Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup multiselular memiliki organisasi kehidupan yang dimulai
dari tingkat yang sederhana sampai ke tingkat yang sangat kompleks. Tingkat
sederhana yang dimaksud adalah sel. Sel adalah unit fungsional terkecil yang
menyusun tubuh makhluk hidup. Bagi organisme uniseluler yang hanya
memiliki sebuah sel, maka sebuah sel itulah yang mengendalikan seluruh
aktivitas hidupnya.
Tingkat selanjutnya setelah sel adalah jaringan. Jaringan adalah
sekumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dasar
yang menyusun struktur tubuh hewan multiseluler ada empat yaitu jaringan
epitel, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan ikat, jaringan tulang,
jaringan darah, jaringan adipose, dan jaringan pembuluh limfa), jaringan saraf,
dan jaringan otot.
Praktikum Struktur Hewan kali ini ialah mengenai Jaringan epitel yang
menyusun tubuh hewan. Jaringan epitel itu sendiri memiliki berbagai macam
bentuk, lapisan, dan letak, serta fungsinya bagi tubuh. Oleh karena itu, melalui
berbagai kegiatan pengamatan dalam Praktikum Struktur Hewan ini,
diharapkan agar Mahasiswa dapat memperluas pemahamannya terhadap
struktur tubuh hewan. Mahasiswa dapat membedakan ciri-ciri yang dimiliki
oleh tiap jenis jaringan epitel, mengetahui letak jaringan-jaringan epitel
tersebut pada tubuh, dan memahami fungsi masing-masing jaringan epitel
tersebut.
Pengetahuan tentang Jaringan yang menyusun tubuh hewan khususnya
jaringan epitel merupakan pengetahuan dasar yang tentunya akan sangat
membantu Mahasiswa itu sendiri untuk masa-masa yang akan datang.
Praktikum ini juga memberikan kesempatan kepada Mahasiswa untuk dapat
mengamati secara langsung struktur Jaringan epitel sehingga akan lebih
memahami dan tidak hanya sebatas imajinasi.

1
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum yaitu :
1. Agar mahasiswa dapat mempelajari ciri-ciri jaringan epitel.
2. Agar mahasiswa dapat mempelajari struktur sitologi dan histology
macam-macam jaringan epitel.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum yaitu :
1. Agar mahasiswa dapat mempelajari cirri-ciri jaringan epitel.
2. Agar mahasiswa dapat mempelajari struktur sitologi dan histology macam-
macam jaringan epite.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sel
Berdasarakan bentuknya digolongkan oleh jumlah lapisan sel. Sel di
permukaan bebas dapat kuboid, kolumner, atau skuamosa, tergantung apakah
epitel memiliki satu atau lebih lapisan. Epitel sederhana memiliki memiliki
selapis tunggal sel, contoh skuamosa sederhana yang relatif bocor sehingga
memungkinkan bahan-bahan berpindah melewati sel secara duifusi. Epitel
dikhususkan untuk fungsi ini dijumpai melapisi pembuluh darah dan kantung
udara paru sedangkan epitel sederhana dikhususkan absorbsi dan sekresi.
Epitel bertingkat atau berlapis-lapis sel. Jenis epitel ini dapat beregenerasi
dengan relatif mudah. Seiring dengan sel tua terlepas kepermukaan bebas, sel
di dekat membran basal membelah dan mendorong sel baru ke permukaan
bebas itu. Epitel yang demikian ditemukan pada permukaan yang terus
menerus terpajan ke keadaan abrasif, misalnya kulit luar dan lapisan saluran
atau rongga tubuh tertentu. Epitel bertingkat semu tampak bertingkat karena
selnya memiliki bentuk yang bervariasi. Tetapi sebenarnya merupakan selapis
tunggal sel (Bresnick,2003).
B. Jaringan
Jaringan (tissue) adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi
yang sama. Jenis jaringan yang berbeda memiliki struktur berbeda yang
sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu matriks
ekstraseluler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka bersama-
sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya istilah Jaringan (tissue)
berasal dari bahasa Latin yang berarti “tenunan”. Kita dapat
mengelompokkan jaringan ke dalam empat kategori utama yaitu jaringan
epithelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat macam
jaringan tersebut ditemukan pada semua hewan kecuali hewan yang paling
sederhana (Campbell, 2002).
Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama,
jenis jaringan yang berbeda memilki struktur berbeda sesuai dengan
fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu maktriks ekstraseluler lengket

