Anda di halaman 1dari 6

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Alismatidae
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticillata (L. f.) Royle

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Liliales
Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus: Allium
Spesies: Allium cepa var. aggregatum L.

STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANEL SEL

1. Membran Sel
Membran Sel Tersusun atas lapisan lipoprotein gabungan lemak dan protein perbandingan 50:50. Lipid yang
menyusun membran adalah pospolipid yang bersifat hidrofilik dan sterol yang bersifat hidrofobik. Protein yagn
terdapat pada permukaan luar dan dalam membran sel disebut protein ekstrinsik yang bersifat hidrofobik.
Sedangkan protein yang ada dan menembus kedua lapis lipid disebut protein intrinsik yang bersifat hidrofobik.
Membran sel bersifat semi permiabel. Berikut ini sifat sifat membran sel:

 Pembatas antara isi sel dengan bagian luar sel


 Sebagai pelindung sel
 Sebagai tempat pertukaran zat
 Sebagai reseptor dari rangsang luar
 Sebagai tempat berlangsungnya reaksi-readsi kimia.

2. Sitoplasma
sitoplasma ada dalam dua bentuk yang dipengaruhi kandungan air yaitu fase Sol yang padat dan Fase Gel (cair).

3. Organel Sel
ada macam macam organel sel, antara lain Mitokondria, kloroplas, retikulum endoplasma, Golgi komplek,
lisosom, vakuola, ribosom, peroksisom, mikrotubulus, mikrofilamen, nukleus, aparatus golgi, dan sentrosom

a. Mitokondria
Pada beberapa sel, mitokondria dapat bergerak bebas membawa ATP ke daerah-daerah yang memerlukan
energi. mitokondria tersusun atas 2 sistem membran yaitu membran dalam dan membran luar. Membren dalam
membentuk tonjolan-tonjolan ke arah dalam (membran krista) untuk memperluas bidang penyerapan oksigen.
Matrik Mitokondria mengandung protein, lemak, enzim sitokrom, DNA & ribosom sehingga memungkinkan
sintesis enzim-enzim respirasi secara otonom. untuk melintasi membran mitokondria memerlukan mekanisme
transpor aktif.
Fungsi Mitokondria adalah sebagai tempat berlangsung respirasi untuk menghasilkan energi.

b. Peroksisom (badan mikro)


Peroksisom dibentuk dalam retikulum endoplasma granular. Peroksisom mengandung berbagai enzim yang
terlibat dalam produksi peroksida hidrogen (H2O2).

Fungsi peroksisom yaitu penghasail enzim katalase yang menguraikan H2O2 menjadI H2O + O2

c. Mikrotubulus
Mikrotubulus berfungsi untuk membentuk silia, sentriol dan benang-benang spindel.

d. Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah penanggung jawab seluruh gerakan di dalam sel

e. Nukleus
Nukleus adalah inti sel. Inti sel berhubungan dengan kandungan DNA. Volume nukleus betambah seiring
dengan peningkatan aktivitas sintetis sel.

f. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) terdiri dari RE Kasar dan RE halus
Fungsi RE halus: mengangkut protein yang disusun pada RE kasar bersama Golgi Komplek, melaksanakn
reaksi awal pada oksidasi lemak, menyimpan fospolipid, glikolipid dan steroid, melaksanakan detoksifikasi
drug dan racun.

g. Aparatus Goolgi
Aparatus golgi terdiri atas kumpulan vesikel pipih yang berbentuk kantong berkelok-kelok (sisternae). Aparatus
Golgiyang terdapat pada sel tumbuhan disebut diktiosom, kebanyakan terletak di dekat membran sel .Aparatus
golgi dapat bergerak mendekati membran sel untuk mensekresikan isinya ke luar sel. oleh karena itu, organel
ini disebut organes sekresi.
Di dalam aparatus golgi banyak enzim pencernaan yang belum aktif, seperti zimogen dan koenzim. selain itu
dihasilkan pula lendir yang disebut musin. Aparatus golgi juga dapat membentuk lisosom.

h. Ribosom
Ribosom adalah organel pen-sintesis protein. Ribosom sering menempel satu sama lain membentuk rantai yang
disebut poliribosom atau polisom. Antar unit ribosom diikat oleh mRNA.
Berdasarkan kecepatan sedimentasi, dibedakan menjadi ribolom subunit kecil (40s) dan ribosom subunit besar
(60s).

i. Lisosom
Lisosomdihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein. Lisosom menghasilkan enzim-enzim
hidrolitik seperti proteolitik, lipase, dan fosfatase. Enzim hidrolitik berfungsi untuk mencerna makanan yang
masuk ke dalam sel secara fagositosis. Lisosom juga menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak dijumpai
pada sel-sel darah putih. Lisosom juga bersifat autolisis, autofagi, dan menghancurkan makanan secara
edsositosis.

