Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia –
Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Sel Saraf Pada Manusia” Dalam
menyelesaikan tugas ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
pemikiran atau dalam bentuk apapun, terutama kepada:
1. Ibu Aris Fitriyani S.Kep,Ns,MM selaku dosen pengampu
2. Teman – teman kelompok tiga yang sudah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
dalam menyelesaikan tugas ini.

Pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”,begitu pula dengan makalah ini,kami
menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dari penulisan makalah ini.

Untuk itu kami bersedia dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua.

Purwokerto, 02 Oktober 2015

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................... 1

1. BAB I Pendahuluan.......................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................. 3
1.2 Perumusan Masalah..................................................................... 4
1.3 Tujuan.......................................................................................... 4
2. BAB 2 Pembahasan........................................................................... 5
2.1 Pengertian sel saraf....................................................................... 5
2.2 Bagian-bagian sel saraf dan fungsinya…………………………. 5
2.3 Macam-macam sel saraf………………………………………… 8
2.4 Cara kerja sel saraf……………………………………………… 10
3. BAB 3 Penutup…………................................................................. 14
3.1 Kesimpulan................................................................................... 14
3.2 Saran dan Kritik............................................................................. 14
4. Daftar Pustaka.................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1` Latar Belakang

Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit,
tersusun,dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar, misalnya pola yang
mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus
dalam integrasi neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat dan orang yang
tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan membagi
bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun
sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur
berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan.
Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur – jalur
saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain
dieliminasi.

Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta
memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan
oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan
untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya
dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan
yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan
rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Pematangan sistem saraf melibatkan banyak
proses “pakailah, jika tidak akan hilang”. Setelah sistem saraf terbentuk matang, tetap terjadi
modifikasi karena manusia terus belajar dari rangkaian pengalaman yang dijalani.

3
1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian sel saraf ?


2) Apa saja bagian-bagian sel saraf dan fungsinya?
3) Apa saja macam-macam sel saraf?
4) Bagaimana cara kerja sel saraf ?

1.3 Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui pengertian sel saraf.


2) Untuk mengetahui bagian-bagian sel saraf dan fungsinya.
3) Untuk mengetahui macam-macam sel saraf.
4) Untuk mengetahui cara kerja sel saraf.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sel Saraf


Sel saraf atau neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi
menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). Jutaan sel
saraf ini membentuk suatu sistem saraf. Sel saraf adalah sel-sel penyusun jaringan saraf yang
menjadi penghantar impuls dari otak atau pusat pengendali ke efektor (otot dan lainnya) ataupun
sebaliknya seperti pada sel saraf sensorik. Sel saraf memiliki nama lain yaitu neuron. Sel saraf
memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan posisi sel saraf dan fungsi sel saraf
tersebut, baik sel saraf motorik, sel saraf sensorik ataupun sel saraf intermediet. Setiap sel saraf
mempunyai bentuk nukleus yang tetap dan protoplasmanya bergranula.

2.2 Bagian-bagian sel saraf dan fungsinya

1. Dendrit
Dendrit adalah percabangan dari badan sel saraf yang berupa tonjolan sitoplasma yang
pendek dan bercabang-cabang. Fungsi dendrit adalah untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
5
2. Badan Sel
Badan sel adalah bagian utama dari sel saraf yang mengandung bagian-bagian yang
umumnya dimiliki oleh sel hewan. Di dalam badan sel terdapat sitoplasma, nukleus (inti sel), dan
nukleolus (anak inti sel). Fungsi badan sel adalah untuk menerima impuls (rangsangan) dari
dendrit dan meneruskannya ke neurit (akson).

3. Inti Sel
Inti sel (nukleus) adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron). Di dalam inti sel juga terdapat kromosom dan DNA yang berfungsi untuk mengatur
sifat keturunan dari sel tersebut.

4. Neurit
Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan penjuluran sitoplasma badan sel.
Neurit disebut juga akson. Neurit mirip dengan dendrit. Namun neurit hanya ada satu dan
berukuran lebih besar dan lebih panjang dari dendrit. Di dalam neurit terdapat benang-benang
halus yang disebut neurofibril. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel
menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer,
namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Fungsi neurit adalah untuk meneruskan
impuls dari badan sel saraf ke sel saraf lainnya.

5. Selubung Mielin
Selubung mielin adalah selaput pembungkus neurit. Selubung mielin banyak
mengandung lemak dan bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus
ranvier. Selubung mielin dikelilingi oleh sel schwann. Sel yang memproduksi selubung mielin
disebut sel glial atau oligodendrosit. Fungsi selubung mielin adalah untuk melindungi neurit dari
kerusakan dan mencegah impuls bocor. Fungsi selubung mielin mirip pembungkus kabel listrik
yang bersifat isolator.

