Anda di halaman 1dari 20

BAB II

FORMULASI

I. FORMULASI

DIAZEPAM SUPPOSITORIA RECTAL

II. RANCANGAN FORMULA

Tiap 1 gr suppositoria mengandung :

Diazepam 0,5 mg

Tween 80 2%

Komponen basis ad 1 gr

- Polietilen glikol 1000 96%

- Polietilen glikol 4000 4%

III. MASTER FORMULA

Nama Produk : Diazeen

Jumlah Produk : 10 Suppositoria

Tanggal formula : 13 – 3 - 2012

Tanggal Produksi : 8 – 4 - 2012

Expired Date : 8 – 4 – 2016

NO. Registrasi : DKL 13 047 022 53 A1

NO. Batch : D3 001 047


Tanggal Formula
Tanggal Produksi Jumlah Produksi
Induk
8 – 4 – 2012 10 Suppositoria
13 – 3 – 2012

Tiap
No Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Bahan Tiap Batch
Suppositoria

1 DZPM Diazepam Zat Aktif 0,005 g 0,05 g

Poli
Komponen 10,344 g
2 PEG 1000 EtileGlik 103,44 g
Basis
ol 1000

Poli Etilen
Komponen
3 PEG 4000 Glikol 0,431 g 4,31 g
Basis
4000

4 TWN 80 Tween 80 Surfaktan 0,022 g 0,22 g

IV. PREFORMULASI

1. Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang

diberikan melalui rektal, vagina dan uretra (FI IV, 16)

2. Keuntungan Supositoria (FastTrack, 157-158)

- Bentuk sediaan rektal dapat memberikan efek lokal untuk mengobati

infeksi dan radang

- Bentuk sediaan rektal digunakan efek sistemik pada situasi dimana

penyerapan obat oral tidak dianjurkan seperti pasien yang tidak sadar,
pasien yang mudah muntah, obat yang rentan terhadap degradasi

dilambung dan obat yang tidak teratur penyerapannya disaluran cerna.

3. Tujuan penggunaan

1. Efek Lokal

Pada umumnya digunakan untuk pengobatan wasir, konsipasi,

infeksi dubur. Zat aktif yang biasa digunakan:

- Anastetik lokal (benzokain, tetrakain)

- Adstringen (ZnO, Bi-subgalat, Bi-subnitrat)

- Vasokonstriktor (efedrin HCL)

- Analgesik (turunan salisilat)

- Emollient (balsam peru untuk wasir)

- Konstipasi (glisin bisakodil)

- Antibiotika untuk infeksi

2. Efek Sistemik

- Meringankan penyakit asma (teofilin, efedrin, amonifilin)

- Analgetik dan antiinflamasi (turunan salisilat, parasetamol)

- Anti arthritis, radang persendian (fenilbutason, indometasin)

- Hipnotik & sedatif (turunan barbiturat)

- Trankuilizer dan anti emetik (fenotiazin, klorpromazin)

- Khemoterapetik (antibiotik, sulfonamida)

(Lachman, Teory and Practice of Industrial Pharmacy, hal 565)


4. Masalah-masalah dalam pembuatan supositoria (Lachman, 1186)

1. Air dalam suppositoria

Penggunaan air sebagai pelarut untuk mencampurkan zar-zat dalam

basis suppositoria harus dihindari untuk alasan berikut :

a. Air mempercepat oksidasi lemak

b. Kecuali air berada dalam jumlah lebih tinggi dari yang dibutuhkan

untuk melarutkan obat.

c. Reaksi antara bahan-bahan yang terdapat dalam suppositoria

seringkali disebabkan karena adanya air

2. Higroskopisitas

Suppositoria gelatin yang mengandung gliserin kehilangan lembab

oleh penguapan iklim dan mengabsorbsi lembab dalam kondisi

kelembaban yang tinggi.

3. Ketidaktercampurkan

Basis-basis PEG, tidak dapat tercampur dengan garam-garam perak,

asam tanat, aminofilin, kinin, aspirin, benzokain, dan sulfonamid.

4. Viskositas

Viskositas massa supositoria yang mencair sangat penting dalam

pembuatan suppositoria dan proses pencairan dalam rektum.

