
Anggita Nur Hidayah (1710121320001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan kami
kesehatan dan juga kelancaran dalam pembuatan makalah kami yang berjudul
“BIOTEKNOLOGI” yang Alhamdulillah telah terselesaikan dan insya allah akan dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada ibu
Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si selaku Dosen Pengampu kami yang telah banyak memberikan
masukan, saran, dan kritik demi kelancaran pembuatan makalah kami.

Dari makalah ini kami berharap dapat memberikan banyak manfaat untuk kita
semua terutama pengetahuan tentang bioteknologi itu sendiri. Saran dan kritik tentunya
sangatlah kami harapkan dari para pembaca agar makalah ini nantinya akan lebih baik lagi
kedepannya.

Banjarmasin, 04 Maret 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan hidup manusia semakin hari kian bertambah sedangkan ketersediaan


kebutuhan tersebut sangat terbatas. Ditambah lagi masalah pertambahan penduduk yang kian
meningkat membawa Negara Indonesia menempati peringkat ke 4 dengan jumlah penduduk
± 257.912.349 jiwa dan prensentase 3,44 % penduduk. Dilihat dari data tersebut yang diambil
pada tahun 2017, setiap tahun pastinya akan meningkat jauh lebih pesat. Pemerintah kita
sediri telah banyak melakukan upaya salah satunya dengan mensosialisasikan kepada
masyarakat mengenai keluarga berencana. Disamping itu semua kemajuan teknologi yang
juga kian semakin canggihpun turut membantu pemerintah kita sendiri. Dengan adanya
teknologi canggih kita dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan sosial salah satunya
pemanfaatan bioteknologi yang akan kita bahas lebih dalam pada makalah kali ini

Istilah bioteknologi sendiri pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang
insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar
dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto,1998). Beragam batasan
dan pengertian dikemukakan oleh berbagai lembaga untuk menjelaskan tentang bioteknologi.
Bioteknologi berasal dari kata: Bios: hidup; Teuchos: alat; Logos: ilmu; sehingga
bioteknologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (protein
bioaktif, enzim, vitamin, asam basa organik, alkohol, dan lain lain) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa. Menurut Smith, JE. (2009), bioteknologi memiliki
beberapa defenisi sebagai berikut:
1. Sebuah kata benda yang mewakili aplikasi biologi, sistem organisme atau proses
untuk industri manufaktur dan jasa.
2. Penggabungan ilmu biokimia, mikrobiologi dan rekayasa terpadu dalam rangka
meningkatkan aplikasi teknologi (industri) dari mikroorganisme, kultur jaringan sel-
sel dan bagian-bagiannya.
3. Sebuah teknologi menggunakan fenomena biologis untuk menyalin dan membuat
berbagai jenis zat atau senyawa yang berguna.
4. Penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan rekayasa untuk pengolahan bahan oleh agen
biologi untuk menyediakan barang dan jasa.
5. Ilmu tentang proses produksi berdasarkan aktifitas mikroorganisme dan komponen
aktifnya dan proses produksi yang melibatkan penggunaan sel dan jaringan dari
organisme yang lebih tinggi.
6. Tidak lebih dari nama yang diberikan untuk sebuah set teknik dan proses-prosesnya.
7. Penggunaan organisme hidup dan komponen-komponennya dalam bidang pertanian,
pangan, dan proses industri lainnya.
8. Penguaraian dan penggunaan pengetahuan biologi dan kimia.
9. Aplikasi pengetahuan dan pemahaman kita tentang biologi untuk memenuhi
kebutuhan praktis.
Menurut EFB (European Federation of Biotechnology), bioteknologi sebagai
perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan untuk
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog
molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa. Definisi EFB ini berlaku untuk kedua
bioteknologi 'tradisional atau tua' dan bioteknologi 'baru atau modern'. Bioteknologi
tradisional mengacu pada teknik konvensional yang telah digunakan selama berabad-abad
untuk menghasilkan bir, anggur, keju dan makanan lainnya sejak zaman Yunani dan Mesir
kuno, sedangkan bioteknologi 'baru atau modern' mencakup semua metode modifikasi
genetik oleh DNA rekombinan dan teknik fusi sel dengan perkembangan proses bioteknologi
modern dari bioteknologi 'tradisional'.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Dasar-dasar Bioteknologi?
2. Bagaimana Perkembangan Bioteknologi?
3. Apa sajakah Contoh penerapan dari Bioteknologi tersebut dalam kehidupan sehari-
hari?

