01 GDL Heningsihs 609 1 s10015h H PDF
01 GDL Heningsihs 609 1 s10015h H PDF
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Heningsih
NIM. S10015
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Heningsih
NIM S10015
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 25 Juni 2014 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan
Happy Indri Hapsari, S.Kep., Ns., M.Kep Anita Istiningtyas, S.Kep.,Ns., M.Kep
NIK. 201284113 NIK. 201087055
Penguji,
Surakarta,Juli 2014
Ketua Program Studi S-1 Keperawatan,
i
SURAT PERNYATAAN
(Heningsih)
S10015
i
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Gambaran Tingkat Ansietas Pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih
dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Untuk
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, Msi. selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Kepala Program Studi S1
3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku penguji yang telah
4. Ibu Happy Indri Hapsari,S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing I yang telah
skripsi ini.
ini.
iv
6. Ibu Regina Soeyan S. Ag selaku sekretariat Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih
penelitian.
7. Seluruh partisipan yang telah berperan dalam penelitian ini dan telah berkenan
9. Seluruh staf pengajar dan akademik Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
10. Orang tua tercinta, Bapak Supriyanto dan Ibu Martini yang tak henti – hentinya
kepada penulis.
11. Kakak (Eko Wahyudi, Hartini) dan Keponakan (Azzahra) tercinta yang selalu
12. Teman – teman seperjuangan dan seangkatan yang tak pernah berhenti
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu – persatu dalam penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
vi
2.1.1.4 Perubahan pada lansia ............................................ 9
vii
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data .......................................... 25
BAB V PEMBAHASAN
viii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.2. Saran.................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 18 : Dokumentasi
xii
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014
Heningsih
Abstrak
Pada masa lanjut usia akan terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun
psikis. Pada umumnya masalah psikologis yang paling banyak terjadi pada lansia
adalah ansietas. Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas, perasan khawatir,
mudah tersinggung, kecewa, sulit tidur sepanjang malam. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran tingkat ansietas pada lansia di Panti Wredha Darma
Bakti Kasih Surakarta.
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik dengan metode
observasional dengan pengambilan teknik sampel jenuh dengan berbagai kriteria
yang mendukung di dapatkan sampel 52 lansia dengan mengunakan Hamilton
Rating Scale For Anxiety (HRS-A).Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian
besar lansia mengalami ansietas sedang sebesar 42,3%.
Dari hasil penelitian ini di harapakan peneliti selanjutnya dapat mengali
lebih jauh mengenai faktor-faktor kecemasan dan bisa membandingkan gambaran
tingkat kecemasan pada lansia di panti dengan lansia yang berada di komunitas.
xiii
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014
Heningsih
ABSTRACT
In the elderly period, physical and psychological changes will take place.
In general, the psychological change that mostly occurs is anxiety.Anxiety is
unclear feelings of fear, worry, irritability, disappointment, and sleep difficulty at
night.
The objective of this research is to investigate the description of anxiety
level of the elderly at Darma Bakti Kasih Nursing Home of Surakarta.
This research used the descriptive analytical design with the observational
method. The samples of the research were taken by using saturation sampling
technique. They consisted of 52 elderly persons. The data of the research were
analyzed by using the Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). The result of
the research shows that 42.3% of the elderly experience the moderate anxiety.
Thus, the following researchers are expected to explore more the factors
causing the anxiety and to compare the description of anxiety level of the elderly
at nursing homes and that of anxiety level of the elderly in society.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Lansia atau lanjut usia merupakan tahap terakhir dalam tahap pertumbuhan.
Lanjut usia merupakan proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap
insividu (Depsos 2006, dalam Kristyaningsih 2011). Proses menua akan terjadi
Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput,
mulai lamban dan kurang lincah masalah tersebut akan berpotensi pada masalah
sekitar 8,90% dari jumlah penduduk di Indonesia. Pada 2010, jumlah lansia
sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun (Menkokesra
2008, dalam Sunartyasih & Linda 2013). Semakin meningkatnya jumlah lanjut
usia di Indonesia akan menimbulkan permasalahan yang cukup komplek baik dari
masalah fisik maupun psikososial. Masalah psikososial yang paling banyak terjadi
pada lansia seperti, kesepian, perasaan sedih, depresi dan ansietas. Ansietas
termasuk salah satu masalah kesehatan jiwa yang paling sering muncul (Tamher
1
2
Ansietas atau kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas dan
untuk ketakutan tertentu. Ansietas pada lansia memiliki gejala seperti, perasaan
sulit tidur sepanjang malam, sering membayangkan hal-hal yang menakutkan dan
rasa panik pada hal yang ringan, konflik-konflik yang ditekan dan berbagai
masalah yang tidak terselesaikan akan menimbulkan ansietas (Maryam dkk 2008,
dalam Soemantri dkk 2012). Prevalensi ansietas di negara berkembang pada usia
dewasa dan lansia sebanyak 50% (Videback 2011, dalam Subandi 2013). Angka
kejadian gangguan ansietas di Indonesia sekitar 39 juta jiwa dari 238 juta jiwa
kondisi lingkungan panti agar kecemasan pada lansia bisa menurun (Titus 2005).