5. Kerapuhan

Basa-basa lemak sintesis dengan derajat hidrogenase yang tinggi dan

kandungan stearat yang tinggi dengan kandungan padatan lebih tinggi

pada temperatur kamar, biasanya lebih rapuh.


6. Kerapatan

Untuk menghitung jumlah obat tiap suppositoria, kerapatan basis

tersebut harus diketahui.

7. Pengemasan bobot dan volume

Masing-masing suppositoria rektal ketentuannya kurang lebih 5 % dari

bobot rata-ratanya.

8. Ketengikan dan antioksidan

Ketengikan disebabkan oleh antioksidan dan penguraian berturut-turut

dari lemak tidak jenuh menjadi aldehid jenuh dengan BM kecil.

5. Alasan Suppositoria dibuat 1 gram

Alasan dibuat suppositoria diazepam 1gr karena yang akan dibuat

suppositoria untuk anak-anak. Karena menurut :

- Voight : 281

Suppositoria untuk orang dewasa memiliki massa 2 gr, dan untuk anak

1 gr.

- Menurut Lachman:1148

Berat suppositoria rektal untul orang dewasa kira-kira 2 gr dan untuk

anak-anak 1 gr.

6. Karakteristik Diazepam

- Diazepam merupakan obat yang sering digunakan sebagai terapi lini

pertama untuk penatalaksanaan kejang, terutama kejang demam dan

status epileptikus. Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine yang

merupakan sedatif yang berhubungan erat dengan depresi sistem saraf

pusat. Obat ini merupakan obat standar terhadap benzodiazepin


lainnya. Diazepam dan benzodiazepin lainnya bekerja dengan

meningkatkan efek GABA (gamma aminobutyric acid) di otak. GABA

adalah neurotransmitter (suatu senyawa yang digunakan oleh sel saraf

untuk saling berkomunikasi) yang menghambat aktifitas di otak

(Couper FJ, Logan BK. 2004. Diazepam in Drugs and Human

Performance Fact Sheets. Washington DC: National Highway Traffic

Safety Administration (NHTSA))

- Observasi dan mencatat intensitas, durasi, lokasi aktifitas kejang, dosis

awal diazepam dapat mengendalikan kejang salama 15 – 20menit

setelah pemberian. Kompaktibilitas spuit simitedin, incompatibilitas

spuit heparin. Income y-site attrakurium heparin panpuronium kalium

klorida dan fepuronium( Pedoman obat untuk perawat, 319 ed 4).

- Sifat diazepam tidak larut dalam air dan harus berdisosiasi pada pelarut

organik (propylene, glycol, sodium benzoat), rasa sakit mungkin

muncul pada pemberian intramuskuler ataupun pada pemberian

intravena.

(Tim Penyusun. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia.

Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Republik

Indonesia).

- Diazepam adalah obat turunan dari benzodiazepine dengan rumus

molekul 7-kloro-1,3- dihidro- 1- metil- 5- fenil- 2H- 1,4-

benzodiazepin- 2- one (C6H13N2CLO) dengan berat molekul 284,7

g/mol yang bersifat basa. Merupakan senyawa kristal tidak berwarna

atau agak kekuningan yang tidak larut dalam air. Benzodiazepin adalah
sedative yang berhubungan erat dengan depresi sistem saraf pusat.

Benzodiazepin berguna untuk terapi kecemasan, insomnia, kejang, dan

spasme otot.

(Couper FJ, Logan BK. 2004. Diazepam in Drugs and Human

Performance Fact Sheets. Washington DC: National Highway Traffic

Safety Administration (NHTSA))

- Kerja utama diazepam yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam

gamma-aminobutirat (GABA) sebagai mediator pada sistem syaraf

pusat Diazepam berikatan dengan reseptor-reseptor stereospesifik

benzodiazepin di neuron postsinaptik GABA pada beberapa sisi di

dalam sistem syaraf pusat (SSP)

(Gunawan SG. 2007. Farmakologi Dan Terapi Edisi 5. Jakarta :

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).

- Kelarutan : 1 g 330 mL air, sukar larut dalam air.

- Golongan : Benzodiazepin

- Titik leleh : 133oC ; 131oC- oC

- Pka : 3,7

(RPS, 1410 ; FI IV, 303)

7. Alasan dibuat Suppositoria Diazepam

- Karena diazepam dapat dimetabolisme oleh hati menjadi dalam bentuk

inaktif. Oleh karena itu dibuat dalam bentuk sediaan supositoria yang

tidak melalui hati.


- Penggunaan sediaan oral tidak memungkinkan diberikan padap pasien

dalam keadaan kejang-kejang. Oleh karena itu dibuat sediaan supositoria

untuk memudahkan penggunaannya.

8. Dosis

- 0,4-0,6mg/KgBB/dosis rektal suppositoria.

- Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg

untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg dengan berat

diatas 10 kg. dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun dan dosis 7,5

mg diatas 3 tahun.

- Diazepam per rektal dengan dosis 0,5 mg/kg meruapakan obat pilihan

pertama karena kerjanya sangat cepat, untuk anak yang mengalami kejang

berkepenjangan, dapat diberikan diazepma rektal. Kejang , demam, sering

terjadi dan mengenai sekitar empat persen pada anak-anak, kejang demam

ini sangat berhubungan dengan usia dan hampor tidak pernah ditemukan

sebelum usia 6 bulan atau setelah usia 6 tahun. Serangan kejang boleh

dikatakan sederhana bila kejang berlangsung kurang dari 10 menit.

diazepam spoostioria dengan dosis 0,5 mg/kg yang diberikan pada saat

demam, bisa mengurangi resiko kekambuhan(Dasar-Dasar Pediatri, 282).

- Diazepam dalam larutan rektal 0,5 mg sampai 10 mg sekali(spoedeisende

hulp in de huisartsenpraktjk, 340).


V. ALASAN PENAMBAHAN

1. Penggunaan PEG sebagai basis

- (Lachman,1184)

Basis manapun yang digunakan obat harus didispersikan secara

homogen didalamnya, tetapi obat tersebut harus dapat dilepaskan

dengan laju yang dikehendaki pada cairan-cairan tubuh. Oleh karena

itu, kelarutan bahan-bahan aktif dalam air atau terlarut lainnya harus

diketahui jika obat larut dalam air, maka basis lemak dengan angka air

dipilih, sebalikny jika obat tersebut sangat mudah larut dalam lemak,

suatu basis tipe air yang ditambahkan surfaktan untuk menambah

kelarutan, mungkin merupakan pilihan utama.

- (Ansel,583)

Tidak digunakan basis larut air seperti gelatin-gliserin, karena basis ini

paling sering digunakan dalam pembuatan suppositoria vagina. Dimana

memang diharapkan efek setempat yang cukup lama dan unsur obatnya.

- (Ansel,587)

Pelumasan jarang diperlukan bagi suppositoria dengan basis oleum

cacao tau PEG, karena bahan ini cukup menciut begitu dingin dalam

cetakan, sehingga akan terlepas dari permukaan cetakan dan mudah

dikeluarkannya.

- (Ansel, 584)

Suppositori dengan PEG tidak melebur ketika terkena suhu tubuh, tetapi

perlahan-lahan melarut dalam cairan tubuh. Oleh karena itu, basis ini

tidak perlu diformulasi supaya melebur pada suhu tubuh.


- (Ansel, 585)

Kepadatan PEG memungkinkan untuk dimasukkan pada waktu

pemakaian secara perlahan-lahan akan melebur pada jari-jari yang

memasukkannya, karena tidak melebur pada suhu tubuh, tetapi

bercampur dengan sekret dari mukosa pada waktu melarut, suppositoria

dengan basi PEG tidak akan “bocor” dari lubang masuknya.

- (Excipient,212)

Kestabilan dari PEG yaitu PEG tidak mendukung pertumbuhan

mikroorganisme.

- (Lachman,1174)

PEG tidak terhidrolisis atau terurai, secara fisiologis, inert dan tidak

membantu pertumbuhan jamur.

- (Scoville’s, 371)

Basis PEG memiliki beberapa kelebihan diantaranya basis ini tidak

mudah terhidrolisis menjadi busuk, tidak mendukung pertumbuhan

mikroba atau tidak menyebabkan iritasi pada membran mukosa.

- (FI IV, 303)

Kelarutan praktis tidak larut dalam air sehingga digunakan basis tipe air

yaitu polietilen glikol yang memiliki kelarutan mudah larut dalam air.