C. Tujuan
1. Mengetahui Dasar-dasar Bioteknologi
2. Mengetahui Perkembangan Bioteknologi
3. Mengetahui Contoh Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan Sehari-hari
D. Manfaat
1. Menjelaskan Dasar-dasar Bioteknologi
2. Menjelaskan Perkembangan Bioteknologi
3. Memberikan Contoh Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan Sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN

1. Dasar-Dasar Bioteknologi
1.1 Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu ‘bio’ yang berarti makhluk hidup dan
‘teknologi’ yang berarti cara memproduksi barang. Secara umum Bioteknologi adalah
cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, jamur, virus,
dan lain-lain) ataupun produk dari mahkluk hidup (enzim, alkohol, antibiotik, asam
organik) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat
digunakan oleh manusia. Proses bioteknologi pada umumnya mencakup pengubahan
suatu bahan baku oleh aktivitas suatu organisme untuk menghasilkan suatu produk
akhir yang diinginkan.

1.2 Sejarah Bioteknologi


Bioteknologi sering diperkenalkan sebagai cabang biologi yang termuda.
Namun, sesungguhnya bioteknologi sudah ada sejak ribuan tahun lalu ketika orang
mulai membuat keju, bir, dan anggur.
Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan, antara lain
dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin, meskipun dalam jumlah yang terbatas
dikarenakan proses fermentasi yang belum sempurna.
Pada jaman sekarang ini, untuk mencapai kelayakan dari segi industri, banyak
dilakukan manipulasi genetik terhadap mikroorganisme yang terlibat misalnya dengan
rekayasa genetik. Hal ini banyak diterapkan dalam industri antibiotik, asam amino, dan
alkohol yang merupakan contoh dari Bioteknologi Modern. Bioteknologi modern lahir
pada dekade 1960-an, yang ditandai dengan perkembangan bioteknologi molekuler.
Peran struktur molekuler dalam perubahan kimiawi yang terjadi selama proses-proses
biologis, merupakan dasar dalam bioteknologi.

1.3 Jenis Bioteknologi


Bioteknologi dibedakan menjadi dua, yaitu bioteknologi konvensional dan
bioteknologi modern.
1. Bioteknologi Modern
Bioteknologi konvensional atau disebut juga bioteknologi tradisional masih
menggunakan teknik dan peralatan yang sederhana. Pada bioteknologi
konvensional prosesnya prosesnya memanfaatkan mikroorganisme, proses
biokimia, dan proses genetic alami. Manipulasi yang dilakukan pada bioteknologi
konvensional hanya pada kondisi lingkungan dan media tumbuh (substrat),
manipulasi, dan perubahan bahan genetik yang dihasilkan tidak tepat sasaran.
Kelebihan bioteknologi konvensional sebagai berikut.
1) Biaya Produksi Murah.
2) Teknologi menggunakan peralatan sederhana.
3) Pengaruh jangka panjang sudah diketahui.
Sedangkan kelemahan bioteknologi konvensional adalah sebagai berikut.
1) Perbaikan genetic tidak terarah.
2) Memerlukan waktu relatif lama.
3) Belum ada pengkajian prinsip-prinsip ilmiah.
4) Hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
5) Tidak dapat mengatasi ketidaksesuaian genetik.
6) Hanya diproduksi dalam skala kecil.
7) Perosesnya relatif belum steril sehingga kualitas hasilnya belum terjamin.

