Kepada Yth.:
Pokja ULP Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Tengah
Jl. Letjend S. Parman No. 18 di
SEMARANG
Perihal : Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kel.Tempelan, Karangjati, Kauman, Kec. Blora
Kabupaten Blora (PKA-P-33)
Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan nomor : PKA – P –
33/Tendok/PKP.11.PL/2015 tanggal 11 Agustus 2015 dan setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen
Pengadaan dan Berita Acara PemberianPenjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan,apabila ada], dengan ini
kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kel.Tempelan,
Karangjati, Kauman, Kec.Blora, Kabupaten Blora (PKA-P-33) sebesar Rp. 1.818.190.000, 00 (Satu Milyar
Delapan Ratus Delapan Belas Juta Seratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah) termasuk PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan
untuk melaksanakan pekerjaantersebut di atas.
Penawaran ini berlaku selama 90 ( Sembilan puluh ) hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Surat Penawaran beserta lampirannya kami sampaikan sebanyak 1 (satu) rangkap terdiri dari dokumen asli 1
(satu) ditandai "Asli".
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan
penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak
tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat
dibatalkan dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
SURAT KUASA
JUMLAH
TOTAL Rp 1.652.900.080,31
PEMBULATAN Rp 1.652.900.00
0,00
PPN
(10%) Rp165.290.000,00
JUMLAH
TOTAL Rp 1.818.190.000,00
TERBILANG :
ATIK PUDJIATI
DIREKTUR
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA (RAB)
PEKERJAAN : PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
NO.PAKET : PKA - P - 33
LOKASI : KEL. TEMPELAN, KARANGJATI,
KAUMAN, KEC. BLORA
KABUPATEN : BLORA
TH.ANGGARAN : 2015
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
A. PEKERJAAN JALAN
RT 02 / RW 01 Kelurahan
Tempelan
1 Jalan Paving 6 cm K.225 P = 66,00 L = 132,000 m2 Rp 113.437,50 Rp 14.973.750,00
m' 2,00
m'
2 Kansteen beton 10x20x40cm P = 132,000 m1 Rp 45.802,50 Rp 6.045.930,00
132,00 m'
B. PEKERJAAN SALURAN
RT 02 / RW 02 Kelurahan
Tempelan
1 Saluran MD - 30 P = 41,00 m' 41,000 m1 Rp 303.288,14 Rp 12.434.813,84
C. PEKERJAAN TALUD
RT 02 / RW 01 Kelurahan
Tempelan
1 Talud H = 1,5 m P = 77,00 m'
RT 01 / RW 01 Kelurahan
Tempelan
1 Talud H = 1,5 m P = 16,00 m'
A. PEKERJAAN JALAN
RT 07 / RW 02 Kelurahan
Karangjati
1 Jalan Paving 8 cm K.300 P = 140,00 L = 420,000 m2 Rp 115.937,50 Rp 48.693.750,00
m' 3,00
m'
2 Kansteen beton 18/20x30x60 cm P 280,000 m1 Rp 86.665,00 Rp 24.266.200,00
= 280,00 m'
RT 04 RT 07 / RW 01 Kelurahan
Karangjati
1 Jalan Paving 8 cm K.300 P = 100,00 L = 250,000 m2 Rp 115.937,50 Rp 28.984.375,00
m' 2,50
m'
2 Kansteen beton 18/20x30x60 cm P 200,000 m1 Rp 86.665,00 Rp 17.333.000,00
= 200,00 m'
B. PEKERJAAN SALURAN
RT 06 / RW 01 Kelurahan
Karangjati
1 Saluran MD - 40 P = 96,50 m' 96,500 m1 Rp 375.918,15 Rp 36.276.101,72
RT 07 / RW 03 Kelurahan
Karangjati (Jl. Ki Soreng)
1 Pek. Pembongkaran Saluran Lama 1,000 Ls Rp 2.327.100,00 Rp 2.327.100,00
IV. KELURAHAN
KAUMAN
A. PEKERJAAN JALAN
RT 05 / RW 02
Kelurahan Kauman
1 Jalan Paving 8 cm P = 153,00 L = 351,900 m2 Rp 115.937,50 Rp 40.798.406,25
K.300 m' 2,30
m'
2 Kansteen beton P = 306,00 306,000 m1 Rp 86.665,00 Rp 26.519.490,00
18/20x30x60 cm m'
RT 03 / RW 02
Kelurahan Kauman
1 Pek. Pembongkaran 1,000 Ls Rp 2.327.100,00 Rp 2.327.100,00
Saluran Lama
2 Saluran MD - 30 P = 120,00 120,000 m1 Rp 303.288,14 Rp 36.394.577,10
m'
3 Saluran MD - 80 P = 61,50 61,500 m1 Rp 679.682,57 Rp 41.800.477,90
(+Struktur) m'
RT 03 / RW 03
Kelurahan Kauman
1 Saluran MD - 50 P = 330,00 330,000 m1 Rp 466.431,67 Rp 153.922.451,93
m'
2 Plat Dekker MD - 50 P = 5,00 m' 5,000 m1 Rp 428.375,73 Rp 2.141.878,63
V. PEKERJAAN LAIN-
LAIN
1 Batu Petunjuk 1,000 bh Rp 750.000,00 Rp 750.000,00
Komponen type A
2 Batu Petunjuk 10,000 bh Rp 200.000,00 Rp 2.000.000,00
Komponen type B
JUMLAH V. PEKERJAAN LAIN-LAIN Rp 2.750.000,00
ATIK PUDJIATI
DIREKTUR
DAFTAR HARGA SATUAN PEKERJAAN
PEKERJAAN : PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
NO.PAKET : PKA - P - 33
LOKASI : KEL. TEMPELAN, KARANGJATI,
KAUMAN, KEC. BLORA
KABUPATEN : BLORA
TH.ANGGARAN : 2015
I. PEKERJAAN TANAH
ATIK PUDJIATI
DIREKTUR
ANALISA TEKNIS SATUAN PEKERJAAN (ATSP)
PEKERJAAN : PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
NO.PAKET : PKA - P - 33
LOKASI : KEL. TEMPELAN, KARANGJATI, KAUMAN, KEC.
