Anda di halaman 1dari 8

Tugas RMK CAKRA

A31115027

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Overview
Dewan Standar Akuntansi – IAI mengeluarkan Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil dan
Menengah. SAK EMKM dirancang sebagai standar akuntansi yang sederhana yang dapat digunakan
untuk entitas mikro kecil dan menengah, sehinga UMK dapat menyusun laporan keuangan untuk tujuan
akuntabilitas dan pengambilan keputusan. Laporan keungan tersebut dapat juga digunakan oleh entitas
untuk memperoleh pendanaan dari pihak lain serta lampiran pelaporan pajak.SAK EMKM akan
digunakan oleh ETAP yang memenuhi definisi UMKM sesuai dengan regulasi.Pengertian UMKM –
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM diatur berdasarkan Undang
Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Berikut ini adalah ilustrasi dari
isi Undang Undang Nomor 20 tahun 2008.

Pembahasan

A. Definisi UMKM
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
Secara umum ciri ciri UMKM adalah : manajemen berdiri sendiri, modal disediakan sendiri,
daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, dan jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas.
Asas pelaksanaan UMKM adalah kebersamaan, ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan
kemajuan, berkelanjutan, efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional.
B. Kriteria UMKM
Untuk membedakan sebuah usaha apakah itu termasuk usaha mikro, usaha kecil, atau usaha
menengah, oleh pemerintah diberikan batasan berdasarkan undang undang sesuai dengan kriteria jenis
usaha masing masing yang didasarkan atas peredaran usaha dan atau jumlah aktiva yang dimiliki sebagai
berikut :

 Kriteria usaha mikro


Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 – lima puluh juta rupiah,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling
banyak Rp 300.000.000,00 – tiga ratus juta rupiah.
 Kriteria usaha kecil
Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 – lima puluh juta rupiah
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 – lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 – tiga
ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 – dua setengah milyar rupiah.
 Kriteria usaha menengah
Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah)

C. Ruang lingkup EMKM


Etintas tanpa akuntabilitas publik signifikan + Kriteria UMKM ( UU nomor 20 tahun 2000) (
setidaknya selama 2 tahun berturut-turut = EMKM
Entitas mikro, kecil,dan menengah adalah entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan,
sebagaimana didefinisikan dalam SAKETAP,yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil,dan
menengah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia,setidaknya selama dua tahun berturut-turut.
Mempunyai akuntabilitas yang signifikan + Sektor jasa keuangan (pengecualian jika diizinkan
oleh otoritas dibidang jasa keuangan tersebut).
ED SAK EMKM mensyaratkan tiga asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh entitas dalam
menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan ED SAK EMKM, yakni asumsi dasar akrual,
kelangsungan usaha, dan konsep entitas bisnis
D. Tujuan Laporan Keuangan
 Menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan bagi sejumlah besar pengguna (mis
kreditor dan investor) dalam pengambilan keputusan ekonomi – general purposes.
 Pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Posisi Keuangan
 Aset  sumber daya yang dikuasai entitas akibat dari peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomi
masa depan diharapkan akan diperoleh oleh entitas.
 Liabilitas  kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya
mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi.
 Ekuitas  hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.

E. Tujuan Usaha Mikro


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya
dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan. Bentuk usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) berupa perusahaan perorangan, persekutuan, seperti misalnya firma
dan CV maupun perseroan terbatas.Dari perspektif dunia diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,
tidak hanya dinegara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi juga dinegara-negara maju (NM). Di
Negara maju UMKM sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling
banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar, seperti halnya di negara sedang berkembangtetapi juga
dibanyak negara kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestic bruto (PDB)
paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.
Menurut Aharoni (1994) dalam Tambunan (2009), jumlah UMKM dinegara adidaya tersebut
mencapai sedikitnya diatas 99 persen dari jumlah unit usaha dari semua kategori. Perusahaan-
perusahaan tersebut merupakan inti dari basis industri di Amerika Serikat.UMKM juga sangat penting
dibanyak negara Eropa, khususnya Eropa Barat.Di Belanda misalnya, jumlah UMKM sekitar 95% dari
jumlah perusahaan di negara kincir angin tersebut (Bijmolt dan Zwart, 1994) dalam Tambunan
(2009).Seperti di Amerika Serikat, juga dinegara-negara industri maju lainnya yang tergabung dalam
OECD, seperti Jepang, Jerman, Prancis dan Kanada. UMKM merupakan motor penting dari
pertumbuhan ekonomi, inovasi dan progres teknologi (Thornburg, 1993 dalam Tambunan 2009).
Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan
upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.Menurut
Rudjito (2003) usaha mikro adalah usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau
mendekati miskin.Usaha mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga.Besarnya kredit yang dapat
diterima oleh usaha adalah Rp 50 juta.Usaha mikro adalah usaha produktif secara individu atau tergabung
dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100 juta. Kriteria Usaha Mikro menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 Pasal 6, Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau
badan usaha perorangan yang memiliki kriteria sebagai berikut :
 Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak temasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
 memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.

