Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN

Proses pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun tidak secara sadar.
Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat bernafasan,
misalnya pada saat latihan pernapasan dengan cara menarik nafas panjang, kemudian
menahannya beberapa saat, serta mengeluarkannya. Pernapasan secara tidak sadar, yaitu
pernapasan yang dilakukan tanpa perintah otak, misalnya pada saat kita tidur nyenyak pun lita
tetap bernafas.
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh organisme
hidup yang dgunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan
karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Setiap
makluk hidup melakukan pernafasan untuk memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk
pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat pernafasan setiap makhluk tidaklah
sama, pada hewan invertebrata memiliki alat pernafasan dan mekanisme pernafasan yang
berbeda dengan hewan vertebrata.

Pada saat bernafas selalu terjadi 2 peristiwa, yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi
(menghembuskan udara). Cepat lambatnya manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya sebagai berikut : umur, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh. Kecepatan
pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernafas secara normal, ekspirasi akan
menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi-istirahat.
Inspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang diselenggarakan kerja otot. Kontraksi
Diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai kebawah, yaitu vertikal. Penaikan iga-iga
dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada kedua sisi
dan dari belakang kedepan. Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang
yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara.
Fungsi pernapasan adalah untuk mengambil oksigen dari atmosfer kedalam sel-sel tubuh
dan untuk mentransf karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-
organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan penting dalam
keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal
tekanan darah.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SESAK NAPAS Page 1


PRAKTIKUM SESAK NAPAS

II. TUJUAN

Tujuan Intruksional Umum

Mengenal sensasi dan penyebab sesak napas

Tujuan Perilaku Khusus

1. Menjelaskan sensasi sesak napas


2. Menjelaskan salah satu penyebab dan mekanisme terjadinya sesak napas

III. DASAR TEORI

Dispnea adalah keadaan mental yang berkaitan dengan keinginan tak terpuaskan untuk
mendapat ventilasi yang adekuat.1

Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika ruang
fisiologi meningkat maka akan dapat menyebabkan gangguan pada pertukaran gas antara O2
dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga terjadi sesak
napas.
Dispnea berawal dari aktivitas koretks sensorik oleh kemoreseptor dan mekanoreseptor,
serta sinyal dari korteks motorik. Kemoreseptor dapat teraktivasi pada keadaan hiperkapnia
(peninggian CO2 di arteri) dan hipoksia. Sedangkan mekanoreseptor di paru dan dinding dada
dapat teraktivasi saat terjadi peningkatan kerja otot-otot pernapasan.

Resistensi Saluran Napas

Sama seperti aliran darah, aliran udara bergantung tidak hanya pada gradient tekanan tetapi juga
pada resistensi terhadap aliran yang ditimbulkan oleh pembuluh:

F = ∆P/R

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SESAK NAPAS Page 2


dimana

F = kecepatan aliran

∆P = perbedaan antara tekanan atmosfer dan intra-alveolus (gradien tekanan)

R = resistensi saluran napas, ditentukan oleh jari-jari

Penentu utama resistensi terhadap aliran udara adalah jari-jari saluran napas penghantar. Kita
mengabaikan resistensi saluran napas pada pembahasan tentang aliran udara yang dipicu oleh
gradient tekanan sebelumnya karena pada system respirasi yang sehat, jari-jari system
panghantar cukup besar sehingga resistensi sangat rendah. 2

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Stopwatch
2. Karet penutup hidung (nose piece) berlubang dengan ukuran 3 ukuran diameter lubang:
- 3 mm
- 4 mm
- 5 mm
3. Kapas alkohol 70 %

V. CARA KERJA
1. Lakukan percobaan ini pada OP yang tidak memiliki kontraindikasi
2. Pasanglah karet penutup hidung (nose piece) ukuran 5 mm pada salah satu hidung OP.
tutuplah lubang hidung yang lain (dengan jari telunjuk OP), sehingga udara harus mengalir
melalui hidung dengan nose piece.
3. Minta OP untuk terus bernapas sampai napas terasa menjadi sangat sesak an tidak sanggup
lagi bernapas menggunakan karet penutup hidung tersebut. Bila OP masih dapat bertahan
sampai 5 menit, hentikan percobaan.
4. Catat lama waktu OP dapat bernapas melalui karet penutup hidung dalam detik

Ulangi percobaan butir 2 s/d 4 dengan menggunakan karet penutup hidung ukura 4 mm dan
3 mm. Beri istirahat 5 menit antara 2 percobaan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SESAK NAPAS Page 3


HASIL

DIAMETER ORANG PERCOBAAN


Anggy Tria
5 5 menit 5 menit
4 5 menit 5 menit
3 2 menit 53 detik 4 menit 16 detik

Mekanisme Sesak Napas3

a. Oksigenasi jaringan menurun

Penyakit atau keadaan tertentu secara akut dapat menyebabkan kecepatan pengiriman O2
ke seluruh jaringan menurun. Penurunan oksigenasi jaringan ini akan meningkatkan
sesak napas. Karena transportasi O2 tergantung sirkulasi darah dan kadar hemoglobin,
maka beberapa keadaan seperti pendarahan, anemia (hemolysis), perubahan hemoglobin
(sulfhemoglobin, methemoglobin, karbonsihemoglobin) dapat menyebabkan sesak napas.
Selain penyakit-penyakit asma bronkial, bronkitis dan kelompok penyakit pembuluh
darah paru seperti emboli, dll.

b. Kebutuhan oksigen meningkat

Penyakit atau keadaan yang dapat meningkatkan kebutuhan O2 akan memberikan sensasi
sesak napas. Misalnya infeksi akut akan membutuhkan O 2 yang lebih banyak karena
peningkatan metabolisme. Peningkatan suhu tubuh karena bahan pirogen atau
rangsangan pada saraf pusat menyebabkan kebutuhan O2 meningkat kan akhirnya
menimbulkan sesak napas. Aktivitas jasmani juga membutuhkan O2 yang lebih banyak
seingga menimbulkan sesak napas. c. Rangsangan sistem saraf pusat Penyakit parenkim
paru (e.g: pneumonia) yang menyebabkan elastisitas paru berkurang serta penyakit yang
menyebabkan penyempitan saluran napas (eg: asma bronkial) dapat menyebabkan
ventilasi paru menurun. Otot pernapasan akan dipaksa kerja lebih keras atau dengan kata
lain kerja pernapasan akan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan O2. Metabolit yang
terdiri dari asam laktat san asam piruvat ini akan merangsang susunan saraf pusat.
Kebutuhan oksigen yang meningkat pada obesitas juga menyebabkan kerja pernapasan
meningkat.
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SESAK NAPAS Page 4
Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan di atas, semua OP mampu bertahan hingga mencapai 5


menit saat menggunakan nose piece dengan diameter 5 mm dan 4 mm tetapi terdapat
perbedaan antara diameter 5 mm dan 4 mm, diameter 5 mm penggunaan nose piece tidak
terlalu membutuhkan enrgi dalam mengambil nafas dan masih belum terasa sesak akan tetapi
dengan diameter 4 mm pengunaan nose piece pada waktu hampir 5 menit sudah mulai terasa
sesak dan cukup mengunaan energi untuk mengambil nafas. Ketika memakai nose piece yang
diameter 3 mm, dimana resistensi yang dihasilkan lebih besar dari pada dua nose piece
sebelumnya sehingga OP pada penelitian ini, menunjukkan tanda sesak napas. Lama -
kelamaan para OP tidak kuat dan mencapai batas sesak napas masing-masing. Namun, tiap
OP memiliki toleransi yang bervariasi dan sensasi sesak napas yang timbul juga berbeda-
beda. Jadi hasil percobaannya sesuai dengan teori yang makin kecil diameter lubang nose
piece, maka makin besar pula resistensinya sehingga OP makin terasa sesak saat bernapas.

Kesimpulan

Pada percobaan ini diketahui bahwa semakin kecil diameter lubang maka semakin besar pula
resistensi yang dihasilkan dan semakin sesak napas yang dirasakan. Hal tersebut di sebabkan
karena kebutuhan ventilasi yang meningkat dan tertutupnya jalan nafas sehingga timbul rasa
sesak nafas dan membuat kita untuk berusaha lebih keras lagi dalam mengambil udara.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Ed.6. Jakarta: EGC. 2011.
p.549

2. Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Ed.6. Jakarta: EGC. 2011.
p.509-510
3. Sloane, Ethel .2003.Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta: EGC.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SESAK NAPAS Page 5


Lampiran :

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SESAK NAPAS Page 6


Pertanyaan :

P-SN.1 Apa saja kontraindikasi untuk melakukan percobaan ini ?

Jawabanya:

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik


a. Bronkitis kronik
b. Asma
c. Emfisema
2. Infeksi saluran pernapasan
3. Alergi terhadap bahan karet

P-SN.2 Bagaimana mekanisme timbulnya sensasi sesak napas pada percobaan ini ?

Jawaban:

Hal ini disebabkan oleh Dispnea adalah sensasi subjektif yang berhubungan dengan
perasaan seolah kekurangan udara sehingga muncul keinginan untuk memenuhi ventilasi
yang adekuat. Dispnea bisa juga. Dispnea itu berawal dari aktivasi korteks sensorik oleh
kemoreseptor dan mekanoreseptor, serta sinyal dari korteks motorik. Kemoreseptor dapat
teraktivasi pada keadaan hiperkapnia (peningkatan CO2 di arteri) dan hipoksia. Sedangkan
mekanoreseptor di paru dan dinding dada dapat teraktivasi saat terjadi peningkatan kerja otot-
otot pernapasan.

P-SN.3 Mengapa terjadi perbedaan kecepatan timbulnya sensasi sesak napas pada ketiga
karet

hidung tersebut ?

Jawaban:

karena secara normal udara dapat mengalir jika terdapat perbedaan antara tekanan atmosfer
dan tekanan intralveolus. Namun jika terjadi resistensi saluran napas maka dapat
menurunkan laju aliran udara dengan rumus berikut ini:

F = _P/R
F = laju aliran udara (airflow rate)
P = perbedaan antara tekanan atmosfer dan intra-alveolus

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SESAK NAPAS Page 7


R = resistensi saluran pernapasan

Penentu resistensi adalah jari-jari saluran pernapasan. Makin kecil lebar saluran pernapasan,
maka semakin besar resistensinya dan menurunkan laju aliran udara, begitu juga sebaliknya.
Pada keadaan yang normal, saluran napas memiliki resistensi yang rendah sehingga penentu
utama laju aliran udara adalah gradient tekanan antara atmosfer dan alveolus (P). jadi apabila
resistensi meningkat, maka akan menghasilkan laju aliran udara yang normal, diperlukan
peningkatan kerja otot otot pernapasan tambahan, agar gradien tekanan juga meningkat.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SESAK NAPAS Page 8

Anda mungkin juga menyukai