PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian harga.
1.3.2 Untuk mengetahui strategi utama penetapan harga.
1.3.3 Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang dipertimbangkan dalam
penetapan harga.
1.3.4 Untuk mengetahui strategi penetapan harga produk baru.
1.3.5 Untuk mengetahui strategi penetapan harga bauran produk.
1
1.3.6 Untuk mengetahui strategi penyesuaian harga.
1.3.7 Untuk mengetahui perubahan harga.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Harga
Harga merupakan suatu nilai yang dibuat untuk menjadi patokan nilai suatu barang.
Berikut beberapa pengertian harga menurut para ahli
1. Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa
(Djasmin Saladin, 2001:95)
2. Harga merupakan jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya
(Basu Swastha & Irawan, 2005:241)
3. Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang dinyatakan dengan uang”. (Buchari
Alma, 2002 : 125)
4. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atau dikeluarkan atas sebuah produk
atau jasa (Henry Simamora, 2002 : 74)
Dari sejumlah definisi harga menurut para ahli diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen sebagai
alat ganti atau tukar untuk mendapatkan sejumlah barang atau manfaat serta pelayanan
dari produk atau jasa yang akan didapat oleh konsumen tersebut. Harga juga dapat
dikatakan sebagai penentu nilai suatu produk atau jasa.
3
Misalnya kebijakan devaluasi dengan mematok harga rupiah yang lebih rendah
terhadap US dollar adalah salah satu upaya agar permintaan ekspor meningkat.
Semakin jelas tujuan perusahaan, maka semakin mudah untuk perusahaan tersebut
menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan
utama jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat, atau keinginan
konsumen yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar pabrik tetap beroperasi dan
persediaan terus berputar, perusahaan akan menurunkan harga. Laba kurang
penting dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutup biaya
variable dan sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. Akan tetapi
kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam tujuan jangka panjang
perusahaan harus belajar meningkatkan nilainya, jika tidak maka ia akan punah.
5
produksi, distribusi, dan penjualan produk, termasuk tingkat pengembalian investasi
yang memadai atas usaha dan resiko yang dilakukannya. Biaya perusahaan ada 2
jenis, biaya tetap dan variable. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak
dipengaruhi oleh produksi atau penjualan. Misalnya perusahaan harus membayar
tagihan tiap bulan untuk sewa, pemanas ruangan, bunga, gaji eksekutif, dan lainnya,
berapa pun output perusahaan. Biaya Variabel langsung berubah menurut level
produksi. Misalnya tiap kalkulator yang diproduksi Texas Instrument (TI)
melibatkan biaya plastic, chip mikroprosesor, pengemas dan lain-lain. Biaya-biaya
itu cenderung konstans per unit produksi. Biaya-biaya itu disebut biaya variable
karena biaya totalnya berubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya
total merupakan jumlah biaya tetap dan biaya variable untuk tiap level produksi
tertentu. Biaya rata-rata adalah biaya per unit untuk level produksi tersebut; biaya
tersebut sama dengan total biaya dibagi produksi. Manajemen ingin menetapkan
harga yang setidaknya dapat menutup biaya produksi total pada level produksi
tertentu.
Lotion Sabun
Karena Lotion dan sabun mempunyai marjin kontribusi yang sama, mungkin
ada kecenderungan untuk memperlakukan keduanya dengan cara yang sama
dalam penetapan harga. Akan tetapi analisis yang hanya didasarkan atas
marjin kontribusi dapat mengarah kepada kesimpulan yang salah. Jika
produk ini memerlukan upaya dan biaya pemasaran, analisis eksekutif, dan
penelitian serta rekayasa yang berbeda-beda, maka manajemen harus
memperhitungkan hal-hal tersebut dalam menentukan biaya.
