Anda di halaman 1dari 11

Tugas RMK CAKRA

A31115027

SAK – IFRS Lanjutan


Pendahuluan
Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan seluruh negara di dunia
dalam komunitas tunggal, yang dijembatani perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang
semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala bidang. Standar akuntansi keuangan yang
berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan transparasi tersebut. Terkait
hal tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di Indonesia selalu
tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal yang memengaruhi dunia
usaha dan profesi akuntan. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kegiatan pengembangan standar
akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini. Sejak tahun 1994, IAI telah memutuskan
untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan
standarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi,
kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial Reporting
Standards (IFRS). Program adopsi penuh dalam rangka mencapai konvergensi dengan IFRS
direncanakan dapat terlaksana pada tahun yang telah ditargetkan. Saat ini IFRS belum menjadi one
global accounting standard. Standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk
Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan
keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang
tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner dari Uni Eropa,
Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain
menerapkan IFRS. Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang
merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan
standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut
sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa
dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-
angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di
dalam perusahaan. (Akuntan Indonesia edisi 17:2009)

A. Format Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS


Adapun laporan keuangan berbasis IFRS terdiri dari :
1. Laporan Posisi Keuangan
Informasi yg disajikan dalam laporan posisi keuangan yaitu pembedaan aset lancar dan
tidak lancar, liabilitas jangka pendek dan jangka panjang. Ada dua model Laporan Posisi
Keuangan yang lumrah digunakan, yaitu :

1
 Bentuk yang menyerupai T-Account: Kelompok “Aset” diletakkan di sisi kiri, sementara
kelompok “Liabilitas dan Ekuitas Pemegang Saham” di sisi kanan laporan.
 Bentuk yang menyerupai Ledger (Buku Besar): Kelompok “Aset” diletakan di bagian
atas laporan, diikuti oleh kelompok “Liabilitas dan Ekuitas Pemegang Saham” di
bawahnya.

2. Laporan Laba Rugi Komprehensif


Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif yaitu laba rugi selama
periode dan pendapatan komprehensif selama periode. Terdapat 2 metode menyajikan laporan
laba rugi komprehensif yaitu:
 Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif
 Dalam bentuk dua laporan:
(a) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah) dan
(b) laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan
komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif).

3. Laporan Perubahan Ekuitas


Informasi yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas yaitu :
 Laba (rugi) bersih periode bersangkutan.
 Setiap akun yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas
 Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi atas kesalahan
mendasar.

4. Laporan Arus Kas,


Laporan Arus Kas menyajikan arus kas selama periode tertentu dan dikelompokkan
menurut klasifikasi aktivitas sebagai berikut:
 Arus Kas dari aktivitas Operasi.
 Arus Kas dari aktivitas Investasi
 Arus Kas dari aktivitas Pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan,


Termasuk ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan, seperti :
 Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi tertentu
 Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian
manapun dalam laporan keuangan

2
 Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan
keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
Basis Pengukuran :
 Biaya Perolehan
 Biaya Kini
 Nilai Realisasi dan Penyelesaian
 Nilai Sekarang.
Selain komponen laporan keuangan, International Financial Reporting Standards (IFRS)
memiliki struktur yang mencakup:
o International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun
2001.
o International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.
o Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations
Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001.
o Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum
tahun 2001.
o Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statement ( Kerangka Kerja
persiapan dan Penyajian laporan Keuangan ).

Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi:
 Pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang
berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi
tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan
biaya.
 Ke-dua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai
dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun
pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).
 Ke-tiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk
mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan
keuangan.
 Ke-empat adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini
digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan
dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan
laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan
keuangan (Chariri, 2009).