2. Penggunaan Kombinasi PEG (PEG 1000 dan 4000)

- Menurut (Ansel,584).

Macam-macam kombinasi dari PEG bisa digabung dengan cara

melebur, dengan memakai dua jenis atau lebih untuk memperoleh basis

supositoria yang diinginkan konsistensi dan sifatnya.


- Campuan PEG dapat digunakan sebagai basis suppositoria. Dimana

campuran PEG ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan basis

lemak. Misalnya titik leleh suppositoria dibuat lebih tinggi untuk

menahan paparan iklim hangat, pelepasan obat yang tidak tergantung

pada titik lebur/leleh stabilitas fisik dalam penyimpanan baik,

suppositoria dapat segera larut dengan cairan rektum.

- (Lachman, 1174)

Basis dengan kombinasi PEG 1000 dan PEG 4000 ini mempunyai titik

leleh rendah dan berguna bila diinginkan penghancuran yang cepat.

Konsentrasi: Untuk PEG 1000 96%

Untuk PEG 4000 4%

- (Ansel,584)

PEG lainnya dapat dipakai sebagai basis suppositoria tergantung pada

kepadatan dari produk yang diinginkan. Jadi disini digunakan PEG

1000 dan PEG 4000 untuk mendapatkan kepadatan suppositoria yang

baik.

- (Martin,839)

Dimana formula ini telah ditetapkan sebagai basis 1 yaitu kombinasi

PEG 1000 dan 4000 yang konsentrasinya juga telah ditetapkan.

- (Excipient 518-519, Excipient 1983, 209-211)

Penggunaan basis PEG 1000 karena basis ini memiliki titik lebur 37oC-

40oC dan kelembaban sekitar 0,585% dan penggunaan basis PEG

karena memiliki titik lebur 50oC-58oC dan kelembaban sekitar 0,300%.


Dengan melihat keterangan/penjelasan diatas digunakan PEG 1000 dan

PEG 4000 agar zat aktif mudah dilepaskan dalam cairan rektum.

3. Penggunaan Surfaktan

1. Jika obat tersebut sangat mudah larut dalam lemak, suatu basis tipe air ,

yang ditambahkan surfaktan untuk menambah kelarutan (Lachman,

1184).

2. Surfaktan juga membuat zat-zat yang tidak larut tetap tersuspensi dalam

basis. Dalam hal ini zat aktif terdispersi dalam basis (Lachman, 1174).

3. Penggunaan Tween 80, karena telah ada pengujian tentang pengaruh

konsentrasi PEG 4000 terdapat uji disolusi dengan menggunakan

surfaktan. Dimana tween 80 merupakaan surfaktan non ionik dan

memiliki keuntungan yaitu tidak toksik dan tidak iritatif, dapat

bercampur dengan semua bahan obat, netral dan stabil terhadap trolit

dan zat ionik.

4. Tween 80 digunakan untuk mengganti sodium lauryl sulfat yang

terdapat dalam formula pengujian. Hal ini disebabkan karena sodium

lauryl sulfat diketahui bila digunakan pada kulit dapat menimbulkan

iritasi. Dimana dalam formula ini digunakan tween 80 dengan

konsentrasi 2% dan konsentrasi ini sudah terbukti Dikutip dari jurnal

terakreditas dengan judul pengaruh konsentrasi PEG 4000 trehadap laju

disolusi ketoprofen dalam sistem dispersi padat ketoprofen dengan

pengujian dan masuk dalam range 1-15%. ().

5. Konstrasi Tween 80 sebagai weeting agent 1-3% dan sebagai

penambahan kelarutan 1-15%


4. Metode yang digunakan

Pembuatan supositoria dilakukan dengan menggunakan metode

cetak tuang. Hal ini disebabkan oleh basisi yang digunakan yaitu PEG yang

tidak dapat dibuat dengan cara menggulung dengan tangan.