Adapun ciri-ciri dari Usaha Mikro antara lain:


 Jenis barang usahanya tidak tetap,dapat berganti pada periode tertentu;
 Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-waktu;
 Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak memisahkan antara
keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa
enterpreuner yang memadai;
 Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah;
 Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga
keuangan non bank;
 Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas lainnya termasuk Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP).

F. Penyajian Laporan Keuangan


Komponen laporan keuangan
Laporan posisi keuangan
 Mencakup akun-akun dalam.
 Tidak ada ketentuan tentang format atau urutan penyajian akun.
 Dapat menyajikan aset lancardan aset tidak lancar,serta liabilitas jangka pendek dan liabilitas
jangka panjang.

Laporan laba rugi


 Mencakup akun-akun ; pendapatan,beban keuangan,beban pajak.
Catatan atas laporan keuangan:
 Pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK EMKM.
 Ikhtisar kebijakan akuntansi,dan
 Informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan material.

G. Penerapan Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah Sangat Penting untuk Membantu
Pengusaha Kecil Mengendalikan Modal Usaha dan Modal Kerja Secara Seksama
Bagi para wirausahawan tentu sangat dimengerti bahwa informasi keuangan atau akuntansi yang
handal dan tepat waktu dapat menjadi faktor penentu penting untuk mengambil keputusan yang berkaitan
dengan bisnis yang ditekuninya. Hal ini termasuk menentukan strategi untuk meraih tujuan dan
mempertahankan laju bisnis dengan beroperasi secara efisien. Yang dimaksud dengan informasi keuangan
adalah catatan-catatang tentang rekap penjualan, daftar piutang, daftar hutang, jurnal dan buku besar, juga
data persediaan. Laporan-laporan tersebut seharusnya tercantum pada laporan keuangan yang terdiri dari
arus kas, neraca, juga laporan laba rugi.
Laporan keuangan ini dapat menjadi gambaran kondisi finansial perusahaan bahkan pada
perusahaan berskala kecil dan menengah. Laporan keuangan idealnya disusun secara standar sesuai denga
prinsip-prinsip akuntansi dengan bahasa yang dipahami oleh semua pelaku usaha. Dengan demikian
laporan tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan bagi pengambilan keputusan untuk pengajuan kredit,
tawaran kerjasama,dan sbeagainya. Seperti yang sudah banyak terjadi, proses merintis pelaporan
keuangan atau pembukuan yang baik bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh semua orang karena
diperlukan prinsip-prinsip pembukuan dan sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan.
Itulah sebabnya para pengusaha menengah dan kecil enggan menerapkan sistem akuntansi
standar apalagi bila dibutuhkan perangkat mahal atau harus mempekerjakan staf. Jika saat ini usaha yang
ditekuni masih berskala micro, mungkin buku kas sudah cukup menjadi sistem informasi yang memadai,
tetapi bila usaha tersebut semakin berkembang sistem pembukuannya pun harus turut berkembang.
Misalnya pada perusahaan manufaktur sistem yang selayaknya harus semakin berkembang adalah sistem
pergudangan dan penjualan atau pembelian bahan baku.
Bila perusahaan kecil atau menengah tersebut semakin berkembang maka sistem-sistem yang
beroperasi dalam perusahaan akan memproses transaksi yang semakin banyak. Dengan demikian biaya
pengelolaan akan semakin membengkak dan hal ini mutlah dibutuhkan sebagai tindakan pencegahan atas
potensi terjadinya kesalahan atau keterlambatan dalam proses pembukuan. Kemajuan teknologi
menjawab kebutuhan ini dengan hadirnya beragam software akuntansi seperti misalnya Zahir, Oracle,
Omega, MYOB, Accurate, SAP, Quickbook, dan lain-lain. Software-software tersebut dapat dioperasikan
pada sebuah komputer saja atau dalam suatu jaringan dengan dua komputer atau bahkan lebih.
Masing-masing komputer tersebut akan mengakomodasi fungsi-fungsi yang berlainan
sebagaimana sistem-sistem pada pelaporan keuangan. Beragam software tersebut telah menyediakan
fitur-fitur kasir, pembelian, penjualan, gudang, perpajakan, dan pembukuan. Untuk usaha kecil dan
menengah untuk sementara Anda bisa menggunakan software dengan fitur sistem buku kas sederhana
yang cukup terjangkau. Jenis software yang disarankan bagi Anda adalah software lokal seperti Accurate,
Omega, atau Zahir. Dengan harga murah, Anda sudah dapat membuat pencatatan keuangan secara
otomatis dengan sistem terintegrasi.
Selain pencatatan keuangan, tantangan lain yang harus dihadapai oleh pengusaha kecil dan
menengah yang usahanya mulai berkembang adalah mematuhi prinsip-prinsip penyusunan laporan
akuntansi standar. Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, laporan keuangan standar tak hanya
berguna bagi pemilik usaha untuk memonitor perkembangan usahanya tetapi juga bermanfaat sebagai
dasar pengambilan keputusan untuk pihak ketiga. Mereka ini adalah para bankir, calon mitra bisnis,
Dirjen Pajak, Mitra Usaha, dan pihak-pihak lain yang berkaitan.
Di tahun 2009 Ikatan Akuntansi Indonesia telah menerbitkan Standar Akuntansi untuk Usaha Kecil dan
hal ini merupakan terobosan yang berguna karena cukup ringkas dan lebih mudah dipraktekkan.
Meskipun cukup ringkas, tetapi untuk prinsip-prinsip umum tetap harus dijalankan sebagaimana pada
jenis usaha yang lain. Dengan adanya standar laporan keuangan tersebut tentu dapat menjadi acuan yang
lebih sederhana dan lebih mudah diterima oleh kalangan wirausahawan yang lebih luas. Buku standar
penyusunan laporan keuangan tersebut secara lengkap bernama Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik.
Kelebihan yang bisa diperoleh oleh para pengusaha kecil dan menengah bila sanggup memenuhi
hal-hal yang berkenaan dengan pelaporan keuangan atau akuntansi tersebut adalah terciptanya iklim
usaha yang sehat pada skala usaha kecil dan menengah. Hal ini akan menunjang kekuatan ekonomi rakyat
yang semakin kokoh di masa depan karena usaha-usaha kecil ini memiliki harapan untuk berkembang
menjadi lebih besar.

