Menurut kelompok kami, mengapa terdapat perbedaan rerangka konseptual
pada setiap standar akuntansi dapat dilihat dari dua sudut berikut : Aktivitas baik bisnis non bisnis tiap-tiap perusahaan baik swasta maupun pemerinta. Terdapat begitu banyak jenis aktivitas baik bisnis dan non bisnis di dunia sekarang ini, mulai dari yang berskala besar sampai berskala kecil, pemerintah maupun swasta, perusahaan terbuka maupun tertutup dan lain sebagainya. Mendasari hal itu maka terdapat regulasi (contohnya dari pasar modal, undang-undang, Bank Indonesia, OJK dll) yang mengatur perlakuan khusus untuk setiap jenis bisnis. Analoginya, sama halnya dengan standar akuntansi diperlukan perlakuan khusus atas setiap jenis aktivitas yang ada. Dan untuk menjawab kebutuhan pelaporan laporan keuangan, standar akuntansi (dalam hal ini standard setter) harus mengkategorikan standar berdasarkan aktivitas yang berkaitan, misal di sektor publik dan perusahaan swasta. Maka dari itu, rerangka konseptual sendiri harus disesuaikan berdasarkan kegiatan bisnis agar menjawab kebutuhan mengapa terdapat perbedaan standar akuntansi. Jelas terdapat perbedaan antar rerangka konseptual di tiap standar akuntansi karena pada dasarnya standar akuntansi juga disusun berdasarkan kebutuhan (akuntansi) ditiap sektor bisnis, contohnya di sektor publik laporan keuangan yang dilaporkan berbeda dengan perusahaan komersial lainnya. Dalam perusahaan komersial tidak terdapat laporan realisasi anggaran. Rerangka konseptual itu sendiri, apa pengertian dan maksud dibuatnya rerangka konseptual. Kerangka Konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian (tujuan) laporan keuangan untuk pengguna eksternal (user). Pada dasarnya kebutuhan pengguna laporan keuangan berbeda berdasarkan jenis kegiatan perusahaan seperti halnya di perusahaan yang listed di pasar modal, lembaga kemasyarakatan, pemerintah, bank syariah, koperasi dan lainnya. Dan untuk mencapai tujuan yaitu menyajikan informasi keuangan, maka rerangka konseptual yang ada pada umum (komersial) harus disesuaikan berdasarkan kebutuhan user. 3. Informasi utama: Tujuan : menjelaskan tujuan pelaporan keuangan yang spesifik Pengguna : objek penyusun laporan baik perusahaan, pemerintah, bank komersial, bank syariah, koperasi dll Karakteristik kualitatif : menjelaskan kriteria informasi keuangan Elemen dan komponen laporan keuangan: menjelaskan elemen- elemen dalam laporan keuangan sesuai dengan jenis perusahaan/sektor publik serta komponen laporan keuangannya Asumsi dan prinsip: menjelaskan asumsi dan prinsip yang berlaku dalam penyusunan laporan keuangan Pengakuan dan Pengukuran: menjelaskan bagaimana penyusun dalam mengakui (mencatat) suatu kejadian kemudian melekatkan suatu nilai atasnya.