BLORA
KABUPATEN : BLORA
TH.ANGGARAN : 2015
I. PEKERJAAN TANAH
Rp -
Rp -
- org Tukang = Rp -
Rp -
- org Tukang = Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
1,0000 Kg III.22
1,0500 Pekerjaan =
Pembesian Rp -
kg Besi
Beton
polos
0,0150 kg Bendrat = Rp -
Rp -
1,0000 m2 III.20
0,0400 Begesting
u/ Pondasi Rp -
m3 Kayu
Klas III
(terentang) =
0,3000 kg Paku Biasa = Rp -
Rp -
Rp -
V. PEKERJAAN PLESTERAN
Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
0,7200 m2 - Acian = Rp -
- m3 - Beton = Rp -
- kg - Pembesian = Rp -
- m2 - Begisting = Rp -
Rp -
1,6000 m2 - Acian = Rp -
- m3 - Beton = Rp -
- kg - Pembesian = Rp -
- m2 - Begisting = Rp -
Rp -
1,8000 m2 - Acian = Rp -
- m3 - Beton = Rp -
- kg - Pembesian = Rp -
- m2 - Begisting = Rp -
Rp -
2,2000 m2 - Acian = Rp -
- m3 - Beton = Rp -
- kg - Pembesian = Rp -
- m2 - Begisting = Rp -
Rp -
2,5000 m2 - Acian = Rp -
- m3 - Beton = Rp -
- kg - Pembesian = Rp -
- m2 - Begisting = Rp -
Rp -
2,6000 m2 - Acian = Rp -
- m3 - Beton = Rp -
- kg - Pembesian = Rp -
- m2 - Begisting = Rp -
Rp -
1,1000 m2 Begesting = Rp -
Rp -
0,0000 m2 Begesting = Rp -
Rp -
Rp -
Rp -
ATIK PUDJIATI
DIREKTUR
DAFTAR HARGA SATUAN HARGA : BAHAN, UPAH, dan PERALATAN
PEKERJAAN : PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH
NO.PAKET : PKA - P - 33
LOKASI : KEL. TEMPELAN, KARANGJATI,
KAUMAN, KEC. BLORA
KABUPATEN : BLORA
TH.ANGGARAN : 2015
1 Pekerja Rp 45.000,00 / Hr
2 Tukang : Batu, Kayu, Besi, Cat, Gali Rp 55.000,00 / Hr
3 Kepala Tukang : Batu, Kayu, Besi, Cat, Rp 57.500,00 / Hr
Gali
4 Mandor Rp 60.000,00 / Hr
ATIK PUDJIATI
DIREKTUR
METODE PELAKSANAAN
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak
diterapkan dalam metode – metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis,
cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga, target
3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk
menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala–kendala yang diakibatkan oleh
kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan
konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi
bersangkutan. Oleh sebab itu, maka metode pelaksanaan bangunan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah–
masalah dalam pembangunan konstruksi bangunan tersebut.
Dalam sebuah pekerjaan konstruksi aspek teknologi berperan penting. Umumnya, aplikasi teknologi
banyak diterapkan pada metode – metode pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, cepat, praktis
dan aman, sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan pada suatu proyek konstruksi, sehingga target
waktu, mutu dan biaya dapat tercapai.
Dalam menunjang metode pelaksanaan kontruksi, pekerjaan pertama yang harus dilaksanakan adalah
pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan merupakan tahap pekerjaan yang harus direncanakan sebelum
pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek konstruksi. Bahkan pekerjaan ini harus telah dipersiapkan pada saat
tender proyek dan dijadikan bagian dari penawaran tender proyek yang bersangkutan. Setelah menerima paket
penawaran tender, diadakan pengkajian dan pendalaman terhadap pekerjaan persiapan yang hendak
dilaksanakan, seperti :
• Menganalisis kondisi lokasi
• Mengumpulkan informasi harga dan tersedianya material serta peralatan
• Mengumpulkan informasi sumber tenaga kerja dan tingkat upah
• Mengusahakan Jaminan Pelaksanaan
Dalam merencanakan pekerjaan persiapan harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil
perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek
tersebut. Adapun perkerjaan persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, antara lain :
• Perencanaan Site Plan ( Site Installation )
• Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya
• Pembuatan Shop Drawing
• Pengadaan Material untuk Pekerjaan Persiapan
• Pelaksanaan di Lapangan
Pelaksanaan proyek adalah 90 (Sembilan puluh) hari kalender. Hal -hal yang perlu dipersiapkan adalah :
a) Menyiapkan tenaga kerja yang banyak untuk penyelesaian pekerjaan memerlukan waktu 1–2 minggu.
b) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan saat pelaksanaan pekerjaan.
c) Mempersiapkan bahan - bahan material yang akan dipakai.
d) Mengkoordinasikan team work yang sudah disiapkan untuk pekerjaan ini.
Metoda Pelaksanaan menentukan keberhasilan dari sebuah proyek diharapkan dengan adanya metoda baku
pelaksanaan pekerjaan dapat menghasilkan proyek yang memuaskan sesuai dengan tuntutan proyek dan
menjaga jadwal pelaksanan serta pengelolaan pembiayaan proyek.
Peralatan
Suatu proyek agar lancar dan memenuhi targer mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan yang memadai.
Supaya dalam penyediaan alat bias berfungsi secara optimal perlu adanya manajem peralatan yang tertib. Dalam
manajemen ini diperhatikan masalah pengolahan peralatan proyek terdiri dari penyewaan, pembelian dan
masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan keberadaan alat dilapangan. Alat yang diperlukan dalam
pekerjaan ini :
- Concrete Mixer
Concrete Mixer atau yang sering disebut molen berguna untuk mencampur dan mengaduk material beton agar
lebih homogen. Adanya sirip – sirip pada bagian dalam drum, memungkinkan teraduknya material dari
adukan beton secara merata pada waktu berputar. Drum pengaduk mempunyai dua macam kecepatan gerak,
yaiti gerak untuk mengatur posisi drum dan gerak untuk mencampur adukan.
- Stamper Paving
Stamper paving disebut juga dengan stamper kodok, alat ini digunakan untuk pemadatan pada saat proses
finishing.
- Dump Truck
Dump Truck adalah sebuah kendaraan bermotor untuk mengangkut barang, disebut juga sebagai mobil
barang. Dalam bentuk yang kecil mobil barang disebut sebagai pick-up, sedangkan bentuk lebih besar dengan
3 sumbu, 1 di depan, dan tandem di belakang disebut sebagai truk tronton, sedang yang digunakan untuk
angkutan peti kemas dalam bentuk tempelan disebut sebagai truk trailer.
