Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

Pemodelan Matematika Pengaruh Faktor Psikologis dan


Lingkungan Sosial terhadap Perilaku Merokok
Guna untuk memenuhi tugas Pemodelan Matematika yang diampu oleh:
Darsih Idayani, M.Si

Disusun Oleh :
Halimatus Sa’diyah (2014030016)
Ihwan Rizali Nur (2014030023)
Nur Hasanah (2014030032)
Rahmatillah (2014030035)
Romilah (2014030037)
Tartilla (2014030051)

PROGRAM STUDI : MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP PGRI SITUBONDO
TAHUN 2018
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI............................................................................................................i

DAFTAR TABEL..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Definisi Operasional Variabel.........................................................................2

1.4 Tujuan.............................................................................................................3

1.5 Manfaat...........................................................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................4

2.1 Psikologis.......................................................................................................4

2.3 Perilaku Merokok...........................................................................................5

2.4 Pengaruh Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial .........................8

2.5 Hipotesis Penelitian........................................................................................8

BAB III METODE PENILITIAN........................................................................9

3.1 Jenis Penelitian...............................................................................................9

3.2 Populasi dan Sampel......................................................................................9

3.3 Instrumen Penelitian.....................................................................................10

3.4 Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data....................................................10

3.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas..................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................11

4.1 Data...............................................................................................................11

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen............................................12

4.3 Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi......................................................13

4.4 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)............................................14

i
4.5 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T)...............................................15

4.6 Uji Regresi Linier Berganda........................................................................16

BAB V PENUTUP................................................................................................18

5.1 Kesimpulan...................................................................................................18

5.2 Saran.............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

ii
Tabel 4.1 Data.......................................................................................................11

Tabel 4.2 Uji Validitas..........................................................................................12

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas......................................................................................13

Tabel 4.4 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi.......14

Tabel 4.5 Uji Korelasi dan Determinasi.............................................................14

Tabel 4.6 Uji F......................................................................................................15

Tabel 4.7 Uji T......................................................................................................15

Tabel 4.8 Uji Regresi Linier Berganda..................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak dua dekade yang lalu WHO telah menetapkan tanggal 31 Mei 1988
sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia. Hal ini menunjukkan semakin
meningkatnya perhatian dunia, terutama kalangan kesehatan terhadap akibat
negatif rokok bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Meningkatnya
perhatian ini juga disebabkan oleh tren yang menunjukkan perilaku merokok di
beberapa negara berkembang termasuk Indonesia cukup tinggi, bahkan ada
kecenderungan semakin meningkat (Aditama dan Bernida, 1995).
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok sesuai dengan
kondisi oleh setiap orang itu berbeda, padahal sudah tertera peringatan dimana-
mana bahaya rokok sampai pada bungkus rokok itu sendiri tetap tak bisa
mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok.
Rokok merupakan zat aditif yang mengancam kesehatan karena
didalamnya mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) dan beberapa artikel ilmiah menerangkan bahwa dalam setiap
kepulan asap rokok terkandung ± 4000 racun kimia berbahaya dan 43 diantaranya
bersifat karsinogenik (merangsang tumbuhnya kanker). Beberapa zat yang
berbahaya tersebut diantaranya tar, karbonmonoksida (CO) dan nikotin (Abadi,
2005). Melalui zat yang dihisap dalam rokok, hampir sekitar 90 % kanker paru-
paru tidak dapat diselamatkan. Selain itu rokok dapat menyebabkan kanker mulut,
bibir, kerongkongan, penyakit jantung, bahkan disinyalir dapat memperpendek
usia (Basyir, 2005).
Berbagai efek negatif yang diakibatkan oleh rokok ini secara langsung dan
tidak langsung sudah terbukti dapat mengganggu perkembangan & pertumbuhan
remaja. Hal ini disadari oleh pemerintah, sehingga semakin meningkatkan usaha
yang dilakukan pemerintah untuk mencegah peredaran rokok pada remaja. Salah
satu usaha terhadap pembatasan rokok di kalangan remaja tercantum dalam
sasaran Riskesdas 2010, yaitu menurunnya prevalensi perokok serta
meningkatnya lingkungan sehat bebas rokok di sekolah, tempat kerja dan tempat