6. Sel Schwann
Sel schwann adalah sel yan mengelilingi selubung mielin. Sel ini ditemukan oleh
Theodore Schwann, seorang ilmuwan dari Jerman. Sel schwann bekerja dengan menghasilkan
lemak dan membungkus neurit berkali-kali sampai terbentuk selubung mielin. Fungsi sel

6
schwann adalah untuk mempercepat jalannya impuls, membantu menyediakan makanan untuk
neurit, dan membantu regenerasi neurit.

7. Nodus Ranvier
Nodus ranvier adalah bagian pada neurit yang tidak terbungkus selubung mielin.
Selubung mielin berfungsi sebagai pelindung akson dan membungkusnya, namun selubung ini
tidak membungkus secara keseluruhan, dan yang tidak terbungkus merupakan Nodus Ranvier.
Fungsi utamanya sebagai loncatan untuk mempercepat impuls saraf ke otak atau sebaliknya.
Nodus ranvier berdiameter sekitar 1 mikrometer dan ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier.
Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang
lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan. Jika nodus ranvier diselubungi oleh
selubung myelin maka impul saraf tidak bisa loncat ke nodus ranvier, akhirnya tidak terjadi
respon apapun.

8. Oligodendrosit
Oligodendrosit adalah sebuah sel pendukung yang menyediakan isolasi bagi sel-sel saraf
dengan membentuk selubung mielin di sekitar akson. Fungsi oligodendrosit adalah untuk
membentuk selubung mielin yang sama pada sistem saraf pusat dan sebagai sel penyokong.
Oligodendrosit memiliki beberapa juluran memanjang yang masing-masing membungkus
(seperti dadar gulung) sepotong akson antarneuron untuk membentuk segmen mielin.

9. Sinapsis
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain.
Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang
disebut tombol sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sebuah sinapsis
menyediakan koneksi antar neuron yang memungkinkan informasi sensorik mengalir di antara
mereka. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut
berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan
kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis. Fungsi sinapsis
adalah untuk mengirimkan impuls dari akson ke dendrit di sel saraf lain.

7
2.3 Macam-macam sel saraf

 Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi:

1. Sel saraf sensorik

Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

2. Sel saraf motorik

Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar
yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

3. Sel saraf intermediet/Sel saraf konektor

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem
saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet
menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok
serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.
Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

8
 Berdasarkan struktur selnya, neuron terbagi menjadi 4 macam yaitu:

1. Neuron unipolar
Neuron unipolar hanya memiliki 1 akson dan tidak memiliki dendrit. Neuron ini jarang terdapat
di vertebrata.

2. Neuron bipolar
Neuron bipolar merupakan neuron sensorik, memiliki sebuah akson dan sebuah dendrit. Neuron
bipolar, mempunyai dua cabang pada badan sel sarafnya di sisi yang saling berlawanan. Cabang
yang satu berperan sebagai dendrit, sementara yang lain berperan sebagai akson. Karena
percabangannya yang demikian ini, maka badan sel saraf neuron bipolar mempunyai bentuk
yang agak lonjong/elips. Neuron bipolar umumnya mempunyai fungsi sebagaimana interneuron,
yaitu menghubungkan berbagai neuron di dalam otak dan spinal cord.

3.Neuron multipolar
Neuron multipolar memiliki sebuah akson dan dua atau lebih dendrit. Sebagian besar
neuron merupakan neuron multipolar, contohnya adalah motoneuron yang terdapat pada spinal
cord. Secara fungsional, neuron ini dapat berupa neuron motorik (melakukan impuls yang akan
menyebabkan aktivitas seperti kontraksi otot), maupun asosiasi (mengkonduksi impuls dan
memungkinkan 'komunikasi' antara neuron dalam sistem saraf pusat).

4. Neuron pseudounipolar
Neuron pseudounipolar, sebagian besar merupakan neuron sensorik. Neuron ini disebut
juga neuron unipolar pada vertebrata. Pada awalnya merupakan neuron bipolar, namun selama
proses perkembangan, kedua tonjolan neuron bergabung membentuk 1 tonjolan yang bercabang
2 pada badan sel membentuk huruf T. Salah satu cabang secara struktural merupakan akson
dengan selubung mielin tetapi berfungsi sebagai dendrit, dengan konduksi aferen yang berasal
dari ujung urat saraf. Contoh dari neuron ini adalah neuron dari ganglia akar dorsal dan ganglia
saraf kranial.