Ada dua macam lisosom, yaitu lisosom primer dan sekunder. Lisosom primer memproduksi enzim-enzim yang
belum aktif. Fungsinya adalah sebagai vakuola makanan. Lisosom sekunder adalah lisosom yang terlibat dalam
kegiatan mencerna. Ia berfungsi sebagai autofagosom.

j. Kloroplas
Kloroplas merupakan plastida yang mengandung pigmen hijau yang disebut klorofil. Kloroplas berasal dari
proplastida. Proplastida berukuran lebih kecil dari kloroplas dengan sedikit atau tanpa membran internal.
Kloroplas terbungkus oleh membran ganda. Membran ganda berperan mengatur keluar masuknya ion atau
senyawa ke dandari dalam kloroplas. Pada membran internal kloroplas terdapat pigmen fotosintesis. Pigmen itu
banyak terdapat pada permukaan luar membran internal disebut thilakoid.

Pigmen utama yang terdapat pada membran thilakoid adalah klorofil a (C55H72O5N4Mg) dan klorofil b (
C55H70O5N4Mg ), selain itu juga terdapat pigmen karotenoid. Pada membran pembungkus kloroplas umumnya
terdapat violaxanthin.
Fungsi kloroplas adalah sebagai tempat berlangsung fotosintesis.

k. Sentrosom
Sentrosom hanyadapat dijumpai pada sel hewan. Sentrosom pada saat reproduksi sel akan membelah menjadi
sentriol. Sentriol tersusun atas benang-benang tubulin atau dibentuk oleh mikrotubulus. Sentriol membentuk
benang-benang spindel yang dapat menggerakkan kromosom pada saat pembelahan mitosis.

l. Dinding Sel
Dindingsel tersusun atas selusosa dan derivat-derivatnya. Dinding sel berfungsi sebagai proteksi sel terhadap
faktor-faktor mekanis dan memberi bentuk sel relatif tetap. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan saja.
Pada dinding sel terdapat celah untuk berkomunikasi antarsel yang disebut plasmodemata.

m. Vakuola
Vakuola berisi garam-garam organik, glikosida, tanin(zat penyamak), minyak eteris, alkaloid, enzim, dan butir-
butir pati. Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil.

Mikroba Tanah

9 Votes

Susunan mikroba di dalam tanah sebagian besar terdiri dari bakteri, fungi, dan mikroalga. Populasi mikroba
dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu:

1) jumlah dan macam zat hara,

2) kelembaban,

3) tingkat aerasi,

4) suhu,

5) pH, dan

6) perlakuan pada tanah seperti penambahan pupuk atau banjir yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah
mikroba.

Populasi mikroba di dalam tanah terbagi menjadi 3 golongan (Kusnadi et al., 2003), 1) Golongan autotonus,
yaitu golongan mikroba yang selalu tetap didapatkan di dalam tanah dan tidak tergantung kepada pengaruh
lingkungan luar seperti iklim, temperatur, kelembaban; 2) Golongan zimogenik, yaitu golongan mikroba yang
kehadirannya di dalam tanah diakibatkan oleh adanya pengaruh luar yang baru, misalnya penambahan senyawa
organik; 3) Golongan transien, yaitu golongan mikroba yang kehadirannya bersamaan dengan adanya
penambahan mikroba secara sengaja, misalnya dalam bentuk inokulum Rhizobium atau Azotobacter ke dalam
tanah.

Mikroba tanah berfungsi sebagai agen biokemik dalam pengubahan senyawa organik yang kompleks menjadi
senyawa anorganik. Perubahan senyawa kimia didalam tanah, terutama pengubahan senyawa organik yang
mengandung karbon, nitrogen, sulfur, dan fosfor menjadi senyawa anorganik. Proses ini disebut mineralisasi,
didalamnya terlibat sejumlah besar perubahan senyawa kimia serta peranan bermacam-macam spesies mikroba.

Mikroorganisme Anggota
Bakteri Ordo Pseudomonadales dan Eubatcerialeus
Actinomycetes Genus Streptomyces (pleomorfisme dan berfilamen)
Kelas Phycomycetes (Rhizopus, Mucor, Absidia) , kelas
Jamur Deuteromycetes (Penicililum,Aspergillus, Alternaria,
Stemphylum, Hormodendrum)

Penghuni tanah dapat berupa hewan tingkat rendah sampai hewan tingkat tinggi. Kepadatan tertinggi makhluk
hidup dalam tanah ditemui pada horison A, B dan C dan yang paling banyak terdapat di horison A. Pada
kedalaman ribuan meter di dalam tanah pun ditemukan kehidupan mikroorganisme (McNabb dan Dunlap,
1975). Tanah merupakan lingkungan yang baik bagi mikroorganisme, terutama pada horison A, B dan C.
Keberadaan seperti bakteri dan jamur di dalam tanah paling dominan terdapat pada horison A dan B, walaupun
pada kedalaman 900 meter dibawah permukaan tanah aktivitas mikroorganisme masih ditemukan (Bower,
1978).

