Kelompok : 08
2. Danaparamitta Bashirah
260110170157
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2017
I. Tujuan
II. Prinsip
2.2. Asidimetri
Asidimetri adalah cara pengukuran kadar kebasaan suatu zat yang
menggunakan larutan asam sebagai larutan standarnya (Harjadi, 1990).
2.1 Alkalimetri
Alkalimetri merupakan metode pengukuran kadar keasaman zat yang
menggunakan larutan basa sebagai larutan stadarnya (Harjadi, 1990).
2.2 Netralisasi
Netralisasi merupakan metode saat asam direaksikan dengan basa
menghasilkan garam yang diikuti dengan pembentukan molekul air.
III. Reaksi
3.1. Boraks
Titrasi asam basa adalah titrasi yang menggunakan asam atau basa sebagai
titer atau titran. Pada umumnya, titran adalah larutan standar elektrolit kuat,
seperti natrium hidroksida dan asam klorida (Underwood dan Day, 1998). Kadar
larutan asam ditentukan dengan cara menggunakan larutan basa atau sebaliknya.
Titran ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen
(artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi) yang umumnya
dapat dilihat dari perubahan warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik
ekuivalen yang berarti titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi
basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam
yang dinetralkan : [H+] = [OH-] (Goertzen et al, 2010).
Titrasi asam-basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk
itu digunakan pengamatan dengan indikator bila pH pada titi ekuivalen antara 4-
10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam atau basa lemah
jika pentitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan
disosiasi asam lebih besar dari 10. Selama titrasi asam-basa , pH larutan berubah
secara khas. pH berubah secara drastis bila volume titrasinya mencapai titik
ekuivalen (Khopkar, 1990).
Reaksi netralisasi merupakan reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan
garam dan air. Jenis-jenis netralisasi yaitu netralisasi asam kuat dan basa kuat,
netralisasi asam kuat dan basa lemah, netralisasi asam lemah dan basa kuat,
netralisasi asam lemah dan basa lemah (Cahyono dan Ariani, 2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi titrasi asam basa adalah indikator titrasi,
titik ekuivalen / titik akhir teoritis, dan titik akhir titrasi. Indikator titrasi adalah zat
kimia yang digunakan agar dapat melihat bila penambahan titran berhenti / titik
ekuivalen titran telah tercapai (Underwood dan Day, 1998). Titik ekuivalen adalah
titik dimana volume yang ditambahkan pada reagen tepat sama dengan yang
diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis disebut sebagai titik
ekuivalen (Khopkar, 1990). Sedangkan, titik akhir titrasi adalah titik dimana
indikator telah menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan (Brady, 1994).
5.1 Alat
a. Batang Pengaduk
b. Beaker Glass
c. Buret
d. Corong
e. Erlenmeyer
f. Gelas Ukur
g. Labu Ukur
h. Pipet tetes
i. Spatula
j. Statif
k. Timbangan Digital
5.2 Bahan
a. Aquades
b. Boraks
c. Indikator metil jingga
d. Larutan HCl
e. Natrium Bikarbonat
Buret Corong
e. f.
g. h.
i. j.
Spatula Statif
k.
Timbangan Digital
VI. Prosedur
Larutan boraks 0,1 N dibuat didalam labu ukur dengan pencampuran serbuk
boraks dan aquades. Kemudian kocok larutan. Karena tidak semua boraks larut
dalam aquades, maka larutan disonikasi dengan cara labu ukur berisi larutan
dimasukkan ke alat ultrasonik yang berisi air. Kemudian pindahkan larutan ke
erlenmeyer yang masing-masing berisi 25 ml. Larutan diberikan 3 tetes metil
jingga pada masing-masing erlenmeyer. Titrasi masing-masing erlenmeyer
dengan HCl 0,1 N. Kemudian diamati perubahan yang terjadi.
VIII. Perhitungan
ρ HCl = 1,19
(10 × % × ρ) × valensi
N = BJ
(10 × 37 × 1,19) × 1
N = 36,5
N = 12,06 N
N1 × V1 = N2 × V2
V1 = 4,15 ml
= 495,85 ml
g 1000
N = × × valensi
Mr V (ml)
g 1000
0,1 N = 381,22 × ×2
100
V1 × V2 × V3
V rata-rata = 3
22+23,1+23,3
V rata-rata = 3
= 22,8 ml
N HCl = 0,1096 N
- Sampel 1
Mg NaHCO3 = 0,5031
= 30,93 %
- Sampel 2
Mg NaHCO3 = 0,5025
= 30,6 %
- Sampel 3
Mg NaHCO3 = 0,5011
= 30,68 %
IX. Pembahasan
X. Kesimpulan
Bassett, J et al. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Brady, J.E. 1994. Kimia Universitas : Asas dan Struktur. Jakarta : Erlangga
Cahyono, H.B dan Nurul, M.A. 2014. Reduksi Tembaga Dalam Limbah Cair
Proses Etching Printing Circuit Board (PCB) dengan Proses Elektrokimia.
Journal Of Industrial Research, Vol. 8, No 2 : Hal 101-121
Keenan, C.W., Donald C.K., dan Jesse H. W. 1986. Kimia Untuk Universitas.
Jakarta: Erlangga.
Putri, A., Nurhayati., dan Erman. 2013. Karakterisasi Lempung Talanai yang
Diaktivasi dengan NaOH Menggunakan Metode Refluks. Diakses secara
online di http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789
/4825/KARYA%20ILMIAH%20ADELINA%20PUTRI.pdf?sequence=1
[Diakses pada tanggal 21 November 2017]
Underwood, A.L dan R.A. Day. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga