Oleh :
Firdaini 1740312092
Preseptor :
dr. Didik Hariyanto, Sp. A (K)
1
Faktor Risiko Obesitas pada Anak Usia 6 - 12 Tahun
Abstrak
Latar Belakang : Penyebab obesitas pada anak bersifat multifaktorial, termasuk genetika,
fisiologi, metabolisme, psikologi, status sosial ekonomi, gaya hidup, dan budaya.
Tujuan : Untuk menilai hubungan antara obesitas pada anak berusia 6 sampai 12 tahun dan
status gizi ibu, pendidikan ibu, makan sarapan pagi, makan makanan cepat saji, aktivitas
fisik, menonton TV dan bermain video game.
Metode : Penelitian case control melibatkan siswa Sekolah Umum Sejahtera yang berusia 6
– 12 tahun. Kuesioner dibagikan kepada orang tua mereka untuk mendata tentang pendidikan
ibu, makan sarapan pagi, makan makanan cepat saji, aktivitas fisik, menonton TV dan
bermain video game. Status gizi ibu ditentukan oleh salah satu dari peneliti. Analisis univariat
dengan uji Chi-square digunakan untuk menilai setiap faktor risiko. Jika memiliki nilai P
<0,25 akan dilanjutkan analisis multivariat dengan regresi logistik berganda.
Hasil: Dari bulan Juni sampai Juli 2013, 60 anak obesitas dan 60 anak dengan gizi baik,
sebagai kelompok kontrol, terdaftar dalam penelitian ini. Ibu dengan obesitas cenderung
memiliki anak obesitas [odds ratio / OR 252.48; 95%CI 33,4 – 1908]. Anak yang makan
makanan cepat saji 6-8 kali/minggu, memiliki aktivitas fisik rendah, dan menonton TV lebih
dari 8 jam/minggu secara signifikan memiliki risiko obesitas yang lebih tinggi [OR 12.94,
95%CI 1,7 - 100 dan OR 266,94, 95%CI 7,8 - 9137,7; atau 21.44, 95%CI 2,68 - 171,61.
Pendidikan ibu, makan sarapan pagi, dan bermain video game ternyata tidak signifikan
sebagai faktor risiko obesitas pada anak.
Kesimpulan: Ibu obesitas, makan makanan cepat saji 6-8 kali/minggu, aktivitas fisik rendah
dan nonton TV lebih dari 8 jam/minggu merupakan faktor risiko obesitas pada anak.
Kata Kunci: makanan cepat saji, status gizi ibu, menonton TV, obesitas, aktivitas fisik
1
Pendahuluan
Indonesia.3 Anak dengan obesitas telah ditemukan memiliki peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular, hipertensi, hiperinsulinisme, infertilitas dan diabetes tipe II.4,5 Selain itu,
metabolisme, psikologi, status sosial ekonomi, gaya hidup, dan budaya. Dalam keluarga, ibu
berperan penting dalam status gizi anak-anaknya. Obesitas ibu dan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi cenderung meningkatkan risiko obesitas.7,8 Gaya hidup yang ditandai dengan
mengkonsumsi makanan padat kalori tinggi, melewatkan sarapan pagi, dan kurang aktivitas
sebagian besar waktu mereka di dalam rumah bermain video game dan menonton TV.
Faktor-faktor ini telah dikaitkan dengan obesitas pada anak.9-11 Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menilai hubungan antara obesitas pada anak berusia 6 – 12 tahun dan status gizi
ibu, pendidikan ibu, makan pagi, makan makanan cepat saji, aktivitas fisik, menonton TV,
Metode
Sebuah studi case control ini dilakukan dari bulan Juni sampai Juli 2013. Subjek
penelitian adalah siswa Sekolah Umum Sejahtera di Bandung yang memenuhi kriteria inklusi
berikut: (1) anak sehat berusia 6 sampai 12 tahun, (2) memenuhi kriteria WHO MGRS 2007
untuk obesitas anak-anak (BMI/umur > 3SD) 12 (kelompok obesitas) atau diberi gizi baik
(kelompok kontrol), (3) pendidikan orang tua setidaknya lulusan SLTA. Kami mengecualikan
anak-anak dengan penyakit kronis dan mereka yang tidak mengisi kuesioner dengan benar.
2
Obesitas didefinisikan sebagai BMI untuk usia +3 SD, sedangkan status gizi yang baik
didefinisikan antara + 2SD dan -2SD, menurut WHO-MGRS 2007.12 Anak-anak dengan
obesitas secara acak dimasukan sebagai subyek kasus dan anak-anak dengan gizi baik
diimasukan sebagai subyek kontrol, dengan usia yang sesaui. Penelitian ini disetujui oleh
Komite Etika Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Orang tua atau wali hukum anak
memberi persetujuan tertulis untuk berpartisipasi. Semua data tentang pendidikan ibu, makan
pagi, makan makanan cepat saji, aktivitas fisik, menonton TV dan bermain video game
dikumpulkan dengan kuesioner yang diisi oleh orang tua. Status gizi ibu ditentukan oleh
peneliti. Analisis univariat dengan uji Chi-square dilakukan pada faktor risiko potensial dan
nilai P <0,25 dianalisis multivariat dengan regresi logistik berganda. Analisis data dilakukan
dengan perangkat lunak SPSS ver.18, dengan 95% interval kepercayaan dan nilai P ≤ 0,05
Hasil
Dalam penelitian ini, 603 siswa memenuhi syarat untuk pendaftaran, 8 di antaranya
menolak untuk berpartisipasi. 35 siswa lainya dikeluarkan karena mereka tidak mengisi
kuesioner. Kami mendaftarkan total 120 anak yang memenuhi kriteria inklusi, 60 obesitas
dan 60 anak-anak yang memiliki gizi baik. Diagram alur desain penelitian ditunjukkan pada
3
Gambar 1. Desain Penelitian
Pendidikan ibu yang rendah, sarapan pagi, dan bermain video games > 8 jam/minggu
bukanlah faktor risiko obesitas masa kanak-kanak. Namun, analisis univariat menunjukkan
bahwa status gizi ibu obesitas, makan makanan cepat saji 6-8 kali/minggu, berolahraga
kurang dari 3 hari/minggu, dan menonton TV lebih dari 8 jam/ minggu secara signifikan
lebih tinggi pada kelompok obesitas. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak
4
Tabel 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak dengan analisis univariat.
Karakteristik Status Nutrisi Anak
Gizi baik Obesitas Nilai P
(N=60) (N=60)
Status Pendidikan Ibu, n (%)
SMA 33 (55) 15 ( 25) 0,233
Sarjana 27 (45) 45 (75)
Status Gizi Ibu, n(%)
Normal 53 (88) 13 (22) <0.001
Obesitas 7 (12) 47 (78)
Makan Sarapan Pagi, n (%)
Iya 21 (35) 40 (67) 0.900
Tidak 39 (65) 20 (33)
Makan Makanan Cepat Saji, n (%)
2-5 kali/minggu 51 (85) 32 (53) 0.035
6-8 kali/minggu 9 (15) 2 (3)
Aktivitas Fisik, n (%)
1-2 hari/ minggu 51 (85) 58 (97) 0.017
3-4 hari/minggu 9 (15) 2 (3)
Nonton TV, n (%)
≤ 8 jam/minggu 56 (94) 41 (68) 0.007
>8 jam/minggu 4 (6) 19 (32)
Main video games, n (%)
≤ 8 jam/minggu 50 (83) 23 (38) 0.106
>8 jam/minggu 10 (17) 37 (62)
Tabel 3. Hasil multiple logistic regression pada faktor yang berkaitan dengan obesitas anak.
Variabel OR (95%CI) Nilai P
Status Gizi Ibu Obesitas 252.48 (33.4-1908.4) <0.001
Makan Makanan Cepat Saji 6-8 12.94 (1.7-110.7) 0.014
kali/minggu
Aktivitas Fisik < 3 hari/minggu 266.94 ( 7.8-9137.7) 0.002
Nonton TV >8 jam/minggu 21.44 (2.68-171.61) 0.004
Diskusi
Kami menemukan bahwa status gizi ibu obesitas, makan makanan cepat saji 6-8 kali
per minggu, kurang fisik aktivitas (berolahraga <3 hari / minggu), dan nonton TV lebih dari 8
jam / minggu merupakan faktor risiko yang signifikan untuk obesitas masa kecil. Penelitian
sebelumnya melaporkan bahwa anak dari orang tua yang obesitas memiliki risiko obesitas
yang lebih tinggi. Jika kedua orang tuanya mengalami obesitas, dilaporkan bahwa mereka
5
memiliki risiko 30-40% mengalami obesitas. Namun, Bila kedua orang tuanya tidak obesitas,
risikonya pun hanya 14% .9,13 Dalam penelitian, obesitas ibu meningkatkan risiko obesitas
pada anak sebanyak 252 kali (OR 252.48; 95% CI 33,4 sampai 2908,4). Whitaker et all. 14
melaporkan obesitas pada orang tua melipatgandakan risiko obesitas pada anak di bawah 10
tahun, dalam sebuah studi kohort retrospektif. Lazzeri et all.15 menunjukkan bahwa obesitas
ibu meningkat risiko obesitas pada anak-anak sebanyak 6 kali lipat dibandingkan dengan ibu
berat badan normal, pada anak-anak di Italia yang berusia 8-9 tahun.
Kebiasaan makan anak juga menentukan status nutrisi mereka. Anak yang
mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi karbohidrat dan lemak meningkatkan risiko
obesitas. Dalam penelitian ini anak yang makan makanan cepat saji 6 - 8 kali / minggu 12
kali meningkatkan risiko obesitas (OR 12,94; 95% CI 1,7 sampai 100,7). Penelitian
sebelumnya tentang perilaku makan anak-anak di AS. Penelitian Carolina Utara pada anak
usia 2 - 18 tahun menunjukkan bahwa anak-anak yang makan makanan cepat saji
7 tahun menunjukkan bahwa anak yang makanan cepat saji lebih dari sekali per minggu
Durasi menonton TV dan kurang fisik aktivitas. Kemajuan teknologi dan perubahan
gaya hidup, anak lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam ruangan menonton TV yang
merekomendasikan durasi menonton TV yang disarankan kurang dari 2 jam per hari.18 Dalam
risikonya obesitas sebesar 21 kali (OR 21.44; 95% Ci 2,68 sampai 171,61) dan anak-anak
dengan aktivitas fisik rendah meningkat risiko obesitas sebanyak 266 kali (atau 266,94; 95%
CI 7,8 sampai 9137.7). Al-Ghamdi di Arab Saudi menemukan bahwa 9 anak berusia 14
tahun yang menonton TV lebih dari 3 jam / hari selama akhir pekan meningkatkan risiko
6
obesitas sebesar 1,25.19 Kriemler et all. juga melaporkan bahwa anak usia 6 sampai 12 tahun
dengan aktivitas fisik rendah memiliki risiko 8 kali lebih tinggi untuk terjadi obesitas.20
Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa subjek penelitian diambil dari satu sekolah
negeri di Bandung, oleh karena itu, sampel mungkin tidak mewakili semua anak usia sekolah
Selain itu, penggunaan kuesioner untuk mengumpulkan informasi dari orang tua mungkin
terdapat bias.
Kesimpulan
Kesimpulannya, status gizi ibu obesitas, makan makanan cepat saji 6-8 kali per minggu,
rendah fisik aktivitas (olahraga <3 hari seminggu) dan nonton TV Lebih dari 8 jam / minggu
7
Referensi
1. Dehghan M, Akhtar-Danesh N, Merchant AT. Childhood obesity, prevalence and
prevention. Nutr J. 2005;4:24.
2. Jaballas E, Clark-Ott D, Clasen C, Stolf A, Urban M. Parents’ perceptions of their
children’s weight, eating habits, and physical activities at home and at school. J Pediatr
Health Care. 2011;25:294–301.
3. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Laporan Nasional. Badan penelitian dan
pengembangan kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2010. p.17–48.
4. Bindler RM, Bruya MA. Evidence for identifying childre at risk for being overweight,
cardiovascular disease, and type 2 diabetes in primary care. J Pediatr Health Care.
2006;20:82–7.
5. Dietz WH, Gortmaker SL. Preventing obesity in children and adolescents. Annu Rev
Public Health. 2001;22:337–53.
6. Guo SS, Roche AF, Chumlea WC, Gardner JD, Siervogel RM. The predictive value of
childhood body mass index values for overweight at age 35 y. Am J Clin Nutr.
1994;59:810–9.
7. Nazarov, Zafar and Rendall, Michael S. Differences by mother’s education in the effect
of childcare on child obesity (November 4, 2011). RAND Working Paper Series No.
WR-890. Available at SSRN: http://ssrn. com/abstract=1979708 or
http://dx.doi.org/10.2139/ ssrn.1979708.
8. Subardja D. Obesitas primer pada anak: diagnosis, patogenesis, dan patofisiologi.
Bandung: Kiblat; 2004. p.353–72.
9. Robert SB, Hoffman DJ. Energy and substrate regulation in obesity. In: Walker W,
Watkins JB, Duggan C, editors. Nutrition in pediatric basic science and clinical
applications. 3rd ed. London: BC Decker Inc.; 2003. p. 414–28.
10. Byrne LK, Cook KE, Skouteris H, Do M. Parental status and childhood obesity in
Australia. Int J Pediatr Obes. 2005;29:170–5.
11. Vanelli M, Iovane B, Bernardini A, Chiari G, Errico M, Gelmetti C et al. Breakfast
habits of 1,202 northern Italian children admitted to a summer sport school. Breakfast
skipping is associated with overweight and obesity. Acta Biomed. 2005;76:79–85.
12. World Health Organization. Multicentre growth reference study. Geneva: World Health
Organization; 2007.
13. Alemzadeh R, Rissing R, Lifshitz F. Obesity in children. In: Lifshitz F, editors. Pediatric
endocrinology. 5th ed. Volume I. New York: Informa Healthcare; 2001. p.1–25.
14. Whitaker RC, Wright JA, Pepe MS, Seidel KD, Dietz WH. Predicting obesity in young
adulthood from childhood and parental obesity. N Engl J Med. 1997;337:869–73.
15. Lazzeri G, Pammolli A, Pilato V, Gizcchi MV. Relationship between 8/9-yr-old school
children BMI, parents’ BMI and educational level: a cross-sectional survey. Nutr J.
2011;10:76.
16. 16. Poti JM, Duffey KJ, Popkin BM. The association of fast food consumption with poor
dietary outcomes and obesity among children: is it the fast food or the remainder of diet?
Am J Clin Nutr. 2014;99:162-71.
17. Sonneville KR, Rifas-Shiman SL, Kleinman KP, Gortmaker SL, Gillman MW, Taveras
EM. Associations of obesogenic behaviors in mothers and obese children participating in
a randomized trial. Obesity (Silver Spring). 2012;20:1449–54.
18. American Academy of Pediatrics, Committee on Public Education. Media education.
Pediatrics. 2010;126:1012–7.
19. Al-Ghamdi SH. The association between watching television and obesity in children of
school age in Saudi Arabia. J Family Community Med. 2013;20:83–9.
8
20. Kriemler S, Zahner L, Schindler C, Meyer U, Hartmann T, Hebestreit H, et al. Effect of
school based physical activity programme (KISS) on fitness and adiposity in primary
schoolchildren: cluster randomised controlled trial. BMJ.
9
Telaah Kritis (Critical Appraisal) Jurnal
Ya Tidak TR
Judul Makalah
1. Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek V
2. Menggambarkan isi utama penelitian V
3. Cukup menarik V
4. Tanpa singkatan, selain yang baku V
Pengarang & Institusi
5. Nama-nama dituliskan sesuai dengan aturan jurnal V
Abstrak
6. Abstrak satu paragraf atau terstruktur V
7. Mencakup komponen IMRAD V
8. Secara keseluruhan informatif V
9. Tanpa singkatan, selain yang baku V
10. Kurang dari 250 kata V
Pendahuluan
11. Ringkas, terdiri 2-3 paragraf V
12. Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan penelitian V
13. Paragraf berikut menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian V
14. Didukung oleh pustaka yang relevan V
15. Kurang dari 1 halaman V
Metode
16. Disebutkan desain, tempat, dan waktu penelitian V
17. Disebutkan populasi sumber (populasi terjangkau) V
18. Dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi V
19. Disebutkan cara pemilihan subjek (teknik sampling) V
20. Disebutkan perkiraan besar sampel dan alasannya V
21. Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai V
22. Komponen-komponen rumus besar sampel masuk akal V
23. Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci sehingga orang lain V
dapat mengulanginya
24. Ditulis rujukan bila teknik pengukuran tidak dirinci V
25. Pengukuran dilakukan secara tersamar V
26. Dilakukan uji keandalan pengukuran (kappa) V
27. Definisi istilah dan variabel penting dikemukakan V
28. Ethical clearance diperoleh V
29. Persetujuan subjek diperoleh V
30. Disebutkan rencana analisis, batas kemaknaan, dan power V
penelitian
31. Disebutkan program komputer yang dipakai V
Hasil
32. Disertakan tabel karakteristik subjek penelitian V
33. Karakteristik subjek sebelum intervensi dideskripsi V
34. Tidak dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan pra-intervensi V
35. Disebutkan jumlah subjek yang diteliti V
36. Dijelaskan subjek yang dropout dengan alasannya V
10
37. Ketepatan numerik dijelaskan dengan benar V
38. Penulisan tabel dilakukan dengan tepat V
39. Tabel dan ilustrasi informatif dan memang diperlukan V
40. Tidak semua hasil didalam tabel disebutkan pada nas V
41. Semua outcome yang penting disebutkan dalam hasil V
42. Subjek yang dropout diikutkan dalam analisis V
43. Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai V
44. Ditulis hasil uji statistika, degree of freedom, dan nilai P V
45. Tidak dilakukan analisis yang semula tidak direncanakan V
46. Disertakan interval kepercayaan V
47. Dalam hasil tidak disertakan komentar atau pendapat V
Diskusi
48. Semua hal yang relevan dibahas V
49. Tidak sering diulang hal yang dikemukakan pada hasil V
50. Dibahas keterbatasan penelitian dan dampaknya terhadap hasil V
51. Disebut penyimpangan protokol dan dampaknya terhadap hasil V
52. Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian V
53. Dibahas hubungan hasil dengan teori/penelitian terdahulu V
54. Dibahas hubungan hasil dengan praktik klinis V
55. Efek samping dikemukakan dan dibahas V
56. Disebutkan hasil tambahan selama observasi V
57. Hasil tambahan tersebut tidak dianalisis secara statistika V
58. Disertakan simpulan utama penelitian V
59. Simpulan didasarkan pada data penelitian V
60. Simpulan tersebut sahih V
61. Disebutkan generalisasi hasil penelitian V
62. Disertakan saran penelitian selanjutnya V
Ucapan Terima Kasih V
63. Ucapan terima kasih ditujukan pada orang yang tepat V
64. Ucapan terima kasih dinyatakan secara wajar
Daftar Pustaka
65. Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal V
66. Kesesuaian sitasi pada nas dan daftar pustaka V
Lain-lain
67. Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, informatif, dan efektif V
68. Makalah ditulis dengan ejaan yang taat asas V
Jawab : Kriteria inklusi berikut (1) anak sehat berusia 6 sampai 12 tahun, (2)
memenuhi kriteria WHO MGRS 2007 untuk obesitas anak-anak (BMI/umur >
11
3SD) 12 (kelompok obesitas) atau diberi gizi baik (kelompok kontrol), (3)
dengan penyakit kronis dan mereka yang tidak mengisi kuesioner dengan benar..
Pada jurnal ini disebutkan subyek terpilih, populasi terjangkau & jumlah subyek
yang benar diteliti, sehingga dapat dinilai apakah sampel yang diperoleh
Ya
Ya
(definisi operasional tertulis dan dapat diukur) dan dilakukan secara blind?
Ya.
5. Apakah hasil sudah divalidasi pada kelompok subjek yang lain?
Ya
Ya
12
2. Apakah simpulan penelitian tentang hasil studi berguna bagi pasien dalam tata
Ya. Faktor-faktor risiko terjadinya obesitas pada anak harus dihndari untuk
13