DI SUSUN OLEH :
ROCHIMAH RAHAYU
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Pemakaian Huruf dan
Kata” ini membahas mengenai seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya.
Dalam penulisan makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini.
Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah yang berjudul pemakaian kata dan huruf dalam ejaan bahasa
Indonesia ini, hal yang melatarbelakangi kelompok kami adalah untuk mengungkapkan
seberapa pentingnya EYD ini dipergunakan dalam berbahasa Indonesia sehingga
memengaruhi tat abaca dan ejaan pada bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kelompok tiga
ingin mengungkapkan paparan tentang hal tersebut melalui pembuatan makalah ini.
Adapun yang menjadi rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah adalah
sebagai berikut :
b.Huruf Miring
a. Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah,dan
surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh : Majalah Bahasa dan Kesusastraan
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf,bagian kata atau kelompok kata.
Contoh: Huruf pertama kata ajeg ialah a
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing , kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.Dalam tulisan tangan atau ketikan,
huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi garis dibawahnya.
Contoh: Weltarschauung diterjemahkan menjadi “ pandangan hidup”.
d. Gabungan Kata
(1) Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, kambing hitam.
(2) Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubungun
untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh: alat pandang- dengar, ibu-bapak, anak pegawai-teras, buku sejarah-lama.
(3) Gabungan kata yang sudah di anggap satu kata di tulis serangkai.
Contoh: Alhamdulillah, akhirulkalam, daripada, bumiputra.
e. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; kau, mu¸dan
nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Buku ini ku baca.
Jangan sampai kau melupakan hal itu!
Itu bukan milikmu.
f. Kata Depan di, ke dan dari
Kata Depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh :
Kiki pergi ke Jakarta.
Lilis berasal dari Sumatera Utara.
Erva berdiri di depan tugu Monas.
g. Kata Sandang si dan sang
Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh : Anak itu digelari sang pengembara.
Syarifah tidak menyukai si malas itu.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
EYD disini di artikan sebagai tata bahasa yang di sempurnakan. Dengan kata lain
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang
mengatur pengertian diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia.
Ejaan Bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf di dalam abjadnya dari A sampai Z.
Beberapa di antaranya merupakan usaha memajukan ejaan bahasa Indonesia sehingga dapat
mengikuti perkembangan kosa katanya. Dalam EYD, terdapat aturan-aturan untuk dapat
disebut ejaan yang sempurna. Yakni: pemenggalan kata pada kata dasar, penulisan huruf
seperti penggunaan huruf kapital atau huruf besar dan penggunaan huruf miring.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com/http//:penggunaaneyd
http://acenkrawaz.blogspot.co.id/2014/05/makalah-bahasa-indonesia-pemakaian-
kata.html?=1