VI. Uraian bahan

1. PEG (FI IV, 509 ; Excipient, 517-518)

Nama resmi : Polietilen Glikol

Sinonim : Makrigol

RM : (HOCH2CCH2OCH2)2CH2OH

BM : 4000 = 3000-8000

6000 = 5700-6130

Pemerian : PEG > 1000 berbentuk padat, putih atau tak berwarna

seperti lilin

Kelarutan : Mudah larut dalam air; dalam aseton, dalam etanol

95%, dalam kloroform, dalam etilenglikol mono etil

eter, dalam etil asetat dan dalam toluena.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup, kering, sejuk dan terlindung

dari cahaya.

Kestabilan : Semua kelarutan senyawa phenylmercuri membentuk

residu hit logam ketika terkena cahaya atas setelah

penyimpanan lama. Larutan dapat disterilkan dengan

autoklaf

Incompatibilitas : Inkom dengan komponen bahan pembantu lainnya,

tidak bercampur dengan garam-garam perak, asam


berat, kinnin, lectamol, aspirin, benzokain, income

dengan halida, pertikulan bromida dan iopoda.

2. Tween 80 (FI IV, 687 ; Excipient, 549)

Nama resmi : Polysorbatum 80

Sinonim : Polisorbat 80, tween 80.

RM/BM : C64H124O26 / 1310

Pemerian : Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning muda

hingga cokelat muda, bau khas lemah ; rasa pahit dan

hangat.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan tidak berbau

dan praktis tidak berwarna; larut dalam etanol, dalam

etil asetat; tidak larut dalam minyak mineral.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kestabilan : Stabil dalam elektrolit dan asam serta basa lemah;

proses penyabunan bertahap terjadi dengan asam kuat

dan basa kuat. Polisorbat yang higroskopis harus

diperhatikan kadar airnya sebelum digunakan dan jika

perlu dikeringkan.

Incompatibilitas : Perubahan warna dan/atau presipitat terjadi pada

berbagai zat, khususnya fend, tannin. Aktifitas

pengawet antimikroba paraben dapat berkurang

dengan adanya polisorbat.


3. DIAZEPAM (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1995)

Nama resmi : Diazepamum

Sinonim : Diazepam

RM/BM : C16H13ClN2O/ 284,74

Pemerian : Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak berbau

VII. Perhitungan Bahan

Diazepam 0,5 mg

Tween 80 2%

Komponen basis ad 1 gr

- Polietilen glikol 1000 96%

- Polietilen glikol 4000 4%

1. Diazepam 0,5 mg = 0,0005 X 10 = 0,005 g

Bobot supositoria 1 gr = 1 X 10 = 10 g

Ditambahkan 10% = x 10 =1g

Jadi bobot supositoria = 10 g + 1 g = 11 g

Tween 80 2 % = x 11 = 0,22 g

Komponen basis = 11 g - (0,005 g + 0,22 g)

= 11 g – 0,225 g

= 10,775 g

- Polietilen glikol 1000 96% = x 10,775 = 10,344 g

- Polietilen glikol 4000 4% = x 10,775 = 0,431 g

VIII. CARA KERJA


Pembuatan supositoria dilakukan dengan menggunakan metode cetak

tuang. Hal ini disebabkan oleh basisi yang digunakan yaitu PEG yang tidak

dapat dibuat dengan cara menggulung dengan tangan. Supositoria dengan

basis PEG tidak membutuhkan pelumas pada cetakan dan lebih mudah

dibuat dari pada supositoria dengan minyak coklat(Lachman, 1775).

1. Ditimbang diazepam sebanyak 0,005 g, Tween 80 sebanyak 0,22 g, PEG

1000 10,344 g dan PEG 4000 0,431

2. Dimasukkan diazepam kedalam lumpang dan digerus hingga halus

3. Dileburkan kombinsi PEG 4000 dan 1000 diatas waterbath pada suhu

50oC

4. Ditambahkan tween 80 kedalam campuran basis setelah itu diaduk

hingga homogen

5. Dimasukkan diazepam kedalam campuran tersebut, diaduk hingga

homogen

6. Dimasukkan seluruh campuran hasil leburan kedalam cetakan

7. Dimasukkan kedalam lemari pendingin kurang lebih 15 menit

8. Dikeluarkan supositoria dari cetakn

9. Dibungkus dengan aluminium foil

10. Dimasukkan kedalam kemasan

11. Dimasukkan kedalam dus yang telah berisi brosur.

 Alasan petunjuk penggunaan

Sebelum digunakan supositoria dibasahi dengan air terlebih dahulu karena

menurut (Lachman, 1175):


Biasanya dicelupkan dalam air sebelum dimasukkan, sehingga iritasi

yang mungkin terjadi pada membran mukosa dapat dihindari.

