Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PENGAMPU:
Arda Surya Editya, S.Pd., M.T.
OLEH:
A. Pengertian
Konvolusi adalah sebagai cara untuk mengkombinasikan dua buah deret angka
yang menghasilkan deret angka yang ketiga. Secara matematis, konvolusi adalah
integral yang mencerminkan jumlah lingkupan dari sebuah fungsi a yang digeser atas
fungsi b sehingga menghasilkan fungsi c. Konvolusi dilambangkan dengan asterisk
(*). Sehingga, a*b = c berarti fungsi a dikonvolusikan dengan fungsi b menghasilkan
fungsi c.
Jenis konvolusi dibedakan menjadi jumlah konvolusi yang dipakai pada sistem
berwaktu diskrit dan integral konvolusi yang dipakai pada sistem berwaktu kontinu.
1. Konvolusi Kontinyu
Konvolusi kontinyu yaitu output sistem dengan tanggapan impuls h(t) dan
masukan x(t) dapat di representasikan sebagai:
y(t ) x( ) (t )
all
y (t ) x( p)h(t p)dp
Untuk dua fungsi sembarang x(t) dan h(t) maka integral konvolusi r(t) dapat
dinyatakan sebagai:
r (t ) x( p)h(t p)dp
b. Distributif
x(t)*[y(t) z(t)] = [x(t)*y(t)] [x(t)*z(t)]
rxy(t) = ryx(t) rxz(t)
c. Asosiatif
x(t)*[y(t)*z(t)] = [x(t)*y(t)]*z(t)
2. Konvolusi Diskrit
Konvolusi diskrit yaitu antara dua sinyal x(n) dan h(n) dapat di rumuskan
sebagai berikut:
r(n) x(n) * h(n) x(k)h(n - k)
all k
Konvolusi
a. Komputasi tersebut di selesaikan dengan merubah indeks waktu diskrit n
menjadi k dalam sinyal x[n] dan h[n].
b. Sinyal yang dihasilkan x[k] dan h[k] selanjutnnya menjadi sebuah fungsi waktu
diskrit k.
c. Langkah berikutnya adalah menetukan h[n-k] dengan h[-k] merupakan
pencerminan dari h[k] yang diorientasikan pada sumbu vertikal dan h[n-k]
merupakan h[-k] yang di geser ke kanan dengan sejauh n.
d. Saat pertama hasil perkalian x[k]h[n-k] terbentuk, nilai pada konvolusi
x[n] *h[n] pada titik n dihitung dengan menjumlahkan nilai x[k]h[n-k] sesuai
rentang k pada sederetan nilai integer tertentu.
% konvolusi
h=[0 0 0 0 1 1 1 0];
x=[0 0 1 1 0 0];
hx=conv (x,h);
n=-1:1:6;
subplot(3,1,1);
stem(n,h);
n1=-1:1:4;
subplot(3,1,2);
stem(n1,x);
nn=-3:1:9;
subplot(3,1,3);
stem(nn,hx);
C. Hasil Sinyal