1
2

tercantum dalam sasaran umum Riskesdas, saat ini sudah banyak pemerintah
daerah yang mulai merintis peraturan daerah mengenai Kawasan Tanpa Rokok
(KTR) di wilayahnya.
Diberlakukannya kebijakan dan peraturan yang tegas terhadap rokok ini
seharusnya membuat perilaku merokok di kalangan remaja, dalam hal ini adalah
mahasiswa STKIP PGRI Situbondo semakin berkurang, namun kenyataannya
tidak demikian dan cenderung sebaliknya. Kenyataan di lapangan peneliti melihat
langsung masih banyak mahasiswa yang merokok di sekitar wilayah kampus.
Selain itu, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian terhadap
mahasiswa karena melihat beberapa penilitian sebelumnya yang terkait mengenai
perilaku merokok pada remaja rata-rata dilakukan terhadap siswa SMA dan
mahasiswa. Padahal menurut statistik dan fenomena di lapangan, usia remaja
yang mulai merokok cenderung semakin bergeser menjadi lebih muda. Sehingga
menimbulkan pertanyaan mengenai apa saja faktor-faktor yang berhubungan
dengan fenomena ini.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang Pengaruh Faktor Psikologis dan Lingkungan Sosial terhadap Perilaku
Merokok Mahasiswa STKIP PGRI Situbondo yang direpresentasikan dalam
sebuah model matematika.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana model matematika
pengaruh faktor psikologis dan lingkungan sosial terhadap perilaku merokok
mahasiswa STKIP PGRI Situbondo?

1.3 Definisi Operasional Variabel


Agar tidak terdapat perbedaan penafsiran, berikut dijelaskan beberapa
istilah yang digunakan dalam makalah ini, diantaranya:
1. Faktor Psikologis yang dimaksud yaitu berupa asosiasi individu terhadap
rokok yang dihisap dan dianggap mampu meningkatkan daya konsentrasi,
memperlancar kemampuan pemecahan masalah, meedakan ketegangan,
meningkatkan kepercayaan diri serta penghalau kesepian.
3

2. Faktor Lingkungan Sosial yang dimaksud adalah faktor yang


mempengaruhi seseorang dalam merokok khususnya dalam lingkungan
keluarga dan teman serta pengaruh dari iklan.
3. Perilaku merokok adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap
gulungan tembakau yang berbalut daun nipah dan kertas baik langsung
maupun dengan menggunakan pipa serta dapat menimbulkan asap yang
dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya

1.4 Tujuan
Untuk mengetahui model matematika pengaruh faktor psikologis dan
lingkungan sosial terhadap kebiasaan merokok mahasiswa STKIP PGRI
Situbondo.

1.5 Manfaat
1. Untuk menambah bahan bacaan pustaka kampus tentang pengaruh
lingkungan psikologis dan sosial terhadap kebiasaan merokok .
2. Sebagai bahan kajian atau data awal untuk melakukan penelitian lebih
lanjut terhadap permasalahan pengaruh faktor psikologis dan sosial
terhadap perilaku merokok.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Psikologis
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: psyche= jiwa dan logos= kata,
dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental.
Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang
abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari
jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya,
sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku dan proses mental.
R.S. Woodworth memberikan batasan tentang psikologi yang dikutip oleh
(M. Ngalim Purwanto, 2007) sebagai berikut: “Psychology can be defined as the
science of the activities of the individual”. Sedangkan menurut (Leon Schiffman
dan Leslie Lazar Kanuk, 2008) menyatakan : “Karakteristik psikologis merujuk
ke sifat-sifat diri atau hakiki konsumen perorangan”. Menurut (Stephen P.
Robbins dan Timothy A. Jugge, 2008) menyatakan : “psikologi dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan terkadang
mengubah perilaku manusia dan mahluk lain”.
Dari pengertian-pengertian diatas, maka penulis dapat simpulkan bahwa
psikologis adalah tingkah laku atau bisa dikatakan perilaku yang didorong oleh
jiwa/mental konsumen itu sendiri untuk melakukan segala aktivitasnya.