- Pick up
Mobil Pickup adalah kendaraan beroda 4 yang digunakan sebagai angkutan untuk mengangkut barang, daya
angkut mobil pick up tergantung kepada beberapa variabel diantaranya jumlah sumbu/konfigurasi dumbu,
muatan sumbu, kekuatan ban, daya dukung jalan.
- Pompa Air
Pompa adalah alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang
lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan
berlangsung secara terus menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara
bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah
tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini
berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
- Concrete vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada saat pengecoran agar beton
dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat
beton keropos. Concrete vibrator digerakkan oleh mesin listrik dan mempunyai lengan sepanjang beberapa
meter untuk dapat menggetarkan beton di tempat yang agak jauh.
- Theodolit
Theodolit adalah alat yang berfungsi untuk alat ukur optis untuk mengukur sudut vertikal dan
horizontal,merupakan alat untuk meninjau dan merencanakan kerja.untuk mengukur tempat yang tak dapat
dijangkau dengan berjalan. Sekarang theodolit juga sudah digunakan dalam bidang meteorologi dan teknologi
peluncuran roket.
- Crane
Crane adalah alat yang berfungsi sebagai alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi. Cara
kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal,
kemudian menurunkan material ditempat yang diinginkan.
SITE MANAJER
LILA YUNIAR, ST
ADMINISTRASI
LIDWINA HATTIAN
Didalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya pengelolaan bahan dan peralatan yang baik untuk
menunjang kelancaran pekerjaan. Penyimpangan terhadap bahan-bahan bangunan perlu mendapat
perhatian khusus mengingat adanya bahan-bahan bangunan yang sangat peka terhadap kondisi lingkungan,
seperti semen dan juga baja tulangan yang peka terhadap pengaruh air dan udara sekitar. Pengaturan dan
penyimpangan bahan-bahan dan peralatan dalam proyek menjadi tanggung jawab bagian logistik dan
gudang.
Mengingat rencana pekerjaan Proyek Pembangunan yang dibatasi oleh waktu, diusahakan penempatan
material yang tepat dan seefisien mungkin sehingga dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di
samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja dan
keselamatan kerja.
KENDALI MUTU
Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab akan menentukan kualitas dari
hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian
dalam proyek yang harus diperhatikan adalah: pengendalian mutu bahan dan peralatan, pengendalian
tenaga kerja, pengendalian waktu, teknis, biaya serta pengendalian kesehatan keselamatan kerja (K3).
• Pengendalian Mutu Bahan
Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasi
yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan
pembangunan dalam suatu proyek.
1. Agregat
Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant akan dilakukan uji lab
apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak pelaksana akan meminta hasil tes tersebut.
Jika dilakukan secara kasat mata, untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara
menggenggam jika menggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus.
2. Semen Portland
Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal keras, untuk penyimpanannya
tidak boleh dalam keadaan lembab untuk lebih menjaga semen tetap baik maka diberi
bantalan kayu sebagai tempat dibawahnya.
3. Besi
Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga perlu dijaga mutu
dan kualitasnya. Untuk mengetahui mutu besi baik maka harus memenuhi syarat-syarat
sebagi berikut :
Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau mengelupas.
Mempunyai penampang yang sama rata.
Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering unruk
menghindari karat.
• Pengendalian Mutu Peralatan
Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan akibat dari kerusakan
peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh para mekanik, maka peralatan
tersebut akan dikirim ke bengkel pusat.
• Pengendalian TENAGA KERJA
Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja yang sesuai
dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan
proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pemilihan mandor untuk
melaksanakan pekerjaan secara borongan haruslah tepat.
Maka tim pelaksana harus hati-hati dalam pemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu sekaligus
ketepatan waktu selesai proyek.
Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para mandor haruslah sudah mempunyai pengalaman yang
sesuai dengan keahliannya, seperti pembesian, pembobokan, bekisting hingga pengecoran.
• Pengendalian WAKTU
Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian waktu yang
berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan
berpengaruh pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan dilapangan, manager sebaiknya
membuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap mengacu pada time schedule yang
dikeluarkan oleh engineering sebab tidak semua paham akan pembacaan master schedule. Agar dapat
berlangsung tepat waktu, maka time schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat
prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan
lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan
keterlambatan dapat diperkecil.
Manfaat dari time schedule antara lain :
- Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu dan pelaksanaan
tiap pekerjaan yang dilaksanakan.
- Sebagai koordinasi bagi pimpinan proyek terhadap semua pelaksanaan pekerjaan.
- Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya, sehingga progress report setiap
waktu dapat dilihat.
- Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pelaksanaan pekerjaan.
Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase bobot sendiri-sendiri sedangkan
Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis pekerjaan, mulai dari
permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan
membentuk kurve S. Untuk kurva S terdiri dari kurva S rencana dan kurva S realisasi.
Fungsi kurva S adalah :
- Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.
- Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
- Mengetahui progress pekerjaan yang dihasilkan dilapangan dengan perencanaan, sehingga
dapat menjadi bahan evaluasi.
• Pengendalian TEKNIS PEKERJAAN
Pada pelaksanaana dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan tertentu.
Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol terhadap kualitas
pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar hasil pekerjaan dapat tercapai mutu
sesuai rencana proyek. Jika permasalahan yang dihadapi memerlukan perhitungan teknis maka pihak
engineeringakan membuat metode repair yang kemudian akan diajukan terlebih dahulu kepada
konsultan perencana . Namun apabila problem yang dihadapi tidak memerlukan perhitungan teknis
seperti melendutnya bekisting,biasanya dari pihak pelaksana dan dibantu oleh konsultan pengawas
akan segera mencari pemecahannya. Untuk pengendalian teknis memerlukan analisis permasalahan
yang timbul dilapangan sesuai yang diamati, begitu juga langkah yang akan diambil sebagai
penyelesaian dari problem yang ada.
A. PERSIAPAN PENANGANAN PEKERJAAN
Pekerjaan persiapan merupakan langkah awal keberhasilan suatu proyek, dalam tahap persiapan sangat
berpengaruh langsung pada pelaksanaan proyek selanjutnya dikarenakan dalam proses persiapan ini
menunjukan kesiapan dan kemampuan suatu perusahaan dalam pengelolaan proyek.
1. Penyedia barang/jasa harus membuat direksi keet atau tempat penyimpanan material, setelah akhir
pekerjaan direksi keet tersebut menjadi milik Pengguna Barang/Jasa dan pembongkarannya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
2. Penyedia barang/jasa diwajibkan menyediakan obat – obatan menurut syarat – syarat Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan
3. ( PPPK ) yang selalu dalam keadaan siap pakai dilapangan
4. Penyedia barang/jasa diwajibkan membuat foto – foto dokumentasi pelaksanaan proyek dari awal sampai
selesai dan foto – foto tersebut di cetak dalam ukuran post card (3R) berwarna masing – masing 2 (dua)
lembar, untuk pengguna barang/jasa serta negatifnya/soft copy di serahkan kepada pengguna barang/jasa.
5. Penyedia barang/jasa di wajibkan melengkapi peralatan safety seperti safety helmet, safety shoes
dll.Penyedia barang/jasa bersedia membuat surat kesanggupan jaminan asuransi tenaga kerja sebelum
pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan.
6. Penyedia barang/jasa harus memindahkan/mensterilkan 7. barang-barang di ruangan yang
akan perbaiki/renovasi.
Tahapan persiapan terbagi menjadi 3 bagian utama meliputi hal hal dibawah ini.
Jalan Beton
Saluran U-Ditch
Saluran MD Talud
Plat Dekker
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Jalan Paving
1) Sebelum paving di pasang terlebih dahulu dipasang penahan tepi (kansteen) satu sisi dan ditarik
benang utk kelurusan pasangan di atas badan jalan yang sudah padat dan rata kemudian diurug dengan
pasir (Sekualitas merapi), pasir urug diratakan dan dipadatkan menggunakan mesin dengan tebal 5 cm
padat untuk Paving K 225 dan tebal 10 cm padat untuk paving K 300.
2) Kemudian di atas pasir urug (sekwalitas merapi) dipasang paving blok segi empat 10 x 20 cm tebal 8
cm dengan kwalitas baik (K 300) atau tebal 6 cm mutu (K 225) sesuai dengan gambar kerja, adapun
paving blok disusun dengan susunan sirip ikan sesuai dengan gambar kerja dan Rekanan wajib
memberikan 10 buah contoh paving blok serta dilampiri dengan hasil tes laboratorium yang
bersertifikasi KAN sebelum dipasang dilapangan ( sebagai dukungan ).
3) Bahan paving blok sebelum dipasang harus mendapatkan ijin dari Direksi dan disampaikan untuk
diperiksa spesifikasi teknisnya kepada pimpinan kegiatan.
4) Apabila dalam pelaksanaan terjadi dari pihak pabrik tidak dapat memenuhi kebutuhan paving maka
harus disertai dengan surat pernyataan dari pihak pabrik paving, maka pihak kontraktor bisa pindah
dukungan ke pabrik paving yang lain dengan catatan harus ada surat pernyataan dan paving yang baru
supaya diteskan lagi.
5) Pada tiap sisi/tepi batas diberi pengunci atau penahan tepi (kansteen) dari kansteen jadi (pabrikasi)
sesuai dengan gambar kerja, sedangkan pada sisi luar kanan dan kiri pasangan paving diberi paving
jenis topi uskup hingga kelihatan rapi.
6) Kansteen dan topi uskup kuat tekannya harus sama dengan paving yang dipasang atau yang
dipersyaratkan ( dibuat oleh pabrik ) dan bukan dibuat sendiri oleh pihak kontraktor.
7) Pada celah-celah antara paving blok yang satu dengan lainnya (naat) dikolot dengan pasir beton yang
diayak/disaring.
8) Direksi/pengawas akan melakukan pengetesan paving yang telah dipasang, jika terdapat paving yang
tidak sesuai dengan mutu yang telah di syaratkan pemborong diharuskan mengganti pasangan paving
tersebut sesuai mutu yang disyaratkan .
9) Pasangan paving yang telah selesai dipasang harus dipadatkan dengan alat pemadat hingga kelihatan
rapat rapi dan tidak bergelombang dan harus mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi Proyek.
10) Tes uji kuat tekan paving dilaksanakan 3 kali ( awal, waktu pelaksanaan, serah terima ) dengan
membawa benda uji 10 buah tiap pengetesan serta dilampiri dengan hasil tes laboratorium yang
bersertifikasi KAN.
11) Untuk motif paving yang disyaratkan, apabila lebar paving > 1,50 m, maka pasangan paving memakai
motif sirip ikan sesuai gambar kerja, apabila lebar paving = 1,50 m, maka memakai motif kepang ( tanpa
topi uskup ) dan harus mendapatkan ijin dari direksi.
Pekerjaan Minor Drainage (MD)
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan Saluran MD dimulai, Profil harus sudah terpasang cukup kuat dan
tidak berubah sewaktu pelaksanan pekerjaan berlangsung, adapun bentuk profil sesuai dengan
gambar kerja.
2) Galian saluran MD disesualkan dengan kondisi lokasi dan peil kemiringan arah air masing-masing
lokasi.
3) Saluran MD dibuat dari pasangan batu belah ( Local ) dan pasir pasang dengan campuran (spesi) 1PC :
4Ps dengan dimensi sesuai Gambar Kerja. Urugan pasir ( local ) dibawah saluran dibuat dengan tebal
padat yang sesuai dengan Gambar Kerja.
4) Dasar saluran MD dibuat dari pasangan batu belah ( Local ) dan pasir pasang dengan konstruksi sesuai
dengan Gambar Kerja.
5) Plesteran bibir atas dan sisi dalam saluran dibuat dengan spesi 1PC : 4Ps dengan ketebalan 1,50 cm
dan di aci (Sesuai gambar kerja).
6) Saluran disisi jalan dibuat alur air ( inlet ) yang mengalirkan air dari jalan ke saluran dengan searah
aliran air saluran sehingga air dari permukaan jalan dapat mengalir dengan lancar. Alur air dibuat
dengan jarak menyesuaikan kondisi lapangan.
7) Pada bibir atas saluran / topi – topi dan sisi luar setinggi 5 cm dibuat dengan spesi 1PC : 4Ps dengan
ketebalan 1,50 cm dan di aci sebagai finishing sesuai gambar kerja.