7
Penetapan Harga berdasarkan biaya diferensial (differential cost
pricing), juga disebut penetapan harga berdasarkan biaya marjinal (marginal
Cost Pricing) memusatkan perhatian pada biaya tetap dan laba yang
diperoleh dari pesanan tambahan. Metode ini menambahkan MarkUp kepada
biaya diferensial. Disamping itu biaya diferensial dari suatu pesanan sama
dengan kenaikan total biaya yang disebabkan oleh produksi unit-unit
tambahan. Penetapan harga ini memperhitungkan baik biaya tetap maupun
variabel sebagai biaya diferensial sebelum ditambahkan dengan markup dan
cara ini cocok untuk situasi tertentu, khususnya yang bersifat jangka pendek.
Untuk mengilustrasikan penetapan harga berdasarkan biaya diferensial,
anggaplah terdapat biaya produk berikut dari catatan akuntansi:
Bahan Langsung $5 $5
Overhead pabrik:
Variabel 4 1
Diferensial Tetap 3 2
Alokasi Tetap 3 2
Total biaya produksi $ 21 $ 12
Biaya diferensial bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik adalah $ 18 untuk
ikat pinggang dan $ 10 untuk topi. Dengan markup 25% diatas biaya
diferensial, harga jual menjadi:
8
Perusahaan secara tepat dapat menggunakan teori penetapan harga
berdasarkan biaya diferensial dan biaya variabel ketika menghadapi masa-
masa sulit dan pasti menghasilkan laba bila penerimaannya melampaui biaya
variabel atau diferensial.
9
produk bersangkutan. Penetapan harga dengan cara ini sangat tepat apabila
biaya tidak langsung yang seharusnya ditanggung secara merata oleh setiap
lini produk pada hakikatnya merupakan persentase yang sama dari biaya
langsung dan apabila aktiva yang dugunakan setiap lini produk adalah sama.
Hal berikut ini mengilustrasikan penetapan harga kemeja berdasarkan biaya
langsung. Dengan biaya tidak langsung sekitar 18% dari biaya langsung dan
manajemen ingin menghasilkan laba sebesar 25% dari total biaya,
perhitungan berikut membandingkan metode penetapan harga berdasarkan
biaya langsung dan berdasarkan biaya penuh:
Kemeja
Berdasarkan Berdasarkan
Biaya langsung $ 17 $ 17
Total biaya $ 20
Harga jual $ 25 $ 25
Sumber: Akuntansi Biaya, Jilid II
Total biaya sebesar $20 yang dihitung menurut metode biaya penuh kita
kalikan dengan persentase laba yang diinginkan sehingga diperoleh markup
sebesar $5 dan harga jual $25. Jika pendekatan biaya langsung yang
digunakan, maka persentase mark-on harus menutup biaya tidak langsung
ditambah persentase laba yang diinginkan sebesar 25%. Mark-on sebesar
47% dihitung sebagai berikut [ 18%+25%+ (25%x18%) ]= 47%. Dengan
mark-on sebesar 47% terhadap biaya tidak langsung, kita mendapatkan
harga jual sebesar $25, sama seperti yang dihitung dengan menggunakan
metode penetapan harga berdasarkan biaya penuh.
10
Sedangkan dalam metode Cost Plus produk tersebut adalah dibuat atau
dibiayai sendiri kemudian dijual pada pihak lain. Penetapan metode ini
misalnya banyak dipakai oleh pedagang atau perantara. Dalam bentuk
formula metode ini dapat dirumuskan:
Jadi MarkUp ini merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya.
Keuntungan dapat diperoleh dari sebagian MarkUp tersebut. Selain itu
pedagang tersebut juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi yang
juga diambilkan dari sebagian MarkUp.
c. Target Pricing
Dalam penetapan harga berdasarkan sasaran pengembalian perusahaan
menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas
investasi (ROI) yang diinginkan . Dalam bentuk formula metode ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Harga Sasaran
Pengembalian =
Unit Penjualan
11
penetapan harga perusahaan, dan pengaruh harga terhadap pihak-pihak lain. Adapun
Uraiannya adalah sebagai berikut :
A. Faktor Intern
1) Sasaran Pemasaran
Sasaran-sasaran yang umum bertahan hidup dengan menetapkan harga
terendah selama harga penjualan masih dapat menutup biaya variabel dan sebagian
biaya tetap sehingga perusahaan masih tetap survival. Sasaran kedua
memaksimumkan laba jangka pendek dimana perusahaan lebih menitikberatkan pada
kemampuan keuangan yang ada. Sasaran ketiga kepemimpinan market share dengan
menetapkan harga yang serendah mungkin, untuk menjadi lebih unggul dalam
market-share. Dan sasaran terakhir adalah kepemimpinan mutu produk dimana
perusahaan menetapkan harga yang tinggi untuk menutup biaya pengendalian mutu
produk.