3
B. SAK berbasis IFRS dalam pelaporan keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuagan atau yang sering disebut neraca, melaporkan asset, liabilitas, dan
modal entitas pada tanggal tertentu. Laporan ini merupakan sumber informasi utama tentang
posisi keuangan entitas karna merangkum elemen-elemn yang berhubungan langsung dengan
pengukuran posisi keuangan, yaitu asset, liabilitas, adan ekuitas.
Kegunaan laporan posisi keuangan secara umum adalah untuk menilai resiko-resiko
entitas masa depan. Tujuan penggunaan laporan posisi keuangan menggunakan laporan ini
adalah sebagai berikut:
 Mengevaluasi struktur pendanaan
 Menganalisis likuiditas
 Menilai solvabilitas
 Menilai fleksibelitas keuangan. (Dwi Martini:2012)
Pos-pos lini berikut, sebagai sesuatu minimum yang harus disajikan di dalam laporan posisi
keuangan :
 Aset. Asset adalah sumberdaya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh
entitas. Yang termasuk asset (IAS 1): Properti, pabrik dan peralaan, investasi properti,
aset tidak berwujud, aset keuangan, investasi yang dicatat dengan metode ekuitas, aset
pertanian, aset pajak tangguhan, aset pajak kini, persediaan, piutang dagang, piutang lain-
lain, kas dan setara kas.
 Ekuitas. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi semua liabilitas.
Yang termasuk ekuitas (IAS 1): Modal dan cadangan modal yang diterbitkan yang
diatribusikan kepada pemegang ekuitas perusahaan induk, dan pemilik minoritas.
 Liabilitas. Liabilitas merupakan kewajiban entitas masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar sumberdaya entitas
yang mengandung manfaat ekonomi. Yang termasuk liabilitas (IAS 1): Hutang pajak
tangguhan, hutang pajak kini, hutang keuangan, provisi dan hutang usaha dan hutang
lainnya.
 Aset dan Liabilitas yang dimiliki unntuk dijual. Total aset yang diklasifikasikasn sebagai
dimiliki untuk dijual termasuk didalamnya kelompok yang dihentikan yang
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual, dan liabilitas termasuk di dalam
kelompok yang dihentikan yang diklasifikasikan sebagaiyang memiliki untuk dijual
sesuai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) 5 mengenai Aset Tidak Lancar
Yang Dimiliki Untuk Dijual Dan Penghentia Operasi. (Ankarath dan Martani:2012).

4
a) Asset lancar dan tidak lancar
Asset lancar menurut PSAK dan IFRS:
 Mangharapkan untuk merealisasikan asset, atau bermaksud untuk menjual dan
mengkonsumsinya dalam siklus operasi normalnya.
 Asset yang dimiliki dengan tujuan untuk diperdagangkan.
 Asset yang diharapkan akan terealisai dalam jangka waktu 12 bulan sejak periode
pelaporan.
 Berupa kas dan setara kas, kecuali dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk
menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode akuntansi.
Asset yang tidak termasuk dalam kategori diatas termasuk asset tidak lancer antara lain:
 Investasi jangka panjang
 Asset tetap.
 Aset tak berwujud
 Asset lain yang bersifat tidak lancar.

b) Liabilitas jangka pendek (lancar) dan jangka panjang (tidak lancar)


Entitas mengklasifikasikan suatu utang lancer PSAK 1 (revisi 2009) dan IFRS:
 Mengharapkan akan diselasikan dalam siklus operasi normalnya.
 Liabilitas yang dimiliki untuk tujuan yang diperdagangkan misalnya instrument
derivative (PSAK 1), namun sebuah perubahan terhadap IAS 1 akibat dari proyek
perbaikan tahunan baru-baru inimengklasifikasikan liabilitas yang dimiliki untuk dijual
dan derivative tidak memerlukan unutk diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar.
 Liabilitas jatuh tempo untuk dilunasi dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
 Entitas tidak memiliki hak yang tidak kondisional untuk menangguhakan penyelesaian
liabilitas paling tidak un utk 2 bulan setelah pelaporan.
 Liabilitas yang tidak termasuk kategori diatas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka
panjang.

5
Berikut Contoh Format “Laporan Posisi Keuangan” alias “Neraca” :

2. Laporan Laba-Rugi Komprehensif


Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan yang mengukur keberhasilan kinerja
perusahaan selama periode tertentu. Informasi kinerja perusahaan digunakan untuk menilai
dan memprediksi jumlah dan waktu atas ketidak pastian arus kas masa depan.
IAS 1 menawarkan pilihan penyajian terhadap semua pendapatan dan beban yang
diakui di dalam suatu periode; dalam pelaporan tunggal; atau dalam dua laporan; yaitu suatu
laporan yang menggambarkan komponen laba atau rugi, bersamaan dengan laporan yang
berawal dengan laba atau rugi dan menggambarkan komponen perdapatan atau rugi
komprehensif lain.
Standar menetapkan, sebagai suatu yang minimum, pos-pos lini berikut harus disajikan
didalam suatu laporan laba-rugi komprehensif :
 Pendapatan, biaya keuangan, bagian dari laba atau rugi dari perusahaan asosiasi dan
perusahaan patungan yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, beban pajak,
jumlah yang diharuskan untuk diungkapkan menurut Standar Pelaporan Keuangan
International ( IFRS ) 5 yang terkait dengan penghentian operasi.
 Laba atau rugi periode pelaporan.
 Setiap komponen laba-rugi komprehensif lainnya diklasifikasikan berdasarkan sifatnya.