2. Bioteknologi Modern
Perkembangan ilmu biologi seperti mikrobiologi, biologi sel, biologi
molekuler, biokimia dan genetika sangat menentukan perkembanganbioteknologi
modern. Pada bioteknologi modern, manipulasi tidak hanya dilakukan dalam
kondisi lingkungan maupun media tumbuh, tetapi manipulasi juga dilakukan pada
susunan gen dalam kromosom makhluk hidup yang digunakan (rekayasa
genetika). Oleh karena itu, bioteknologi modern sangat erat dengan rekayasa
genetika. Rekayasa genetika bertujuan menghasilkan organisme transgenik yakni
organisme yang susunan gen dalam kromosomnya telah diubah sehingga
mempunyai sifat menguntungkan sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan
demikian, hasil rekayasa genetika bersifat lebih terarah atau bisa diramalkan
sebelumnya. Bioteknologi modern menghasilkan produk dengan skala
industridengan menggunakan organisme, sistem, atau proses bioteknologi.
Kelebihan bioteknologi modern adalah sebagai berikut.
1) Hasil dapat diperhitungkan.
2) Dapat mengatasi kendala ketidaksesuaian genetik.
3) Perbaikan sifat genetik dapat dilakukan secara terarah.
4) Dapat menghasilkan organisme yang sifat barunya tidak ada pada sifat
alaminya.
Sedangkan kelemahan bioteknologi modern adalah sebagai berikut.
1) Biaya produksi relatif lebih mahal.
2) Memerlukan teknologi canggih.
3) Pengaruh jangka panjang belum diketahui.

1.4 Prinsip Dasar Bioteknologi


Ada beberapa proses yang merupakan prinsip dasar bioteknologi, yaitu
fermentasi, seleksi dan persilangan, analisa genetik, kultur jaringan, rekombinasi
DNA, dan analisa DNA.
1. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobic dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi merupakan proses dasar untuk mengubah suatu bahan menjadi
bahan lain dengan cara sederhana dan sudah dikenal sejak jaman dahulu.
Contohnya adalah pembuatan roti, yoghurt, minuman anggur, tuak, dan sake.

2. Seleksi dan Persilangan


Proses seleksi dilakukan dengan menapilasi DNA yang ada pada mikroba,
tanaman, atau hewan agar menjadi mikroba, tanaman, atau hewan dengan sifat
yang lebih baik sehingga apabila disilangkan akan menjadi bibit unggul yang baik
untuk masa depan. Contohnya adalah Ayam Leghorn, Padi Cisadane, Kedelai
Muria, dan Jagung Metro.

3. Analisa Genetik
Proses ini mempelajari ciri atau sifat dan gen makhluk hidup dari generasi ke
generasi untuk mendapat sifat atau ciri yang unggul serta interaksi antara gen dan
lingkungan agar meghasilkan keturunan yang baik.
4. Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari
individu secara buatan (artifisial). Yang dimaksud secara buatan adalah dilakukan
diluar individu yang bersangkutan. Selain itu, kultur jaringan diartikan juga
sebagai proses menumbuhkan atau memperbanyak jaringan hewan dan tanaman
dari jaringan atau selnya di dalam laboratorium tanpa mendapat gangguan dari
organisme lain. Proses ini dimanfaatkan untuk perbanyakan produksi bahan-
bahan kimia, dan riset pada bidang pengobatan. Contohnya adalah Kultur
Jaringan Anggrek dan Pisang.

5. Rekombinasi DNA
Proses transfer segmen DNA dari suatu organism ke DNA organisme lain
dinamakan rekombinasi DNA. Kedua organisme itu dapat saja tidak memiliki
hubungan atau kekerabatan. Contohnya penyisipan gen manusia pada bakteri
Bacillusc Thurigiensis sehingga bakteri tersebut dapat memproduksi insulin.

