Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua organisasi laba dan nirlaba menetapkan harga atas produk atau jasa mereka.
Umumnya harga ditetapkan oleh pembeli dan penjual yang saling bernegosiasi. Melalui
tawar menawar akhirnya penjual dan pembeli akan sampai pada harga yang dapat
diterima. Harga berperan sebagai penentu utama pilihan pembeli, walaupun faktor-faktor
nonharga telah menjadi semakin penting dalam perilaku pembeli selama ini, harga masih
tetap merupakan salah satu unsur terpenting yang menentukan pangsa pasar dan
profitabilitas perusahaan. Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran
(marketing mix) yang menghasilkan pendapatan (Kotler, 2000:57). Harga juga merupakan
salah satu elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel, karena harga dapat diubah
dengan cepat. Penetapan dan persaingan harga merupakan masalah yang banyak dihadapi
para eksekutif pemasaran. Jika perusahaan dapat menetapkan harga dengan baik, maka
kesalahan umum dalam penetapan harga dapat teratasi, misalnya penetapan harga terlalu
berorientasi biaya, harga kurang sering direvisi untuk dapat menangkap perubahan pasar,
harga ditetapkan secara independen dari bauran pemasaran lainnya bukan sebagai unsur
intrinsik dari strategi penentuan posisi pasar, dan harga kurang cukup bervariasi untuk
berbagai produk. Program pemasaran yang efektif meramu semua unsur marketing mix
menjadi suatu program terpadu yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan Lebih
lanjut Cravens (1999:83) mengatakan bahwa pengambilan keputusan tentang produk,
harga, promosi, dan tempat penjualan hendaknya dapat menciptakan program pemasaran
yang kohesif di pasar sasaran. Dengan demikian program pemasaran yang
menggabungkan semua kemampuan pemasaran perusahaan tersebut akan menjadi
sekumpulan kegiatan yang dapat menentukan posisi perusahaan terhadap pesaing, dalam
rangka bersaing merebut konsumen sebagai pasar sasaran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang diatas, penulis dapat menentukan rumusan masalah yaitu:
1.2.1 Apakah pengertian harga?
1.2.2 Apa saja strategi utama penetapan harga?
1.2.3 Apa saja faktor internal dan eksternal yang dipertimbangkan dalam penetapan
harga?
1.2.4 Apa saja strategi penetapan harga produk baru?
1.2.5 Apa saja strategi penetapan harga bauran produk?
1.2.6 Apa saja strategi penyesuaian harga?
1.2.7 Apa itu perubahan harga?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian harga.
1.3.2 Untuk mengetahui strategi utama penetapan harga.
1.3.3 Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang dipertimbangkan dalam
penetapan harga.
1.3.4 Untuk mengetahui strategi penetapan harga produk baru.
1.3.5 Untuk mengetahui strategi penetapan harga bauran produk.

1
1.3.6 Untuk mengetahui strategi penyesuaian harga.
1.3.7 Untuk mengetahui perubahan harga.

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Pengertian Harga
Harga merupakan suatu nilai yang dibuat untuk menjadi patokan nilai suatu barang.
Berikut beberapa pengertian harga menurut para ahli

1. Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa
(Djasmin Saladin, 2001:95)
2. Harga merupakan jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya
(Basu Swastha & Irawan, 2005:241)

3. Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang”. (Buchari
Alma, 2002 : 125)

4. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atau dikeluarkan atas sebuah produk
atau jasa (Henry Simamora, 2002 : 74)

Dari sejumlah definisi harga menurut para ahli diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen sebagai
alat ganti atau tukar untuk mendapatkan sejumlah barang atau manfaat serta pelayanan
dari produk atau jasa yang akan didapat oleh konsumen tersebut. Harga juga dapat
dikatakan sebagai penentu nilai suatu produk atau jasa.

2.2 Strategi Utama Penetapan Harga


Untuk menetapkan harga jual suatu produk maka perusahaan harus
mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Philip Kotler
dalam bukunya mengemukakan prosedur enam langkah untuk menetapkan harga,yaitu :
1. Memilih tujuan penetapan harga
2. Menentukan permintaan
3. Memperkirakan biaya
4. Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing
5. Memilih metode penetapan harga
6. Memilih harga akhir
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai prosedur enam (6) langkah yang
digunakan untuk menetapkan harga jual:

2.2.1 Memilih Tujuan Penetapan Harga


Pada dasarnya setiap perusahaan harus memutuskan apa yang ingin dicapainya
dari produk tersebut. Jika perusahaan telah memilih posisi pasarnya dengan cermat,
maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga akan otomatis sejalan
dengannya. Harga ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yaitu:

1) Bertahan Hidup (Survival)


Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup, misalnya karena
ketatnya persaingan, cepat berubahnya selera konsumen, maka produsen harus
menetapkan harga yang rendah untuk menjaga atau meningkatkan permintaan.

3
Misalnya kebijakan devaluasi dengan mematok harga rupiah yang lebih rendah
terhadap US dollar adalah salah satu upaya agar permintaan ekspor meningkat.

2) Memaksimumkan Laba (Maximum Current Profit)


Penetapan harga sebesar angka tertentu yang akan mendatangkan laba jangka
pendek juga sering menjadi tujuan. Hal itu ditempuh dengan jalan memperkirakan
permintaan dan biaya yang dikeluarkan dihubungkan dengan harga yang akan
mendatangakan laba atau arus kas. Dalam tujuan ini perusahaan diasumsikan
mengetahui fungsi biaya dan permintaannya, walaupun dalam kenyataannya
keduanya sukar diperkirakan.

3) Memaksimumkan Pendapatan (Maximum Current Revenue)


Penetapan harga juga mempunyai tujuan untuk memaksimumkan pendapatan
dan penjualan produk yang dihasilkan. Maksimisasi pendapatan ini membutuhkan
perkiraan fungsi permintaan yang akurat. Adapun sasaran tujuan ini adalah
bersifat laba jangka panjang.

4) Memaksimumkan Pertumbuhan Penjualan (Maximum Sales Growth).


Penetapan harga yang rendah juga bisa menghasilkan volume penjualan yang
tinggi.Volume penjualan yang tinggi pada akhirnya akan dapat menekankan biaya
per unit produk. Dalam tujuan ini diasumsikan pasar sensitive terhadap perubahan
harga atau permintaan elastis.

Semakin jelas tujuan perusahaan, maka semakin mudah untuk perusahaan tersebut
menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan
utama jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat, atau keinginan
konsumen yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar pabrik tetap beroperasi dan
persediaan terus berputar, perusahaan akan menurunkan harga. Laba kurang
penting dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutup biaya
variable dan sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. Akan tetapi
kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam tujuan jangka panjang
perusahaan harus belajar meningkatkan nilainya, jika tidak maka ia akan punah.

2.2.2 Menentukan Permintaan


Permintaan pelanggan mempengaruhi semua fase bisnis. Secara umum para
pelanggan menginginkan barang-barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan harga
rendah. Jika semua barang itu sama, para pelanggan akan membeli barang yang
harganya lebih murah, sedikit yang akan membeli harga yang lebih tinggi. Suatu
faktor penting yang menentukan dimana perubahan harga akan menghasilkan
perubahan kuantitas disebut sebagai Elastisitas harga permintaan, atau suatu tingkat
penentuan dimana jumlah barang yang diminta berubah sesuai dengan perubahan
harga. Secara umum permintaan Elastis untuk suatu barang berarti suatu
peningkatan harga pada persentase tertentu akan menurunkan kuantitas permintaan
lebih besar dari persentase penurunan harga. Dengan kata lain permintaan itu elastis
ketika suatu peningkatan harga sejumlah persentase tertentu menaikkan jumlah
permintaan lebih tinggi dari persentase tersebut. Sedangkan Permintaan Tidak
4
Elastis terjadi ketika perubahan harga pada persentase tertentu terkait dengan
perubahan kuantitas barang dengan persentase yang lebih kecil. Apabila permintaan
itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya
perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama. Dengan kata lain
penurunan harga sebesar 10% akan mengakibatkan naiknya volume penjualan
sebesar 10% pula. Tiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan level
permintaan yang berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang
berbeda pula terhadap tujuan pemasarannya. Garrisen, H & Eric W. Moreen
menyatakan bahwa: “Dalam keadaan normal, permintaan dan harga berhubungan
terbalik: semakin tinggi harga semakin rendah permintaan. Dalam hal barang
mewah, kurva permintaan kadang-kadang mempunyai kemiringan yang naik. Kurva
permintaan menunjukkan jumlah pembelian pasar yang mungkin pada berbagai
harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai individu yang memiliki
kepekaan pasar yang beragam”.

Menurut Nagle dalam buku Philip kotler menyimpulkan bahwa terdapat 9


(sembilan) faktor yang dapat mempengaruhi kepekaan harga, yaitu:

1) Pengaruh nilai unik


Para pembeli kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih bersifat
unik. Pengaruh kesadaran atas produk pengganti para pembeli semakin kurang peka
terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti.

2) Pengaruh perbandingan yang sulit.


Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat dengan
mudah membandingkan mutu barang pengganti.

3) Pengaruh pengeluaran total


Pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut
semakin rendah dibandingkan pendapatan totalnya.

4) Pengaruh manfaat akhir


Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut
semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhir.

5) Pengaruh biaya bersama


Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya itu
ditanggung pihak lain.

6) Pengaruh investasi tertanam


Para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut
digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya.

2.2.3 Memperkirakan Biaya


Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan
perusahaan atas Produknya. Sedangkan biaya perusahaan menentukan batas
terendahnya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya

5
produksi, distribusi, dan penjualan produk, termasuk tingkat pengembalian investasi
yang memadai atas usaha dan resiko yang dilakukannya. Biaya perusahaan ada 2
jenis, biaya tetap dan variable. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak
dipengaruhi oleh produksi atau penjualan. Misalnya perusahaan harus membayar
tagihan tiap bulan untuk sewa, pemanas ruangan, bunga, gaji eksekutif, dan lainnya,
berapa pun output perusahaan. Biaya Variabel langsung berubah menurut level
produksi. Misalnya tiap kalkulator yang diproduksi Texas Instrument (TI)
melibatkan biaya plastic, chip mikroprosesor, pengemas dan lain-lain. Biaya-biaya
itu cenderung konstans per unit produksi. Biaya-biaya itu disebut biaya variable
karena biaya totalnya berubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya
total merupakan jumlah biaya tetap dan biaya variable untuk tiap level produksi
tertentu. Biaya rata-rata adalah biaya per unit untuk level produksi tersebut; biaya
tersebut sama dengan total biaya dibagi produksi. Manajemen ingin menetapkan
harga yang setidaknya dapat menutup biaya produksi total pada level produksi
tertentu.

2.2.4 Menganalisis Biaya, Harga, dan Tawaran Pesaing


Dalam rentang kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan
biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya pesaing, harga pesaing
dan kemungkinan reaksi harga oleh pesaing. Jika tawaran perusahaan serupa dengan
tawaran pesaing utamanya, maka perusahaan harus menetapkan harga yang dekat
dengan harga pesaing atau ia akan kehilangan penjualan. Jika tawaran perusahaan
lebih rendah mutunya, perusahaan tidak dapat menetapkan harga yang lebih tinggi
dari pada pesaing. Jika penawaran perusahaan lebih tinggi mutunya, perusahaan
dapat menetapkan harga yang lebih tinggi dari pesaing. Akan tetapi, perusahaan
harus menyadari bahwa pesaing dapt mengubah harganya sebagai tanggapan atas
harga perusahaan.

2.2.5 Memilih Metode Penetapan Harga Jual


Dalam menetapkan harga jual suatu produk ada berbagai metode yang dapat
dipakai oleh manajemen dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini Cecep Hidayat
mengemukakan bahwa: ada 3 (tiga) Metode dalam penetapan harga jual yang
dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yaitu:

1. Cost Oriented Pricing


2. Deman Oriented Pricing
3. Competition Oriented Pricing
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Cost Oriented Pricing


Suatu cara penetapan harga jual yang dinyatakan pada biaya-biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan menambahkan suatu
prosentase tertentu sebagai labanya. Metode ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok yaitu:

a. Metode Penetapan Harga Biaya-Plus (Cost Plus Pricing method)


6
Hubungan biaya dengan harga tidak selalu sama. Pengukuran biaya
sangat penting apabila pembeli telah setuju untuk membayar harga
berdasarkan biaya. Biaya produk sering dijadikan patokan terendah untuk
harga jual, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sudah barang
tentu tanpa memperhatikan konsep biaya yang digunakan, perusahaan harus
selalu menekan biaya sekecil mungkin dengan menerapkan metode produksi
dan pemasaran yang paling efisien. Berikut adalah beberapa metode
penetapan harga berdasarkan biaya-plus yang dikemukakan oleh Gayle
Rayburn dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Biaya” yaitu:

“Penetapan Harga berdasarkan biaya variable (variable cost pricing),


menekankan marjin kontribusi dengan membedakan perilaku biaya variable
dan tetap. Salah satu bentuk dari penetapan harga berdasarkan biaya variable
adalah dengan menambahkan markup terhadap biaya variable hingga
mencapai biaya penuh. Para pendukung penetapan harga berdasarkan biaya
variable berpendapat bahwa metode ini memungkinkan manager untuk
menentukan harga baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang karena
hal itu terkait dengan pengaruh perbedaan harga terhadap total biaya tetap.
Akan tetapi ada bahayanya bila terlalu memusatkan perhatian kepada biaya
variable dan marjin kontribusi. Misalkan perusahaan mempunyai dua
produk, yaitu lotion dan sabun dengan laporan operasi bulanan sebagai
berikut:

Lotion Sabun

Penjualan (masing-masing 1.000 Unit) $ 23.000 $ 16.000

Dikurangi beban variabel $ 15.000 8.000

Marjin Kontribusi $ 8.000 $ 8.000

Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II

Karena Lotion dan sabun mempunyai marjin kontribusi yang sama, mungkin
ada kecenderungan untuk memperlakukan keduanya dengan cara yang sama
dalam penetapan harga. Akan tetapi analisis yang hanya didasarkan atas
marjin kontribusi dapat mengarah kepada kesimpulan yang salah. Jika
produk ini memerlukan upaya dan biaya pemasaran, analisis eksekutif, dan
penelitian serta rekayasa yang berbeda-beda, maka manajemen harus
memperhitungkan hal-hal tersebut dalam menentukan biaya.

7
Penetapan Harga berdasarkan biaya diferensial (differential cost
pricing), juga disebut penetapan harga berdasarkan biaya marjinal (marginal
Cost Pricing) memusatkan perhatian pada biaya tetap dan laba yang
diperoleh dari pesanan tambahan. Metode ini menambahkan MarkUp kepada
biaya diferensial. Disamping itu biaya diferensial dari suatu pesanan sama
dengan kenaikan total biaya yang disebabkan oleh produksi unit-unit
tambahan. Penetapan harga ini memperhitungkan baik biaya tetap maupun
variabel sebagai biaya diferensial sebelum ditambahkan dengan markup dan
cara ini cocok untuk situasi tertentu, khususnya yang bersifat jangka pendek.
Untuk mengilustrasikan penetapan harga berdasarkan biaya diferensial,
anggaplah terdapat biaya produk berikut dari catatan akuntansi:

Ikat pinggang Topi

Bahan Langsung $5 $5

Tenaga Kerja Langsung 6 2

Overhead pabrik:

Variabel 4 1

Diferensial Tetap 3 2

Alokasi Tetap 3 2
Total biaya produksi $ 21 $ 12

Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II

Biaya diferensial bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik adalah $ 18 untuk
ikat pinggang dan $ 10 untuk topi. Dengan markup 25% diatas biaya
diferensial, harga jual menjadi:

Ikat pinggang Topi

MarkUp diatas biaya diferensial $ 4,50 (25%x$18) $ 2,50 (25%x$10)

Biaya penuh 21,00 12,00

Harga Jual $25,50 $14,50

Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II

8
Perusahaan secara tepat dapat menggunakan teori penetapan harga
berdasarkan biaya diferensial dan biaya variabel ketika menghadapi masa-
masa sulit dan pasti menghasilkan laba bila penerimaannya melampaui biaya
variabel atau diferensial.

Penetapan Harga berdasarkan biaya penuh (Full-cost pricing), metode


ini tidak hanya menentukan biaya langsung produk tetapi juga
mengalokasikan biaya tidak langsung yang tidak terkait langsung dengan
salah satu lini produk. Jika manajemen menetapkan harga jual sebesar $28
untuk ikat pinggang dan $16 untuk topi, marjin kotor adalah 25% dari harga
jual. Marjin kotor sebesar $7 untuk ikat pinggang dan $4 untuk topi sama
dengan 331/3 % markup diatas biaya produksi ($7/$21 biaya penuh ikat
pinggang dan $4/$12 biaya penuh topi).

Penetapan harga berdasarkan biaya konversi (conversion cost pricing),


metode ini tidak memperhitungkan bahan yang digunakan dalam produk,
sebaliknya penekanannya adalah pada tenaga kerja dan overhead pabrik
yang diperlukan, yang dikenak sebagai biaya konversi. Perusahaan lazimnya
menggunakan penetapan harga berdasarkan biaya konversi bila bahan
disediakan oleh pembeli. Dengan cara ini perusahaan dapat merealisasikan
laba yang lebih besar dengan mengarahkan perhatian pada produk yang
tidak banyak memerlukan tenaga kerja dan overhead karena mereka dapat
menghasilkan serta menjual unit yang lebih besar. Perusahaan dapat
menggunakan teori penetapan harga ini secara efektif jika kapasitas
pabriknya terbatas karena kendala kapasitas adalah biaya tenaga kerja dan
overhead. Dalam penetapan harga berdasarkan biaya penuh diatas, topi
memerlukan jumlah bahan yang sama dengan ikat pinggang, tetapi hanya
memerlukan tenaga kerja langsung dan overhead pabrik sebesar $7
sedangkan ikat pinggang memerlukan $16. Bila kita menggunakan markup
25% atas biaya konversi, maka harga jual setiap produk akan menjadi:

Ikat pinggang Topi

Biaya penuh $ 21,00 $ 12,00

Markup atas biaya konversi $ 4,00 (25%x$16) $ 1,75 (25%x$7)

Harga jual $ 25,00 $ 13,75

Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II

Penetapan harga berdasarkan biaya langsung (direct cost pricing),


perusahaan menentukan harga jual beberapa persen diatas biaya langsung

9
produk bersangkutan. Penetapan harga dengan cara ini sangat tepat apabila
biaya tidak langsung yang seharusnya ditanggung secara merata oleh setiap
lini produk pada hakikatnya merupakan persentase yang sama dari biaya
langsung dan apabila aktiva yang dugunakan setiap lini produk adalah sama.
Hal berikut ini mengilustrasikan penetapan harga kemeja berdasarkan biaya
langsung. Dengan biaya tidak langsung sekitar 18% dari biaya langsung dan
manajemen ingin menghasilkan laba sebesar 25% dari total biaya,
perhitungan berikut membandingkan metode penetapan harga berdasarkan
biaya langsung dan berdasarkan biaya penuh:

Kemeja

Berdasarkan Berdasarkan

Biaya langsung Biaya penuh

Biaya langsung $ 17 $ 17

Biaya tidak langsung 3

Total biaya $ 20

Kelebihan diatas biaya (mark-on)

=[ 18%+25%+ (25%x18%)] =47% 8 ($17x47%) 5 ($20x25%)

Harga jual $ 25 $ 25
Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II

Total biaya sebesar $20 yang dihitung menurut metode biaya penuh kita
kalikan dengan persentase laba yang diinginkan sehingga diperoleh markup
sebesar $5 dan harga jual $25. Jika pendekatan biaya langsung yang
digunakan, maka persentase mark-on harus menutup biaya tidak langsung
ditambah persentase laba yang diinginkan sebesar 25%. Mark-on sebesar
47% dihitung sebagai berikut [ 18%+25%+ (25%x18%) ]= 47%. Dengan
mark-on sebesar 47% terhadap biaya tidak langsung, kita mendapatkan
harga jual sebesar $25, sama seperti yang dihitung dengan menggunakan
metode penetapan harga berdasarkan biaya penuh.

b. Metode Penetapan harga mark-up (Mark-Up Pricing Method)


Metode penetapan harga ini adalah bentuk variasi lain dari metode
Cost Plus. Perhitugannya hampir sama hanya perbedaannya adalah bahwa
metode Mark-Up ini diterapkan terhadap produk yang dibeli untuk dijual
kembali pada pihak lain (tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut).

10
Sedangkan dalam metode Cost Plus produk tersebut adalah dibuat atau
dibiayai sendiri kemudian dijual pada pihak lain. Penetapan metode ini
misalnya banyak dipakai oleh pedagang atau perantara. Dalam bentuk
formula metode ini dapat dirumuskan:

Harga Jual = Harga beli + MarkUp

Jadi MarkUp ini merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya.
Keuntungan dapat diperoleh dari sebagian MarkUp tersebut. Selain itu
pedagang tersebut juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi yang
juga diambilkan dari sebagian MarkUp.

c. Target Pricing
Dalam penetapan harga berdasarkan sasaran pengembalian perusahaan
menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas
investasi (ROI) yang diinginkan . Dalam bentuk formula metode ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Biaya per unit + Tingkat Pengembalian yg diinginkan +


modal yang diinvestasikan

Harga Sasaran
Pengembalian =
Unit Penjualan

2. Demand Oriented Pricing


Adalah suatu cara penetapan harga jual yang didasarkan pada
banyaknya permintaan. Jika permintaan naik harga pun cenderung naik, dan
sebaliknya jika permintaan turun maka harga cenderung turun walaupun
mungkin biaya yang di keluarkan sama saja.

3. Competition Oriented Pricing


Adalah suatu cara penetapan harga yang didasarkan pada harga
pesaing. Metode ini ditetapkan agar harga jual tidak lebih tinggi dari harga
pesaing. Tingkat harga jual dapat ditetapkan 3 (tiga) kebijakan yaitu : sama,
lebih rendah, atau lebih tinggi dari harga pesaing.

2.2.6 Memilih Harga Akhir


Metode-metode penetapan harga mempersempit rentang harga yang harus
dipilih perusahaan untuk menentukan harga akhir . Dalam memilih harga akhir,
perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor tambahan yaitu penetapan
harga psikologis, pengaruh elemen bauran pemasaran lain terhadap harga, kebijakan

11
penetapan harga perusahaan, dan pengaruh harga terhadap pihak-pihak lain. Adapun
Uraiannya adalah sebagai berikut :

1) Penetapan Harga Psikologis


Ketika melihat harga tertentu, pembeli memiliki suatu harga referensi dalam
benaknya yang mungkin terbentuk dengan memperhatikan harga-harga sekarang,
harga masa lalu, atau konteks pembelian. Para penjual sering memenipulasi harga
referensi itu dalam menetapkan harga produk mereka. Misalnya seorang penjual
menempatkan produknya diantara produk-produk mahal untuk menyiratkan bahwa
produk tersebut berada dalam kelas yang sama.

2) Pengaruh Elemen Bauran Pemasaran lain Terhadap Harga


Harga akhir harus mempertimbangkan mutu merek dan iklan dibandingkan
dengan pesaing. Farris dan Reibstein dalam buku Philip Kotler telah meneliti antara
harga relative, mutu relative, dan iklan relative pada 227 konsumen bisnis dan
memperoleh hasil berikut:

a. Merek dengan mutu relative rata-rata tetapi dengan anggaran iklan


yang relative tinggi dapat mengenakan harga premium. Konsumen
tampaknya bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk produk
yang dikenal daripada produk yang tidak dikenal.
b. Merek dengan mutu relative tinggi dan iklan yang relative tinggi
memperoleh harga tertinggi. Sebaliknya, merek bermutu rendah dan
iklan yang rendah mengenakan harga terendah.
c. Hubungan positif yang paling kuat antara harga yang tinggi dan iklan
yang tinggi terjadi pada tahap-tahap akhir siklus hidup produk bagi
pemimpin pasar.
3) Kebijakan Penetapan Harga Perusahaan
Harga yang ditentukan harus konsisten dengan kebijakan penetapan harga
perusahaan. Banyak perusahaan membentuk departemen penetapan harga untuk
mengembangkan kebijakan penetapan harga dan membuat atau menyetujui
keputusan penetapan harga. Tujuan adalah untuk memastikan bahwa wiraniaga
menggunakan harga yang layak bagi pelanggan dan menetapkan bagi perusahaan.

4) Pengaruh Harga Terhadap Pihak-pihak lain


Manajemen juga harus mempertimbangkan reaksi pihak-pihak lain atas harga
yang ditetapkan tersebut. Bagaimana pendapat distributor dan penyalur tentang
harga tersebut? Apakah para wiraniaga perusahaan bersedia menjual pada harga itu
atau apakah mereka mengeluh bahwa harga itu terlalu tinggi? Bagaimana reaksi
pesaing atas harga itu? Apakah pemasok akan menaikkan harga jika mereka melihat
harga perusahaan? Dan lain lain.

2.3 Faktor-Faktor Internal dan Eksternal yang Dipertimbangkan dalam Penetapan


Harga
12
Dalam penetapan harga, banyak factor yang harus diperhatikan. Adapun faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam penetapan harga adalah:

A. Faktor Intern
1) Sasaran Pemasaran
Sasaran-sasaran yang umum bertahan hidup dengan menetapkan harga
terendah selama harga penjualan masih dapat menutup biaya variabel dan sebagian
biaya tetap sehingga perusahaan masih tetap survival. Sasaran kedua
memaksimumkan laba jangka pendek dimana perusahaan lebih menitikberatkan pada
kemampuan keuangan yang ada. Sasaran ketiga kepemimpinan market share dengan
menetapkan harga yang serendah mungkin, untuk menjadi lebih unggul dalam
market-share. Dan sasaran terakhir adalah kepemimpinan mutu produk dimana
perusahaan menetapkan harga yang tinggi untuk menutup biaya pengendalian mutu
produk.

2) Strategi Marketing-Mix
Keputusan mengenai harga harus dikoordinasikan dengan keputusan-
keputusan mengenai desain produk, distribusi dan promosi. Disini harga merupakan
faktor kunci penentuan posisi produk di pasar, desain produk, dan berapa besarnya
biaya yang diperlukan, selain itu juga menentukan ciri-ciri produk yang akan
ditawarkan.

3) Biaya
Perusahaan menetapkan suatu harga yang dapat menutup semua biaya untuk
memproduksi, mendistribusi dan menjual produk tersebut, termasuk suatu tingkat
laba yang wajar atas segala upayanya serta resiko yang dihadapinya.

4) Pertimbangan Organisasi
Manajemen harus menetapkan siapa di dalam organisasi yang bersangkutan
yang bertanggung jawab atas penetapan harga. Mereka yang juga turut
mempengaruhi penetapan harga ialah manajer penjualan, manajer produksi, manajer
keuangan dan akuntan serta para wiraniaga.

B. Faktor-faktor Ekstern
1) Pasar dan Permintaan
Sebelum menetapkan harga, pemasar harus memahami hubungan antara harga
dan permintaan terhadap produk atau jasa itu. Persepsi konsumen mengenai harga
dan nilai dimana konsumen lah yang akan menentukan tepat tidaknya harga sebuah
produk. Ketika menetapkan harga, perusahaan harus memperhatikan pula persepsi
konsumen terhadap harga, bagaimana persepsi tersebut mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen dan juga penetapan harga dalam berbagai jenis pasar.

2) Biaya, Harga dan Tawaran Pesaing


Seorang konsumen yang mempertimbangkan akan membeli sebuah produk,
akan mengevaluasi harga produk yang satu dengan produk sejenis lainnya, dan
membandingkan kualitas produk-produk itu. Oleh karena itu perusahaan dalam

13
memetapkan harga juga harus mengetahui harga dan mutu yang ditawarkan masing-
masing perusahaan pesaing.

3) Faktor-faktor Eksternal Lainnya


Faktor-faktor lain itu, pertama kondisi ekonomi seperti inflasi, boom, resesi,
serta tingkat bunga, mempengaruhi keputusan mengenai harga karena faktor-faktor
tersebut mempengaruhi biaya produksi sebuah produk dan persepsi konsumen
terhadap harga serta nilai produk itu. Kedua penjual-ulang, perusahaan harus
menetapkan harga yang dapat memberikan laba yang wajar kepada penjual-ulang,
meningkatkan dukungan mereka, dan membantu mereka untuk menjual produk
secara efektif. Ketiga adalah pemerintah, dimana pemasar perlu mengetahui harga
dan menjamin bahwa kebijakan mereka dalam penetapan harga tidak melanggar
Undang-Undang.

2.4 Strategi Penetapan Harga Produk Baru


Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang
baik bagi petumbuhan pasar. Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan yang
sengit. Menurut Tjiptono (2001 : 172) Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
penetapan harga produk baru, yaitu :

A. Skimming Pricing
Merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru,
dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar, tujuannya adalah :
1. Melayani pelanggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi
persaingannya belum ada.
2. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar
3. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan
lebih mudah menurunkan harga daripada menaikkan harga awal.

B. Penetration Pricing
Merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi,
dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi
masuknya para pesaing. Dengan harga rendah perusahaan dapat pula
mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan menurunnya biaya per-unit. Strategi
ini mempunyai perspektif jangka panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan
demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada empat bentuk
harga yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara lain;

1. Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang ditetapkan dengan
tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi.

2. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang
dapat menyebabkan pesaing - pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari
persaingan.

14
3. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama,
dengan tujuan untuk mempromosikan produk tertentu.
4. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah
para pesaing memasuki pasar.

2.5 Strategi Penetapan Harga Bauran Produk


Strategi untuk menetapakan harga produk sering kali harus diubah kalau produk
merupakan bagian dari bauran produk. Dalam hal ini, perusahaan mencari beberapa
harga yang memaksimalkan laba dari bauran produk total. Penetapan harga sulit karena
berbagai produk mempunyai permintaan dan biaya yang terkait serta menghadapi tingkat
persaingan yang berbeda. Kita akan meninjau lebih rinci lima situasi penetapan harga
bauran produk yang diringkas dalam tabel 1.
Tabel 1. Strategi penetapan harga bauran produk
STRATEGI URAIAN
Penetapan harga lini Menetapkan lompatan harga antara jenis barang dalam
produk satu lini produk.
Penatapan harga produk Menetapkan harga produk pilihan atau hambatan yang
pilihan dijual bersama dengan produk utama.
Penetapan harga produk Menetapkan harga produk yang harus digunakan
terikat bersama dengan produk utama
Penetapan harga produk Menetapkan harga produk sampingan yang kurang
sampingan bernilai agar dapat memperoleh nilai tambah
Penetapan harga paket Penetapan harga paket produk yang dijual bersama-
produk sama
Dimana dapat diambil penjelasan sebagai berikut:
1. Penetapan Harga Lini Produk.
Menetapkan perbedaan harga antara berbagai produk dalam lini produk berdasarkan
pada perbedaan biaya antara produk , penilaian pelanggan atas sifat-sifat yang berbeda
dan harga pesaing.
2. Penetapan Harga Produk Pilihan.
Penetapan harga produk pilihan atau tambahan bersama dengan produk utama.
3. Penetapan Harga Produk Terikat.
Penetapan harga untuk produk yang harus dipergunakan bersama dengan produk
utama, seperti pisau silet untuk alat pencukur dan film untuk kamera.
4. Penetapan Harga Produk Sampingan.
Penetapan harga untuk produk sampingan agar harga produk utama dapat lebih
besaing.
5. Penetapan Harga Paket Produk.
Menggabungkan beberapa produk dan menawarkan paket dengan harga lebih
murah.
2.6 Strategi Penyesuaian Harga
Perusahaan-perusahaan biasanya menyesuaikan harga dasar mereka sehingga dapat
memperhitungkan berbagai perbedaan pelanggan dan perubahan situasi. Strategi
penyesuaian harga menurut Kotler dan Amstrong (2008:3) ada enam strategi yaitu:

15
1. Penetapan Harga Diskon dan Pengurangan Harga
Kebanyakan perusahaan menyesuaikan harga dasar mereka untuk memberikan
penghargaan kepada pelanggan karena tanggapan-tanggapan tertentu, seperti
pembayaran tagihan yang lebih awal, volume pembelian yang besar, dan pembelian di
luar musim. Penyesuaian-penyesuian harga itu dinamakan diskon dan pengurangan
harga. Bentuk dari diskon dan pengurangan harga bermacam-macam yaitu:
a. Diskon tunai (cash discount) yakni pengurangan harga kepada pembeli
yang membayar tagihan mereka lebih awal.
b. Diskon jumlah (quantity discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli dalam jumlah besar.
c. Diskon fungsional (functional discount) adalah pengurangan harga yang
ditawarkan oleh penjual kepada anggota-anggota saluran perdagangan yang menjalankan
fungsi- fungsi tertentu seperti menjual, menyimpan, dan menyelenggarakan pelaporan.
d. Diskon musiman (seasonal discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli barang dagangan atau jasa di luar musiman.

2.Potongan harga (allowance)


Jenis lain pengurangan dari daftar harga. Potongan harga terbagi menjadi dua
yaitu :
a. Potongan harga tukar tambah, adalah pengurangan harga yang diberikan karena
menukarkan barang lama ketika membeli barang baru.
b. Potongan harga promosi adalah pembayaran atau pengurangan harga sebagai
imbalan bagi para dealer karena berpartisipasi dalam program pemasangan iklan dan
dukungan penjualan.

3. Penetapan Harga Tersegmentasi


Perusahaan sering menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan
adanya perbedaan-perbedaan jenis pelanggan, produk, dan lokasi. Dalam
penetapan harga tersegmentasi, perusahaan menjual barang atau jasa pada dua atau
lebih harga, walaupun perbedaan harga tersebut tidak didasarkan pada perbedaan
biaya.

4. Penetapan Harga Psikologis


Sebuah pendekatan penetapan harga yang mempertimbangkan psikologi harga
dan tidak semata-mata harga ekonomi. Aspek lain dari penetapan harga psikologi
adalah harga acuan. Harga acuan adalah harga-harga yang lekat dibenak pembeli
dan mereka gunakan sebagai acuan ketika melihat produk tertentu. Harga acuan
bisa dibentuk dengan mencatat harga-harga sekarang, dengan mengingat harga-
harga masa lalu, atau mengkaji situasi pembelian.

5. Penetapan Harga Promosi


Menetapkan harga produk secara temporer di bawah daftar harga dan kadang-
kadang bahkan di bawah biaya, untuk meningkatkan penjualan jangka pendek.

16
6. Penetapan Harga secara geografis
Perusahaan harus memutuskan cara menetapkan harga bagi para pelanggan
yang berlokasi di bagian negara atau bagian dunia yang berbeda. Lima strategi
penetapan harga secara geografis yaitu:
a. Penetapan harga FOB-asal (FOB-origin pricing), strategi penetapan harga
dimana barang-barang tidak dibayar biaya pengirimannya oleh penjual, pelanggan
membayar pengiriman dari pabrik ke tempat tujuan.
b. Penetapan harga terkirim (uniform-delivered pricing), strategi penetapan harga
berdasarkan geografis di mana perusahaan menetapkan harga plus biaya
pengiriman yang sama bagi semua pelanggan, tanpa membedakan lokasinya.
c. Penetapan harga zona (zone pricing), strategi penetapan harga bedasarkan
geografi dimana perusahaan menetapkan dua atau lebih zona. Seluruh pelanggan di
zona yang sama membayar harga total yang sama; semakin jauh zona, semakin
tinggi harganya.
d. Penetapan harga berdasarkan titik pangkal (basing-pont pricing), strategi
penetapan harga bedasarkan geografi dimana penjual menunjuk kota tertentu
sebagai titik pangkal dan membebani semua pelanggan biaya pengiriman dari kota
itu ke lokasi pelanggan, tidak peduli dari kota mana sebenarnya barang itu
dikirimkan.

7. Penetapan Harga Internasional


Harga harus ditetapkan oleh perusahaan di negara tertentu tergantung dari
banyak faktor, yang meliputi kondisi perekonomian, situasi persaingan, hukum
dan peraturan, dan kemajuan sistem perdagangan besar dan eceran.

2.7 Perubahan Harga


Perubahan harga adalah keadaan dimana suatu harga terkadang naik ataupun turun.
Perubahan harga apapun akan mempengaruhi pelanggan, pesaing, distributor dan
pemasok serta mungkin juga memancing reaksi pemerintah.
2.7.1 Memulai Penurunan Harga

Beberapa keadaan bisa menyebabkan perusahaan menurunkan harga. Salah


satunya adalah kapasitas pabrik berlebih: perusahaan membutuhkan bisnis
tambahan dan tidak dapat menghasilkannya melalui peningkatan usaha penjualan,
perbaikan produk atau usaha lain, dan juga dalam usahanya mendominasi pasar
melalui biaya murah.
Sebab perusahaan menurukan harga :
1. Kapasitas pabrik berlebih (Perusahaan membutuhkan bisnis tambahan dan
tidak dapat menghasilkannya melalui peningkatan usaha penjualan, perbaikan
produk, atau usaha lain)
2. Usaha untuk mendominasi pasar (Perusahaan menurunkan harga yang lebih
rendah dibanding pesaingnya atau melakukan penurunan harga dengan
harapan mendapatkan pangsa pasar)

17
Namun strategi penurunan harga bisa menyebabkan kemungkinan jebakan
yang antara lain :
1. Jebakan kualitas rendah. Konsumen mengasumsikan kualitas yang rendah.
2. Jebakan pangsa pasar yang rentan. Harga murah membeli pangsa pasar tetapi
bukan loyalitas pasar. Pelanggan yang sama akan beralih ke perusahaan harga
murah lainnya yang datang.

3. Jebakan saku tipis. Pesaing harga tinggi menandingi harga murah tetapi
mempunyai kekuatan bertahan yang lebih lama karena memiliki cadangan kas
yang lebih banyak.

4. Jebakan perang harga. Pesaing merespons dengan menurunkan harga mereka


lebih lanjut, memicu perang harga.

2.7.2 Memulai Kenaikan Harga


Keadaan utama yang mendorong kenaikan harga adalah inflasi biaya.
Kenaikan biaya yang tidak sesuai dengan keuntungan produktifitas membuat marjin
laba yang menurun dan membuat perusahaan melakukan kenaikan harga secara
reguler. Perusahaan sering menaikkan harga mereka melebihi peningkatan biaya,
untuk mengantisipasi inflasi lebih lanjut atau pengendaliam harga pemerintah,
dalam praktik disebut penetapan harga antisipatif.
Faktor lain yang menyebabkan kenaikan harga adalah kelebihan permintaan.
Ketika perusahaan tidak dapat memasok semua pelanggannya, perusahaan dapat
menaikkan harganya, mengurangi pasokan ke pelanggan, atau keduanya.
Harga dapat dinaikkan dengan cara berikut masing-masing mempunyai
dampak yang berbeda terhadap pembeli.

1. Penetapan harga kutipan tertunda (delayed quotation). Perusahaan tidak


menetapkan harga akhir sampai produk selesai atau dihantarkan. Penetapan
harga ini umum dalam industri dengan waktu jeda (lead time) produksi yang
panjang seperti konstruksi industri dan peralatan berat.
2. Klausa peningkatan harga (escalator clause). Perusahaan mengharuskan
pelanggan membayar harga saat ini dan semua atau sebagian kenaikan inflasi
yang terjadi sebelum pengiriman. Klausa peningkatan harga mendasar
kenaikan harga pada beberapa indeks harga tertentu. Klausa ini ditemukan
dalam kontrak proyek-proyek industri besar, seperti konstruksi pesawat dan
pembangunan jembatan

3. Perusahaan mempertahankan harganya tetapi menghilangkan atau menetapkan


harga secara terpisah untuk satu elemen atau lebih yang menjadi bagian
penawaran sebelumnya, seperti pengiriman atau instalasi gratis. Perusahaan
mobil kadang menambahkan rem anti-lock dan kantong udara disisi
penumoang sebagai tambahan pelengkap kendaraan mereka.

4. Pengurangan diskon. Perusahaan menginstruksikan wiraniaganya untuk tidak


menawarkan diskon tunai normal dan diskon kuantitas

18
Mengingat penolakan konsumen yang kuat terhadap kenaikan harga, pemasar
berusaha keras menemukan pendekatan alternatif yang akan memungkinkan mereka
menghindari kenaikan harga ketika jalan lainnya adalah menaikkan harga. Alternatif
menghindari kenaikan harga:

1. Menyusutkan jumlah produk dan tidak menaikkan harga


2. Mengganti dengan materi atau bahan yang lebih murah

3. Mengurangi atau menghilangkan fitur produk

4. Menghilangkan atau mengurangi jasa produk

5. Menggunakan materi kemasan yang murah atau ukuran kemasan yang lebih
besar

6. Mengurangi jumlah ukuran dan model yang ditawarkan.

7. Menciptakan merek ekonomis baru

2.7.3 Reaksi terhadap perubahan harga


Setiap perubahan harga dapat memancing tanggapan dari pelanggan, pesaing,
distributor, pemasok, dan bahkan pemerintah.
1. Reaksi pelanggan : Pelanggan sering mempertanyakan motivasi di balik
perubahan harga. Suatu penurunnan harga dapat ditafsirkan dengan berbagai
cara yang berbeda: barang tersebut akan digantikan dengan model baru; barang
tersebut cacat dan tidak begitu laku; perusahaan tersebut berada dalam
kesulitan keuangan; harganya akan turun lebih jauh, mutunya telah dikurangi.
Kenaikan harga yang biasanya akan menghambat penjualan, mungkin
membawa beberapa arti positif bagi pelanggan; barang tersebut ”laris” dan
melambangkan nilai yang sangat baik.
2. Reaksi pesaing : Pesaing kemungkinan besar akan bereaksi jika jumlah
perusahaan hanya sedikit, dan pembeli memiliki pengetahuan yang sangat
lengkap. Reaksi pesaing dapat merupakan masalah khusus bila mereka
memiliki proporsi nilai yang kuat.

2.7.4 Merespon Perubahan Harga Pesaing


Dalam pasar yang bercirikan homogenitas produk yang tinggi, perusahaan
tersebut seharusnya mencari cara untuk meningkatkan produknya yang ditambahkan
tersebut. Pemimpin-pemimpin pasar sering menghadapi penurunan harga yang
agresif oleh perusahaan-perusahaan kecil yang mencoba membangun pangsa pasar.
Pemimpin merek tersebut dapat menanggapinya dengan beberapa cara;
1. Mempertahankan harga: Pemimpin tersebut dapat mempertahankan harga dan
margin labanya.
2. Mempertahankan harga dan menambah nilai: Pemimpin tersebut dapat
meningkatkan produk, layanan,, dan komunikasinya.

19
3. Menurunkan harga: Pemimpin tersebut mungkin menurunkan harganya

4. Menaikkan harga dan meningkatkanm mutu : Pemimpin tersebut mungkin


menaikkan harganya dan memperkenalkan merek-merek baru untuk
mengepung merek yang menyerang tersebut.

5. Meluncurkan lini penyerang berharga murah : Perusahaan tersebut mungkin


akan menambahkan barang berharga murah ke lini tersebut atau menciptakan
merek terpisah berharga murah.

BAB III

20
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Harga merupakan suatu nilai yang dibuat untuk menjadi patokan nilai suatu barang,
dimana dalam membuat harga tersebut terdapat beberapa strategi utama yaitu memilih
tujuan penetapan harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis
biaya, harga, dan tawaran pesaing, memilih metode penetapan harga dan memilih harga
akhir. Dalam menerapkan strategi tersebut harus melihat factor internal dan eksternal
sebagai bahan pertimbangan demi mendapat harga yang pas sesuai dengan biaya yang
dikeluarkan.
2. Apabila menghasilkan produk baru, terdapat strategi yang digunakan untuk
menentukan harga produk tersebut diantaranya skimming pricing dan penetration pricing
untuk dapat mempertahankan kelanjutan dari produk itu sendiri. Selain itu juga harus
melihat hubungan produk tersebut dengan bauran produk untuk dapat menyusun harga
agar tidak mencapai kerugian. Serta dapat juga dilakukan dengan melakukan penyesuaian
harga untuk meraih pangsa pasar.

DAFTAR PUSTAKA

21
1. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran edisi Milenium. Jakarta: Penerbit PT.
Ikrar Mandiriabadi.
2. Anonim. 2015. Pengertian Harga dan Tujuannya Menurut Para Ahli.
http://www.informasi-pendidikan.com/2015/12/pengertian-harga-dan-tujuannya-
menurut.html. Diakses pada Minggu 10 April 2016 jam 17.25
3. Apriyono, Andri. 2008. Prosedur Penetapan Harga Jual.
https://ilmumanajemen.wordpress.com/2008/12/13/prosedur-penetapan-harga-jual.
Diakses pada Minggu 10 April 2016 jam 18.00

4. Bagus, Denny. 2009. Strategi Penetapan Harga Produk Baru. http://jurnal-


sdm.blogspot.co.id/2009/08/strategi-penetapan-harga-produk-baru.html. Diakses pada
Senin 11 April 2016 jam 15.00

22

Anda mungkin juga menyukai