2.2 Lingkungan Sosial


Lingkungan sosial, konteks sosial, konteks sosiokultural, atau milieu, adalah
sesuatu hal yang didefinisikan sebagai suasana fisik atau suasana sosial dimana
manusia hidup didalamnya, atau dimana sesuatu terjadi dan berkembang. Lingkungan
sosial tersebut bisa berupa kebudayaan atau kultur yang diajarkan atau dialami oleh
seorang individu, atau juga manusia dan institusi yang berinteraksi dengan individu
tersebut (Barnett dan Casper, 2001).
Menurut (Purba, 2002) lingkungan sosial adalah wilayah yang merupakan
tempat berlangsungnya macam-macam interaksi sosial antara berbagai kelompok

4
5

beserta pranatanya dengan symbol, nilai dan norma yang sudah mapan, serta terkait
dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan atau buatan (tata ruang).
Berdasarkan uraian di atas, lingkungan sosial dapat disimpulkan sebagai
lingkungan yang terdiri dari makhluk sosial yang membentuk sistem pergaulan yang
besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

2.3 Perilaku Merokok


Perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa
membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap
oleh orang- orang disekitarnya (Nursalam & Efendi, 2008).
Menurut (Aditama, 2002), perilaku merokok adalah aktivitas menghisap
atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok. Seperti
halnya perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya faktor
internal (faktor biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku merokok
dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor eksternal (faktor lingkungan
sosial, seperti terpengaruh oleh teman).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok
adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap gulungan tembakau yang
berbalut daun nipah dan kertas baik langsung maupun dengan menggunakan
pipa serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang
disekitarnya
2.3.1 Tipe Perilaku Merokok
Menurut (Aditama, 2002), ada empat tipe perilaku merokok berdasarkan
management of effect theory, ke empat tipe tersebut adalah :
a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok
seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.
b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang
yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya
bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat.
c. Perilaku merokok yang adiktif. Mereka yang sudah adiksi, akan
menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari
rokok sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat
ia menginginkannya.
6

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan


rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan
mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin.
Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan
suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan
tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokok bila rokok yang terdahulu
telah benar-benar habis.
2.3.2 Indikator Perilaku Merokok
Menurut (Aula, 2010), tiga indikator yang biasa muncul pada perokok
adalah :
1) Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan perilaku yang ditampakkan individu saat
merokok. Perilaku ini berupa kondisi individu yang sedang memegang rokok,
menghisap rokok dan menghembuskan asap rokok.
2) Aktivitas Psikologis
Aktivitas psikologis merupakan aktivitas yang muncul bersamaan dengan
aktivitas fisik. Aktivitas psikologis berupa asosiasi individu terhadap rokok yang
diisap, yang dianggap mampu meningkatkan daya konsentrasi, memperlancar
kemampuan pemecahan masalah, meredakan ketegangan, meningkatkan
kepercayaan diri dan penghalau kesepian.
3) Intensitas Merokok Cukup Tinggi
Intensitas merokok cukup tinggi menunjukkan seberapa sering ataupun
seberapa banyak rokok yang diisap dalam sehari. Sebenarnya, ketiga aktivitas
tersebut cenderung muncul secara bersamaan, walaupun hanya satu atau dua
aktivitas psikologis yang menyertainya.
2.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok
Menurut (Hansen dalam Wismanto dan Budi, 2007), mengungkapkan
bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok yaitu :
1) Faktor Psikologis
Individu merokok untuk mendapatkan kesenangan, kenyamanan, merasa
lepas dari kegelisahan dan juga untuk mendapatkan rasa percaya diri. Oleh karena
itu individu perokok yang bergaul dengan perokok lebih sulit untuk berhenti
7