6. Analisis DNA
Proses reaksi rantai polymerase sehingga dapat membuat Salinan dari DNA.
Proses ini berguna untuk memetakan DNA sehingga dapat diketahui dengan pasti
DNA dari satu organisme untuk menentukan genetik keturunannya. Teknik ini
biasanya digunakan untuk mendapatkan atau mengenali DNA dari korban-korban
kecelakaan yang sulit diidentifikasi oleh tim forensik.

2. Perkembangan Bioteknologi
Kemajuan dan perkembangan bioteknologi tidak terlepas dari kemajuan dan dukungan
ilmu-ilmu dasar seperti: mikrobiologi, biokimia, biologi molekuler, dan genetika.
Kompetensi menguasai bioteknologi tersebut dapat tercapai manakala pembinaan sumber
daya manusia diorientasikan pada kompetensi meneliti dan menerapkan metode-metode
mutakhir bioteknologi (current methods of biotechnology) seperti kultur jaringan, rekayasa
genetik, hybridoma, kloning, dan polymerase chains reaction (PCR) secara prospektif telah
mampu menghasilkan produk-produk penemuan baru (Nurcahyo 2011).
Secara umum, bioteknologi dapat diklasifikasian menjadi dua aras yaitu: bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern. Aplikasi bioteknologi sesungguhnya telah telah
berlangsung cukup lama dalam peradaban manusia, seperti upaya produksi antibiotik,
fermentasi, alkohol, pangan, dan teknologi pengolahan limbah, yang kesemuanya dapat
dikelompokkan ke dalam bioteknologi konvensional. Tetapi mengapa bioteknologi baru
berkembang pada kurun abad ke dua puluh? Karena secara implisit yang dimaksud
bioteknologi adalah bioteknologi modern, yang intinya adalah rekayasa genetik, dengan
Teknik gen kloning yang berkembang, berdasar penemuan struktur dan fungsi DNA oleh
Watson dan Creck (Nurcahyo 2011).
Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman sebelum
masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode perkembangan bioteknologi,
yaitu sebagai berikut:
1. Periode Bioteknologi Konvensional/ Tradisional (sebelum abad ke-15 M)
Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur menggunakan
ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM), dan pemanfaatan ganggang
sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa aztek (1500 SM).
2. Periode Bioteknologi Ilmiah (abad ke-15 sampai ke-20 M)
Periode ini ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini:
Tahun 1670: Usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikroba di Rio Tinto,
Spanyol.
Tahun 1686: Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi
manusia pertama yang dapat melihat mikrob.
Tahun 1870: Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan minuman.
Tahun 1890: Alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
Tahun 1897: Penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi
alkohol oleh Eduard Buchner.
Tahun 1912: Pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.
Tahun 1915: Produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri.
Tahun 1917: Karl Ereky memperkenalkan istilah Bioteknologi
Tahun 1928: Penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming
Tahun 1943: Penisilin diproduksi dalam skala industri
Tahun 1944: Avery, MacLeod, McCarty mendemonstrasikan bahwa DNA adalah bahan
genetik
Tahun 1955: Watson & Crick menentukan struktur DNA
Tahun 1961: Jurnal Biotechnology and Bioengineeringditetapkan
Tahun 1961-1966: Seluruh sandi genetik terungkapkan
Tahun 1970: Enzim restriksi endonuklease pertama kali diisolasi
Tahun 1972: Khorana dan kawan-kawan berhasil mensintesa secara kimiawi seluruh gen
tRNA
Tahun 1953: penemuan struktur asam deoksiribo nukleat (ADN) oleh Crick dan Watson.
Tahun 1973: Boyer dan Cohen memaparkan teknologi DNA rekombinan
Tahun 1975: Kohler dan Milstein menjabarkan produksi antibodi monoklonal
Tahun 1976: Perkembangan teknik-teknik untuk menentukan urutan DNA
Tahun 1978: Genetech menghasilkan insulin manusia dalam E.coli
Tahun1980: US Supreme Court: Mikroba hasil manipulasi dapat dipatenkan
Tahun 1981: Untuk pertama kalinya automated DNA synthesizersdijual secara komersial
Tahun 1981: Untuk pertama kalinya kit diagnostik berdasar antibodi disetujui untuk
dipakai di Amerika Serikat