6
 Setiap bagian dari laba-rugi komprehensif lainnya dari perusahaan asosiasi dan perusahaan
joint renture yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dan
 Total laba-rugi komprehensif.

Laba atau rugi periode pelaporan sama halnya dengan total laba-rugi komprehensif untuk
periode yang diatribusikan kepada pemilik non-pengendali dan pemilik perusahaan induk
diharuskan untuk diungkapkan secara terpisah.
Karena IAS 1 menguraikan pengungkapan minimum pos lini, maka suatu entitas
diijinkan menyajikan tambahan pos lini, dan subtotal di dalam laporan laba-rugi komprehensif
dan laporan laba rugi terpisah (jika entitas boleh memilih untuk menyajikan laporan ini).
Tambahan pengungkapan semacam ini diizinkan bilamana penyajian semacam ini adlaah
relevan dengan suatu pemahaman mengenai kinerja keuangan entitas.
Suatu entitas harus mengakui semua pos pendapatan dan beban dalam suatu periode yang
memperoleh laba atau rugi, kecuali Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS)
mensyaratkan atau mengizinkannya. Suatu entitas harus menyajikan suatu entitas analisis
beban yang diakui dalam laba atau rugi, dengan menggunakan suatu klasifikasi atas dasar
sifat atau fungsinya didalam entitas, memberikan informasi manakah yangdapat diandalkan
dan lebih relevan.

Berikut contoh laporan laba-rugi komprehensif :

7
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Sebuah entitas diharuskan untuk menyajukan suatu laporan perubahan ekuitas dengan
memperlihatkan :
 Total laba-rugi komprehensif untuk periode bersangkutan ( secara terpisah
mengungkapkan jumlah yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan induk dan kepada
pemilik non-pengendali).
 Untuk setiap komponen ekuitas, dampak dari penerapan berlaku surut atau pernyataan
kembali yang berlaku surut diharuskan oleh IAS 8 mengenai kebijakan akuntansi,
perubahan entitas akuntansi, dan kesalahan.
 Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir
periode, secara terpisah mengungkapkan perubahan yang diakibatkan oleh laba atau rugi,
setiap pos dari laba-rugi komprehensif lain, transaksi dengan pemilik, yang
memperlihatkan kontribusi secara terpisah oleh dan distribusi kepada pemilik dan
perubahan atas hak kepemilikan pada anak perusahaan yang tidak menyebabkan
kehilangan kendali.

Menurut PSAK 1 (revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan, laporan perubahan ekuitas
untuk suatu periode tertentu berisi informasi sebagai berikut:
 Total Laba Rugi Komprehensif, dengan penyajian terpisah untuk jumlah yang
dialokasikan untuk pemilik induk perusahaan dan alokasi untuk kepentingan
nonpengendali.
 Dampak setiap pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali unutk setiap
komponen ekuitas.
 Rekonsialiasi atau perubahan selama periode berjalan untuk setiap komponen ekuitas
yang dihasilkan dari laba atau rugi setiap pos dari pendapatan komprehensif lain, serta
transaksi dengan pemilik, seperti tambahan modal atau penarikan.
 Dividen yang diakui dan jumlah dividen per saham. ( Dwi Martani:2012)

8
Contoh Laporan Perubahan Ekuitas :

4. Laporan Arus Kas


Prinsip-Prinsip IAS7 (Statement Of Cash Flow) Sesuai dengan kesepakatan pemerintah
Indonesia sebagai anggota G20. IFRS/IAS yang akan diadopsi ke dalam PSAK 2 pada Tahun
2010 salah satunya adalah IAS 7 tentang cash flow statements. Informasi tentang arus kas
suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan
perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Di Indonesia informasi tentang arus kas
diatur dalam PSAK 2, dimana pernyataan tersebut mencakup pengaturan mengenai
komponen, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan laporan arus kas dalam
laporan keuangan.
Menurut IAS7 ( statement of cash flows ), arus kas adalah arus masuk dan arus keluar
kas atau setara kas. Kas sendiri terdiri dari kas di tangan ( cash on hand ) dan rekening
deposito.
a) Penyajian laporan arus kas
Arus kas harus dianalisis antara operasi, investasi dan pendanaan. prinsip-prinsip kunci
yang ditetapkan oleh IAS 7 untuk penyusunan laporan arus kas adalah sebagai berikut:
 Operating activities / aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan-
entitas yang tidak investasi atau pendanaan, arus kas operasi sehingga mencakup
kasyang diterima dari pelanggan dan kas kepada pemasok dan karyawan.

9
 Investing activities / aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang dan investasi lainnya yang tidak dianggap sebagai setara kas.
 Financing activities / aktivitas pendanaan adalah kegiatan yang mengubah struktur
modal dan pinjaman dari badan.
 Arus kas bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan dapat diklasifikasikan
sebagaiaktivitas operasi, investasi, atau pembiayaan, asalkan diklasifikasikan secara
konsistendari waktu ke waktu.
 Arus kas yang berasal dari pajak atas penghasilan biasanya diklasifikasikan
sebagaiaktivitas operasi, kecuali mereka secara khusus dapat diidentifikasi dengan
pembiayaanatau investasi aktivitas.
 Untuk operasi arus kas, metode langsung penyajian dianjurkan, tetapi metode tidak
langsung diterima.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan adalah suau bagian yang sangat penting dan bagian yang integral dari laporan
keuangan karena memberikan rincian mengenai pos-pos yang disajikan di dalam komponen
lain dari laporan keuangan sebagai tambahan dalam penyediaan informasi mengenai dasar
penyusunan laporan keuangan, dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan di dalam
penyusunan laporan keuangan tersebut.

a) Pengungkapan kebijakan akuntansi


Suatu entirtas harus mengungkapkan secara ringkas kebijakan akuntani yang signifikan :
 Dasar pengukuran (atau basis) yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, dan
kebijkan akuntansi lainnya yang digunakan adalah relevan bagi suatu pemahaman
laporan keuangan.
 Pertimbangan. Bagian dari estimasi yang terkait bahwa manajemen melaksanakan proses
penerapan kebijakan akuntansi dan yang paling signifikan atas jumlah yang diakui di
dalam laporan keuangan.
 Informasi mengenai asumsi yang terjadi di masa datang , dan sumber utama lainnya
mengenai ketidakpastian padaa khir periode pelaporan.

b) Pengungkapan lain-lain
Suatu entitas harus mengungkapkan didalam catatan :
 Jumlah dividen yang diusulkan atau dideklarasikan sebelum laporan keuangan diotorisasi
untuk diterbitkan tetapi tidak diakui sebagai suatu distribusi kepada pemilik selama
periode yang bersangkutan, dan terkait jumlah per lembar sham.
 Jumlah akumulasi dividen saham preferan yang tidak diakui.

10
 Informasi yang menjadikan pengguna laporan keuangnya untuk mengevaluasi tujuan,
kebijakan dan proses entitas untuk pengelolaan modal.
Suatu entitas harus menggunakan hal berikut apabila tidak diungkapkan dalam informasi yang
diterbitkan dengan laporan keuangan :
 Domisili dan bentuk hukum entitas, negara asal perusahaannya, alamat kantor terdaftar
(tempat bisnis utama).
 Suatu deskripsi sifat kegiatan operasional entitas dan aktivitas utamanya.
 Nama perusahaan induk dan perusahaan induk utama dari kelompok.

C. Isu-isu krusial tentang SAK berbasis IFRS


Tiga permasalahan utama yang dihadapi oleh Indonesia dalam melakukan adopsi penuh IFRS :
 Kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) sebagai
financial accounting standard setter di Indonesia. Dewasa ini banyak munculnya perusahaan
yg bergerak dalam financial,dan mereka memiliki suatu sistem dlm mengatur financialnya
masing-masing. Sedangkan sistem tsb belum tentu memenuhi kriteria SAK, seharusnya
DSAK dan Pemerintah bekerjasama untuk dapat mengaudit atau mengecek perusahaan tst
agar memenuhi SAK.
 Kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS.
Pemerintahan Indonesia dalam membuat RUU mempertimbangan beberapa hal yang
mempengaruhi perekonomian Indonesia, sehingga perundang-undangan yang ada belum
tentu sinkron dengan IFRS.
 Kurang siapnya sumber manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Pengaruh pendidikan,
sumber daya manusia dan perekonomian sangat kuat, dalam hal ini peran pemerintah sangat
penting dalam menciptakan SDM yang baik untuk memperlancar Pembangunan.
Permasalahan lainnya yang dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS yaitu :
a. Translasi Standar Internasional
b. Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional
c. Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
d. Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional Seperti contoh IFRS
menekankan pada fair value dan meninggalkan historical value.
e. Seperti yang diketahui perekonomian Indonesia adalah berasaskan kekeluargaan. Akan
tetapi semakin ke depan perekonomian Indonesia akan mengarah pada Kapitalis. Tidak bisa
dipungkiri lagi kebudayaan negara barat(negara capital) dapat mempengaruhi seluruh pola
hidup dan pola pikir masyarakat Indonesia dari kehidupan sehari-hari hingga permasalahan
ekonomi.

11

Anda mungkin juga menyukai