merokok, daripada perokok yang bergaul atau lingkungan sosialnya menolak


perilaku merokok.
2) Faktor Lingkungan (eksternal)
Menurut (Soetjiningsih, 2004), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku merokok remaja putri adalah:
a. Orang Tua
Perilaku remaja memang sangat menarik dan gaya mereka pun
bermacam-macam. Ada yang atraktif, lincah, modis, agresif dan kreatif. Dalam
hal-hal yang berguna, namun ada juga remaja yang suka hura-hura bahkan
mengacau. Pada masa remaja, remaja memulai berjuang melepas ketergantungan
kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima
dan diakui sebagai orang dewasa. Pada masa ini hubungan keluarga yang dulu
sangat erat sekarang tampak terpecah. Orang tua sangat berperan pada masa
remaja, salah satunya adalah pola asuh keluarga akan sangat berpengaruh pada
perilaku remaja. Pola asuh keluarga yang kurang baik akan menimbulkan perilaku
yang menyimpang seperti merokok, minuman keras, menggunakan obat-obat
terlarang dan lain-lain (Depkes RI, 2005).
b. Teman
Pengaruh kelompok terhadap perilaku beresiko kesehatan pada remaja
dapat terjadi melalui mekanisme peer sosialization, dengan arah pengaruh berasal
kelompok , artinya ketika remaja bergabung dengan kelompoknya maka seorang
remaja akan dituntut untuk berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai dengan
norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tadin, 2002).
Remaja pada umumnya bergaul dengan sesama mereka, karakteristik
persahabatan remaja dipengaruhi oleh kesamaan usia, jenis kelamin dan ras.
Kesamaan dalam menggunakan obat-obatan, merokok sangat berpengaruh kuat
dalam pemilihan teman (Yusuf, 2006).

c. Iklan Rokok
Banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik, dan media luar ruang
telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan rokok
mempunyai tujuan mensponsori hiburan bukan untuk menjual rokok, dengan
tujuan untuk mengumpulkan kalangan muda yang belum merokok untuk mencoba
8

merokok dan setelah mencoba merokok akan terus berkelanjutan sampai


ketagihan (Istiqomah, 2004).

2.4 Pengaruh Faktor Psikologis dan Faktor Lingkungan Sosial terhadap


Perilaku Merokok
Penelitian tentang pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial
terhadap perilaku merokok ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel
terikat. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah faktor psikologis dan
faktor lingkungan sosial sedangkan variabel terikatnya adalah perilaku merokok.

2.5 Hipotesis Penelitian


H1: Terdapat pengaruh faktor psikologis terhadap perilaku merokok mahasiswa
STKIP PGRI Situbondo.
H2: Terdapat pengaruh faktor lingkungan sosial terhadap perilaku merokok
mahasiswa STKIP PGRI Situbondo.
H3: Terdapat pengaruh faktor psikologis dan faktor lingkungan sosial terhadap
perilaku merokok mahasiswa STKIP PGRI Situbondo.
BAB III
METODE PENILITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuanitatif dengan menggunakan
angket (kuisioner) dengan serangkaian uji instrumen.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah semua mahasiswa laki-laki semester VII di
STKIP PGRI Situbondo sebanyak 50 orang perokok. Pengambilan sampel disini
dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin menurut (Sugiyono, 2011).
Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan
sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat
digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel,
namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

Keterangan:
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih
bisa ditolerir; e=0,1
Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil
Untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan sebagai berikut:

9
10

Berdasarkan perhitungan diatas sampel yang mejadi responden dalam


penelitian ini di sesuaikan menjadi sebanyak 17 orang hal dilakukan untuk
mempermudah dalam pengolahan data dan untuk hasil pengujian yang lebih baik.
Sampel yang diambil berdasarkan teknik probability sampilng;
simple random sampling, dimana peneliti memberikan peluang yang sama
bagi setiap anggota populasi (mahasiswa laki-laki) untuk dipilih menjadi sampel
yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu sendiri.

3.3 Instrumen Penelitian


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yaitu
kuesioner tentang faktor lingkungan sosial, faktor psikologis, dan kebiasaan
merokok.

3.4 Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data


Sebelumnya sampel akan dijelaskan tentang prosedur dan tujuan dari
penelitiana ini. Kemudian sampel menandatangani informed consent sebagai
responden.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner sesuai
variabel. Peneliti kemudian membagikan kuisioner dan menjelaskan cara
pengisian instrumen pengumpulan data kepada responden yang telah memenuhi
kriteria inklusi. Setelah data terkumpul maka data diberi skor lalu dicoding sesuai
yang ditetapkan oleh peneliti.
Untuk menganalisis pengaruh faktor lingkungan sosial dan psikologis,
maka digunakan uji statistik menggunakan analisis Regresi Berganda.