Tahun 1982: Untuk pertama kalinya vaksin hewan hasil teknologi DNA rekombinan
disetujui pemakaiannya di Eropa
Tahun 1983: Plasmid Ti hasil rekayasa genetik dipakai untuk transformasi tanaman
Tahun 1988: US Patent diberikan untuk mencit hasil rekayasa genetik sehingga rentan
terhadap kanker (untuk penelitian tumor)
Tahun 1988: Metode Polymerase Chain Reaction dipubliikasi
Tahun 1990: USA: Telah disetujui percobaan Terapi gen sel somatik pada manusia
Tahun 1994: Produksi besar-besaran penisilin
Tahun 1997: Kloning hewan (domba Dolly) dari sel dewasa (sel kambing)
3. Periode bioteknologi modern (abad ke-20 M sampai sekarang)
Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era
rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan
Boyer. Dengan adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada
posisi tertentu, mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan
potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan). Setelah penemuan enzim
endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol dari brazil,
teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin
untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc.
Dougall (1980).
Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya
penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit
diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh
perusahaan Eli Lilly dan Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang
berhubungan dengan rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme
transgenik penelitian genom makhluk hidup.
Bioteknologi dalam artian pemanfaatan mikroorganisme untuk mengolah makanan dan
minuman, telah dikenal sejak jaman dahulu sebelum masehi. Orang mesir kuno telah
mengenal pemanfaatan mikroorganisme untuk membuat bir, anggur, keju, yoghurt, dan
sebagainya (Nurcahyo 2011).
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, bioteknologi telah mengalami perkembangan
sangat pesat. Dibeberapa negara maju, bioteknologi mendapatkan perhatian serius dan
dikembangkan secara intensif dengan harapan dapat memberi solusi untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang dihadapi manusia pada saat ini maupun yang akan datang yang
menyangkut kebutuhan pangan, obat-obatan, penelitian, yang pada gilirannya semuanya
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia (Nurcahyo 2011).
Sebagai ilustrasi, penemuan-penemuan baru dibidang immunologi (ilmu yang
mempelajari sistem kekebalan tubuh) telah berhasil memproduksi antibodi-monoklonal
(MAb) secara massal. Penemuan MAb dengan metode klonasi (clone), memiliki kelebihan
antara lain, peka (sensitivitas), khas (spesifitas), dan akurat. Selain itu, MAb dapat pula
digunakan untuk memberikan jasa pelayanan dalam berbagai hal seperti, diagnosis suatu
penyakit dengan akurat, pencegahan dan pengobatan penyakit. Kontribusi MAb telah dapat
dirasakan manfaatnya khususnya dalam dunia riset (research) seperti: enzymeimmunoassay
(EIA), radioimmunoassay (RIA), dan immunositokimia (immunocytochemistry) (Nurcahyo
2011).
Prospek ke depan, terdapat indikasi bahwa perkembangan penerapan bioteknologi
dalam segala bidang kehidupan akan semakin meningkat dengan didukung oleh penemuan-
penemuan baru dan penerapan metode-metode baru (Nurcahyo 2011).
Dalam perkembangannya, bioteknologi telah mencapai tingkat rekayasa yang lebih
terarah, sehingga hasilnya dapat dikendalikan. Dengan teknik yang dikenal sebagai teknik
DNA rekombinan, atau secara popular dikenal sebagai rekayasa genetika. Para ilmuan dapat
menyambung molekul-molekul DNA yang berbeda menjadi suatu molekul DNA rekombinan
yang inti prosesnya adalah “kloning gena” (Nurcahyo 2011).
Kompetensi menguasai bioteknologi dapat tercapai manakala pembinaan sumber daya
manusia diorientasikan pada kompetensi meneliti dan menerapkan metode-metode mutakhir
bioteknologi. Kemampuan menguasai dan mengaplikasikan metode-metode mutakhir
bioteknologi seperti: kultur jaringan, rekayasa genetik, hibridoma, kloning, dan polymerase
chains reaction(PCR) secara prospektif akan mampu menghasilkan produk-produk penemuan
baru (Nurcahyo 2011).

1. Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan Sehari-hari


Bioteknologi diterapkan dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhan pangan,
kesehatan, energi dan berbagai bahan industri. Dalam penggunaannya, bioteknologi
menggunakan makhluk hidup sebagai bahan yang diproses untuk menghasilkan suatu produk
atau jasa. Alasan makhluk hidup digunakan dalam bioteknologi adalah :
1. Makhluk hidup senantiasa berkembangbiak sehingga jumlahnya semakin bertambah.
2. Makhluk hidup mudah diperoleh.
3. Makhluk hidup yang dikembangkan secara aseksual (diklona) jika dipelihara terus-
menerus senantiasa memiliki sifat yang tetap dan tidak berubah.
4. Sifat makhluk hidup dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan manusia, misal melalui
persilangan, penyambungan gen dan mutasi.
5. Dapat menghasilkan berbagai macam produk atau jasa yang dibutuhkan manusia.
Contoh-contoh penggunaan makhluk hidup untuk menghasilkan berbagai produk
bioteknologi dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Contoh Penggunaan Makhluk hidup dalam bioteknologi
No. Produk Peranan Makhluk Hidup
1. Keju Jamur atau Bakteri membuat dadih masak dan tahan
lama, dan memberikan cita rasa khas pada keju.
2. Yoghurt Fermentasi oleh bakteri yang tumbuh di dalam susu
yang telah diambil kepala susunya (skim milk),
memberikan susunan dan cita rasa yang khas.
3. Kecap Jamur memfermentasikan kacang kedelai.
4. Minuman Fermentasi Ragi (khamir/yeast) memfermentasikan gula menjadi
alcohol, menghasilkan minuman beralkohol ( missal
anggur, brem bali) , bakteri meragikan sari buah-buahan
menjadi asam asetat (cuka).
5. Suplemen makanan Mikroba menghasilkan protein sel tunggal, vitamin,
asam-asam amino, dan peningkat cita rasa makanan.
6. Obat-obatan Mikroba menghasilkan antibiotika yang melawan
infeksi dan agen atau perantara kemoterapi yang
melawan kanker, zat kimia yang berasal dari jamur
(siklosporin) menekan penolakan organ yang
dicangkokkan, tumbuhan menyediakan bahan dasar
untuk berbagai obat-obatan.
7. Hidroponik Cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah,
biasanya menggunakan media air yang diberi tambahan
nutrient.
8. Minyak wangi dan Bahan dasarnya berasal dari tumbuhan, jamur dan
kosmetik tumbuhan lumut.
9. Produksi enzim untuk Enzim dari mikroba mengentalkan susu untuk produksi
makanan dan detergen keju, enzim yang mencerna protein melunakkan daging,
enzim laktase yang ditambahkan pada produk-produk
susu mengurangi reaksi alergi terhadap susu, enzim
dalam detergen cucian binatu membongkar noda-noda
protein pada kain.
10. Bahan bakar Alga Chlorella mengubah sampah menjadi minyak yang
mudah terbakar.
11. Kapas nonpertanian Bakteri menghasilkan serabut selulosa jika ditumbuhkan
dalam media kultur.
12. Pengental Bahan kimia yang dinamakan alginate (diperoleh dari
alga) menjaga kekentalan pudding, odol, cat, sabun,
krim, dan produk lain.
13. Pengolah limbah cair Bakteri yang tidak membahayakan mengubah limbah
cair menjadi aman dengan cara menggantikan atau
membunuh pathogen di dalam limbah cair, mikroba juga
mencerna sebagian besar polutan organik dalam limbah
cair sehingga dapat kembali aman bagi lingkungan.
14. Emas refraktori Bakteri Thiobacillus ferrooxidans merombak logam
(Cu, Fe) pembungkus bijih emas hingga didapatkan
bijih emas murni.
15. Vaksin Semua agen/media yang mempunyai kekebalan khusus
terhadap penyakit dihasilkan dari mikroorganisme.
Secara tradisional, pathogen dikembangbiakkan dan
dilemahkan atau dijadikan tidak aktif. Secara modern,
mikroba direkayasa secara genetika untuk menghasilkan
vaksin.
16. Tanah yang Daerah permukaan tanah diatom membuat bahan ini
mengandung diatom sebagai filter atau penyaring yang bagus. Tanah yang
mengandung diatom juga merupakan alat penggosok
atau pengilap yang bagus.
17. Pengeras Pengeras ini digunakan untuk memadatkan media kultur
mikrobiologi (agar-agar yang diperoleh dari alga
merah).
18. Bahan celup Bahan celup dibuat dari pigmen yang diekstrak dari
tumbuhan.

Berdasarkan tabel di atas, ada beberapa penggunaan mikroorganisme dalam bioteknologi,


antara lain :
1) Mikroorganisme sebagai penghasil makanan dan minuman.
2) Mikroorganisme sebagai penghasil protein sel tunggal.
3) Mikroorganisme sebagai penghasil zat organic.
4) Mikroorganisme sebagai penghasil energi.
5) Mikroorganisme sebagai penghasil obat.
6) Mikroorganisme sebagai pencerna limbah.
7) Mikroorganisme sebagai pemisah logam dari bijihnya.

3.1 Bioteknologi Pertanian


Kebutuhan manusia akan sumber pangan dari tumbuhan terus meningkat. Oleh sebab itu,
dilakukan penanaman tanaman secara luas atau ekstensifikasi pertanian. Bersamaan dengan
majunya proses ekstensifikasi ternyata diikuti dengan tumbuhnya berbagai hama tanaman
sehingga meskipun areal tanaman pertanian sudah cukup luas, produksinya belum memenuhi
harapan. Untuk membantu mengatasi masalah hama dan ketersediaan unsur nitrogen bagi
tanaman, diakukan upaya melalui rekayasa genetika sehingga menghasilkan tanaman tahan
hama dan diharapkan pula dapat dihasilkan tanaman penambat nitrogen.
1.2 Bioteknologi Kedokteran
Dalam bidang kedokteran, bioteknologi dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
misalnya pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, pembuatan obat-obatan, terapi
gen manusia dan antibiotik.

1.3 Bioteknologi Peternakan


Bioteknologi melalui teknik rekombinasi DNA dapat digunakan untuk mengembangkan
produk-produk peternakan. Produk tersebut misalnya vaksin dan antibody untuk mencegah
penyakit hewan serta hormone pertumbuhan yang merangsang pertumbuhan hewan ternak.
Sebagai contoh adalah penyuntikan hormon pertumbuhan sapi (BGH = bovine growth
hormone) pada sapi perah.

1.4 Bioteknologi Lingkungan


Bioteknologi dimanfaatkan pula untuk perbaikan lingkungan, misalnya biogas, cacing
tanah, mikroorganisme pengolah limbah.

DAFTAR PUSTAKA

Istamar, I. ,. (2007). Biologi Jilid 3B Untuk SMA Kelas XII Semester 2. Jakarta: Erlangga.

Nurcahyo, H. (2011). Diktat Bioteknologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.


Ormegawati, W. H. (2015). BIOLOGI. Klaten: PT Intan Pariwara.

Ormegawati, W. H. (2015). Detik-detik Ujian Nasional Biologi SMA. Klaten: PT Intan Pariwara.

Pujiyanto, S. (2012). Menjelajah Dunia BIOLOGI 3 Untuk Kelas XII SMA dan MA. Jakarta: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai