Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI BEBERAPA DOSIS HERBISIDA CAMPURAN ATRAZINA DAN MESOTRIONA

PADA TANAMAN JAGUNG: I. KARAKTERISTIK GULMA

The Application of some Dosages of Mixture Atrazine and Mesotrione Herbicides on


Corn: I. Weed Characteristics

Hasanuddin
Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

ABSTRAK

Efektivitas herbisida dalam mengendalikan gulma sangat ditentukan oleh dosis herbisida. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan dosis yang tepat untuk mengendalikan gulma pada tanaman jagung.
Dosis herbisida campuran atrazina dan mesotriona yang digunakan adalah: 0; 0,5; 1,0; 1,50; 2,0 dan 2,50
-1
L bahan dagang ha . Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Peubah yang diamati
adalah: persentase pengendalian gulma, populasi gulma, jenis gulma, bobot kering gulma teki, bobot
kering gulma rumput, dan bobot kering gulma berdaun lebar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis
-1
herbisida campuran sebanyak 0,5 L bahan dagang ha dapat meningkatkan persentase pengendalian
gulma serta menurunkan populasi gulma, jenis gulma, bobot kering gulma teki, bobot kering gulma
rumput, dan bobot kering gulma berdaun lebar.
Kata kunci: atrazina, mesotriona, jagung, karakteristik gulma

ABSTRACT

Herbicide effectivity for weed control depends on herbicide dosages. This research conducted to find
dosage for weed control on corn. Mixture herbicide of atrazine and mesotrione dosages were: 0; 0.5;
-1
1.0; 1.50; 2.0 and 2.50 L formulation ha . Completely Randomized Design was used. Variables were:
weed control percentage, weed population, weed species, dry weight of sedges, dry weight of grasses,
-1
and dry weight of broad leaves. The result showed were herbicide dosages of 0.5 L formulation ha
could increasing weed control percentages, decreasing of weed population, weed species, dry weight of
sedges, dry weight of grasses, and dry weight of broad leaves.
Key word: atrazine, mesotrione, corn, weed characteristics

PENDAHULUAN 2000). Salah satu tindakan pengendalian


gulma dengan mempertimbangkan aspek
Adanya interferensi gulma di perta- biaya, tenaga kerja dan waktu yang relatif
naman jagung, dapat mempengaruhi rendah adalah dengan menggunakan
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. herbisida (Cudney 1996, Copping 2002,
Interferensi gulma terhadap tanaman Monaco et al. 2002).
dapat berupa persaingan unsur hara, air, Tidak dapat dipungkiri bahwa ada
dan cahaya serta pelepasan alelopati. Hasil kelemahan penggunaan herbisida dalam
penelitian menunjukkan bahwa kehilangan pengendalian gulma pada tanaman perta-
hasil jagung akibat persaingan dengan nian. Menurut Duke et al. (1991), Vencill et
gulma adalah sebesar 31% (Purba & al. (2002) penggunaan herbisida sejenis
Desmarwansyah 2008 dalam Purba 2009). secara terus menerus dalam waktu yang
Upaya yang dapat dilakukan untuk mem- lama, dapat menyebabkan resistensi
perkecil kehilangan hasil tanaman jagung gulma. Salah satu alternatif yang dapat
akibat persaingan adalah melakukan dilakukan untuk mengeleminasi resistensi
tindakan pengendalian gulma baik secara gulma adalah dengan melakukan pencam-
preventif, mekanis, kultur teknis, biologis, puran beberapa bahan aktif herbisida (Rao
kimiawi, maupun terpadu (Culpper & York 2000). Selanjutnya dijelaskan bahwa

Jurnal Agrista Vol. 17 No. 1, 2013 36


pencampuran herbisida dapat memper- mengendalikan gulma-gulma yang ada di
tinggi pengendalian gulma baik secara pertanaman jagung.
efektif dan ekonomis, sehingga dosis
aplikasi dapat ditekan lebih rendah METODE PENELITIAN
dibanding dosis herbisida yang diaplikasi
secara terpisah (Zimdhal 2007). Penelitian lapangan ini telah dilaksana-
Beberapa herbisida yang diformulasikan kan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian
untuk pengendalian gulma pada tanaman Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Bahan
jagung, diantaranya herbisida berbahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
aktif atrazina dan mesotriona. Kedua benih jagung manis kultivar bonanza serta
herbisida ini memiliki persistensi yang herbisida campuran atrazina dan meso-
cukup singkat (Syngenta 2010) dan telah triona. Rancangan percobaan yang diguna-
dibuktikan memiliki hubungan yang kan adalah Rancangan Acak Lengkap.
sinergis sehingga dapat digunakan sebagai Perlakuan penelitian ini adalah dosis
herbisida campuran pada areal tanaman herbisida campuran atrazina dan mesotrina
jagung (Sutanto 2002 dalam Hardiastuti & yaitu: 0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 L bahan
Metusala 2009). Herbisida atrazina terma- dagang ha-1.
suk golongan triazina yang dapat diaplikasi Penelitian lapangan ini menggunakan
secara pra tumbuh maupun pasca tumbuh polibag sebanyak 60 buah yang terdiri dari
dengan cara kerja menghambat transpor 6 perlakuan yang diulang sebanyak 5 kali
elektron pada fotosistem II, sedangkan dan setiap ulangan terdiri dari 2 polibag.
herbisida mesotriona adalah menghambat Tanah yang digunakan berasal dari Kebun
fungsi dari enzim yang esensial bagi Percobaan Fakultas Pertanian Unsyiah.
kehidupan tanaman yaitu enzim HPPD (p- Sebelum dimasukkan ke dalam polibag,
hidroksi-fenil-piruvat dehidrogenase) yang tanah tersebut diayak dan dikering-
menyebabkan pigmen karotenoid tidak anginkan selama tiga hari. Benih ditanam
terbentuk, sehingga mengganggu fotosin- pada lobang yang dibuat dengan tugal
tesis yang pada akhirnya akan menimbul- sedalam 3 cm. Setiap lobang tanam berisi 3
kan gejala bleaching kemudian mati (Ismail butir kedelai yang telah diinokulasi dengan
& Kalithasan 1999, Hess 2000, Martin, Rhizoplus. Untuk mengaplikasi herbisida,
2000, Read & Cobb 2000, Vencill et al. digunakan aplikator hand pressure sprayer
2002). Ditambahkan juga bahwa campuran dengan nozzle flat fan 8002 bertekanan
herbisida ini dapat mengendalikan gulma 250 kPa dan volume semprotan sebanyak
berdaun lebar dan rerumputan yang 400 L ha-1.
diaplikasikan sebelum dan sesudah tumbuh Tindakan agronomis seperti aplikasi
gulma pada tanaman jagung (Direktorat herbisida campuran atrazina dan meso-
Jenderal Tanaman Pangan 2010). triona, juga dilaksanakan sesuai dengan
Selanjutnya, pemberian herbisida campur- perlakuan dosis pada saat tanam. Untuk
an atrazina dan mesotriona sebanyak 1,2 mengantisipasi adanya serangan hama dan
kg bahan produk ha-1 dapat menurunkan penyakit, digunakan insektisida Match 50
bobot kering gulma (Hasanuddin et al. EC dan Decis 2,5 EC dan rodentisida Klerat
2012). RM-B. Pupuk yang digunakan adalah Urea,
Atas dasar pemikiran diatas, telah TSP, dan KCl dengan dosis masing-masing
dilakukan penelitian mengenai aplikasi 50, 60, dan 70 kg ha-1. Pupuk Urea
beberapa dosis herbisida campuran atra- diberikan dua kali yaitu setengah bagian
zina dan mesotriona pada tanaman jagung pada saat tanam yang dicampurkan dengan
terhadap beberapa karakteristik gulma. seluruh pupuk TSP dan KCl. Sedangkan
Tujuan penelitian ini adalah untuk setengah bagian lagi diberikan pada 30 hari
mendapatkan dosis herbisida campuran setelah tanam (HST). Untuk kegiatan
atrazina dan mesotriona yang tepat dalam pemeliharaan tanaman selama dalam

Jurnal Agrista Vol. 17 No. 1, 2013 37


penelitian itu, disesuaikan dengan paket seperti kelembapan relatif. Berdasarkan
teknologi yang telah diterapkan. hasil penelitian yang dilaksanakan oleh
Peubah yang diamati dalam penelitian Wichert & Talbert (1992) bahwa, terdapat
itu adalah Peubah yang diamati adalah: peningkatan pengendalian jenis gulma
persentase pengendalian gulma, populasi manakala kelembapan relatif meningkat
gulma, jenis gulma, bobot kering gulma dari 50 % menjadi 85 %. Hasil penelitian itu
teki, bobot kering gulma rumput, dan sejalan dengan keadaan di lapangan yaitu
bobot kering gulma berdaun lebar. Seluruh 84,1 %. Berdasarkan pengamatan di
peubah yang diamati pada umur 28 HST lapangan, gulma sasaran yang terkena
dan dihitung dengan sidik ragam yang herbisida, menunjukkan pertumbuhan
dilanjutkan dengan uji DNMRT pada taraf 5 tidak normal. Abnormalitas gulma tersebut
persen (Gomez & Gomez 1995). Untuk pada akhirnya akan menimbulkan
mengolah data digunakan program SPSS kematian.
versi 16.
Populasi Gulma
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil sidik ragam terlihat
bahwa dosis herbisida campuran atrazina
Persentase Pengendalian Gulma dan mesotriona berpengaruh terhadap
Berdasarkan hasil sidik ragam terlihat populasi gulma pada 28 HST (Tabel 1).
bahwa dosis herbisida campuran atrazina Rendahnya populasi gulma pada perlakuan
dan mesotriona berpengaruh terhadap dosis 0,5 kg bahan dagang ha-1 memberi
persentase pengendalian gulma (Tabel 1). makna bahwa dosis herbisida telah
Terlihat bahwa semakin besar dosis menekan pertumbuhan gulma. Tertekan-
herbisida yang diberikan, maka semakin nya populasi gulma akibat aplikasi
besar pula persentase pengendalian gulma. herbisida dapat berupa terjadinya peru-
Herbisida yang diberikan sebesar 0,5-1,0 L bahan morfologis gulma yang meng-
bahan dagang ha-1, dapat meningkatkan akibatkan perubahan bentuk gulma atau
persentase pengendalian gulma sebesar kematian gulma secara total. Fenomena
33-39 % dibandingkan kontrol. Selanjutnya kejadian itu akan memberikan dampak
ada peningkatan persentase pengendalian langsung dalam hal populasi gulma.
gulma sebesar dan 61 % - 77 % apabila Ditambahkan oleh Rao (2000), bahwa pada
diaplikasi pada dosis 1,5 – 2,5 L bahan dosis herbisida tertentu dapat mengen-
dagang ha-1. Dapat dikatakan bahwa dalikan perkecambahan gulma. Proses
dengan dosis yang relatif rendah yaitu kematian kecambah gulma diawali tidak
sebanyak 1,5 L bahan dagang ha-1, normalnya penampilan gulma manakala
herbisida telah menekan pertumbuhan mencapai permukaan tanah. Fenomena itu
gulma, dalam hal ini adalah peningkatan mengaktualisasikan ren-dahnya populasi
persentase pengendalian gulma. gulma pada suatu lahan. Beberapa hasil
Berdasarkan rekomendasi yang penelitian menunjukkan bahwa dosis
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal herbisida tertentu dapat menekan
Tanaman Pangan (2010) dan hasil pertumbuhan gulma berdaun lebar seperti:
Penelitian Hasanuddin et al. (2012) bahwa Alternanthera philoxyroides (Mart.) Griseb
gulma rumput-rumputan dan berdaun dan Ipomoea hederacea maupun gulma
lebar setahun dan tahunan dapat rumput-rumputan seperti: Brachiaria spp.,
dikendalikan dengan dosis herbisida C. dactylon, Digitaria spp., Echinochloa
campuran sebanyak 1,2 kg bahan dagang colona (L.) Link., Eleusine indica (L.) Gaertn,
ha-1. Tingginya persentase pengendalian dan Lolium perenne L. (Komisi Pestisida
gulma selain ditentukan oleh dosis 2000).
herbisida, juga ditentukan oleh faktor iklim

Jurnal Agrista Vol. 17 No. 1, 2013 38


Tabel 1. Rerata persentase pengendalian gulma, populasi gulma, dan jenis gulma akibat perlakuan
beberapa dosis herbisida campuran atrazina dan mesotriona pada tanaman jagung
Perlakuan Persentase pengendalian gulma Populasi gulma Jenis gulma
-1
(L bahan dagang ha ) (persen) (jumlah) (jumlah)
0,0 0,0 a 5,1 b 3,6 b
0,5 32,5 b 1,9 a 1,4 a
1,0 39,1 b 1,8 a 1,4 a
1,5 60,5 c 1,6 a 0,8 a
2,0 66,5 c 1,4 a 1,2 a
2,5 77,3 c 1,2 a 0,8 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak
nyata pada P> 0,05 (Uji DNMRT)
*= data telah ditransformasi dengan Vx

Tabel 2. Rerata bobot kering gulma rerumputan, berdaun lebar, dan teki-tekian akibat perlakuan
beberapa dosis herbisida campuran atrazina dan mesotriona pada tanaman jagung
Perlakuan Bobot kering gulma Bobot kering gulma Bobot kering gulma
-1
(L bahan dagang ha ) rerumputan (g) berdaun lebar (g) teki-tekian (g)
0,0 2,4 b 2,6 b 1,2 b
0,5 1,0 a 0,7 a 0,8 a
1,0 0,8 a 0,7 a 0,8 a
1,5 0,7 a 0,7 a 0,9 a
2,0 0,8 a 0,7 a 0,8 a
2,5 0,8 a 0,7 a 0,7 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda tidak
nyata pada P> 0,05 (Uji DNMRT)
*= data telah ditransformasi dengan Vx

Jenis Gulma rerumputan, berdaun lebar, dan teki-tekian


Berdasarkan hasil sidik ragam terlihat yaitu adanya perbedaan antara yang tidak
bahwa dosis herbisida campuran ametrina diberi dan diberi dosis herbisida campuran
dan mesotriona berpengaruh terhadap atrazina dan mesotriona. Beberapa hasil
jenis gulma pada 42 HST (Tabel 1). Hal itu penelitian menunjukkan bahwa campuran
memperlihatkan bahwa dosis herbisida herbisida tersebut dapat mempengaruhi
yang berbeda mampu mempengaruhi proses fisiologis gulma yang diaktuali-
jumlah jenis gulma. Dapat dipahami bahwa sasikan dengan kematian gulma. Kematian
dosis herbisida tersebut dapat mengen- gulma secara langsung dapat mempenga-
dalikan beberapa gulma yang tumbuh pada ruhi penurunan bobot kering gulma.
lahan tersebut, dengan kata lain bahwa Selanjutnya dijelaskan oleh Syngenta
herbisida tersebut dapat mengendalikan (2000), campuran herbisida atrazina dan
atau menekan pertumbuhan gulma yang mesotriona efektif mengendalikan gulma
diaktualisasikan dengan penurunan jumlah berdaun lebar dan rerumputan yang dapat
jenis gulma. diaplikasi sebelum dan sesudah tumbuh
pada tanaman jagung.
Bobot Kering Gulma
Berdasarkan hasil sidik ragam terlihat SIMPULAN DAN SARAN
bahwa dosis herbisida campuran atrazina
dan mesotriona berpengaruh terhadap Dosis herbisida campuran atrazina dan
bobot kering gulma rerumputan, berdaun mesotriona dapat mempengaruhi persen-
lebar, dan teki-tekian (Tabel 2). Terlihat tase pengendalian gulma, populasi gulma,
adanya pola yang sama pengaruh dosis jenis gulma, bobot kering gulma. Campuran
herbisida terhadap bobot kering gulma herbisida atrazina dan mesotriona pada

Jurnal Agrista Vol. 17 No. 1, 2013 39


dosis 0,50 L bahan dagang ha-1 dapat pertumbuhan gulma pada tanaman
meningkatkan persentase pengendalian jagung. Hal: 103-106. Dalam: D. Bakti,
gulma dan menurunkan populasi gulma, Rosmayati, L. Agustina, R. Handarini, S.
jenis gulma, dan bobot kering gulma. Perlu Latifah, M. Tafsin, Razali, T. Sabrina, H.
adanya penelitian lebih lanjut tentang Hanum, E. Julianti, J. Ginting, T.
pengaruh dosis herbisida campuran atra- Irmansyah, & Fauzi (eds.). Prosiding
zina dan mesotriona terhadap peubah Seminar Nasional dan Rapat Tahunan
gulma serta pertumbuhan dan hasil bidang Ilmu-ilmu Pertanian BKS-PTN
tanaman jagung. Wilayah Barat Tahun 2002. Medan, 3-5
April 2012.
DAFTAR PUSTAKA Hess, F.D. 2000. Review. Light-dependent
herbicides: An overview. Weed Sci.
Copping, L.G. 2002. Herbicide discovery. 48:160-170.
p:93-113. In: R.E.L. Naylor (ed.) Weed Ismail, B.S., and K. Kalithasan. 1999. Effects
management handbook. 9th ed. of repeated application on persistence
Blackwell Science, Ltd., Oxford, UK. and downward movement of four
Cudney, D.W. 1996. Why herbicides are herbicides in soil. Aust. J. Soil Res.
selective. 1996 Symposium Pro- 35:503-513.
ceedings. California Exotic Pest Plant Komisi Pestisida. 2000. Pestisida untuk
Council. http://wwww.cal-ipc-org/ pertanian dan kehutanan. Departemen
symposia/archive/pdf/ 1996_ sympo- Pertanian R.I, Jakarta.
sium_proceeding 1827. pdf. Diakses Martin, H. 2000. Herbicide mode of action
tanggal 29 April 2012. categories. Available at http://www.
Culpepper, A.S., and A.C. York. 2000. Weed gov.on.ca/OMAFRA/english/crops/fact
management in ultra narrow row s00-061.htm#pig. (Verified 22 Apr.
cotton (Gossypium hirsutum). Weed 2002).
Technol. 14:19-29. Monaco, T.J., S. M. Weller, & F. M. Ashton.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2002. Weed science. Principles and
2010. Pestisida untuk pertanian dan Practices. 4th ed. John Wiley & Sons.
kehutanan. DIRJENTAN. Jakarta. New York.
Duke, S.O., R.N. Paul., J.M. Becerril., and Purba, E. 2009. Keanekaragaman herbisida
J.H. Schmidt. 1991. Clomazone causes dalam pengendalian gulma mengatasi
accumulation of sesquiterpenoids in populasi gulma resisten dan toleran
cotton (Gossypium hirsutum L.) Weed herbisida. Pidato Pengukuhan Jabatan
Sci. 39:339-346. Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu
Gomez, K. A., & A. A. Gomez. 1995. Gulma pada Fakultas Pertanian
Prosedur statistik untuk penelitian Universitas Sumatera Utara. Medan, 10
pertanian. (terjemahan) edisi kedua. Oktober 2009. www.usu.ac.id. (diakses
Universitas Indonesia Press, Jakarta. tanggal 10 Maret 2012).
Hardiastuti, S. & D. Metusala. 2009. Rao, V. S. 2000. Principles of weed science.
Aplikasi herbisida campuran atrazine 2nd ed. Science Publishers, Inc., Enfield,
dan mesotrione terhadap pertum- NH.
buhan gulma dan hasil jagung. Hal: 46-
Reade, P.H., and A.H. Cobb. 2002.
56. Dalam: D. Kurniadi dan D. Widayat
Herbicides: Modes of action and
(Eds.) Prosiding Seminar Nasional XVIII
metabolism. p:134-170. In R.E.L. Naylor
Himpunan Ilmu Gulma Indonesia.
(ed.) Weed management handbook. 9th
Bandung, 30-31 Oktober 2009.
ed. Blackwell Science, Ltd., Oxford, UK.
Hasanuddin, S. Hafsah, & Sufiuddin. 2012.
Syngenta. 2010. Calaris. Product use.
Pengaruh dosis herbisida campuran
Available on: www.syngenta-
atrazina dan mesotriona terhadap

Jurnal Agrista Vol. 17 No. 1, 2013 40


crop.co.uk/pdfs/ products/ Calaris _ Weed Science Society of America,
uk_product_label.pdf. (diakses tanggal Lawrence, KS.
6 Maret 2012). Wichert, R.A. & R.E. Talbert. 1992. Soybean
Vencill, W.K., K. Armbrust, H.G. Hancock, D. [Glycine max (L.)] response to lactofen.
Johnson, G. McDonald, D. Kinter. F. Weed Sci. 41:23-37.
Lichtner, H.McLean, J. Reynolds, D. Zimdahl, R.L. 2007. Fundamentals of weed
Rushing, S. Senseman, & D. Wauchope. science. 3rd ed. Academic Press, Inc.,
2002. Herbicide handbook. 8th ed. San Diego, CA.

Jurnal Agrista Vol. 17 No. 1, 2013 41

Anda mungkin juga menyukai