Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Dasar Hukum Pewarisan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
“Hukum dan Hak Asasi Manusia” di fakultas hukum warmadewa
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingatakan kemampuan yang saya miliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Akhir kata saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada orang-orang
yang telah memberikan inspirasi dan informasinya.

“Om Shanti, Shanti, Shanti, Om”

Denpasar, 9 Mei 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia mempunyai hak-hak universal yang harus dijaga dan dihormati
oleh satu sama lain. Untuk melindungi hak-hak universal yang dimiliki oleh setiap manusia
ini, akhirnya disepakati untuk didirikan sebuah aturan yang berhubungan dengannya. Pada
abad 17-an ham mulai dideklarasikan di Inggris, dan sejak itu pula ham mulai menjadi
tema yang menarik untuk diperbincangkan. Sampai sekarangpun perbincangan-
perbincangan mengenai tema itu masih kerap kita temukan. Memang dalam pandangan
sebagian orang pembahasan ham merupakan suatu hal yang sudah basi dan kurang
menarik lagi. Kendati demikian, pada kenyataan yang kita temui masih banyak informasi-
informasi yang mengabarkan tentang tema ini. Kenyataan hidup yang menunjukan adanya
banyak pelanggaran ham yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompoklah yang
menjadikan pembahasan ini masih tetap hangat untuk diinformasikan.
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan sangat berfariasi mulai dari pelecehan
secara individu sampai pada perampasan hak asasi orang lain. Hal ini bisa disebabkan
karena adanya unsure kesengajaan maupun adanya kurang fahamnya masyarakat tentang
hal ini. Di belahan dunia barat yang didominasi oleh bangsa eropa, juga kerap terjadi
pelanggaran-pelanggaran dalam masalah ini. Pada hal jika kita kembali pada sejarah,
deklarasi berkenaan dengan ham ini, pertama dideklarasikan adalah di daerah inggris.
Tema-tema mengenai hal ini sangatlah perlu dipelajari pada tingkatan perguruan tinggi,
mengingat pembahasan pada masyarakat yang tidak ada henti-hentinya. Dalam setiap
kehidupan manusia pastinya sangat berhubungan erat dengan yang namanya ham. Dalam
perjalanan hidup mereka menyandang hak-hak kodrati yang tidak dapat diganggu
gugat.dalam makalah ini akan lebih dikonsentrasikan pada masalh kontradiktif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hak asasi manusia itu?
2. Bagaimanakah sejarah hak asasi manusia di negara bagian barat?
3. Bagaimanakah keadaan hak asasi manusia saat ini?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami makna dan apa itu hak asasi manusia.
2. Mengetahui sejarah hak asasi manusia di negara bagian barat.
3. Memahami perkembangan hak asasi manusia saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia


Untuk membuka pemahaman tentang segala sesuatu pastinya kita harus memahami
terlebih dahulu pengertian dari sesuatu yang kita pelajari tersebut. Begitu juga ketika kita
ingin mempelajari tentang ham maka kita juga harus mempelajari dan mendalami apakah
yang dinamakan dengan ham tersebut. Hak asasi manusia adalah sesuatu yang dimiliki
oleh setiap manusia dalam kehidupannya. Tuhanlah yang menghadiahkannya pada setiap
manusia yang ada. Sesuatu tersebut bersifat kodrat dan tidak dapat dirubah-rubah apalagi
ditiadakan, karena itu merupakan hak perorangan yang tidak dapat diganggu gugat.
Pendapat ini bersesuaian dengan beberapa pendapat yang telah disampaikan oleh
beberapa ilmuan yang telah ada. Menurut reching human right yang diterbitkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada
setiap menusia, yang tanpanya manusia mustahil untuk hidup sebagai manusia, dalam
kehidupan ini tuhan telah membekali kita dengan segala sesuatu yang tanpa adanya hal itu
kita tidak dapat dinyatakan hidup. Hal ini meliputi hak untuk hidup, berbicara dan lain-
lian. John Locke yang merupakan salah seorang pemikir khususnya dalam bidang sosial
dan kemasyarakatan juga sependapat dengan pendapat yang peretama tadi. Menurut
beliau, ham merupakan sesuatu yang diberika langsung oleh tuhan kepada manusia sebagai
sesuatu yang bersifat kodrat. Oleh sebab itu tidak ada kekuasaan yang dapat mengambil
hak tersebut. Dari pengertian tersebut akhirnya mengerucut menjadi sebuah pengertian
bahwa ham adalah hak dasar setiap manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah dari
yang maha kuasa bukan dari lembaga ataupun penguasa yang ada.
2.2 Sejarah Hak Asasi Manusia di Negara Barat
Manusia telah mempunyai hak asasi mereka mulai dari sejak mereka dilahirkan ke
dunia. Kendati demikian ham secara resmi tidak serta merta ada dan diakui oleh
pemerintah. Dalam kehidupan kemanusiaan yang ada di barat. Hak asasi manusia baru
diresmikan pada abat ke 17-an di Inggris. Adapun runtutan sejarahnya adalah sebelum
deklarasi universal, pada praktek dalam dunia nyata ham sudah ada dan dipakai dalam
kehidupan masyarakat Eropa. Para ahli ham pun tidak memungkiri dengan adanya hal
tersebut. Ham telah populer di masa kejayaan. Secara resmi, pembahasan ham mulai
banyak diperbincangkan dan banyak di bahas secara mendalam dimulai dengan lahirnya
Magna Carta. Magna Cartalah yang membatasi antara kekuasaan absolut para penguasa
atau raja-raja.
Kekuasaan absolute raja, seperti menciptakan hukum tetapi tidak terikat dengan
peraturan penguasa yang ada, menjadi dibatasi dan kekuasaan mereka harus dipertanggung
jawabkan secara hukum. Sejak lahirnya Magna Carta pada tahun 1215, raja yang
melanggar aturan kekuasaan harus diadili yang mempertanggungjawabkan kebijakan
pemerintahannya di hadapan parlemen. Sekalipun kekuasaan para raja masih sangat
dominan dalam hal pembuatan undang-undang, Magna Charta telah menyulut ide tentang
keterikatan penguasa pada hukum dan pertanggung jawaban kekuasaan mereka kepada
rakyat. Lahirnya Magna Charta merupakan cikal bakal lahirnya monarki konstitusional.
Keterikatan penguasa dengan hukum dapat dilihat pada pasal 21 Magna Charta yang
menyatakan bahwa “… para pangeran dan buronan dihukum atau didenda berdasarkan
atas kesamaan, dan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya.” Sedangkan pada pasal
40 ditegaskan bahwa “… tak seorangpun menghendaki kita mengingkari atau menunda
tegaknya hak atau keadilan.”
Lahirnya undang-undang hak asasi manusia untuk mengaplikasikan adanya hak-hak
yang dimiliki oleh setiap manusia yang ada di dunia ini, sangat perlu untuk diadakannya
persamaan kedudukan di depan hukum. Dengan adanya persamaan ini maka, hak-hak yang
dimiliki oleh perorangan akan mendapatkan porsi hukum yang sama dan tidak ada
deskriminasi antara satu dengan yang lainnya. Hal ini mulai terpikirkan setelah selang
sekitar empat abad dari terjadinya Magna Charta, yaitu pada tahun 1689. Pada tahun ini
lahir undang-undang resmi yang membahas tentang hak asasi manusia di Inggris dan sejak
itulah muncul istilah “equality before the low”, yang artinya kesetaraan manusia dimuka
hukum. Dan akhirnya memunculkan juga istilah-istilah dan teori sosial yang identik
dengan perkembangan dan karakter masyarakat Eropa, yang dilanjutkan oleh Amerika
seperti kontrak sosial (J.J Roesseau), trias politika (Montesquieu), teori hukum kodrat
(John Locke), dan hak-hak dasar kesamaan dan kebebasan (Thomas Jefferson), yang
berikutnya Deklarasi Prancis penangkapan dan penahanan secara semena-mena akhirnya
mendapatkan perhatian khusus pada masa ini. Sehingga pada tahun 1789, lahir Deklarasi
Prancis yang memuat aturan hukum yang menjamin kebebasan manusia dalam proses
hukum, seperti larangan menangkap seseorang dengan cara sewenang-wenang tanpa ada
alasan yang pasti dalam ketentuan hukum.
Yang kemudian menghasilkan sebuah prinsip yang sangat didukung dengan hak asasi
manusia yang ada. Prinsip ini adalah prinsip “presumption of innocent”. Prinsip ini
menyatakan bahwa orang-orang yang dianggap tidak bersalah sampai ada keputusan dari
pengadilan yang berkekuatan hukum yang sah telah menyatakan bahwa ia adalah bersalah.
Perkembangan ham pada saat ini ditandai dengan munculnya empat hak kebebasan
manusia di Amerika Serikat pada 6 januari 1941. Keempat hak itu adalah hak kebebasan
untuk memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran yang ia peluk, hak bebas dari
kemiskinan, hak bebas berbicara dan menyatakan suatu pendapat, hak bebas dari rasa
takut.
Deklarasi ham Setelah beranjak tiga tahun deklarasi ham dihasilkan pada suatu
konfrensi buruh internasional yang diselenggarakan di Philadelphia, Amerika Serikat.
Deklarasi pada tahun 1944 ini memuat pentingnya menciptakan perdamaian dunia
berdasarkan pada keadilan sosial dan perlindungan seluruh manusia yang tidak pandang
ras, kepercayaan dan jenis kelaminnya. Deklarasi ini juga memuat prinsip ham yang
merupakan jaminan setiap orang yang untuk mengejar pemenuhan kebuthan material dan
spiritual secara bebas dan bermartabat serta jaminan keamanan ekonomi dan kesempatan
yang sama. Hak-hak tersebut kemudian dijadikan dasar perumusan deklarasi universal
ham yang dikukuhkan oleh PBB pada tahun 1948. Menurut Duham terdapat lima jenis hak
asasi yang dimiliki oleh individu yaitu hak personal (hak jaminan kebutuhan pribadi), hak
legal (hak jaminan perlindungan hukum), hak sipil dan politik, hak subsistensi (hak
jaminan adanya sumber daya untuk menunjang kehidupan), dan hak ekonomi, sosial serta
budaya.

2.3 Perkembangan Hak Asasi Manusia saat ini


Saat Ini tidak dapat dipungkiri bahwa dunia baratlah yang sudah dengan resmi
mempelopori adanya undang-undang yang mangatur hak asasi manusia secara resmi dan
sah. Dengan adanya deklarasi-deklarasi yang dilakukan oleh bangsa barat ini secara
otomatis mempengaruhi negara-negara yang lainnya. Apalagi hal ini sudah disahkan oleh
PBB yang notabenenya adalah naungan banyak bangsa dan negara berpengaruh di dunia.
Namun jika kita telaah lebih dalam hal ini tidak menghalangi negara-negara barat untuk
tidak melanggar apa yang sudah mereka susun sendiri.
Banyak dari tingkah laku mereka yang secara sadar atau tidak telah melanggar norma-
norma ham yang telah dukukuhkan. Dengan semena-mena mengadakan genjatan senjata
dimana-mana, walaupun ketika dilihat secara sepintas akan ada hal-hal yang
memaklumkan hal tersebut. Telah dengan lebih dalam akan mengetahui apa sebab-sebab
terjadinya genjatan-genjatan senjata yang dapat mengakibatkan banyak hak-hak asasi
manusia terabaikan. Hal ini tak menutup kemungkinan adanya sekandal-sekandal orang-
orang dalam, dalam melakukan semua pemboikotan-pemboikotan ham yang ada.
Sehingga orang-orang luar yang tidak begitu paham akan hal itu akan diam saja tanpa
adanya pemikiran tentang pelanggaran ham.
BAB III
ANALISIS

3.1 Study Kasus


Berbicara seputar ham, memang baratlah yang mencetuskan semua teori-teori ini.
Namun, sebenarnya di barat tidak mengedepankan esensi dari hal itu sendiri. Di satu sisi
mereka ingin mengekspor ide ham, dan disisi yang lain mereka menginjak-injak ide-ide
yang tertuang dalamnya. Di negara Amerika Serikat sendiri, disana tetap ada yang
namanya deskriminasi. Hingga kini, di negara tersebut perlakuan kepada ras kulit hitam
tidak akan sama dengan perlakuan pada ras kulit putih. Sampai pada saat Obama yang
merupakan ras kulit hitam bisa memenangkan pemilu, hal ini agaknya mengundang sedikit
polemik yang ada dalam masyarakat.

3.2 Solusi
Dalam pengamalan undang-undang yang berlaku, perlu diadakannya tinjauan ulang
pada setiap praktek dalam kehidupan nyata. Banyak yang dikira sudah baik ternyata pada
hakikatnya masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang ada. Tinjauan ini bertujuan
untuk dapat diadakannya evaluasi-evaluasi lebih lanjut sehingga akan lebih mudah dalam
menindak lanjutinya. Adanya hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku
dalam hak asasi manusia, sudah sepantasnya untuk ditangani secara cepat dan tepat oleh
pemerintah. Dengan adanya aturan-aturan seharusnya hidup ini akan lebih terarah. Jika
ada suatu hal yang dianggap menyalahi aturan akan tetapi hal itu tetap dibiarkan maka
akan merambah pada sektor-sektor yang lain, dan akibat akhirnya banyak peraturan yang
telah dibuat akan dilanggar secara semena-mena tanpa adanya tindak lanjut dari semuanya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ham adalah segala sesuatu yang di anugrahkan dari tuhan kepada manusia, dimana hal
tersebut bersifat kodrat dan tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun. Dalam
perjalanan ham mulai berdirinya sampai pada saat ini, terdapat beberapa sejarah yang
berharga, meliputi Magna Carta dan deklarasi-deklarasi yang lainnya, keadaan ham pada
saat ini masih jauh dari harapan . Banyak pembenahan-pembenahan yang harus dilakukan.

4.2 Saran
Dalam menghdapi perbadaan-perbedaan yang sangat urgen dalam masyarakat barat,
seharusnya pemerintah lebih memperhatikan perkembangan konflik hak asasi manusia yang
tengah terjadi dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan ini mempunyai posisi yang sangat
mengancam kelangsungan perdamaian.
DAFTAR PUSTAKA

Ubaedillah Ahmad dkk, Demokrasi hak asasi manusia dan masyarakat madani, Jakarta:
perdana media group, 2009.
Khodafi dkk, Civic education, Surabaya: imam sunan ampel press, 2012.
Naming, ramdlon, Citra dan citra hak asasi manusia, Yogyakarta: Liberty Konvensi Eropa
tentang hak asasi manusia , 2011.
Lasa, Hak Asasi Manusia, PT. Pabelan. Surakarta: Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi
Manusia. id.wikipedia.Org/wiki/HakAsasi Manusia, 2011.
Asri Wijayanti, Sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia, Yogyakarta: Paradigma, 2008.
Idjehar, Muhammad Budairi, HAM versus Kapitalisme, Yogyakarta: INSIST Press, 2003.
Ubaidillah Ahmad dkk, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah, 2000.

Anda mungkin juga menyukai