Pekerjaan Saluran U - Ditch
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan Saluran U dimulai, Profil harus sudah terpasang cukup kuat dan tidak
berubah sewaktu pelaksanan pekerjaan berlangsung, adapun bentuk profil sesuai dengan gambar kerja.
2) Galian saluran U disesualkan dengan kondisi lokasi dan peil kemiringan arah air masing-masing lokasi.
3) Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau crane tergantung pada berat
material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator = 5 x berat material yang diangkat.
Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari
rata-rata 6 unit.
4) Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor di tempat, berfungsi
untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke kiri atau ke kanan oleh desakan
tanah setelah pengurugan kembali.
Pekerjaan Plat Dekker (PD)
1) Galian untuk dudukan plat dekker disesuaikan dengan kondisi lokasi dan peil masing-masing lokasi.
2) Dudukan plat dekker dibuat dari pasangan batu kali pecah dengan campuran (spesi) 1PC : 4Ps dengan
dimensi sesuai Gambar Kerja. Urugan pasir ( local ) dibawah pasangan dibuat dengan tebal padat yang
sesuai dengan Gambar Kerja.
3) Plat penutup dibuat dari beton bertulang dengan campuran 1 pc : 2 Psr : 3 Kr dengan tulangan rangkap
dengan ketentuan seperti pada Gambar Kerja.
4) Pengecoran dilakukan ditempat atau diluar saluran serta dibuat sekat / potongan per 1 meter dengan
diberi lubang disisi kanan dan kiri.( menyesuaikan kondisi lapangan ).
5) Jumlah dan dimensi plat beton bertulang sesuai Gambar Kerja.
6) Plesteran sisi dalam saluran dibuat dengan spesi 1PC : 4Ps dengan ketebalan 1,50 cm dan di aci sebagai
finishing sesuai gambar kerja.
7) Perawatan beton plat dekker dibasahi terus menerus selama 14 hr.
Pekerjaan Talud
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan talud dimulai, Profil harus sudah terpasang cukup kuat dan tidak
berubah sewaktu pelaksanan pekerjaan berlangsung, adapun bentuk profil sesuai dengan gambar
kerja.
2) Diatas galian pasangan untuk talud di beri alas dengan pasir urug ( Local ) dengan tebal 5 cm padat.
3) Landasan dari adukan semen dengan spesi 1 pc : 4 ps setebal paling sedikit 3 cm harus ditempatkan
pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit
sedemikian sehingga batu permukaan selalu tertanam pada adukan tersebut sebelum mengeras.
4) Batu harus tertanam dengan kuat dan satu dengan lainnya bersinggungan untuk mendapatkan tebal
yang diperlukan dari lapisan yang diukur tegak lurus terhadap lereng. Tambahan adukan harus
dipasang untuk mengisi rongga yang ada diantara batu-batu dan harus diakhiri hampir rata dengan
permukaan lapisan tetapi tidak menutup batunya..
5) Plesteran bibir atas Talud ( topi – topi) dan pada sisi luar setinggi 5 cm dibuat dengan spesi 1PC : 4Ps
dengan ketebalan 1,50 cm dan di aci sebagai finishing (Sesuai gambar kerja).
6) Suling – suling dibuat sepanjang Talud tiap jarak ± 2 m2 dan Ø lubang 5 cm di masing-masing sisi
Pasangan batu pada talud sesuai dengan gambar kerja, suling suling menggunakan pipa PVC 5 cm yang
pada ujung dalam di lapisi dengan menggunakan ijuk serta batu split sesuai dengan gambar kerja.
7) Celah antara pasangan batu untuk talud diberi plesteran siar 1PC : 4Ps (siar dalam)dan di aci sebagai
finishing.
PELAPORAN DAN DOKUMENTASI
1) Laporan Harian disiapkan Kontraktor dan dibuat bersama oleh Pelaksana serta diketahui oleh
Koordinator Pengawas Lapangan
2) Laporan Prestasi pekerjaan dua mingguan dibuat oleh Pemborong dan diketahuioleh Koordinator
Pengawas Lapangan sesuai dengan form yang telah ditentukan
3) Penilaian prestasi pekerjaan atas dasar pekerjaan yang telah diselesaikan, tidaktermasuk bahanbahan
yang telah didatangkan dan tidak atas dasar besarnya biaya yang telah dikeluarkan oleh pemborong
4) Foto dokumentasi berwarna sebagai laporan visual pelaksanaan pekerjaan disusundalam album
laporan visual (fisik 0% ,50 %, 100%). Pengambilan foto dokumentaspekerjaan harus pada satu titik
pengambilan sehingga dapat diketahui kondissebelum, pada waktu, serta sesudah pekerjaan
dilaksanakan.
5) As Build Drawing di buat diatas kertas ukuran A3 dijilid rapi dan dibukukan serta berisi :
Gambar pelaksanaan dan perubahannya.
Volume/ukuran komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
As Build Drawing ini dipakai sebagai syarat kelengkapan dalam serah terima pertama pekerjaan.
LAIN-LAIN
1) Semua jenis material yang tidak tercantum dalam RKS terlebih dahulu harus seijin Pengawas/Direksi
Proyek/ dalam penggunaannya
2) Hal-hal yang bersifat teknis yang belum atau tidak dapat dijabarkan dan diuraikan dalam syaratsyarat
teknis, maka Rekanan/kontraktor harus berpedoman pada Gambar Kerja yang merupakan satu
kesatuan dengan RKS ini.
PENUTUP
1) Rekanan/ kontraktor harus dapat menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan (100%) dengan tepat
mutu dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Dokumen Kontrak secara
keseluruhan serta petunjuk Direksi Proyek / Pengawas.
2) Hal-hal yang belum diatur atau belum tercantum dalam RKS ini ataupun perubahan/tambahan yang
mungkin ada akan dijelaskan dalam aanwijzing dan atau diberi petunjuk Direksi Proyek / Pengawas
3) Sebelum menyerahkan pekerjaan yang pertama/kedua, pelaksana berkewajiban menyelesaikan semua
jenis pekerjaan dan pembersihan lapangan sehingga hasil pekerjaan nampak bersih dan sempurna
4) Syarat-syarat dan peraturan teknik ini mengikat sampai pekerjaan selesai 100% dan diserahkan untuk
kedua kalinya pada Direksi Proyek.
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan
yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara
umum harus memenuhi berikut:
1) Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (Permen PU No.43 tahun 2007),
Penyedia Jasa harus melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri
Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada), dan Penyedia Jasa untuk membahas
semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam kegiatan ini.
2) Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan Program
Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada
Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
3) Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan dalam
Pasal 1.2.1.(1) dan harus mencakup informasi tambahan berikut:
a) Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang
menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, mesin pemecah batu dan instalasi
pencampur aspal, serta laboratorium bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam Lingkup
Kontrak.
b) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum
dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran, bersama dengan usulan cara
pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan.
c) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran harus
memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
d) Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati
alatalat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk
perkuatan setiap struktur.
e) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan
tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase
kemajuan mobilisasi.
KANTOR LAPANGAN & FASILITASNYA
Menurut Seksi ini, Penyedia Jasa harus membangun, menyediakan, memasang, memelihara,
membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus memindahkan atau membuang semua
bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang
dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan kegiatan.
a) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang
telah disetujui dan merupakan bagian dari Program Mobilisasi seperti dirinci dalam Pasal
1.2.2.(2), dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site)
dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
b) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas
dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.
c) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi
lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
d) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga
bahanbahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
e) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak
untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan dilengkapi minimum
dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir.
f) Penyedia Jasa harus menyediakan sarana dan prasarana untuk kesehatan dan keselamatan kerja
sesuai dengan ketentuan pada Seksi 1.19.
3) Alat Komunikasi
a) Penyedia Jasa harus menyediakan Telpon satu atau dua arah dan dapat beroperasi selama
periode kontrak.
b) Bilamana sambungan saluran telepon tidak mungkin disediakan, atau tidak dapat
disediakan dalam periode mobilisasi, maka Penyedia Jasa harus menyediakan pengganti
telpon satelit (menggunakan sistem satelit Inmarsat atau Iridium atau sejenis) yang dapat
berkomunikasi 2 arah (2-way) dengan jelas dan dapat diandalkan antara kantor Pengguna
Jasa di Ibukota Provinsi, kantor Tim Supervisi Lapangan dan titik terjauh di lapangan.
Sistem telpon harus dipasang di kantor utama dan semua kantor cabang serta digunakan
sesuai dengan petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
c) Bilamana ijin atau perijinan dari instansi Pemerintah yang terkait diperlukan untuk
pemasangan dan pengoperasian sistem telopon satelit semacam ini, Direski Pekerjaan
akan melakukan semua pengaturan, tetapi semua biaya yang timbul harus dibayar oleh
Penyedia Jasa.
5) Kantor Pendukung
Bilamana Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor pendukung atau lebih, yang
akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 50 km atau lebih dari kantor utama di lapangan,
maka Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan melengkapi satu ruangan pada setiap kantor
pendukung dengan ukuran sekitar 12 meter persegi yang akan digunakan oleh Staf Direksi Pekerjaan
untuk setiap kantor pendukung.
Implementasi mengenai keselamatan & kesehatan kerja secara praktis dirancang melalui suatu sistem yang
dinamakan dengan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SM-K3) atau dalam paradigma modern
dikenal dengan istilah "HSE / SHE " (Health Safety & Environment). Setiap perusahaan idealnya wajib
menerapkan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dan sistematis untuk menjamin faktor resiko terhadap
keselamatan & kesehatan di lingkungan kerja. Penerapan sistem manajemen K3 dimulai dari:
Pembentukan komitmen
Komitmen merupakan modal utama dalam penerapan K3 secara riil mengenai arti penting keselamatan &
kesehatan kerja. Pembentukan komitmen tentang arti pentingnya K3 harus dimulai dari level TOP MANAGEMENT
supaya penerapan sistem K3 berjalan efektif dan optimal. Sesuai dengan UU No 1 tahun 1970 dijelaskan bahwa
unsur pimpinan (direktur) bertanggungjawab untuk melaksanakan keselamatan & kesehatan kerja. Unsur
pimpinan inilah yang nantinya diharapkan mampu membuat kebijakan-kebijakan yang positif tentang K3 dan
mampu menggerakan aspek-aspek penunjang/fasiltas sampai dengan karyawan-karyawan level bawah untuk
menjalankan fungsi K3 untuk mencapai "ZERO ACCIDENT"
Perencanaan
Perencanaan disini dimaksudkan sebagai dasar penerapan program kerja K3 yang nantinya akan dilaksanakan
secara menyeluruh oleh seluruh karyawan. Dalam menentukan program kerja K3, idealnya komite K3 melakukan
assessment di area kerja mengenai maslah-masalah K3 di perusahaan tersebut. Cara mudah biasanya
menggunakan teknik.tools berupa HIRARC (High Identification Risk Assessment & Risk Control), yaitu suatu
cara/teknik mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang kemungkinan bisa menimbulkan kecelakaan
kerja/penyakit kerja dan melakukan langkah penanggulangan sebagai kontrol/preventif. Dapat dilakukan dengan
identifikasi potensi, penilaian faktor resiko dan pengendalian faktor resiko. Pengorganisasian
Bentuk komitmen dari pimpinan perusahaan selain melalui kebijakan tertulis, dapat juga memfasilitasi
pembentukan komite K3 yang khusus menangani permasalahan K3 yang terdiri dari berbagai wakil dari divisi
yang terlibat sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
Selain itu yang paling penting untuk menggerakan orhganisasi/komite K3 tersebut diperlukan seorang "ahli K3"
yaitu seseorang yang berkompeten di bidang K3 yang telah tersertifikasi sebagai ahli K3. Mengapa demikian?
karena dala penerapan program kerja serta aktivitas-aktivitas K3 tidak bisa lepas dari visi dan misi ahli K3
tersebut yang mampu menggerakan jalannya oranisasi kerja. Efektivitas komite K3 tentu saja diperhitungkan dari
penerapan program-program K3 yang tersistematis dan mendapatkan support dari seluruh level karyawan.
Penerapan
Penerapan K3 tentu saja berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas program-program kerja K3 secara optimal.
Harus disertai evidence serta bukti-bukti lapangan mengenai penerpan program kerja tersebut. Contoh program
kerja yang bisa dilakukan yaitu semacam safety campaign, safety sign, safety training, safety talk, safety for visitor,
safety for contractor, simulasi & evakuasi, safety alert, dll.
Pengendalian
Setiap penerapan program-program K3 harus dilakukan pelaporan sebagai bukti evidence sehingga dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat dilakukan perbaikan secara bertahap. Pelaporan K3 harus disusun secara rapi
sebagai penunjang administrasi K3 yang terintegrasi.
Evaluasi
Proses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran efektivitas program/oenerapan K3 sudah
sedemikian efektif atau belum. Secara praktis biasanya dibentuk suati tim auditor untuk melakukan audit dan
verifikasi mengenai penerapan yang dijalankan mengenai sistem manajemen K3.
- Dan pada awal pekerjaan, kita akan segera membuat Asuransi Tenaga Kerja pada JAMSOSTEK.
Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan
ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh
seseorang yang bekerja dalan suatu lingkungan konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang
bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi. Namun tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya
peralatanperalatan ini untuk digunakan.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya, semua perusahaan
konstraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau
personal protective Equipment(PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :
1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-
pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Megingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada
umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama
dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah
ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi
perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-
benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki
tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih
besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang
tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang
membutuhkan kacamata adalah mengelas.
4. Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan
sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dab tajam selama menjalankan kegiatannya.
Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang
sifatnya berulang seperti medorong gerobag cor secara terus-meerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan
yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.
5. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah merupakan
keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar benar sesuai peraturan. Helm ini
diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan
atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk
menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.
6. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau
pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama talai
penganman ini dalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan
erection baja pada bangunan tower.
7. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang
memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari
mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.
8. Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi
proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari
suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas, mengerut kayu.
9. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan dan penempatan alat
ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.
No. Nama Tgl, Bl, Thn Pendidikan Posisi Pengalaman Ijazah SKA / SKT /
Yang KEAHLIAN
Lahir Terakhir Diusulkan Kerja (Nomor) (Nomor)
(Thn)
1 LILA YUNIAR Semarang,04 Sarjana T.SIpil Site Manager 6 TS.0755 Ahli Teknik Jalan – Muda :
O,ST Juni 1980 1.2.202.3.056.11.1045044
HJ.ATIK PUDJIATI
Direktris
DAFTAR PERALATAN UTAMA YANG DIGUNAKAN
Kapasitas
/ Merk Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No Jenis Peralatan Jml Output & Type Pembuatan Baik/ Sekarang Kepemilikan
Rusak
1 Beton Molen 1 350 ltr Tiger 2011 Baik Blora Milik
GT.350 Sendiri
1 350 ltr Sea Gull 2013 Baik Blora Milik
Sendiri
2 Stamper 1 5 HP Dynamic 2013 Baik Semarang Sewa
Paving DPC 90
1 5 HP Dynamic 2013 Baik Semarang Sewa
DPC 90
HJ.ATIK PUDJIATI
Direktris
PRA - RENCANA K3 KONTRAK
(RK3K)
RENCANA RK3 KONTRAK
KEGIATAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN TEMPELAN, KARANGJATI, KAUMAN KECAMATAN
BLORA KABUPATEN BLORA
NOMOR : PKA-P-033/Tendok/Pp.11.PL/2015
TGL 05 Agustus 2015
LOKASI KEGIATAN :
KABUPATEN BLORA
LEMBAR PENGESAHAN
1. KEBIJAKAN K3 PERUSAHAAN PENYEDIA JASA
2. PERENCANAAN
2.1 Identifikasi Bahaya, penilaian Risiko dan Pengendaliannya
2.2 Pemenuhan Perundang - undangan dan Persyaratan lainnya
2.3 Sasaran dan Program
4 PEMERIKSAAN
4.1 Pengukuran dan Pemantauan
4.2 Evaluasi Kepatuhan
4.3 Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
4.4 Pengendalian Rekaman
4.5 Audit Internal
5 TINJAUAN MANAJEMEN
5.1 Tinjauan Manajemen
LEMBAR PENGESAHAN
1. Pengguna Pekerjaan Konstruksi dan penyedia bertanggungjawab atas keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) bagi karyawan dan pekerja di tempat pekerjaannya, masyarakat umum di sekitar lokasi
pekerjaan, kegiatan konstruksi termasuk alat, bahan dan hasil pekerjaan dan kondisi lingkungan
4. Pengguna Pekerjaan Konstruksi dan Penyedia wajib menyepakati tersusunnya dan terlaksananya
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K).
5. Penyedia setiap saat harus selalu melakukan tindakan yang patut diambil untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan Personil/tenaga kerjanya.
6. Penyedia harus merencanakan, menerapkan, memelihara tempat kerja sesuai dengan semua
persyaratan kesehatan dan kebersihan yang diperlukan.
7. Penyedia harus menunjuk Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 di lapangan sesuai ketentuan resiko
pekerjaan yang dilaksanakan.
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN
Nama Perusahaan : CV. KURNIA JAYA
Kegiatan : PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN TEMPELAN, KAR
PENILAIAN RESIKO
PENGENDALIAN RESIKO PENANGGUNG JAWAB
PELUANG AKIBAT RESIKO
Peluang bahaya minim Minim akibat dari bahaya Tingkat resiko minim Memakai peralatan safety : Pelaksana
Helm; sarung tangan; sepatu Mandor
safety. Tenaga K3
Peluang bahaya minim Minim akibat dari bahaya Tingkat resiko minim Memakai peralatan safety : Pelaksana
Helm; sarung tangan; sepatu Mandor
safety. Tenaga K3
Peluang bahaya minim Minim akibat dari bahaya Tingkat resiko minim Memakai peralatan safety : Pelaksana
Helm; sarung tangan; sepatu Mandor
safety. Tenaga K3
Peluang bahaya saat Tenaga bongkar terluka Tingkat resiko bahaya Memakai peralatan safety : Pelaksana
pembongkaran saluran sehingga mengganggu sedang, tapi tetap perlu Helm; sarung tangan; sepatu Mandor
dan plat dekker lama kelancaran pekerjaan kehati - hatian saat safety. Tenaga K3
pelaksanaan pekerjaan
Peluang bahaya saat Tenaga kerja terluka Tingkat resiko bahaya Memakai peralatan safety : Pelaksana
proses galian dan sehingga mengganggu sedang, tapi tetap perlu Helm; sarung tangan; sepatu Mandor
pasangan batu belah kelancaran pekerjaan kehati - hatian saat safety. Tenaga K3
pelaksanaan pekerjaan
KEBIJAKAN K3PEMENUHAN PERUNDANG - UNDANGAN
DAN PERSYARATAN LAINNYA
1. SASARAN K3
Tenaga Kerja dan karyawan yang terlibat secara langsung mapupun tidak langsung pada Pekerjaan
ini.
Memperkenalkan, Menjelaskan, sehingga Tenaga kerja dan karyawan bisa dan mampu
menjalankan K3
JADWAL PELAKSANAAN
ORGANISASI KEGIATAN
PENGGUNA ANGGARAN
STRUKTUR ORGANISASI
URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
1 HJ. ATIK PUDJIATI DIREKTUR Membuat kebijakan yang Penentu kebijakan dan
diperlukan untuk pengambil keputusan
penyelesaian pekerjaan di atas nama Perusahaan.
lapangan
2 LILA YUNIAR, ST SITE MANAJER Menentukan keputusan
Sebagai wakil dari di lappangan atas
direktur di lapangan dan arahan dari Direktur.
membuat keputusan di
3 EDY MULYONO PELAKSANA JALAN lapangan Mengontrol segala proses
di lapangan
Melaksanakan perintah Site
4 AGUS PURWOKO, Ah.T PELAKSANA JALAN Manajer di lapangan Mengontrol segala proses
di lapangan
Melaksanakan perintah Site
5 SUWARSITO PELAKSANA IRIGASI Manajer di lapangan Mengontrol segala proses
di lapangan
Melaksanakan perintah Site
6 S.RUSBIYANTO, AMD JURU UKUR Manajer di lapangan Mengontrol secara detail
tentang ukuran dan
Membuat ukuran detail atas dimensi di lapangan
pekerjaan di lapangan
7 RAGIL SUGENG JURU GAMBAR Mengontrol secara detail
tentang ukuran dan
Membuat gambar shop dimensi di lapangan
drawig dan asbuilt drawing
8 LIDWINA HATTIAN ADMINISTRASI Mengontrol arus kas
lapangan dan administrasi
Menyiapkan segalan kantor secara tegas.
keperluan administrasi
kantor dan proyek
KOMPETENSI KARYAWAN
NO NAMA KOMPETENSI
8 LIDWINA HATTIAN -
Hari/Tanggal : Waktu :
Tempat : Peserta :
NO NAMA KOMPETENSI
PAKTA INTEGRITAS
HJ.ATIK PUDJIATI
Direktur
FORMULIR ISIAN PENILAIAN KUALIFIKASI
UNTUK BADAN USAHA
1. Akte Pendirian
a.Nomor Akte : - 83 -
b.Tgl/Bln/Th berdiri Perusahaan : 19 September 1992
c.Notaris : Liembang Priyadi Daljono,
SH
2. Akte Perubahan Terakhir
a. Notaris : Elizabeth Estiningsih,SH
b. Tgl/Bln/Th : 3 Februari 2014
c. Nomor : -02-
3. Pendaftaran Akte di Pengadilan Negeri Nomor :
Tanggal :
A. DATA ADMINISTRASI
F. DATA KEUANGAN
1. Susunan Kepemilikan Modal
2. Pajak
PPh Psl. 25
- S-01016727/PPH25/WPJ.10/KP.1103/2015 Tgl 9
April 2015 - S-01022622/PPH25/WPJ.10/KP.1103/2015 Tgl 18
Mei 2015 - S–01025964/PPH25/WPJ.10/KP.1103/2015 Tgl 10
Juni 2015
PPN :
4 Surat Keterangan Fiskal : - S-01016724/PPN1111/WPJ.10/KP.1103/2015 Tgl 9
April 2015 - S-01022618/PPN1111/WPJ.10/KP.1103/2015 Tgl
18 Mei 2015
- S-01025960/PPN1111/WPJ.10/KP.1103/2015 Tgl 10
Juni 2015
PEM : 01001095/514/Mar/2014
Tanggal 6 Maret 2014
I. DATA PERALATAN
Kapasitas
/ Merk Tahun Kondisi Lokasi Bukti
No Jenis Peralatan Jml Output & Type Pembuatan Baik/ Sekarang Kepemilikan
Rusak
1 Beton Molen 1 350 ltr Tiger 2011 Baik Blora Milik
GT.350 Sendiri
1 350 ltr Sea Gull 2013 Baik Blora Milik
Sendiri
2 Stamper 1 5 HP Dynamic 2013 Baik Semarang Sewa
Paving DPC 90
1 5 HP Dynamic 2013 Baik Semarang Sewa
DPC 90
3 Dump Truck 1 7 Ton DYNA 2012 Baik Semarang Sewa
1 7 Ton DYNA 2012 Baik Semarang Sewa
J. PENGALAMAN PERUSAHAAN
No. NAMA PAKET BIDANG PEMBERI TUGAS KONTRAK TANGGAL SELESAI
/ NAMA ALAMAT NO. / TGL NILAI KONTRAK BA. SERAH
SUB- BIDANG TERIMA
1 Peningkatan Jl Lingkungan Sipil - Jalan DPU Kab. Jl. Sumbawa 602.1/1168/200 Rp.709.709.000,- 15-12-2009 10-12-2009
Randublatung Blora No. 1A 9
Kec. Randublatung. Tgl 12-10-2009
2 Rehabilitasi Gorong - Sipil -Jembatan Dinas Bina Jl. Jend 630 / 19 Rp.256.000.000,- 25-08-2009 2-07-2009
Gorong Muraharjo Marga BPT Sudirman Tgl 27-02-2009
Purwodadi No. 2
No. 141/ 83
Purwodadi
3 Rehabilitasi Gorong - Sipil -Jembatan Dinas Bina Jl. Jend 630 / 10 Rp.169.250.000,- 23-08-2010 27-05-2010
Gorong Jape Cs No. 144/84 Marga BPT Sudirman Tgl 25-02-2010
Km. Smg. 131.970 Purwodadi No. 2
Purwodadi
4 Jembatan Kedung Kendil Sipil - Dinas Bina Jl. Jend 630/11 Tgl 23- Rp.480.865.000,- 21-07-2012 20-07-2012
Ruas Wirosari-Kunduran Jembatan Marga BPT Sudirman 02-2012
- - - - - - - - - -