Anda di halaman 1dari 7

Tanggal Praktikum : 4 Maret 2015

TITRASI ASAM BASA

A. Judul : Titrasi Asam Basa


B. Tujuan : Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH
melalui titrasi asam basa kuat.
C. Dasar Teori :
Titrasi merupakan salah satu aplikasi stoikiometri larutan. Pada umumnya
digunakan dalam penentuan konsentrasi asam atau basa (titrasi asam basa). Proses
ini melibatkan larutan yang konsentrasinya telah diketahui (titran), kemudian larutan
ini dikeluarkan dari buret ke dalam larutan yang akan ditentukan konsentrasinya
sampai pada titik ekivalen. Namun pada prakteknya titik ekivalen ini tidak dapat
diamati langsung dari percobaan. Yang bisa diamati adalah titik dimana saat warna
indikator tepat berubah warna (titrasi dihentikan) yang disebut titik akhir titrasi.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,
kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva
titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum
proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen
terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak
diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang sering digunakan dalam titrasi asam basa yaitu indikator
fenolftalein. Tabel berikut ini merupakan karakteristik dari indikator fenolftalein.

pH <0 0−8.2 8.2−12.0 >12.0


Kondisi Sangat Asam atau Basa Sangat
asam mendekati netral basa
Warna Jingga Tidak berwarna pink Tidak
keunguan berwarna
D. Alat dan Bahan :

Alat :
1. Buret 1 buah
2. Labu erlenmayer 3 buah
3. Pipet volumetri 1 buah
4. Gelas kimia 100mL 1 buah
5. Gelas ukur 50mL 2 buah
6. Corong 1 buah
7. Statif dan klem 1 buah
8. Pipet tetes 1 buah
9. Ball pipet 1 buah

Bahan :
1. Larutan HCl 10mL
2. Indikator Phenoptalein secukupnya
3. Larutan NaOH 0,1 M ±100mL

Set Alat :
E. Langkah Kerja :
1. Siapkan set alat titrasi asam basa yang akan digunakan

2. Tuangkan ±50mL larutan NaOH 0,1 M ke dalam gelas ukur 50mL.

3. Masukkan ±50mL larutan NaOH 0,1 M tersebut ke dalam buret menggunakan


corong.
4. Ambil 10mL larutan HCl menggunakan pipet volumetri ke dalam labu erlenmayer.
5. Tambahkan 3 tetes indikator phenoptalein ke dalam labu erlenmayer yang sudah
berisi larutan HCl 10mL.
6. Lakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret ke dalam labu
erlenmayer yang berisi larutan HCl yang belum diketahui konsentrasinya sambil
diguncangkan secara hati-hati dan terus menerus. Penetesan larutan NaOH
dihentikan jika larutan dalam erlenmayer menjadi merah muda seulas dan warna
itu tidak menghilang jika erlenmayer diguncangkan.

7. Gunakan alas putih untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada saat titik
akhir titrasi agar terlihat jelas.
8. Catat volume NaOH yang digunakan.
9. Ulangi langkah kerja 2-6 untuk titrasi ke-2 dan ke-3.
F. Tabel Pengamatan :
Konsentrasi larutan NaOH yang diketahui adalah 0,1 M
Tabel 1. Pengamatan warna larutan HCl (larutan yang belum diketahui
konsentrasinya)
Warna Larutan HCl (titrat)
Sebelum ditambahkan Setelah penambahan
Setelah ditambahkan
indikator dan larutan larutan NaOH (titik akhir
indikator
NaOH titrat)
Tak berwarna Tak berwarna Merah muda seulas
Tak berwarna Tak berwarna Ungu muda

Tabel 2. Volume larutan NaOH yang digunakan


Volume larutan NaOH yang digunakan
Titrasi Ke-
(mL)
1 80 mL
2 77,5 mL
Volume Rata-rata 78,75 mL

Perhitungan :

Volum Rata-rata NaOH yang digunakan : 78,75 mL

Volum HCl yang digunakan : 10 mL

Jumlah mol NaOH :


M x V = 0,1 x 78.75
7,875 mmol

Jumlah mol HCl dari perbandingan koefisien reaksi :


𝟏
x 7,875 mmol = 7,875 mmol
𝟏

G. Pertanyaan :
1. Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan yang dilakukan!
Jawab :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
2. Berapa konsentrasi larutan HCl tersebut?
Jawab :
0,1 x 78,75 x 1
Ma = = 0,7875 M
10
3. Faktor-faktor apa yang dapat menyebabkan kesalahan pada percobaan titrasi
tersebut sehingga mempengaruhi nilai konsentrasi HCl?
Jawab :
 Kurang telitinya mata saat memperhatikan perubahan warna yang
terjadi,yang sebenarnya mungkin perubahan warna awal sudah terjadi namun
karena tidak diperhatikan dengan seksama sehingga penetesan tetap
dilanjutkan dan hasilnya warna yang didapat terlalu pekat dan mencolok
 Kurang telitinya saat melakukan proses titrasi
 Terlalu banyak meneteskan NaOH
 Larutan HCl tercampur larutan lain
 Buret bocor
 Salah melihat skala ukur

H. Pembahasan
Untuk mencari tahu konsentrasi HCl kita melakukan titrasi dengan
menggunakan sejumlah larutan NaOH yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi
dilakukan dengan cara meneteskan larutan NaOH ke dalam larutan HCl sampai
mencapai titik akhir titrasi. Dari percobaan pertama didapat larutan NaOH yang
diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi adalah sebanyak 80 mL. Dan pada
percobaan kedua diperluka NaOH sebanyak 77,5 mL. Maka didapat volume NaOH
rata-ratanya 78.75 mL.
Dari volume rata-rata NaOH yang telah didapat kita dapat mengetahui
konsentrasi HCl menggunakan rumus penetralan, yakni sebagai berikut.
Ma x Va x a = Mb x Vb x b
Ma x 10 x 1 = 0,1 x 78.75 x 1
0,1 x 78,75 x 1
Ma =
10
Ma = 0.7875 M
Namun, dalam melakukan titrasi ini dapat terjadi kesalahan, diantarnya
disebabkan oleh:
 Kurang telitinya mata saat memperhatikan perubahan warna yang
terjadi,yang sebenarnya mungkin perubahan warna awal sudah terjadi
namun karena tidak diperhatikan dengan seksama sehingga penetesan
tetap dilanjutkan dan hasilnya warna yang didapat terlalu pekat dan
mencolok
 Kurang telitinya saat melakukan proses titrasi
 Terlalu banyak meneteskan NaOH
 Larutan HCl tercampur larutan lain
 Buret bocor
 Salah melihat skala ukur
Oleh karena itu titrasi yang dilakukan pun belum tentu menunjukkan hasil
yang tepat.

I. Kesimpulan :
Konsentrasi larutan HCl dapat kita ketahui dengan cara titrasi Asam kuat-Basa
kuat. Dalam hal ini HCl dititrasi dengan NaOH. Titrasi dilakukan lebih dari 1 kali agar
hasilnya lebih akurat. Titrasi dilakukan dengan memasukkan NaOH kedalam larutan
HCl yang telah dicampur dengan PP, titrasi dihentikan ketika warna larutan menjadi
merah pudar. Lalu dihitung berapa banyak NaOH yang diteteskan dan terakhir
adalah menghitung konsentrasi HCl dengan rumus penetralan, yaitu : mol [H +] = mol
[OH-]

Anda mungkin juga menyukai