3.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Instrumen penelitian penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah
instrumen yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Sebelum kuesioner
digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji validitas
dengan rumus Pearson Product Moment dan dicari reliabilitas dengan
menggunakan metode Alpha Cronbach.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Berikut ini adalah data yang diambil dengan berdasarkan hasil skor dari setiap
variabel yaitu faktor psikologi, faktor lingkungan sosial, dan perilaku merokok.
Tabel 4.1 Data
Faktor Psikologis Faktor Lingkungan Perilaku
Responden
(X1) Sosial (X2) Merokok (Y)

1 17 15 15

2 25 27 25

3 17 13 14

4 12 10 14

5 20 20 21

6 20 19 19

7 13 17 16

8 24 22 24

9 19 19 18

10 24 24 24

11 24 19 19

12 25 25 26

13 25 24 25

14 23 21 23

15 26 23 24

16 23 24 24

17 17 17 17

Total 354 339 348

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

11
Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan
analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian validitas. Untuk tingkat validitas
dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r
tabel. Untuk degree of freedom(df) = n-k dalam hal ini n adalah jumlah sampel
dan k adalah jumlah konstruk. Pada kasus ini besarnya df dapat dihitung 17-2 atau
df = 15 dengan alpha 0,05 didapat r tabel 0,4821; jika r hitung (untuk tiap-tiap
butir pertanyaan dapat dilihat pada kolom corrected item pertanyaan total
correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pertanyaan
tersebut dikatakan valid.
Tabel 4.2 Uji Validitas
Corrected Item
Item
Variabel Pertanyaan Total r tabel Keterangan
Pertanyaan
Correlation

Butir 1 0.958 0.4821 VALID

Butir 2 0.877 0.4821 VALID

Faktor Butir 3 0.619 0.4821 VALID


Psikologis Butir 4 0.656 0.4821 VALID

Butir 5 0.674 0.4821 VALID

Butir 6 0.489 0.4821 VALID

Butir 1 0.748 0.4821 VALID

Butir 2 0.745 0.4821 VALID


Faktor Butir 3 0.85 0.4821 VALID
Lingkungan
Sosial Butir 4 0.705 0.4821 VALID

Butir 5 0.706 0.4821 VALID

Butir 6 0.733 0.4821 VALID

Perilaku Butir 1 0.861 0.4821 VALID


Merokok
Butir 2 0.768 0.4821 VALID

Butir 3 0.829 0.4821 VALID

Butir 4 0.656 0.4821 VALID


Butir 5 0.672 0.4821 VALID

Butir 6 0.494 0.4821 VALID

Dari tabel-tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing item


pertanyaan memiliki r hitung > dari r tabel ( 0,4821) dan bernilai positif. Dengan
demikian butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas
Reliabilitas Cronbach
Variabel Keterangan
Coefficient Alpha

6 Item
Faktor Psikologis 0.79 Reliabel
Pertanyaan

Faktor Lingkungan 6 Item


0.792 Reliabel
Sosial Pertanyaan

6 Item
Perilaku Merokok 0.785 Reliabel
Pertanyaan

Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing


variabel memiliki Cronbach Alpha > 0,60. Dengan demikian ketiga variabel dapat
dikatakan reliabel.

4.3 Uji Koefisien Korelasi dan Determinasi


Koefisien korelasi linear berganda adalah angka indeks yang digunakan
untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel. Sedangkan koefisien
determinasi memiliki fungsi untuk menjelaskan sejauh mana kemampuan variabel
independen (factor psiklogis dan lingkungan sosial) terhadap variabel dependen
(perilaku merokok).

Interprestasi terhadap kuatnya hubungan korelasi berpedoman pada


pendapat (Sugiyono, 2008) sebagai berikut:
Tabel 4.4 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
(Sugiyono, 2008)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Hasil olahan statistik yang dibantu program SPSS 17.0 for windows
menunjukkan bahwa:
Tabel 4.5 Uji Korelasi dan Determinasi

Berdasakan tabel 4.5 di atas diperoleh angka R sebesar 0,963. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara 3 variabel.
Sedangkan nilai R Square sebesar 0,927, hal ini mengandung arti bahwa
persentase sumbangan pengaruh variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap
variabel Y adalah sebesar 92,7%.

4.4 Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)


Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil uji pengaruh variabel X1 dan X2 secara simultan dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 4.6 Uji F


Berdasarkan output diatas diketahui nilai signifikasi untuk pengaruh X1

dan X2 secara simultan terhadap Y adalah sebesar 0,000 0,05 dan nilai F hitung

88,258 F tabel 3,68 sehingga dapat disimpulkan H3 diterima yang berarti


terdapat pengaruh variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap Y.

4.5 Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T)


Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7 Uji T

a. Pengaruh faktor psikologis terhadap perilaku merokok


Berdasarkan tabel dapat diperoleh nilai T hitung sebesar 1,808 dengan
nilai Sig sebesar 0,092. Hal ini menunjukkan bahwa nilai T hitung > T tabel 1,761
dan nilai Sig. lebih kecil daripada 0,05. Dengan demikian H1 diterima. Artinya
variabel faktor psikologis mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap
perilaku merokok.
b. Pengaruh faktor lingkungan terhadap perilaku merokok
Berdasarkan tabel dapat diperoleh nilai T hitung sebesar 4,614 dengan
nilai Sig sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai T hitung > T tabel 1,761
dan nilai Sig. lebih kecil daripada 0,05. Dengan demikian H2 diterima. Artinya
variabel faktor lingkngan sosial mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap
perilaku merokok.

4.6 Uji Regresi Linier Berganda


Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh antara
variabel X1, X2 dan variabel Y. Secara umum, data hasil pengamatan Y
dipengaruhi oleh variabel bebas X1, dan X2, sehingga rumus dari regresi linier
berganda adalah :
�=�+𝑏�1+b�2

Dengan menggunakan program SPSS 17.0, maka diperoleh koefisien-


koefisiennya sebagai berikut:

Tabel 4.8 Uji Regresi Linier Berganda

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai


berikut:
Y= 1,804+0,267X1+0,657X2
Konstanta (a) sebesar 1,804 artinya apabila factor psikologis dan factor
lingkungan sosial tidak ada atau nilainya adalah 0, maka perilaku merokok
mahasiswa STKIP PGRI Situbondo nilainya sebesar 1,804.
Koefisien regresi variabel factor psikologis (X1) sebesar 0,267 artinya
apabila factor psikologis ditingkatkan 1 satuan, maka perilaku merokok
mahasiswa mengalami kenaikan yang berarti yaitu sebesar 0,267 satuan.
Koefisien bernilai positif artinya ada hubungan searah antara variabel X1 dan Y.
Semakin berpengaruh factor psikologis maka akan semakin meningkat perilaku
merokok.
Koefisien regresi variabel factor lingkungan sosial (X2) sebesar 0,657
artinya apabila factor lingkungan sosial ditingkatkan 1 satuan, maka perilaku
merokok mahasiswa mengalami kenaikan yang berarti yaitu sebesar 0,657 satuan.
Koefisien bernilai positif artinya ada hubungan searah antara variabel X2 dan Y.
Semakin berpengaruh factor lingkungan sosial maka akan semakin meningkat
perilaku merokok.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa model matematika pengaruh faktor psikologis dan faktor
lingkungan social terhadap perilaku mahasiswa STKIP PGRI Situbondo dapat
diketahui dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan persamaan
Y=1,804+0,267X1+0,657X2.

5.2 Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan bisa menggunakan cakupan responden
yang lebih luas, memperbanyak variabel dependen dan independen, atau
menggunakan analisa multivariat untuk melihat faktor mana yang paling
mempengaruhi perilaku merokok remaja.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abadi. 2005. Biaya Sosial Akibat Merokok. Jakarta: Majalah Tarbawi Edisi 104
Aditama, Yoga Tjandra. 2002. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Aula, L.E. 2010. Stop Merokok (Sekarang atau Tidak Sama Sekali). Yogyakarta:
Garailmu.
Barnett, E., & Casper, M. 2001. A definition of social environment. American:
Journal of Public Health.
Basyir. 2005. Perilaku merokok pada remaja SMP. Bandung : EGC
Departemen Kesehatan R.I. 2005. Rencana Strategi Departemen Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI.
Istiqomah. 2004. Upaya Menuju Generasi Tanpa Rokok. Surakarta: Seti Aj
Leon dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Indeks.
Mu’tadin, Z. 2002. Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis Remaja.
Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nursalam & Efendi, F. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Purba, J. 2002. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Kantor Menteri Negara
Lingkungan Hidup, Yayasan Obor Indonesia.
Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku Organisasi (alih bahasa Drs. Benjamin
Molan), Edisi Bahasa Indonesia. Klaten: PT INT AN SEJATI
Soetjiningsih. 2004. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.
Jakarta : Sagung Seto.
Wismanto, Y Bagus dan Y Budi Sarwo. 2007. Strategi Penghentian Perilaku
Merokok. Semarang :Unika Soegijapranata.
Yusuf Gunawan. 2001. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Prenhallindo.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuntitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta.

19
19
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN TUGAS PEMODELAN
LAMPIRAN
KUISIONER PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN FAKTOR
LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK
MAHASISWA STKIP PGRI SITUBONDO
A. Data Diri Responden

1. No. Responden : _______


2. Nama : _______
3. Usia : _______ tahun
4. Prodi : _______

Berilah tanda silang ( ) pada kolom jawaban yang sesuai dengan perilaku Anda.

Keterangan :
5 = Sangat setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Ragu-ragu (R)
2 = Tidak setuju (TS)
1 = Sangat tidak setuju (STS)

B. Perilaku Merokok

No PERNYATAAN STS TS R S SS
1. Saya mulai merokok setengah jam
setelah bangun pagi setiap harinya
supaya merasa lebih fresh/segar.
2. Saya merokok di tempat-tempat
umum, seperti di angkot/bus, di, di
pasar, di rumah makan, di tempat
rekreasi, di pinggir jalan.
3. Saya akan tetap merokok walaupun
ada orang yang terganggu dengan
asap rokok saya.
4. Menurut saya, ketika batang rokok
yang dihisap telah habis, maka batang
rokok berikutnya harus segera
dinyalakan.
5. Saya merokok di tempat-tempat
pribadi seperti di kamar tidur, di
rumah pada saat perasaan saya
gelisah ataupun galau.
6. Saya merokok di toilet/WC sambil
berfantasi/berangan-angan.
7. Saya akan mencari rokok jika saya
tidak merokok dalam seharinya.
8. Saya merokok lebh dari 10
batang/perhari

C. Faktor Psikologis

No. PERNYATAAN STS TS R S SS


1. Saya merokok supaya lebih dihargai
orang lain.
2. Saya merokok agar mampu
berkonsentrasi dengan baik..
3. Saya merasa merokok dapat
memicu timbulnya ide-ide dan
inspirasi saya.
4. Saya merasa merokok membuat
perasaan saya lebih tenang dan
nyaman.
5. Saya merokok ketika saya sedang
galau.
6. Saya merokok pada saat cemas
ataupun gugup.
7. Saya merokok supaya terlihat
gagah/keren.
8. Saya merokok agar tampak dewasa
dan berwibawa.

D. Faktor Lingkungan Sosial

No. PERNYATAAN STS TS R S SS


1. Saya merokok karena melihat orang
terdekat saya merokok (missal: ayah,
saudara kandung).
2. Saya merokok karena melihat teman
saya yang merokok.
3. Saya merokok karena dipaksa dan
dipengaruhi oleh teman.
4. Saya merokok karena melihat iklan
rokok di TV, radio, majalah, koran
poster, billboard, dan di media
lainnya.
5. Saya merokok karena
lingkungan sekitar tempat tinggal
saya banyak yang merokok.
6. Saya merokok karena di
warung- warung tempat tinggal
saya menjual rokok.
7. Saya merokok agar bisa
ikut bergabung dengan
genk/teman-teman bergaul saya.
8. Saya merokok untuk menarik
perhatian teman lawan jenis saya.

Anda mungkin juga menyukai