9
2.4 Cara kerja sel saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan
bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan
kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada
indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan
potensial ini (depolarisasi)terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung
pada diameter akson dan ada atau tidaknyaselubung mielin. Bila impuls telah lewat maka untuk
sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial
kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu
1/500 sampai 1/1000 detik.

10
Ada beberapa pembagian kerja sistem saraf dalam penghantaran impuls, yaitu:

Sel reseptor : saraf yang menerima rangsang biasanya berupa alat indra

Sel efektor : sel saraf yang menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar

Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak

Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak

Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.

Proses penghantaran rangsang pada sel saraf

Pada setiap sel yang ada dalam tubuh manusia memiliki muatan listrik yang terpolarisasi,
sehingga ada perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari suatu membran sel, tidak
terkecuali sel saraf (neuron). Stimulus/rangsang yang diterima oleh alat indra melalui sel saraf
reseptor akan diteruskan oleh sel saraf dalam bentuk impuls yang merupakan tegangan listrik.
Kemudian impuls yang diterima sel saraf reseptor diteruskan ke sel saraf sensoris melalui
sinapsis, untuk kemudian dihantarkan keotak yang dalam perjalanannya melalui sel-sel saraf
konektor. Kemudian informasi yang sampai di otak diolah, diinterpretasi kemudian memberikan
jawaban terhadap informasi yang diterima. Dalam memberikan informasi yang diterima, aliran
informasi itu dibawah dari otak ke sel-sel saraf motorik, kemudian terjadilah respon berupa
gerakan.

11
Sedangkan pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh
set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf
motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung
refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada
di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks
sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang
misalnya refleks pada lutut.

12
Mekanisme Jalannya Impuls

Secara umum, fungsi sel saraf adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi rangsang
tersebut. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem saraf merupakan jaringan
komunikasi yang kompleks. Sebagai jaringan komunikasi, tentunya saraf memiliki mekanisme
khusus tentang cara meneruskan impuls. Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu
sebagai berikut :

 Impuls Dihantarkan Melalui Sel Saraf

Impuls dapat diteruskan dan mengalir melalui sel saraf yang disebabkan adanya perbedaan
potensial listrik yang disebut dengan polarisasi. Muatan listrik di luar membran sel saraf adalah
positif sedang muatan yang di luar adalah negatif. Apabila sel saraf diberi rangsangan akan
mengakibatkan polarisasi membran berubah, sehingga polarisasi akan mengalami pembalikan.
Proses pembalikan akan diulang yang menyebabkan rantai reaksi.

 Impuls Dihantarkan Lewat Sinaps.

Apabila impuls mengenai tombol sinaps, maka permeabilitas membran prasinapsis terhadap
ion kalsium menjadi meningkat. Ion kalsium kemudian akan masuk, sedangkan gelembung
sinaps akan melepaskan neutransmitter ke celah sinaps. Gelembung sinaps melebur dengan
membran prasinaps. Impuls sampai ke membran postsinaps karena dibawa oleh neurotransmitter,
kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dihasilkan oleh membran postsinaps.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sel saraf adalah sel-sel penyusun jaringan saraf yang menjadi penghantar impuls
dari otak atau pusat pengendali ke efektor (otot dan lainnya) ataupun sebaliknya seperti
pada sel saraf sensorik. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf
motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara
saraf tersebut disebut sinapsis. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara,
diantaranya melalui sel saraf dan sinapsis.
Penyusun sistem saraf yaitu terdiri dari dua yaitu berdasarkan bentuknya serta
berdasarkan struktur dan fungsinya, berdasarkan bentuknya penyusun sistem saraf terdiri
dari badan sel, dendrit, dan akson,sedangkan berdasarkan struktur dan fungsinya
penyusun sistem saraf terdiri dari sel saraf sensorik,sel saraf motorik,dan sel saraf
intermediet (asosiasi).

3.2 Saran dan Kritik


Dalam pembuat makalah kami tidak lepas dari kesalahan.Demi kesempurnaan
makalah, kami mengharap kritik dan saran agar pembuatan makalah kami selanjutnya
bisa lebih baik dan cermat.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://juliussecret.blogspot.co.id/2013/04/cara-kerja-sel-saraf.html

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/12/9-bagian-bagian-sel-saraf.html

https://adriautami.wordpress.com/2010/06/24/sel-saraf-neuron/

http://www.sridianti.com/macam-macam-sel-saraf-dan-fungsinya.html

15

Anda mungkin juga menyukai