 Evaluasi suppositoria

1. (Lachman, 1991)

a. Uji kisaran leleh (Uji kisaran meleleh makro)

Uji ini merupakan suatu ukuran waktu yang diperlukan

suppositoria untuk meleleh sempurna dalam penangas air dan

temperatur tetap 37ºC, sebaiknya uji kisaran leleh yang diukur dalam

pipa kapiler hanya untuk basis lemak.

b. Uji pencairan (Uji waktu melunak dari suppositoria rektal)

Uji tersebut terdiri dari pipa U yang sebagian dicelupkan kedalam

penangas air yang bertemperatur konstan. Penyempitan pada satu sisi

menahan suppositoria. Waktu yang diperlukan batangan untuk melewati

suppositoria sampai penyempitan tersebut dicatat sebagai waktu

melunak.

c. Uji kehancuran

Alat yang digunakan terdiri dari ruang berdinding rangkap dimana

suppositoria yang diuji ditempatkan, dirancang untuk mengukur

keregasan atau kerapuhan suppositoria.

d. Uji disolusi

Digunakan untuk menahan sampel ditempatnya dengan kapas,

saringan kawat dan manik-manik gelas.


2. (Voight, 302)

a. Uji penampilan

Satu buah suppositoria dibelah secara vertikal dan horizontal

kemudian diamati secara visual pada bagian intenal dan eksternal untuk

melihat migrasi zat aktif.


DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. 1985. Pengantar bentuk sediaan farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia

Press

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Jones, D. 2008. Pharmaceuties Dosage Form and Design. London:

Pharmaceutical Press

Lachman. 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III. Jakarta: UI Press
6th
Rowe, R. 2004. Handbook of Pharmaceutical Excipient Edition. Washington:

Pharmaceutical Press

Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Sixth

Edition. London: Pharmaceutical Press

Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press
BROSUR
DIAZEEN ®
Diazepam Supositoria Rektal

Komposisi
Tiap 1 gram Suppositoria mengandung :
Diazepam 0,5 mg
Zat tambahan q.s
Indikasi
Diazepam diindikasikan untuk mengatasi status epileptikus, kejang
demam, kejang akibat keracunan, premedikasi, sedasi pada amnesia, serta
digunakan bersama-sama dengan anestesi lokal
Farmakologi
Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine bekerja dengan
meningkatkan efek GABA (Gamma AminoButyric Acid) di otak. GABA adalah
neurotransmitter (suatu senyawa yang digunakan oleh sel saraf untuk saling
berkomunikasi) yang menghambat aktifitas di otak. Diazepam meningkatkan
penghambatan efektifitas GABA dalam menghasilkan rangsangan dengan
meningkatkan permeabilitas membran terhadap ion klorida. Perubahan ini
mengakibatkan ion klorida berada dalam bentuk terhiperpolarisasi (bentuk kurang
aktif / kurang memberikan rangsangan) dan stabil.
Aturan Pakai
Anak anak 1 kali sehari
Petunjuk Pengunaan
Dibasahi suppositoria dengan air sebelum dimasukan di rektum.
Kontra Indikasi
Pemberian diazepam harus dihindarkan untuk pasien dengan depresi
napas, kelemahan neuromuskular pada saluran napas termasuk unstable myastenia
gravis, insufiensi paru akut, sindroma sleep apnea,gangguan hepar berat, tidak
boleh digunakan secara tunggal pada depresi atau pada kecemasan yang disertai
depresi.
Peringatan dan Perhatian
Hanya untuk anak-anak. Hati-hati pada depresan SSP.
Efek Samping
Dapat menyebabkan kantuk dan kebingungan, ataksia pada dosis tinggi.
Penyimpanan
Disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2-8°C dan terlindung dari
cahaya matahari.
Kemasan
Isi 1 dus @10 Supositoria

No reg : DKL 13 047 022 53 A1


No. batch: D3 001 047
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Diproduksi oleh
PT. FARMA

Anda mungkin juga menyukai