3
yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu
anyaman serat. Sesungguhnya istilah jaringan (tissue) berasal dari bahasa
latin yang berarti tenunan. Kita dapat mengelompokkan jaringan kedalam
empat kategori utama : jaringan epitalium, jaringa ikat, jaringan syaraf dan
jaringan otot (Campbell,2002)
C. Jaringan epithelium
Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersususn dalam lapisan
pipih. Lapisan ini melapisi berbagai rongga dan tabung pada tubuh. Jaringan
ini juga membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel
menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan
kenyataan bahwa epitel selalu terdapat diperbatasn antar massa sel dan rongga
atau ruang. Epitelium kulit melindungi jaringan dibawahnya terhadap
kerusakan karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet dan serangan bakteri.
Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar. Dahulu istilah
epitel dipergunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada diatas tonjolan
anyaman di penyambung merah bibir (thele bibir). Istilah kini dipergunakan
untuk semua jaringan (Kimball,1992).
Epitel juga berfungsi dalam mengangjut bahan-bahan dari dan kejaringan
dan rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumnar pada saluran pencernaan
mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestine dan juga menyerap
produk akahir pencernaan makanan dari padanya. Semua kelenjar pencernaan
pada tubuh dilapisi oleh ephitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan
rongga paru-paru. Epitelium ini mengeluarkan mucus untuk melindungi
dirinya terhadap kekeringan dan untuk menangkap partikl-partikel debu yang
terhirup. Banyak diantara sel-selnya mempunyai silia dipermukaan “bebas”
yang mengatur mucus dengan bawaan bahan asing kembali keatas sampai
leher. Sel-sel kelamin harus dilepaskan dari tubuh agar berfungsi dalam
reproduksi seksual. Jadi kitapun tahu sel-sel tersebut bersal dari epithelium,
dalam hal ini epithelium germinal (Kimball,1992).
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang membentuk suatu lapisan
bersinambungan yang menutupi permukaan tubuh atau melapisi ruang–ruang
didalam tubuh, biasanya terdapat membran dasar non seluler yang merupakan

4
alas lapisan sel-sel epitel. Membran ini dihasilkan oleh sel-sel dan terdiri atas
benang protein halus yang terdapat dalam suatu matriks polisakarida. Sel-sel
pada kulit vertebrata biasanya saling dihubungkan dengan penjurusan.
Penjurusan sitoplasma merupakan jembatan-jembatan. Sel epitel tubuh
melindungi sel-sel dibawahnya terhadap luka-luka mekanis, bahan-bahan
kimia, bakteria dan terhadap kekeringan. Lapisan epitel pada dalam saluran
pencernaan menyerap air dan zat makanan untuk keperluan tubuh (Villee,
1987).
Lapisan ini dan berbagai lapisan lain menghasilkan dan mengeluarkan
sejumlah besar zat-zat. Beberapa diantaranya dipergunakan pada bagian lain
tubuh yang merupakan limbah akan dibuang. Karena seluruh tubuh ditutup
dengan sel apitel, semua rangsangan indera harus melalui epitel itu untuk
sampai pada reseptor yang khas untuk rangsangan tersebut. Dengan demikian
fungsi epitel dalam perlindungan, absorbsi, sekresi dan rangsangan. Bentuk
dari sel epitel berfariasi tergantung dari jenis, letak dan fungsinya. Jaringan ini
bisa memiliki bentuk pipih, kubus atau batang dan rapat teratur dalam satu
lapisan atau sejumlah besar lapisan, serta dapat memiliki rambut halus dan
silia pada permukaannya. (Villee, 1987).
Jaringan epithelium adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam)
atau suatu permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang
tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan sel epithelium
bertumpu pada suatu membran dasar yang biasa disebut membran basalis.
Berdasarkan atas banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, maka epithelium
dapat dibedakan menjadi epithelium selapis dan epithelium berlapis.
Sedangkan atas dasar bentuk selnya maka sel epitel dapat berbentuk pipih
(squamosa), kubus (kuboid), atau memanjang (kolumner). Sel-sel epitel dapat
pula dilengkapi dengan rambut-rambut halus (silia atau rambut getar) pada
permukaan distalnya. Beberapa sel epitel juga dapat mengalami modifikasi
dan berfungsi sebagai kelenjar (glandula) atau berfungsi sensoris atau dapat
pula untuk menyerap makanan (Nasir, 1994).