sedang. Pasien dengan jenis kelamin perempuan memiliki perbedaan sedikit lebih
banyak mengalami cemas dibandingkan dengan pasien dengan jenis kelamin laki-
Panti Wredha Darma Bakti Kasih Surakarta merupakan salah satu panti
yang terdapat di Jawa Tengah. Panti ini menampung lansia sebanyak 52 orang
Enam lansia mengatakan dalam menjalani kehidupan yang jauh dengan sanak
keluarga membuat para lansia merasakan gelisah dan rindu dengan keluarga
meskipun mereka tinggal di panti dengan teman-teman sebaya, takut jika sakit
tidak ada yang mengurus dan akhirnya merepotkan orang lain, takut menghadapi
kematian, hidupnya saat ini telah hampa, terkadang menangis sendiri mengingat
masa lalu. Lansia merasa gembira jika ada kunjungan meskipun bukan keluarga
mereka, dan tingkah laku yang muncul pada lansia yang berada di panti tersebut
seperti, seringkali melamun, duduk bersama-sama tapi saling diam dan sibuk
mengancam betul-betul tidak ada, ketika rasa cemas yang berlebihan mempunyai
dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh. Ansietas dapat menyebabkan
yang dapat membahayakan diri lansia tersebut maka peneliti ingin mengetahui
gambaran tingkat ansietas pada lansia di panti Wredha Darma Bakti Kasih
permasalahan yang begitu komplek dari masalah fisik mapun masalah psikologis.
Masalah psikologis yang sering dialami oleh lansia yaitu kesepian, perasaan
sedih, depresi dan ansietas. Ansietas termasuk salah satu masalah kesehatan jiwa
yang paling sering muncul yang dapat menyebabkan sulit tidur sepanjang malam,
4
gelisah dan kecewa. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti tertarik
manfaat kepada :
panti.
5
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Lansia
dikatakan lanjut usia apabila usianya lebih dari 65 tahun ke atas (Efendi
manusia yang merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari
mampu karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam
7
8
lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko
tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan, lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu bekerja yang
dapat menghasilkan barang atau jasa, lansia tidak potensial yaitu lansia
yang hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Maryan dkk 2008).
2. Tipe mandiri
banyak menuntut.
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung
pendengaran.
pelit atau tamak jika memiliki sesuatu dan egois. Sikap umum yang
2.1.2 Ansietas
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung
menyebabkan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya ( Stuart 2007 dalam
(Hawari 2006).
1. Ansietas Ringan
Pada tahap ini respon fisik ditandai dengan ketegangan otot ringan,
terstimulasi, tenang.
2. Ansietas sedang
berkemih, sakit kepala pola tidur berubah dan punggung terasa nyeri.
3. Ansietas Berat
bicara cepat, nada suara tinggi, melakukan tindakan tanpa tujuan dan
Pada respon kognitif ditemui lapang persepsi terbatas, sulit berfikir dan
ditemu tanda dan gejala, sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa
tidak adekuat, menarik diri, menyangkal dan ingin bebas dari ancaman.
4. Panik
Pada tahap ini ditemui respon fisik berupa flight, fight, freeze,
ketegangan otot sangat berat, agitasi otorik kasar, pupil dilatasi, tanda-
sangat takut mengharapkan hasil yang buruk sangat takut, kaget dan
menghadapi masalah.
13
Sensitif, gelisah, gugup, sulit berbicara, sering buang air kecil, sulit
tubuh panas atau dingin, sakit kepala, otot tegang, sakit perut,
2.1.2.4 Tandadangejalaansietas
Ansietas dapat menampilkan diri dalam berbagai tanda dan gejala fisik dan
1. Usia
2004).
2. Dukungan Sosial
3. Jenis Kelamin
memperbesarresikoseseorangmengalamiansietas(Wongmuba 2009).
(Wongmuba 2009).
6. Pendidikan
1. Gejala kognitif
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara
efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas (Hawari
2007).
(Hawari 2007).
3. Gejala motorik
gugup, kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-
jari kaki mengetuk ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang
(Hawari 2009).
17
tidak ada gejala, ringan, sedang, berat sekali mengunakan alat ukur
(instrumen) yang dikenal dengan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-
A). Alat ukur ini terdiri dari 14 gejala yaitu, perasaan cemas, yang meliputi
firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung dan cemas.
meliputi sukar masuk tidur, terbangun malam hari, tidur tidak nyenyak,
sendiri, takut pada binatang besar, pada keramaian lalu lintas, takut pada
meliputi sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk,
suara tidak stabil. Gejala somatik atau fisik (sensorik) meliputi tinitus
nadi mengeras, rasa lesu atau lemas seperti mau pingsan, detak jantung
tertekan atau sempit di dada, rasa tercekik, sering menarik nafas, nafas
muntah, buang air besar lembek, sukar buang air besar (konstipasi),
meliputi sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni, menjadi
berkeringat banyak pada tangan, bulu roma berdiri, perasaan panas dan
yang artinya adalah: Nilai 0= tidak ada gejala, nilai 1= gejala ringan, nilai
- Mudah curiga,
Perubahan Mental - menjadi pelit,
Lansia
- egois,
- ingin tetap dihormati
Perubahan
Psikososial - Dimensia
- Kesepian
- Depresi
Faktor yang - Ansietas
mempengaruhi ansietas:
- Usia
- Pengalaman
- Jenis kelamin
- Dukungansosial
- Pendidikan Ringan Sedang Berat Panik
- Kemampuan
mengatasi masalah
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti
METODOLOGI
yaitu mengetahui gambaran tingkat ansietas pada lansia di Panti Darma Bakti
3.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang berada di Panti
3.2.2 Sampel
teknik sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota
Kriteria Inklusi :
20
21
Kriteria Eksklusi :
3.3.1 Tempat.
Nama Data
Indikator AlatUkur Skala
Variabel Oprasional
Ansietas Merupakan 1 = Tidak ada gejala. Kuesioner Ordinal
perasaan 2 = Gejala ringan. Hamilton
kekhawatiran 3 = Gejala sedang. Rating
lansia yang 4 = Gejala berat sekali. Scale For
tidak jelas Cara pengkategorian Anxiety
penyebabnya masing-masing (HRS-A).
kelompok gejala diberi
penilaian antara 0-4
dengan total nilai 56.
Sehingga didapat nilai
total :
1. Tidak ada
kecemasan : < 14
2. Kecemasan ringan :
14-20
3. Kecemasan sedang
: 21-27
4. Kecemasan berat :
28-41
5. Kecemasan berat
sekali : 42-56.
22
tentang hal-hal yang dia ketahui. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali peneliti
Rating For Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang
masing-masing kelompok dirinci lagi dengan dengan gejala yang lebih spesifik.
Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4, yang
artinya adalah: Nilai 0= tidak ada gejala, nilai 1= gejala ringan, nilai 2= gejala
sedang, nilai 3=gejala berat , nilai 4= gejala sangat berat. Masing-masing nilai
angka (score) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil
nilai: kurang dari 14 = tidak ada kecemasan, 14-20 = kecemasan ringan, 21-27
sekali.
24
(Hamilton Rate Scale for Anxiety) telah diuji validitas dan relibilitas
HRS-A merupakan alat ukur tingkat kecemasan yang sudah baku dan
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama
cronbach’s alpha 0,85 dan koefisien reliabilitas total 0,79. Nilai uji
tersebut lebih besar dari 0,40 hal ini menunjukan bahwa HRS-A cukup
memberi tahu maksud dan tujuan pengumpulan data, serta memberikan informed
sehingga jika ada butir pertanyaan yang tidak jelas bisa ditanyakan langsung
untuk setiap jawaban pertanyaan agar tidak ketinggalan dan sesuai petunjuk
pengisian. Pengumpulan data pada penelitian ini untuk tingkat kecemasan dengan
data (entering).
yang terdiri atas beberapa katagori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pemberian kode di buat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku
(code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu
kode dari suatu variabel, dalam penelitian ini yang dilakukan coding
adalah :
meninggal pasangan.
3-5 kali dalam satu tahun, kode 3 : 3. <2 kali dalam satu tahun.
Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
28
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
HASIL PENELITIAN
Bab ini diuraikan hasil penelitian tentang gambaran tingkat ansietas pada
lansia di Panti Wredha Darma Bakti Kasih Surakarta. Data yang diperoleh selama
penelitian yang dilakukan selama 28 hari yaitu dari tanggal 7 April 2014 sampai 4
Mei 2014. Responden diberi kuesioner, pada saat pengisian kuesioner responden
4.1.Karakteristik responden
4.1.1 Umur
29
30
4.1.5 Pendidikan
4.1.6 Kecemasan
PEMBAHASAN
dan diskusi hasil penelitian ini merujuk kepada hasil penelitian, tujuan literatur
5.1 Usia.
banyak berumur 60-74 tahun dengan prosentase (61,5%) . Lansia berusia 60-
74 tahun lebih banyak mengalami kecemasan karena pada usia ini mereka
pada diri mereka. Seseorang yang berusia 60-74 tahun digolongkan pada usia
lanjut yang berarti usia pertengahan atau usia madya, pada usia pertengahan
mudanya. Secara biologis proses penuaan secara terus menerus yang ditandai
dengan menurunya daya tahan tubuh. Usia pertengahan adalah suatu masa
bahwa jumlah lansia yang mengalami kecemasan lebih besar pada umur 60-
32
33
maupun gangguan depresi yang lebih tinggi dikarenakan kondisi fisik yang
pada lansia yang berusia 60-74 tahun, sedangkan pada usia 75-90 tahun
jumlahnya relatif lebih kecil (Wahyu 2010). Lansia yang berusia lebih dari
perubahan yang terjadi pada masa lansia, sehingga semakin tinggi usia
meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut
emosional.
disebabkan oleh perbedaan siklus hidup dan struktur sosial yang sering
dan lain-lain) dan mengurus suami yang harus dilakukan sampai usia lanjut,
kelamin perempuan dapat dikaitkan dengan berbagai faktor antara lain faktor
adalah perubahan hormonal dimana pada tahap ini lansia perempuan sudah
35
dapat membuat lansia perempuan merasa tidak menarik, tidak produktif dan
kurang percaya diri sehingga hal-hal ini dapat memicu terjadinya kecemasan.
anaknya yang memilih hidup terpisah dengan lansia. Hal ini dapat
serotin otak berubah sehingga pada saat estrogen rendah perempuan merasa
cemas (Jaya 2010). Hasil penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian
banyak terdapat pada perempuan sebesar 88,9% (16 lansia) yang terdiri dari
keluarga menpempatkan orang lanjut usia di panti belum tentu diterima oleh
mengalami keputusasaan.
(Maryam dkk., 2008). Bagi para orang lanjut usia yang tinggal jauh dari anak
37
Pengasingan dari cucu dan cicit dapat sangat menyakitkan. Seiring dengan
waktu, lansia dapat merindukan untuk membina ikatan keluarga yang pecah
dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi
lansia baik fisik maupun mental membawa dampak dimana orang lanjut usia
tidak dapat lagi tinggal bersama keluarga baik itu sengaja maupun tidak
keluarga 3-5 kali dalam satu tahun sebanyak 23 responden (44,2%). Bahwa
melalui sikap patuh anak terhadap orang tua itu merupakan hal yang dapat
tentu akan berdampak positif terhadap meningkatnya harga diri para lansia
(Setiti 2007).
5.5 Pendidikan
berpendidikan SMP dari hasil penelitian yang saya teliti ternyata tingkat
(Syama 2013). Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang
tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal tetapi juga bisa diperoleh dari
dengan alat ukur Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Pada
berat 5,8%.
besar lansia tidak memiliki banyak aktivitas, kehilangan peran sosial dan
berkemih, keluar masuk tempat tidur, duduk bersama-sama tapi saling diam
seperti mengikuti doa bersama yang diadakan oleh pihak panti dan kegiatan-
kegiatan keagamaan yang lainya. Para lanjut usia juga menerima dan
menyadari bahwa usia lanjut berarti penurunan kondisi fisik dan kesehatan
tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri berubah, tidak sabar dan
Rangsangan berupa konflik baik yang datang dari luar maupun dalam diri
sendiri. Hal ini akan menimbulkan respon dari sistem syaraf yang mengatur
maupun alat-alat gerak. Selain itu juga dapat memicu sistem simpatis sebagai
41
(Ratih 2010).
air kecil, keringat dingin, berdebar-debar, sakit kepala dan sesak nafas (Ratih
2010).
ulang. Selain hal itu lansia sering mengalami perubahan mood sehingga
pengumpulan data tidak dapat dilakukan dalam satu waktu dan peneliti
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Usia responden yang paling banyak yaitu 60-74 tahun (61,5%), jenis
SMP (46,2%).
6.2 Saran
42
43
Hawari, Dadang 2006, Manajemen stress, cemas dan depresi. Jakarta : FKUI.
Juniarti, N, Eka, S, & Damayanti, A. 2008; Gambaran Jenis Dan Tingkat Kesepian
Pada Lansia di Balai Panti Sosial Tresna Wredha Pakutandang Ciparay
Bandung, Skripsi, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran, hal 3.
Kristyaningsih, D 2011 ; Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Depresi Pada Lansia; Jurnal Keperawatan, Volume 1; No; 1,Januari 2011-
Desember 2011.hal 21-23.
Liza, Sri 2004, Tingkat Kecemasan Pasien yang Menghadapi Operasi Sesar. Jakarta
: UI.
Maryam,SR,dkk.2008. Mengenai Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta; Salemba
Medika.
44
Mui,M, Oktaviani,2012 Gambaran Depresi Pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna
Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya. Jurnal; Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura Pontianak.