Terdapat korelasi yang kuat bahwa semakin banyak kandungan organik tanah dan oksigen, maka jumlah dan
jenis mikroorganismenya juga semakin tinggi. Beberapa kelompok mikroorganisme yang pentig dalam
kaitannya dengan mobilitas dan keberadaan zat pencemar, terutama organic antara lain: Bakteri, Jamur, Algae,
dan Protozoa.

Bakteri dan jamur merupakan kelompok yang memiliki peran yang terpenting dalam kaitannya dengan
mobilitas dan keberadaan zat pencemar.

 Bakteri

Bakteri dan cyanobacteria termasuk dalam golongan prokaryotes, yaitu mikroorganisme yang selnya tidak
memiliki organ inti. Membran dan dinding sel adalah bagian terpenting dari sel abkteri, membrane sel yang
merupakan lapisan semipermeabel, mengatur masuknya nutrient dan air ke dalam sel. Bakteri dapat hidup subur
dalam tanah, terutama tanah dengan kelembaban yang mencukupi dengan mengandung kandungan substrat
yang cukup banyak. Diperkirakan terdapat tidak kurang satu juta bakteri dalam 1 gram tanah. Jumlah tersebut
akan berkurang pada kedalaman tanah (Foth, 1984).

Berdasarkan struktur dinding sel dan pergerakannya, bakteri sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

 Eubacteria
 Mycobacteria
 Spirochetes

Eubacteria merupakan bakteri terbanyak yang terdapat di dalam tanah yang umumnya bergerak menggunakan
flagella dan mempunyai dinding sel yang tebal dan kaku. Sedangkan mycobacteria bergerak dengan melayang
(gliding) dan spirochetes bergerak menggunakan filamen. Berdasarkan dinding selnya, mycobacteria dan
spirochetes memiliki dinding sel yang tipis dan fleksibel. Berdasarkan bentuknya Eubacteria dapat berbentuk
bulat (cocci), tongkat (rod) dan helix seperti vibrio dan spirilla. Contoh Eubacteria berbentuk vibrio yaitu
Desulfurbio, merupakan bakteri yang dapat mereduksi sulfat menjadi sulfide.

Tidak kurang 28 jenis spesies mikroorganisme ditemukan dalam tanah dan air tanah yang tercemar (Rainwater,
1991). Bakteri yang dapat digunakan dalam mendegradasi zat pencemar dalam tanah antara lain Pseudomonas,
Nocardia, Mycobacterium, Arthrobacter dan Bacillus. Bakteri dari kelompok Actinomycetes seperti Nocardia
dan Mycobacterium memiliki peran penting dalam mendegradasi hidrokarbon yang berasal dari minyak bumi.
Tidak kurang 23 jenis bakteri yang mampu mendegradasi hidrokarbon alifatik, dimana seluruhnya hidup atau
dapat ditemukan dalam tanah (Bitton, 1984).

 Jamur

Jamur hidup dalam tanah dengan jumlah yang sangat besar dan memperbanyak diri dengan spora serta bersifat
heterothropis dengan memanfaatkan karbon sebagai sumber karbon. Sel jamur umumnya termasuk golongan
eukaryotes. Jamur penting dalam mendegradasi zat organik sisa tanaman, karena beberapa diantaranya seperti
white rot fungi mempunyai kemampuan untuk merombak zat lignin, yang merupakan suatu polimer yang
terdapat di dalam bahan tanaman (misalnya kayu) yang sangat sulit dirombak oleh enzim bakteri, karena
memiliki ikatan ß-glycosidic. Jamur mampu mengeluarkan suatu enzim peroxidase, yaitu suatu enzim yang
dapat menghasilkan radikal hidroksil yang mampu merombak lignin menjadi zat yang dapat didegradasi oleh
bakteri. Selain lignin radikal hidroksil dapat mendegradasi chlorinated pestisida seperti DDT, Eldrien dan PCB
(watts, 1977).

