Anda di halaman 1dari 12

Burnout Pada Pelayan Restoran Kapal Pesiar

Prof. Dr. E. S. Margiantari, SE., MM.


(Rektor Universitas Gunadarma)
Dr. A. M. Heru Basuki, Msi.
(Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma)
Fauziah
(Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Universitas Gunadarama)

Burnout Pada Pelayan Restoran bekerja sebagai pelayan restoran kapal


Kapal Pesiar pesiar dan meninggalkan keluarga.
Setelah berbulan-bulan subjek
ABSTRAK mengalami perasaan tertekan dan
kelelahan karena beban kerja yang
Penelitian ini bertujuan untuk besar ,serta suasana kerja yang
mengetahui gambaran burnout, monoton sehingga berpengaruh pada
terjadinya burnout, dampak burnout dan pencapaian prestasi kerja subjek.
proses terjadinya burnout pada pelayan
restoran kapal pesiar. BAB I
Dalam penelitian ini peneliti A. Latar Belakang Masalah
menggunakan metode wawancara Semakin pesatnya perkembangan
terstruktur agar wawancara dapat dalam berbagai bidang, seperti dalam
berjalan secara efektif dan efisien dan bidang IPTEK, industri, maupun jasa
mengantisipasi kemungkinan terlupanya berpengaruh terhadap kebutuhan
pokok-pokok permasalahan yang diteliti. setiap individu. Mengingat bahwa
Sedangkan metode observasi yang semakin meningkatnya kebutuhan
digunakan adalah metode observasi non akan penyediaan bantuan dalam
partisipan, orang yang melakukan pelaksanaan kapasitas fungsional
pengamatan tidak berperan serta atau sehari-hari membawa konsekuensi
tidak ikut ambil bagian didalam dalam bidang pelayanan menjadi
kehidupan orang yang diamati. lebih panjang dan tipe pelayanan
Hasil penelitian yang diperoleh yang diberikan lebih bervariasi,
dilihat dari komponen gambaran diantaranya pekerjaan dalam bidang
burnout meliputi kelelahan emosional, human service.
depersonalisasi subjek mengalami sikap Salah satu pekerjaan dalam
negatif, sinis dan menarik diri dari tamu, bidang pelayanan adalah pelayan
penurunan hasrat pencapaian diri. restoran kapal pesiar. Pelayan
Komponen sumber-sumber burnout dan restoran kapal pesiar (waiters) adalah
dampak burnout, dialami subjek meliputi orang yang menunggu untuk
karakteristik dan perasaan bosan memberikan pelayanan jasa (human
terhadap yang dikerjakan. Dampak service) (Umra, 2005). Pelayan
burnout yang meliputi fisik. Proses (waiters) kapal pesiar telah menjadi
burnout yang terjadi pada subjek bagian dasar dari kapal pesiar.
bermula saat subjek memutuskan Pelayanan jasa (human service)
merupakan komponen dari menguntungkan (Andi, 2006). Gejala
kehidupan diatas kapal pesiar dan burnout ini jelas merugikan, karena
merupakan elemen utama dalam akan mengurangi kemampuan dan
hubungan antara satu tamu dengan efektifitas kerja psikologis pelayan.
tamu lainnya. Pelayanan pun telah Selain itu dampak dari burnout yakni
menjadi kebutuhan bagi tamu kapal penurunan fungsi kognitif individu,
pesiar untuk mendapatkan kebutuhan misalnya konsentrasi dan
yang diinginkan. kemampuan pemecahan masalah
Pekerjaan sebagai pelayan (Maslach, 1998).
restoran kapal pesiar harus ditunjang Menurut Pines & Aronson (1989)
dengan keterampilan, motivasi, burnout dialami oleh seseorang yang
sikap, tata nilai serta pengetahuan bekerja disektor pelayanan yang
untuk menghadapi kompetensi dalam relatif lama, dan dalam situasi yang
menjalankan tugas-tugas pelayanan. menuntut secara emosi. Pertemuan
Selain itu, pelayan restoran kapal antara konsumen dan pelayan bisa
pesiar perlu dibekali sumber daya saja terjadi sampai berhari-hari,
material dan emosional yang dapat bahkan berbulan-bulan (Umra,
melindunginya dari kelelahan fisik, 2005).
mental dan emosional yang berkaitan Dari gambaran pekerjaan
dengan tugas-tugas pelayanan yang pelayan restoran kapal pesiar di atas,
dijalaninya. Hal tersebut beresiko dilihat dari intensitas kerja, intensitas
besar terhadap terjadinya burnout terhadap tamu dan kesempurnaan
dalam pekerjaan yang berhubungan dalam bekerja maka bisa saja terjadi
langsung dengan manusia (human masalah antara pelayan, tamu dan
service work) (Farber, 1991). atasan. Berdasarkan uraian di atas
Menurut Pines (dalam Gramling, maka peneliti tertarik untuk meneliti
1998) burnout adalah suatu istilah tentang burnout pada pelayan
yang digunakan untuk menandakan restoran kapal pesiar.
kondisi dari suatu individu sebagai
hasil dari tekanan pekerjaan dengan B. Pertanyaan Penelitian
sepenuhnya, merasa lelah dan tidak Berdasarkan hal tersebut maka
bisa lagi berfungsi secara efisien. permasalahan dalam penelitian ini
Bagi yang lain, gelisah dan tidak adalah :
dapat tidur dengan baik adalah 1. Bagaimana gambaran burnout
simptom yang umum dari kelelahan pada pelayan resotoran kapal
saraf. Simptom yang berhubungan pesiar ?
mencakup perasaan tegang dan tidak 2. Mengapa terjadi burnout pada
mampu santai. Ciri burnout yang pelayan restoran kapal pesiar ?
kedua adalah kecemasan yang 3. Dampak burnout pada pelayan
mengambang. Individu yang restoran kapal pesiar ?
menderita burnout tampaknya 4. Bagaimana proses terjadinya
terayun-ayun diantara kecemasan burnout pada pelayan restoran
dan depresi. Ini terjadi akibat kapal pesiar ?
berubahnya kondisi psikologi
pemberi pelayanan dan akibat reaksi
terhadap situasi kerja yang tidak
C. Tujuan Penelitian BAB II
Penelitian ini bertujuan untuk A. Persepsi
mengetahui gambaran burnout,
terjadinya burnout, dampak burnout 1. Definisi Burnout
dan proses terjadinya burnout pada
Menurut Greenberg (2002),
pelayan restoran kapal pesiar.
Burnout adalah suatu reaksi penekanan
dimana reaksi tersebut lebih
D. Manfaat Penelitian
menekankan emosi, pikiran, fisik dan
1. Manfaat Praktis
komponen tingkah laku. Suatu
Hasil penelitian menunjukkan kelelahan pada fisik yang ditandai rasa
bahwa pelayan restoran kapal pesiar pesimis, paranoia, kekakuan, tidak
lebih rentan terhadap burnout, ini mengenal rasa kasihan, perasaan
terlihat bahwa subjek mengalami bersalah dan kesukaran dalam
kelelahan emosional, mengambil keputusan.
depersonalisasi, dan penurunan Menurut Pines & Aronson (1989)
hasrat pencapaian prestasi diri. burnout adalah kelelahan secara fisik,
Selain itu subjek mengalami sakit mental, dan emosional. Burnout
fisik, psikis dan kinerja pekerjaan dialami oleh seseorang yang bekerja
menurun. Oleh karena itu hasil disektor pelayanan yang cukup lama.
penelitian ini diharapkan dapat Menurut Caputo (1991) Burnout
memberikan gambaran bagi pelayan merupakan titik dimana tekanan kronis
restoran kapal pesiar khususnya yang menjadi suatu beban yang tidak
mengalami burnout, serta terkendali. Tekanan tersebut
memberikan pemahaman lebih luas menekankan perasaan lelah secara
dan bagaimana menghadapi burnout emosional, fisik, dan kelelahan mental.
agar tidak menghambat kinerja para Burnout merupakan sindrom
pelayan maupun jenis pekerjaan psikologis yang terdiri atas tiga
lainnya yang bergerak di bidang jasa. dimensi yaitu kelelahan emosional,
depersonalisasi, maupun low personal
2. Manfaat Teoritis accomplishment (dalam Farber, 1991).
Hasil penelitian ini diharapkan Seseorang yang bekerja pada bidang
dapat memberikan masukkan yang pelayanan, ia akan memberikan
bermanfaat bagi perkembangan Ilmu perhatian, pelayanan, bantuan, dan
Psikologi, khususnya psikologi dukungan klien, siswa, atau pasien.
bidang industri yaitu mengenai Hubungan yang tidak seimbang
burnout pada pelayan restoran kapal tersebut dapat menimbulkan
pesiar. Selanjutnya hasil penelitian ketegangan emosional yang berujung
ini dapat dipakai sebagai dasar bagi dengan terkurasnya sumber-sumber
penelitian lebih lanjut terutama emosional.
dalam mengkaji variable-variabel Dilihat dari beberapa definisi
yang berkaitan dengan burnout pada diatas dapat disimpulkan bahwa
pekerja yang bergerak dibidang jasa burnout secara subjektif sebagai
pelayanan. keadaan kelelahan secara fisik, emosi,
dan mental yang disebabkan oleh
keterlibatan seseorang dalam pekerjaan
pelayanan dalam waktu yang relatif a. Selera humor yang sedikit
lama. b. Tidak adanya waktu istirahat dan
pola makan yang tidak teratur.
2. Dimensi Mengenai Burnout c. Jam kerja melebihi waktu kerja
yang biasanya (lembur) dan tidak
Menurut Maslach (dalam Farber,
adanya pekerjaan yang tidak bisa
1991) bahwa burnout merupakan suatu
dihindarkan.
pengertian yang multidemensional.
d. Keluhan – keluhan yang
Burnout merupakan sindrom
menyangkut fisik.
psikologis yang terdiri atas tiga
e. Penarikan diri; menarik diri dari
dimensi, yaitu kelelahan emosional,
lingkungan kerja atau para
depersonalisasi dan low personal
pekerja.
accomplishment (prestasi individu).
f. Sistem pekerjaan tidak sesuai
a. Kelelahan Emosional
dengan jadwal yang sudah
b. Depersonalisasi (penarikan diri)
ditetapkan.
c. Low personal accomplisment
g. Penggunaan dan mengkonsumsi
(penurunan hasrat pencapai
obat penenang dan alkohol untuk
prestasi diri)
/ agar tubuh terutama pikiran
Menurut Pines & Aronson
menjadi rileks.
(1989), Burnout mempunyai tiga
h. Perubahan dalam diri sendiri;
komponen yaitu :
kelelahan emosional, hilangnya
a. Kelelahan fisik.
harga diri, tekanan dan frustrasi.
b. Kelelahan emosional.
Dari uraian beberapa gejala
c. Kelelahan mental.
burnout diatas dapat disimpulkan
bahwa gejala burnout disebabkan oleh
2. Gejala-Gejala Burnout
jam kerja yang terlalu padat, tidak
adanya waktu untuk istirahat, keluhan-
Menurut Cherniss (1980) dalam
keluhan yang menyangkut fisik,
(http://www.depdiknas.go.id)
penarikan diri, penggunaan atau
menyatakan ketika seseorang mulai
mengkonsumsi obat-obat penenang.
memperhatikan tanda-tanda atau
gejala-gejala burnout yang biasanya
4. Proses-proses Terjadinya Burnout
dikaitkan dengan program layanan
kemanusian adalah sebagai berikut : Menurut teori Selye’s (dalam
a. Resistensi yang tinggi untuk Caputo, 1989) terdapat tiga reaksi
pergi kerja setiap hari yang terjadi akibat suatu tekanan yang
b. Terdapat perasaan gagal di dalam dikenal dengan sebutan GAS (General
diri Adaptation Syndrome) diantaranya :
c. Cepat marah dan sering kesal a. Alarm reaction dari sistem saraf
d. Rasa bersalah dan menyalahkan otonom.
e. Isolasi dan penarikan diri b. Resistence (adaptasi).
f. Perasaan lelah setiap hari c. Exhaustion (kelelahan).
g. Kaku dalam berpikir dan resisten Cherniss (1980) mengkaji dinamika
terhadap pekerjaan burnout sebagai proses transaksional
Menurut Greenberg (2002) yang berawal pada stres pekerjaan
gejala-gejala yang ditimbulkan dari (job stress). Menurut Cherniss
burnout sebagai berikut: (1980), secara umum dinamika
terjadinya burnout merupakan proses Menurut Farber (1991)
transaksional yang melibatkan 3 penekanan burnout terletak pada
tahap, yaitu : karakteristik individu dan wujud dari
a. Tahap pertama, pengalaman stres sindrome itu tampak pada interaksinya
melibatkan persepsi individu terhadap lingkungan kerja. Menurut
mengenai ketidakseimbangan Maslach (dalam Farber, 1991) sumber
tuntutan dengan sumber daya utama terjadinya burnout adalah
yang dimiliki (MacGrath, 1970 karena adanya stres yang berkembang
dalam Cherniss, 1980). secara akumulatif akibat keterlibatan
b. Tahap kedua adalah strain, yaitu pemberi dan penerima pelayanan
respon emosional langsung dari dalam jangka panjang.
adanya kesenjangan antara
tuntutan dan sumber daya yang 6. Dampak-dampak burnout
dimiliki.
Dampak-dampak burnout secara umum
c. Tahap ketiga merupakan coping,
berpengaruh pada individu, orang lain
sebagai respon terhadap strain
dan orang terdekat, antara lain :
yang dialami, individu berusaha
a. Dampak burnout pada individu
melakukan sesuatu untuk
tampak secara fisik, seperti
mengatasi hal tersebut.
penurunan kekebalan tubuh
individu (Maslach, 1998).
5. Sumber-sumber Terjadinya
b. Dampak burnout pada orang lain
Burnout
dirasakan oleh penerima
pelayanan dan keluarga.
Menurut Caputo (1991); Farber
(Cherniss, 1980).
(1991) timbulnya burnout disebabkan
c. Dampak burnout menurut
oleh beberapa faktor yang diantaranya
Cherniss (1995) mempengaruhi
yaitu:
efektifitas dan efisiensi orang
a. Karakteristik Individu yang
yang mengalami burnout.
melingkupi faktor demografi,
d. Menurut Muldary (1983)
Faktor perfeksionis.
mengemukakan bahwa dampak
b. Lingkungan kerja dapat
dari burnout antara lain angka
menentukan kemungkinan
kehadiran kerja yang rendah,
munculnya burnout.
terjadinya pergantian kerja,
c. Keterlibatan emosional dengan
seringnya bristirahat pada jam
penerima pelayanan atau tamu, bekerja
kerja.
melayani orang lain membutuhkan
banyak energi karena harus bersikap
B. Pelayan Restoran (Waiter)
sabar dan memahami orang lain dalam
keadaan krisis, frustrasi, ketakutan dan 1. Definisi Pelayan Restoran Kapal
kesakitan. Pesiar
Menurut Greenberg (2002) suatu Pelayan restoran (waiters) adalah
cara untuk mengetahui penyebab orang yang menunggu untuk
terjadinya burnout antara lain tidak menberikan pelayanan (Umra, 2005).
adanya jam istirahat, kekurangan Pelayan restoran kapal pesiar telah