2) Strategi Marketing-Mix
Keputusan mengenai harga harus dikoordinasikan dengan keputusan-
keputusan mengenai desain produk, distribusi dan promosi. Disini harga merupakan
faktor kunci penentuan posisi produk di pasar, desain produk, dan berapa besarnya
biaya yang diperlukan, selain itu juga menentukan ciri-ciri produk yang akan
ditawarkan.
3) Biaya
Perusahaan menetapkan suatu harga yang dapat menutup semua biaya untuk
memproduksi, mendistribusi dan menjual produk tersebut, termasuk suatu tingkat
laba yang wajar atas segala upayanya serta resiko yang dihadapinya.
4) Pertimbangan Organisasi
Manajemen harus menetapkan siapa di dalam organisasi yang bersangkutan
yang bertanggung jawab atas penetapan harga. Mereka yang juga turut
mempengaruhi penetapan harga ialah manajer penjualan, manajer produksi, manajer
keuangan dan akuntan serta para wiraniaga.
B. Faktor-faktor Ekstern
1) Pasar dan Permintaan
Sebelum menetapkan harga, pemasar harus memahami hubungan antara harga
dan permintaan terhadap produk atau jasa itu. Persepsi konsumen mengenai harga
dan nilai dimana konsumen lah yang akan menentukan tepat tidaknya harga sebuah
produk. Ketika menetapkan harga, perusahaan harus memperhatikan pula persepsi
konsumen terhadap harga, bagaimana persepsi tersebut mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen dan juga penetapan harga dalam berbagai jenis pasar.
13
memetapkan harga juga harus mengetahui harga dan mutu yang ditawarkan masing-
masing perusahaan pesaing.
A. Skimming Pricing
Merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru,
dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar, tujuannya adalah :
1. Melayani pelanggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi
persaingannya belum ada.
2. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar
3. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan
lebih mudah menurunkan harga daripada menaikkan harga awal.
B. Penetration Pricing
Merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi,
dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi
masuknya para pesaing. Dengan harga rendah perusahaan dapat pula
mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan menurunnya biaya per-unit. Strategi
ini mempunyai perspektif jangka panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan
demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada empat bentuk
harga yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara lain;
1. Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang ditetapkan dengan
tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi.
2. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang
dapat menyebabkan pesaing - pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari
persaingan.
14
3. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama,
dengan tujuan untuk mempromosikan produk tertentu.
4. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah
para pesaing memasuki pasar.
15
1. Penetapan Harga Diskon dan Pengurangan Harga
Kebanyakan perusahaan menyesuaikan harga dasar mereka untuk memberikan
penghargaan kepada pelanggan karena tanggapan-tanggapan tertentu, seperti
pembayaran tagihan yang lebih awal, volume pembelian yang besar, dan pembelian di
luar musim. Penyesuaian-penyesuian harga itu dinamakan diskon dan pengurangan
harga. Bentuk dari diskon dan pengurangan harga bermacam-macam yaitu:
a. Diskon tunai (cash discount) yakni pengurangan harga kepada pembeli
yang membayar tagihan mereka lebih awal.
b. Diskon jumlah (quantity discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli dalam jumlah besar.
c. Diskon fungsional (functional discount) adalah pengurangan harga yang
ditawarkan oleh penjual kepada anggota-anggota saluran perdagangan yang menjalankan
fungsi- fungsi tertentu seperti menjual, menyimpan, dan menyelenggarakan pelaporan.
d. Diskon musiman (seasonal discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli barang dagangan atau jasa di luar musiman.
16
6. Penetapan Harga secara geografis
Perusahaan harus memutuskan cara menetapkan harga bagi para pelanggan
yang berlokasi di bagian negara atau bagian dunia yang berbeda. Lima strategi
penetapan harga secara geografis yaitu:
a. Penetapan harga FOB-asal (FOB-origin pricing), strategi penetapan harga
dimana barang-barang tidak dibayar biaya pengirimannya oleh penjual, pelanggan
membayar pengiriman dari pabrik ke tempat tujuan.
b. Penetapan harga terkirim (uniform-delivered pricing), strategi penetapan harga
berdasarkan geografis di mana perusahaan menetapkan harga plus biaya
pengiriman yang sama bagi semua pelanggan, tanpa membedakan lokasinya.
c. Penetapan harga zona (zone pricing), strategi penetapan harga bedasarkan
geografi dimana perusahaan menetapkan dua atau lebih zona. Seluruh pelanggan di
zona yang sama membayar harga total yang sama; semakin jauh zona, semakin
tinggi harganya.
d. Penetapan harga berdasarkan titik pangkal (basing-pont pricing), strategi
penetapan harga bedasarkan geografi dimana penjual menunjuk kota tertentu
sebagai titik pangkal dan membebani semua pelanggan biaya pengiriman dari kota
itu ke lokasi pelanggan, tidak peduli dari kota mana sebenarnya barang itu
dikirimkan.
17
Namun strategi penurunan harga bisa menyebabkan kemungkinan jebakan
yang antara lain :
1. Jebakan kualitas rendah. Konsumen mengasumsikan kualitas yang rendah.
2. Jebakan pangsa pasar yang rentan. Harga murah membeli pangsa pasar tetapi
bukan loyalitas pasar. Pelanggan yang sama akan beralih ke perusahaan harga
murah lainnya yang datang.
3. Jebakan saku tipis. Pesaing harga tinggi menandingi harga murah tetapi
mempunyai kekuatan bertahan yang lebih lama karena memiliki cadangan kas
yang lebih banyak.
18
Mengingat penolakan konsumen yang kuat terhadap kenaikan harga, pemasar
berusaha keras menemukan pendekatan alternatif yang akan memungkinkan mereka
menghindari kenaikan harga ketika jalan lainnya adalah menaikkan harga. Alternatif
menghindari kenaikan harga:
5. Menggunakan materi kemasan yang murah atau ukuran kemasan yang lebih
besar
19
3. Menurunkan harga: Pemimpin tersebut mungkin menurunkan harganya
BAB III
20
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Harga merupakan suatu nilai yang dibuat untuk menjadi patokan nilai suatu barang,
dimana dalam membuat harga tersebut terdapat beberapa strategi utama yaitu memilih
tujuan penetapan harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis
biaya, harga, dan tawaran pesaing, memilih metode penetapan harga dan memilih harga
akhir. Dalam menerapkan strategi tersebut harus melihat factor internal dan eksternal
sebagai bahan pertimbangan demi mendapat harga yang pas sesuai dengan biaya yang
dikeluarkan.
2. Apabila menghasilkan produk baru, terdapat strategi yang digunakan untuk
menentukan harga produk tersebut diantaranya skimming pricing dan penetration pricing
untuk dapat mempertahankan kelanjutan dari produk itu sendiri. Selain itu juga harus
melihat hubungan produk tersebut dengan bauran produk untuk dapat menyusun harga
agar tidak mencapai kerugian. Serta dapat juga dilakukan dengan melakukan penyesuaian
harga untuk meraih pangsa pasar.
DAFTAR PUSTAKA
21
1. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran edisi Milenium. Jakarta: Penerbit PT.
Ikrar Mandiriabadi.
2. Anonim. 2015. Pengertian Harga dan Tujuannya Menurut Para Ahli.
http://www.informasi-pendidikan.com/2015/12/pengertian-harga-dan-tujuannya-
menurut.html. Diakses pada Minggu 10 April 2016 jam 17.25
3. Apriyono, Andri. 2008. Prosedur Penetapan Harga Jual.
https://ilmumanajemen.wordpress.com/2008/12/13/prosedur-penetapan-harga-jual.
Diakses pada Minggu 10 April 2016 jam 18.00
22