5
D. Ciri-Ciri Jaringan Epitelium
Jaringan Epitelium memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya
dengan jaringan lain. Ciri-ciri jaringan epithelium adalah sebagai berikut :
1. Sel-selnya tersusun rapat sehingga tidak ada ruang antar sel
2. Jaringan epithelium tidak mengandung pembuluh darah, tetapi
mengandung ujung saraf. Sel epithelium mendapat makanan dari kapiler
darah yang terdapat pada jaringan ikat.
3. Jaringan epithelium memiliki kemampuan regenerasi yang cukup tinggi.
Ada epithelium yang rawan terhadap gesekan sehingga permukaan sel
akan aus. Adapula yang akan rusak akibat zat yang diakibatkan oleh
bakteri, asam, atau asap. Selama sel epitalium mendapat cukup nutrien, sel
epithelium akan cepat menggati sel-sel yang rusak tersebut melalui
pembelahan sel Suryani (2014).
E. Fungsi Jaringan epitel
Menurut Suryani (2014), Berdasarkan struktur dan pungsinya, epitel:
1. Epitel penutup, menutupi permukaan luar/melapisi rongga-rongga
tubuh/lumen.
b. Epitel selapis, berperan dalam absorbs dan filtrasi.
c. Epitel berlapis banyak palsu, dikatakan demikian karena pada
penampang tegak lurus tampak seperti berlapis banyak. Hal ini karena
letak inti sel tidak sama tingginya, misalnya, pada kantung air seni
(epitel berlapis kubus jika kosong, dan epitel berlapis banyak pipih jika
terisi urine).
d. Epitel berlapis banyak, berfungsi sebagai proteksi.
2. Epitel kelenjar
a. Kelenjar Eksokrin, mengeluarkan sekretnya melalui saluran pelepasan
(kelenjar keringan, mammae).
b. Kelenjar Endokrin, tidak memiliki saluran pelepasan sehingga
sekretnya melewati pembuluh darah/limfa (hormone).
c. Kelenjar campuran, pancreas (eksokrin: menghasilkan enzim dan
endokrin: insulin hormone)