energi, gejala kronis, krisis, perasaan menjadi bagian dasar dari kapal pesiar.
tertekan.
Pada umumnya kapal pesiar i. Posting Bill ke Cashier.
disebut juga sebagai hotel terapung. j. Jika pelanggan benar-benar tidak
Dengan luas dan fasilitas layaknya ingin menambah makanan atau
seperti hotel-hotel berbintang. Fasilitas minuman lagi, segeralah bawa
yang tersedia berupa kamar lengkap bill tersebut ke cashier untuk
dengan hiburan-hiburan seperti diposting ( dimasukkan ke mesin
restoran, kolam renang, bahkan kasino hitung ).
(Umra, 2005). Kapal pesiar melakukan k. Ketika pelanggan/konsumen
perjalanan cukup lama karena mereka meninggalkan restoran, ucapkan
mengunjungi beberapa tempat. Bisa terima kasih atas kedatangannya
berminggu-minggu dan berbulan- ke restoran tersebut.
bulan.
Berdasarkan beberapa definisi 3. Persyaratan Umum Pramusaji/
diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pelayan Restoran (Waiter)
pelayan restoran kapal pesiar adalah Syarat-syarat umum sebagai
orang yang menunggu untuk melayani, seorang pelayan restoran menurut
membantu dan menyediakan jasa Mulyati (2004):
pelayanan diatas kapal pesiar. a. Personal Grooming (penampilan)
b. Personal Hygiene (kebersihan)
c. Personal Courtesy (etika)
2. Tahapan Pelayanan Restoran
(Waiter) BAB III
Tahapan-tahapan sebagai seorang
pelayan restoran sebagai berikut A. Pendekatan Penelitian
(Soekresno, 2001) : Penelitian ini menggunakan
a. Pada saat pelanggan masuk metode kualitatif yang berbentuk studi
b. Penyambutan tamu bisa kasus.
dilakukan oleh siapa saja yang Menurut Stake (dalam Heru
kebetulan berada di pintu masuk Basuki, 2006) studi kasus adalah suatu
restoran. bentuk penelitian (inquiry) atau studi
c. Konsumen duduk. tentang suatu masalah yang memiliki
d. Pada saat konsumen duduk, sifat kekhususan (particularity), dapat
pelayanan pesanan dilakukan dilakukan baik dengan pendekatan
oleh pelayan atau paramusaji kualitatif maupun kuantitatif, dengan
(waiters). sasaran perorangan (individual) maupun
e. Menulis Bill. kelompok, bahkan masyarakat luas.
f. Setiap pesanan makanan yang B. Subjek Penelitian
sudah disajikan segera ditulis di Pelayan restoran yang bekerja diatas
bill pelanggan tersebut, dengan kapal pesiar dan lama bekerja sekitar 9
mengambil bill yang sudah tahun.
disiapkan di counter cashier. B. Tahap Penelitian
g. Menawarkan tambahan pesanan Tahap penelitian ini terdiri dari tahap
makanan atau minuman persiapan penelitian, pelaksanaan
h. Pelayan restoran senantiasa penelitian dan analisis
berusaha ramah-tamah dengan
pelanggannya.
C. Tahap Pengumpulan Data merasa dituntut secara berlebihan,
Menggunakan teknik wawancara merasa tidak tenang dan tidak dapat
berstruktur, agar wawancara dapat berkonsentrasi dalam pekerjaan,
berjalan secara efektif dan efisien dan perasaan bosan, jenuh, putus asa, sedih
mengantisipasi kemungkinan terlupanya tidak berdaya, tertekan bahkan frustasi
pokok-pokok permasalahan yang diteliti. yang bisa membuat pekerjaan menjadi
D. Alat Bantu Penelitian tidak maksimal.
Dalam penelitian ini menggunakan Depersonalisasi juga timbul akibat
pedoman wawancara, lembar observasi, penggunaan coping aktif yang berulang
alat tulis, dan tape recorder kali tidak berhasil dalam mengatasi
E. Keakuratan Penelitian sumber stres dan pengalaman emosional
Peneliti menggunakan triangulasi data, negatif dalam melayani tamu. Hal ini
triangulasi teori dan triangulasi ditunjukkan dalam perilaku menghindar
metodologis dengan menggunakan dan menarik diri, mengurangi kontak
wawancara dan observasi. dengan tamu tertentu, serta pelaksanaan
F. Teknik Analisis Data tugas melayani pada standar minimum
Poerwandari (2005) memberikan dan mengabaikan permintaan dan
beberapa tahapan yang diperlukan dalam tuntutan tamu.
menganalisa data kualitatif, yaitu : Terdapat beberapa hal yang
mengorganisasikan data, berkaitan dengan penurunan hasrat
mengelompokkan data, analisis kasus. pencapaian prestasi diri yang dialami
subjek diantaranya subjek merasa tidak
BAB IV berkeinginan untuk memegang jabatan,
HASIL DAN ANALISA ini dikarenakan sistem kerja yang
menghabiskan waktu sehingga membuat
1. Gambaran burnout pada pelayan subjek merasa kelelahan dalam
restoran kapal pesiar mengatasi pekerjaannya.
Menurut Maslach (dalam Farber,
1991) bahwa burnout merupakan 2. Sumber terjadinya burnout pada
suatu pengertian yang pelayan restoran kapal pesiar
multidimensional. Burnout Menurut Caputo (1991); Farber
merupakan sindrom psikologis yang (1991) terdapat beberapa hal yang dapat
terdiri atas tiga dimensi, yaitu menjadi sumber burnout pada pelayan
kelelahan emosional, depersonalisasi restoran kapal pesiar diantaranya
dan low personal accomplishment karakteristik individu, lingkungan kerja
(prestasi individu). dan keterlibatan emosional dengan
Kelelahan emosional dialami oleh penerima pelayanan (tamu).
subjek. Ini terbukti dari pernyataan Dari hasil penelitian nampak bahwa
subjek bahwa di awal atau tahun-tahun kuantitas tugas yang besar dapat
pertama subjek menikmati pekerjaannya menimbulkan pengalaman negatif,
sebagai pelayan restoran kapal pesiar, seperti perasaan lelah, perasaan dituntut
tetapi setelah tahun berikutnya subjek secara berlebihan dan perasaan kendali
merasakan perasaan yang membuat diri yang kurang terhadap pekerjaan. Hal
menjadi tidak nyaman. Perasaan berkaitan dengan jumlah tamu yang
bercampur menjadi satu yaitu merasa dilayani, jumlah waktu kerja dalam satu
kesal dan jengkel, merasa tidak dihargai, shift kerja, serta jumlah tugas spesifik
yang harus dilakukan. Dalam kasus restoran kapal pesiar memperoleh
subjek, kelelahan emosional terjadi umpan balik yang positif dari tamu.
akibat akumulasi perasaan lelah
menghadapi jumlah tamu yang banyak. 3. Dampak burnout pada pelayan
Kuantitas jam kerja serta sistem restoran kapal pesiar
pelayanan berdasarkan jam makan pagi Menurut Maslach (1998) dampak
hingga malam, juga menimbulkan burnout pada individu secara fisik,
kelelahan fisik dan emosional. Dari seperti penurunan kekebalan tubuh
kelelahan emosional ini dapat timbul individu sehingga rentan terhadap
depersonalisasi. Jika beban kerja tidak penyakit antara lain demam dan sakit
dapat dikerjakan secara efektif, atau kepala. Hal ini dialami subjek, selama
menuntut waktu dan tenaga yang lebih berlayar subjek merasakan sakit fisik,
banyak untuk dapat menyelesaikannya. seperti nyeri tulang, badan pegal-pegal,
Segi kualitas tugas juga dapat pusing bahkan demam
menimbulkan kelelahan emosional pada Menurut Cherniss (1980) dampak
pelayan restoran kapal pesiar. Tingkat burnout secara psikis menyebabkan
kesulitan dan kerumitan tugas, tanggung individu menilai dirinya rendah dan bila
jawab besar, dan perencanaan mental berlanjut dapat menyebabkan depresi.
serta kapasitas intelektual yang Hal ini dirasakan subjek, seringnya
dibutuhkan untuk penyelesaiaan tugas mengalami tekanan terhadap
pelayanan dapat menimbulkan burnout pekerjaannya membuat subjek sering
dalam tingkat tertentu pula. Hal ini mengalami depresi, cemas.
sesuai dengan pendapat Greenberg Menurut Maslach (dalam Farber,
(2002) yaitu terlalu banyak beban tugas 1991) bahwa burnout merupakan suatu
ditempat kerja dapat mendorong kearah pengertian yang berhubungan dengan
suatu sindrom fisik dan kelelahan depersonalisasi, yaitu menjauhnya
emosional, sindrom ini disebut burnout. seseorang dari lingkungan sosial, dan
Seperti yang telah disebutkan cenderung tidak perduli dengan
diatas, salah satu penyebab burnout lingkungan serta orang-orang
yang dialami oleh subjek adalah tugas- disekitarnya. Dalam hal berhubungan
tugas pelayanan yang dijalankan dengan sesama rekan kerja subjek baik,
menuntut keterlibatan dengan tamu namun dalam berinteraksi dengan tamu
secara langsung, rutin dan bersifat subjek sering menunjukkan sikap
bantuan fisik. negatif, sinis, dan menarik diri.
Dalam penelitian ini, aspek-aspek Menurut Greenberg (2002) sistem
yang menjadi sumber kelelahan kerja yang tidak sesuai dengan jadwal
emosional dan depersonalisasi adalah yang sudah ditetapkan, dapat
karakteristik tamu yang paling menyebabkan pekerjaan terbelengkalai,
menonjol sehingga menyumbang pada ketidakhadiran meningkat, lamban,
berkembangnya burnout berkaitan produktivitas menurun sehingga
dengan penurunan kemampuan membuat kinerja pekerja menurun. Hal
kognitif, mental dan kemampuan ini juga di alami subjek, seringnya
dalam menjalankan kapasitas sistem kerja yang tidak sesuai dengan
fungsionalnya. Penurunan kondisi jadwal yang sudah ditetapkan,
penerima pelayanan tersebut mengakibatkan subjek sering melalaikan
memperkecil kemungkinan pelayan perkerjaannya.
Menurut Pines & Aronson (1989) (kelelahan emosional), dan cara
situasi dalam menghadapi tuntutan dari menghadapi permasalah (coping) yang
penerima layanan menggambarkan gagal atau tidak berhasil berkembang
keadaan yang menuntut secara menjadi sikap negatif, sinis, perilaku
emosional (emotionally demanding). kasar, pelaksanaan tugas dibawah
Namun demikian, dapat dilihat pula standar minimal dan penilaian negatif
pelayanan yang diberikan subjek tidak terhadap prestasi diri.
selalu berpengaruh secara negatif pada Proses burnout yang terjadi pada
pelaksanaan tugas, hal ini dapat dilihat subjek bermula saat subjek memutuskan
dalam permasalahan yang dihadapi bekerja sebagai pelayan restoran kapal
subjek, mengemukakan bahwa tamu pesiar dan meninggalkan keluarga.
yang golongan muda-muda atau paruh Setelah berbulan-bulan subjek
baya mereka lebih mudah ditangani mengalami perasaan tertekan dan
dibandingkan dengan tamu yang sudah kelelahan karena beban kerja yang besar
lansia atau tua. Hal ini berkaitan dengan ,serta suasana kerja yang monotons
kondisi lansia yang renta memberikan sehingga berpengaruh pada pencapaian
inferensi maksimal terhadap pelaksanaan prestasi kerja subjek.
tugas pelayanan. Berbeda pada tamu
yang usianya lebih muda (remaja) yang
dalam aspek-aspek tertentu dari kondisi
fisik, mental dan emosionalnya membuat BAB V
pelaksanaan tugas pelayanan yang A. Kesimpulan
dilakukan pelayan restoran lebih efektif. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Sedangkan perilaku yang ditimbulkan disimpulkan beberapa hal berikut :
tamu lansia , seperti tindakan agresif, 1. Burnout dapat terjadi pada pelayan
perfeksionis (dalam hal kebersihan), restoran yang bekerja di kapal pesiar.
penolakan. Permasalahan yang seperti Burnout yang terjadi pada pelayan
ini yang sulit dilakukan oleh subjek dan restoran dibedakan kedalam tiga
menguras energi emosional subjek lebih dimensi yaitu : kelelahan emosional,
besar daripada tamu dari golongan muda depersonalisasi, dan penurunan
(remaja). hasrat pencapaian prestasi diri.
Dimensi kelelahan emosional dalam
4. Proses Burnout penenlitian ini tampil dalam
Proses burnout pada pelayan akumulasi perasaan negatif seperti
restoran kapal pesiar merupakan proses perasaan kesal, merasa dituntut
transaksional yang melibatkan tiga tahap secara berlebihan, merasa tidak
yaitu stres, strain dan coping. Interaksi tenang dan tidak dapat
dalam keterlibatan pelayan dan berkonsentrasi dalam pekerjaan,
karakteristik tamu, tuntutan dalam seting merasa tidak berdaya, merasa sedih,
lingkungan kerja mendukung terjadinya tidak dihargai, perasaan bosan dan
stres. Beban tugas tinggi secara tidak tertantang. Dimensi
kuantitas, namun cenderung rutin dan depersonalisasi tampil dalam
monoton. Karakteristik individu perkembangan sikap negatif, sinis,
mendukung terhadap penilaian kognitif menarik diri dari tamu, perilaku
terhadap respon emosional sehingga kasar pada tamu, dan pelaksanaan
terjadi akumulasi pengalaman negatif tugas dengan standar minimal.
Sedangkan penurunan hasrat sosial dan terlibat dalam
pencapaian prestasi diri tampil dalam penyalahgunaan obat-obatan untuk
penilaian negatif terhadap pekerjaan, mengatasi masalah. Sedangkan
penurunan hasrat berhasil dan fungsi kognitif mengalami
mampu, selalu berpikir untuk keluar penurunan dalam konsentrasi dan
atau berhenti dari pekerjaan sebagai kemampuan pemecahan masalah
pelayan restoran kapal pesiar. antara lain mudah cemas. Dampak
2. Sumber-sumber burnout yang terjadi secara sosial yaitu menjauhnya
pada pelayan restoran kapal pesiar seseorang dari lingkungan sosial, dan
diantaranya berkaitan dengan cenderung tidak perduli dengan
karakteristik individu, lingkungan lingkungan serta orang-orang
kerja dan keterlibatan emosional disekitarnya. Sikap lainnya yang
dengan penerima pelayanan (tamu). muncul adalah kehilangan idealisme,
Aspek-aspek yang berkaitan dengan berpendapat negatif dan bersikap
karakteristik individual seperti sifat sinis. Sedangkan dampak pada
yang introvert, pengendalian emosi kinerja pekerja yaitu menyebabkan
yang rendah, kurang gigih dalam pekerjaan terbelengkalai,
berusaha, dan perasaan bosan ketidakhadiran meningkat, lamban,
terhadap hal yang dikerjakan. produktivitas menurun sehingga
Lingkungan kerja meliputi beban membuat kinerja pekerja menurun
tugas yang berlebihan, kesempatan dan dalam bentuk sikap yaitu
partisipasi yang kurang, jarak antara mengambil jarak dari tamu sebagai
tempat kerja dengan tempat tinggal coping terhadap kelelahan.
jauh.. Sedangkan aspek-aspek yang 4. Proses burnout pada pelayan restoran
berkaitan dengan keterlibatan kapal pesiar merupakan proses
emosional dengan penerima transaksional yang melibatkan tiga
pelayanan (tamu) meliputi tipe atau tahap yaitu stres, strain dan coping.
kategori usia tamu, karakteristik Interaksi dalam keterlibatan pelayan
tamu yang menampilkan masalah dan karakteristik tamu, tuntutan
perilaku tamu, keterlibatan masalah- dalam seting lingkungan kerja
masalah kebersihan yang tamu mendukung terjadinya stres. Beban
butuhkan, kecermatan dan perhatian tugas tinggi secara kuantitas, namun
khusus. Selain itu, pemilihan coping cenderung rutin dan monoton.
yang tidak berhasil dilakukan. Karakteristik individu mendukung
3. Dampak burnout pada pelayan terhadap penilaian kognitif terhadap
restoran kapal pesiar meliputi fisik, respon emosional sehingga terjadi
psikis, sosial dan kinerja pekerja. akumulasi pengalaman negatif
Dampak burnout pada individu (kelelahan emosional), dan cara
secara fisik, seperti penurunan menghadapi permasalah (coping)
kekebalan tubuh individu sehingga yang gagal atau tidak berhasil
rentan terhadap penyakit antara lain berkembang menjadi sikap negatif,
demam dan sakit kepala. Secara sinis, perilaku kasar, pelaksanaan
psikis menyebabkan individu menilai tugas dibawah standar minimal dan
dirinya rendah dan bila berlanjut penilaian negatif terhadap prestasi
dapat menyebabkan depresi. Mereka diri.
juga menarik diri dari kehidupan
B. Saran Caputo, J. S. 1991. Stress and Burnout
1. Bagi Subjek in Library Service. Canada : The
Untuk subjek lebih Oryx Press
memperdalam strategi coping
yang tepat terhadap masalah. Faisal, S. 2003. Format-format
Selalu berpikir positif dalam Penelitian Sosial. Jakarta : PT.
pekerjaan dan mencoba lebih Grasindo Persada
menikmati pekerjaannya, agar
lebih berhati-hati dan bersabar Farber, B. A. 1991. Crisis In Education :
dalam mengerjakan Stress and Burnout in The
pekerjaannya. Lebih realitas America Teacher. San Fransisco,
dalam memandang suatu Oxford : Jossey-Bass Publishers
pekerjaan yang sedang
dilakukan. Greenberg, J. S. 2002. Comprehensive :
2. Bagi Penelitian selanjutnya Stress Management (7th.ed). New
Bagi penelitian selanjutnya yang York : America
ingin meneliti burnout, perlu
dikembangkan lagi pada bidang Herryani, H. 2004. Buku Panduan
pekerjaan lain yang dapat Praktek Tata Hidang I. Jakarta :
menimbulkan burnout. Serta Akademi Parawisata Indonesia
lebih menggali teori dan aspek-
aspek dari burnout, sehingga Heru Basuki, A. M. 2006. Pendekatan
didapatkan data yang lebih Kualitatif. Depok Universitas
banyak mengenai burnout untuk Gunadarma
melengkapi pengetahuan bagi
penelitian selanjutnya. Hartono. 2006.
3. Selain itu, untuk perusahaan Http://www.KapalPesiar.co.id/wisata.ht
kapal pesiar perlu diadakan m
seleksi yang lebih ketat terhadap
calon pelayan restoran kapal Mangoenprasodjo, A. S. 2005. Self
pasiar misalnya dengan tes Improvement for Your Stress.
psikologis tentang kepribadian Think Fresh
yang lebih ketat.
Maslach, C. 1998. A Multidimensional
DAFTAR PUSTAKA Theory of Burnout : In Theories
of Organizational Stress (Editor :
Auerbach, S. M. & Gramling, S. E. C. L. Cooper). Oxford : Oxford
1998. Stress Management : University Press
Psychological Foundations. New
Jersey : America Moleong, L. J. 2004. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung :
Besterfields. 2002. Total Quality PT Remaja Rosdakarya Offset
Management. America : Pretice
Hall Muldary, T. W. 1983. Burnout and
Health Professional :
Manifestations and Management.
California : Capistrano Bidang Kesejahteraan Sosial dan
Publication Ilmu Sosial lainnya. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya Offset
Mulyati. 2004. Bagaimana Menjadi
Seorang Pelayan Yang Baik. Soekresno. 2001. Manajemen Food &
Jakarta : Akademi Pariwisata Beverage Service Hotel. Jakarta :
Indonesia Gramedia Pustaka Utama

Sutjipto. 2005.
Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Http://www.Depdiknas.go.id/Jur
Jakarta : Ghalia Indonesia nal/32/Apakah_Anda_Mengalam
i_Burnout.htm
Nadjah, L. 2002. Hubungan antara
Kompetensi Sosial dengan Umra, F. 2005.
Burnout pada Teller Bank. Http://www.yahoo.co.id/waiter_v
Skripsi (tidak diterbitkan). s_pelayan.htm
Jakarta : Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
Umra, F.
Pines, A. Aronson, E. 1989. Career Http://www.sinarharapan.co.id/fe
Burnout : Causes and Cures. ature/wisata.htm
New York : The Free Press , A
Division of Macmillan, Inc

Poerwandari. 1998. Pendekatan


Kualitatif. Jakarta : Universitas
Indonesia

Prabowo, H. 1998. Diktat Kuliah


Pengantar Psikologi
Lingkungan. Jakarta : Universitas
Gunadarma

Riyanto, Y. 1996. Metodologi


Penelitian. Surabaya : SIC

Sarafino, E. P. 1998. Heath Psychology


Biopsychosocial Interacion. New
York : John Willey and Sons, Inc

Sugiarto, E. 1999. Psikologi Pelayanan


dalam Industri Jasa. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama

Soehartono, I. 2002. Metode Penelitian


Sosial : Suatu Teknik Penelitian

Anda mungkin juga menyukai