Bila dibandingkan dengan bakteri, jamur memiliki kemampuan untuk hidup pada rentang pH yang lebih luas.
Beberapa jamur dapat hidup pada rentang pH rendah 4-5 dan pH tinggi sampai dengan 10. Jamur
diklasifikasikan kedalam empat kelas, yaitu Phycomycetes, Ascomycetes, Fungi imperfekti dan
Basidiomycetes. Basidiomycetes merupakan jamur yang aktif di dalam tanah untuk pelapukan dan degradasi
zat organik yang berasal dari tumbuhan, bahkan beberapa dapat mendegradasi zat pencemar organik dalam
tanah yang berbahaya.

Beberapa jenis jamur seperti Phanerochaete chrysosporium dan P. sordida, telah diidentifikasikan memiliki
kemampuan dalam mendegradasi zat pencemar berbahaya di dalam tanah seperti pentachlorophenol dengan
konsentrasi sampai dengan 500 ppm (Lamar, 1990), chlorocarbon, polycyclic aromatic, PCB dan beberapa jenis
pestisida seperti DDT, lindane serta zat pewarna seperti azo dyes (Lewandoski 1990 dan Dhawale, 1992).
Jamur tersebut diatas juga mampu mendegradasi lignin. Beberapa jebs jamur dari kelompok ragi (yeast) telah
diidentifikasikan mempunyai kemampuan untuk mendegradasi hidrokarbon alifatik dan pestisida.

Aktivitas jamur yang hidup di sekitar akar tumbuhan (rhizosphere), membentuk simbiose dengan akar tanaman
membantu dalam menarik air tanah, karena menambah luas permukaan, serta melindungi akar rambut tersebut.
Selain itu aktivitas jamur di daerah perakaran menarik bakteri yang menguntungkan seperti rhizobia yang pada
akhirnya dapat meningkatkan aktivitas biologis jamur.

Pada umumnya Actinomycetes terdapat di dalam sub strat alam yaitu terutama segala jenis dan macam tanah,
kecuali pada tanah asam seperti humus hutan dan rawa—rawa , hampir tidak ada di temukan. Oleh sebab itu
dengan adanya Actinomycetes dalam tanah, terutama tanah sawah sangat panting artinya untuk mengontrol
perkembangan mikroba tanah terutama yang pathogen, sehingga memungkinkan terdapatnya ” plant —
diseases dapat di hindarkan dan tanah akan menjadi lebih sehat karena babas dari mikroba pathogen.

Lingkungan tanah akan berbeda dari satu lokasi dengan lokasi lainnya. Faktor yang mempengaruhi dan
menentukan jenis mikroba pada suatu sampel tanah adalah kelembaban, pH, temperatur, kandungan gas
oksigen dan komposisi organik maupun anorganik tanah. Jenis mikroba tanah sangat bervariasi sehingga untuk
menganalisanya diperlukan salah satu metodenya yaitu metode pengenceran.

Adapun beberapa mikroba yang mampu melarutkan fosfat juga termasuk jenis dan fungsimikroba penyubur
tanah. Yang digunakan sebagai salah satu solusi untuk dapat meningkatkan efesiensi pemupukan yang ramah
lingkungan dan menghemat penggunaan pupuk fosfat. Mikroba yang berkemampuan melakukan pelarutan
fosfat di antaranya yaitu:

 Bacillus
 Miccrocus
 Pseudomonas
 Penicilium
 Sclerotium
 Aspergillus
 Flavobacterium
 Dan fusarium

Selain dua jenis dan fungsi mikroba penyubur tanah yang sudah disebutkan di atas, masih ada beberapa
mikroba lain yang bermanfaat untuk tingkat kesuburan pada tanah. Jenis yang ketiga adalah mikoriza yang
berfungsi untuk peningkatan serapan P yang dilakukan oleh akar.Jenis mikroba selanjutnya yaitu bakteri yang
mampu mereduksi sulfat. Bakteri ini adalah hasil dari perombakan yang terjadi antara bahan organik utama
yang berada di dalam sedimen anaerob. Rizobakteria adalah jenis mikroba yang cukup dikenal yang berfungsi
sabagaimikroba yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.

Pemanfaatan jenis dan fungsi mikroba penyubur tanah yang sesuai dengan keadaan tanahdapat menjadi solusi
alternatif yang dapat diterapkan untuk peningkatan kesuburan tanah, produktivitas tanaman, efesiensi
lingkungan, dan mengurangi pencemaran lingkungan. Manfaat dari mikroba penyubur tanah di antaranya
adalah sebagai berikut:

 Melindungi bagian akar tanaman dari serangan penyakit dan hama,


 Menyediakan kebutuhan unsur hara bagi tanaman,
 Mengembangkan sistem perakaran yang lebih sempurna,
 Membantu mitosis yang ada pada jaringan meristem,
 Sebagai penawar beberapa racun dari logam-logam berat.

Anda mungkin juga menyukai