6
Jaring ini tersusun atas sel-sel yang memipih atau bentuk kubus atau
silindris, biasa selapis ada pula yang beberapa lapis. Jaringan ini melapisi
berbagai rongga dan tabung atau saluran. Jaringan ini membentuk kulit yang
membungkus tubuh. Jaringan epitel berfungsi mengangkut bahan-bahan dari
dan ke jaringan dan rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran
pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam rongga usus dan juga
menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya. Epitel juga
melapisi tabung air dan rongga paru-paru (Sappe, 2013)
F. Macam Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polyhedral yang berkumpul dengan erat
dengan sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel ini kuat. Jadi,
terbentuk lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi
rongga-rongganya. Jaringan epitel mempunyai fungsi utama, yaitu: menutupi
dan melapisi permukaan (misal kulit), absorbsi (misal usus), sekresi (misal sel
epitel kelenjar), sensoris (misal neuroepitel), dan kontraktil (misal sel
mioepitel) (Yusminah, 2007).
Menurut (Syamsul, 1998) Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan
epitel dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Epitel Pipih Selapis
Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk
pipih. Sel-selnya tersusun sangat rapat. Terdapat pada jaringan epitelium
pembuluh limfe, pembuluh darah kapiler dan ginjal. Berfungsi dalam
proses filtrasi dan sekresi. Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk
gepeng dan tersusun dalam satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila
sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitel jenis ini terdapat, misalnya pada :
permukaan dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani,
Rete testis, Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang
membatasi rongga serosa, endotel yang membatasi permukaan sistem
peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.

7
2. Epitel Pipih Berlapis Banyak
Jaringan epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel
yang berbentuk pipih. Sel-selnya tersusun sangat rapat. Terdapat pada
jaringan epitelium rongga mulut dan vagina. Berfungsi sebagai pelindung.
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel ini
hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel
yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling
basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Di
atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang
makin mendekati permukaan makin memipih.Epitel ini cocok untuk fungsi
proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika pada permukaan
epitel gepeng berlapis terdapat cairan, maka cairan tersebut bukan berasal
dari epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di bawah epitel.
3. Epitel Silindris Selapis
Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang
berbentuk silindris. Terdapat pada epitelium kelenjar pencernaan, kantung
empedu, lambung dan usus. Berfungsi untuk penyerapan nutrisi di usus
dan sekresi. Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk
silindris sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu
deretan. Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus
digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, dan ductus excretorius
beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tempat kadang-kadang pada
permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia,
misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan bronchiolus. Epitel
pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi
sekresi karena diantaranya terdapat sel-sel
yang mampu menghasilkan lendir. Pada beberapa tempat terdapat
epitel yang hampir seluruhnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk
sebagai piala, sehingga dinamakan sebagai Sel Piala.
4. Epitel Silindris Berlapis Banyak
Berlapis Banyak Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh
lebih dari satu lapis sel berbentuk silindria. Terdapat pada jaringan

8
epitelium laring, trakea, dan kelenjar ludah. Berfungsi dalam sekresi dan
sebagai pelindung.
5. Epitel Silindris Bersilia
Epitel silindris bersilia berbentuk silindris banyak lapis dengan silia.
Terletak pada rongga hidung. Berfungsi sebagai proteksi dan sekresi.
6. Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk
kubus. Terdapat pada epithelium permukaan ovarium, dan kelenjar tiroid.
Berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.
7. Epitel Kubus Berlapis Banyak
Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu
lapis sel yang berbentuk kubus. Lokasi : Jaringan ini terdapat pada
epitelium folikel ovarium, permukaan ovarium, testis, saluran kelenjar
minyak, dan kelenjar keringat pada kulit. Fungsi : Jaringan epitel kubus
berlapis banyak berfungsi dalam sekresi dan absorpsi, serta melindungi
dari gesekan dan pengelupasanJaringan epitel silindris berlapis banyak
disusun oleh lebih dari satu lapis sel berbentuk silindria. Lokasi Jaringan
ini terdapat pada jaringan epitelium laring, faring, trakea, dan kelenjar
ludah. Fungsi : Jaringan epitel silindris berlapis banyak berfungsi dalam
sekresi dan sebagai pelindung.
8. Epitel Transisi
Jaringan epitel transisi disusun oleh berlapis-lapis sel. Jaringan ini
tidak dapat dikelompokkan, Terdapat pada epitelium ureter, uretra, dan
kantung kemih.
9. Epitel Kelenjar
Jaringan epitel kelenjar merupakan jaringan epitel khusus yang
berperan dalam sekresi senyawa untuk membantu proses fisiologis.
Senyawa yang disekresikan disimpan di dalam sel dalam bentuk granula
sekresi. Kelenjar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,
yaitukelenjar endokrindan kelenjar eksokrin.
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu yang tidak memiliki
saluran. Hasil sekresi kelenjar endokrin langsung memasuki system