H. Tanpa Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Perusahaan akan Sangat Mudah Berada
dalam Kondisi Pailit
Pertanyaan apakah perusahaan kecil atau UKM perlu menjalankan akuntansi keuangan seringkali
diajukan oleh para pengusaha seperti salon kecantikan, gerai voucher ponsel, toko kelontong, penjahit
pakaian, dan lain-lain. Pada kenyataannya memang lebih banyak pengusaha yang enggan untuk
menerapkan pembukuan bagi usahanya karena dianggap sebagai hal yang merepotkan, boros, dan
membuang waktu. Apalagi tak semua orang mampu melakukan pekerjaan teknikal seperti pembukuan
sehingga kadang harus mempekerjakan seseorang. Dengan omset sebulan yang belum terlalu besar, bagi
UKM-UKM hal ini bisa menghabiskan keuntungan.
Dengan demikian para pengusaha lebih memilih cara mengelola bisnis yang mungkin telah
mereka jalani selama bertahun-tahun yaitu menggunakan naluri dan perasaan. Hal ini tentu membutuhkan
pengalaman sehingga dalam pengambilan keputusan para pengusaha ini mengandalkan pemikiran asalkan
bisnis mereka tetap berjalan. Akibatnya hal-hal yang detail jarang menjadi perhatian terutama angka-
angka kecil dan lebih memperhatikan hal-hal yang besar seperti misalnya aspek-aspek yang berhubungan
dengan strategi bisnis seperti cara memperoleh pelanggan, mencari distributor yang bagus, mencari
pinjaman modal, memenangkan persaingan, dan sebagainya.
Tanpa akuntansi keuangan yang baik atau bahkan tidak ada sama sekali hal ini tentu buruk dan
kemungkinkan paling buruknya bahkan bisa mengantarkan yang bersangkutan kepada kebangkrutan.
Sebagaimana yang kita ketahui, setiap bisnis pasti mengalami pasang surut dan keadaan ini akan
berdampak pada besarnya rugi dan laba, kelancaran operasional perusahaan, dan ada atau tidaknya kas.
Misalnya pada kondisi perusahaan yang sedang dalam keuntungan tinggi, bila pengusaha terlalu
mengandalkan instinc-nya maka profitabilitas ini tak terlalu berpengaruh karena hampir tak ada gangguan
pada persediaan kas atau operasional. Padahal kondisi demikian mustahil bisa terus berlangsung sebelum
musim paceklik tiba.
Saat musim paceklik benar-benar tiba alias low season dan keuntungan mengecil, maka akan
mulai ada gangguan pada kas sehingga operasional perusahaan akan terganggu. Akibatnya pengusaha
panik mencari pinjaman kesana kemari. Sense of crisis mereka memang mengatakan ada yang tidak beres
tetapi mereka tidak tahu apa persisnya atau di bagian mana dan yang paliing parah adalah tidak tahu cara
mengatasinya. Di sinilah peranan akuntansi keuangan yaitu untuk mengetahui di mana letak
ketidakberesan tersebut. Laporan pembukuan akan memudahkan pengusaha untuk memperhatikan hal-hal
yang lebih detail sehingga kehilangan 1 rupiah pun akan dapat ditelusuri kemana perginya angka tersebut.
Pengusaha-pengusaha yang tetap lebih mempercayai naluri dan perasaannya dalam berbagai kondisi
bisnis dan enggan menerapkan akuntansi keuangan dapat dipastikan akan kesulitan untuk keluar dari
masalah keuangan ini. Hal ini akan mempersulit mereka untuk mempertahankan usaha dalam jangka
waktu yang lebih lama. Berikut ini adalah manfaat dari penerapan pembukuan pada perusahaan kecil atau
usaha kecil menengah.
1. Untuk mengetahui laba dan rugi perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
2. Memperoleh angka pasti profit margin perusahaan.
3. Mengetahui berapa penjualan perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
4. Mengetahui produk mana yang menghasilkan keuntungan lebih dan mana yang tidak.
5. Untuk mengetahui cara marketing mana yang lebih efektif dan mana yang tidak.
6. Untuk mendapatkan angka akurat mengenai biaya bahan baku, overhead, tenaga kerja, dan biaya
operasional lainnya.
7. Mengetahui aktifitas perusahaan yang produktif dan efisien atau yang tidak berguna.
8. Untuk mengetahui saldo kas pada jangka waktu tertentu.
9. Untuk mengetahui darimana dan kemana saja kas mengalir.
10. Untuk mendapatkan data tentang pelanggan yang menunggak pembayaran, termasuk jatuh tempo
piutang tersebut.
11. Untuk mengetahui persediaan barang pada jangka waktu tertentu.
12. Untuk mengetahui persediaan mana yang lancar dan mana yang bertahan dalam waktu lama di ruang
penyimpanan.
13. Untuk mendapatkan data utang atau supplier yang belum dibayar dan jumlah utang pada jangka
waktu tertentu.
14. Untuk mengetahui berapa saldo utang bank dan pemberi pinjaman lain juga waktu jatuh tempo.
15. Untuk mengetahui berapa pajak yang harus dibayar, kapan, dan atas obyek apa.

Sangat banyak manfaat yang bisa diperoleh pengusaha dengan menerapkan akuntansi keuangan pada
perusahaannya. Pencatatan pembukuan yang rapi dan standar juga akan mampu membuat perusahaan
tumbuh menjadi lebih besar karena kepercayaan kreditur dalam memberikan modal usaha.

Anda mungkin juga menyukai