9
peredaran darah. Senyawa yang dihasilkan disebuthormon. Contoh
kelenjar endokrin adalah kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar
paratiroid, dan kelenjar tiroid. Kelenjar eksokrinmerupakan kelenjar yang
sekresinya melalui saluran khusus. Kelenjar ini berfungsi membantu
metebolisme dan komunikasi. Contoh kelenjar eksokrin yang membantu
metabolisme adalah kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan pancreas.
Contoh dari kelenjar eksokrin yang berperan dalam komunikasi
adlahferomo (Gabriel, 2001).

10
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Mikroskop
2. Kamera
3. LCD
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Preparat penampang melintang ginjal
2. Preparat penampang melintang duodenum
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum kali ini yaitu lakukan pengamatan
preparat-preparat dengan mikroskop pada perbesaran 10x dan 40x.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil pembuatan preparat dan pengamatan sel hewan dan tumbuhan pada
praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel berikut :
No Jaringan epitel Gambar
1. Penampang
melintang Ginjal sel pipih
selapis

2. Penampang
melintang duodenum sel kubus
selapis

Tabel 4.1. Sel Epitel


B. Pembahasan
Jaringan epitel terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat
susunannya sehingga membentuk suatu lembaran, maka disebut sebagai
membran epitel atau disingkat sebagai epitel saja untuk membedakan dengan
epitel kelenjar. Adhesi diantara sel-sel ini sangat kuat, membentuk lembaran
sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi atau melapisi rongga-

12
rongga tubuh. Jaringan epitel tidak memiliki substansi interseluler dan
cairannya sangat sedikit.
Praktikum kali ini yaitu melakukan pengamatan jaringan epitel pada
penampang melintang ginjal dan penampang melintang duodenum. Ginjal
adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, diantaranya sebagai
penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah) yang
merupakan sisa metabolisme tubuh. Sampah dan esktra air ini akan menjadi
urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai
ureter. Urin akan disimpan di dalam kandung kemih sebelum dikeluarkan.
Dengan hasil pengamatan yang dilakukan,dapat diketahui ciri-ciri atau
bagian-bagian jaringan epitel. Bila dilihat dari hasil gambar yang didapat dari
masing–masing bahan dapat dijelaskan bahwa pada epitel selapis pipih pada
ginjal yang menggunakan perbesaran 10 x 10 tampak adanya inti sel yang
berfungsi untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas
sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, inti sel juga berfungsi untuk
mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA
untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di
mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri. Membran basal
berfungsi menyokong jaringan epitel yang ada di atasnya. Struktur sel-sel
epitel yang tersusun rapat tersebut berhubungan dengan fungsi jaringan ini
sebagai alat pertahanan atau pelindung. Dan lumen berfungsi untuk tempat
penyimpanan zat-zat makanan yang diperlukan oleh sel itu sendiri. Contoh:
epitel pada pembuluh darah kapiler, pembuluh limfe, selaput pembungkus
jantung, paru-paru, ginjal. Selaput perut dan dinding alveolus.
Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa,
diantaranya sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan
atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap harinya ginjal
akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan
sekitar 2 liter ‘sampah’ dan ekstra (kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini
akan menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang

13
dikenal sebagai ureter. Urin akan disimpan di dalam kandung kemih sebelum
dikeluarkan.
Epitel usus adalah jaringan sel yang melapisi usus besar dan usus halus.
Epitel ini termasuk jenis epitel silindris selapis yang berfungsi terutama untuk
mengambil bagian dalam proses pencernaan, tetapi juga mengambil bagian
dalam fungsi sistem kekebalan tubuh. Epitel usus adalah jenis kolumnar
sederhana, dan non bersilia. Epitel adalah jaringan yang terdiri dari berbagai
jenis sel. Ini mencakup permukaan tubuh dan organ, serta membentuk lapisan
dalam rongga tubuh dan organ berongga. Semua epitel memiliki permukaan
yang terbuka, disebut permukaan bebas atau permukaan apikal, dan melekat
ke jaringan ikat di bawahnya oleh lapisan tipis yang disebut membran
basement. Sel-sel epitel dapat membagi dengan mudah, sehingga luka pada
jaringan akan sembuh dengan cepat. Sel-sel epitel usus yang terus-menerus
rusak dan kemudian diganti.
Ada banyak klasifikasi yang berbeda dari sel-sel epitel. Epitel usus
terutama terdiri epitel kolumnar sederhana. Jenis jaringan adalah lapisan
tunggal dari sel-sel yang memanjang dan menyerupai kolom. Inti dari sel-sel
ini biasanya di sekitar tingkat yang sama seperti membran basal. Epitel
kolumnar sederhana adalah baik bersilia atau non bersilia. Silia adalah
tonjolan dari sel dan selalu bergerak. Epitel usus adalah non bersilia.
Fungsi utama dari epitel kolumnar sederhana untuk absorbsi, sekresi, dan
perlindungan. Sel-sel kolumnar sederhana mensekresi cairan pencernaan dan
menyerap nutrisi. Sel-sel ini juga lebih panjang, dan yang membuat jaringan
lebih tebal, membuatnya menjadi pelindung.
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian
yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu. Pada epitel jejunum sel – selnya tersusun
rapat dengan bentuk sel-nya berbentuk silindris dengan inti lonjong. Jaringan
epitel pada jejunum melapisi permukaan rongga organ tersebut dan merupakan
jenis epitel penutup.

14
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jaringan epitel adalah jaringan yang terdiri dari kumpulan sel-sel yang
sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran, maka
disebut sebagai membran epitel.
2. Ciri-ciri epitel adalah Sel-selnya tersusun rapat sehingga tidak ada ruang
antar sel, Jaringan epithelium tidak mengandung pembuluh darah, tetapi
mengandung ujung saraf. Sel epithelium mendapat makanan dari kapiler
darah yang terdapat pada jaringan ikat dan jaringan epithelium memiliki
kemampuan regenerasi yang cukup tinggi. Ada epithelium yang rawan
terhadap gesekan sehingga permukaan sel akan aus. Adapula yang akan
rusak akibat zat yang diakibatkan oleh bakteri, asam, atau asap. Selama
sel epitalium mendapat cukup nutrien, sel epithelium akan cepat menggati
sel-sel yang rusak tersebut melalui pembelahan sel.
B. Saran
Disarankan untuk melakukan pengamatan yang lebih teliti dan
diharapkan agar penyediaan preparat diperbanyak agar setiap mahasiswa dapat
melakukan pengamatan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Bresnick, Mallat. 2003. Human Anatomy. 3rd ed. San Fransisco. Benjamin
Cummings
Campbell, Reece, dan Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Gabriel. 2001.Biologi Pertanian. penerbit Rajawali Press.Jakarta.
Kimball, John. W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Nasir, M., Sugiyanto, J., dan Situmorang, J. 1994. Penuntun Praktikum Biologi
Umum. Yogyakarta: Depdikbud.
Vilee, S. 1987. Macam-macam jaringan. Jakarta . Erlangga
Suryani. 2014 .Biologi sel. penerbit Iter plus. Bandung.
Sappe, Amir. 2013. Sains Biologi. penerbit Ganeca Exact.Bandung.
Syamsul. 1998. Mikroskop Sel. penerbit FK.Unlam.Banjarbaru.
Yusminah, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Tiga Serangkai.Solo

16
LAMPIRAN

Sel epitel pipih selapis ginjal Sel epitel kubus selapis duodenum

17

Anda mungkin juga menyukai