Anda di halaman 1dari 37

BAB 1

IDENTITAS BUKU
 IDENTITAS BUKU

a) Judul novel : sengsara membawa nikmat


b) Jenis : cerita fiksi
c) Pengarang : tulis Sutan Sati
d) Tahun terbit pertama : 1929
e) Penerbit : balai pustaka
f) Terbit : jakarta 2004
g) Cetakan : XVI
h) Tebal halaman : 192 halaman
i) Ukuran : 21 cm x 15 cm
1. KEPENGARANGAN

Tulis Sutan Sati lahir pada tahun 1898 di Bukittinggi dan meninggal pada zaman
Jepang.Beliau adalah penyair dan sastrawan Indonesia Angkatan Balai Pustaka.Karya-
karyanya terdiri atas asli dan saduran, baik roman maupun syair. Karya-karyanya yang asli
berbentuk roman adalah Sengsara Membawa Nikmat (1928), Tidak Tahu Membalas Guna
(1932), Tak Disangka (1932), dan Memutuskan Pertalian (1932), sedangkan karya-karya
sadurannya dalam bentuk syair adalah Siti Marhumah Yang Saleh (saduran dari cerita
Hasanah yang saleh), Syair Rosina (saduran tentang hal yang sebenarnya terjadi di Betawi
pada abad lampau), Sabai nan Aluih (saduran dari sebuah kaba Minangkabau dalam bentuk
prosa beriman).

Novel yang berisi cerita-cerita dengan latar utama di Minangkabau ini sangatlah patut
untuk dibaca. Menggabungkan tema seperti persahabatan, kekeluargaan, asmara, adat, dan
lain-lain Tulis membuat pembaca merasakan kehidupan jaman dahulu ditambah nuansa
adat Minang yang kental. Mengisahkan dua orang pemuda yang bermusuhan oleh sebab
rasa iri dan dengki yang timbul. Ialah Midun, anak peladang yang arif dan soleh. Serta
Kacak, kemenakan Tuanku Laras yang berkarakter bengis dan pendendam. Apapun
dipermasalahkan, terutama yang menyangkut soal Midun si musuh bebuyutannya.

1
BAB 2

SINOPSIS

 SINOPSIS
Novel sengsara membawa nikmat ini merupakan salah satu novel klasik indonesia
yang sangat populer.bahkan kisahnya telah di angkat ke layar kaca dan menjadi tontonan
wajib di masanya. Kisah ini pada intinya bertemakan tentang cinta yang di balut intrik
intrik.tokoh utama novel ini adalah seorang pemuda berdarah minang bernama Midun.ia
seorang yang santun,berperangai baik,taat agama,pandai ilmu dan sifat rendah hati.Karena
sederet kebaikan inilah sehingga Midun sangat disukai warga sekampungnya.Hal ini
mengusik rasa iri hati para pemuda lainnya bernamaKacak. Kacak sendiri di gambarkan
sebagai orang yang congkak,sombong dan angkuh.ia merupakan keponakan orang
terpandang di padang.ia sangat iri pada Midun karena ia menganggap Midun tak pantas
disayangi banyak orang sebab ia hanya anak seorang petani miskin

Secara umum,kisah ini bercerita mengenai suka duka Midun yang menghadapi
banyak cobaan sebelum hidup bahagia bersama isteri dan keluarganya.Salah satu cobaan
terbesar Midun adalah rasa dengki dari Kacak.Ia sering dicurangi dan difitnah oleh Kacak.
Bahkan Kacak malah memfitnah midun hendak memperkosa isterinya.kacak melaporkan
hal tersebut kepada pimpinan desa dan mereka mempercayai fitnah tersebut.dan sebagai
akibatnya,midun dihukum untuk melakukan pekerjaan tanpa digaji.ia melakukan hukuman
tersebut dibawah pengawasan kacak.

Tidak berhenti sampai disitu,kacak masih gerah melihat midun masih berkeliaran di
desa mereka.ia akhirnya merencanakan sejumlah hal dengan tujuan membunuh
midun.usaha tersebut selalu gagal tetapi kacak masih bisa memfitnah midun sehingga pada
akhirnya ia dijebloskan kedalam penjara.didalam penjara midun menjadi seorang yang
disegani sebab ia memiliki hati yang baik dan kepandaian dalam bela diri.dalam menjalani
masa tahanannya,midun suatu hari bertugas menyapu jalanan.secara tidak sengaja ia
melihat seorang gadis cantik duduk termenung sendiri.setelah gadis itu pergi,midun
bermaksud menyapu tempat gadis tersebut tadi duduk.ia kaget dan mendapati sebuah
kalung tercecer milik gadis tersebut.akhirmy setelah mengembalikan kalung tersebut,ia
bisa berkenalan dengan gadis yang bernama halimah tersebut.halimah hidup bersama ayah
tirinya.ia merasa tidak bahagia dan berniat mencari ayah kandungnya di bogor.midun
berjanji setelah menjalani masa hukumannya,ia akan membantu halimah mencari ayah
kandungnya di bogor

2
Singkat cerita midun akhirnya keluar dari penjara dan membawa lari halimah
kebogor mencari ayahnya.setelah menemukan ayah halimah,midun menetap di rumah
tersebut selama dua bulan .dia merasa tidak enak dan kemudian memutuskan berangkat
kebatavia mencari pekerjaan.saat dibatavia midun mendapat banyak sekali cobaan dan
rintangan.ia meminjam uang pada rentenir dan memulai usahanya yang akhirnya sukses.Si
rentenir menjadi iri dan memfitnah midun.akhirnya ia masuk ke penjara lagi.setelah
bebas,ia berjalan kepasar baru dan secara tidak sengaja menolong seorang sinyo belanda
yang di ganggu penjahat.sinyo belanda tersebut ternyata anak seorang pejabat
terkenal,sebagai terima kasih,midun diberi pekerjaan dan akhirnya ia ke bogor menikahi
halimah.seiring berjalannya waktu,karir midun menanjak dan dipercaya memimpin sebuah
operasi di medan.hal tersebut mempertemukannya dengan sang adik bernama
manjau.manjau bercerita tentang keadaan keluarganya sangat menyedihkan.akhirnya
sekembali ke batavia,midun meminta agar ditugaskan di kampung halamannya.ia akhirnya
kembali kesana dan bertemu dengan keluarganya kacak.kacak sangat menyesali
perbuatannya dulu pada midun,dan pada akhirnya mereka hidup bahagia di kampung
halamannya.

3
 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NOVEL

 Kelebihan
Novel ini merangkum cerita dengan suasana adat yang membuka mata pembaca
untuk melihat kehidupan minangkabau.cerita yang disajikan tidak bersifat imajinatif dan
detail disertai dengan beberapa gambar hitam putih.alur dari bab ke bab selalu
konsisten,maka kamipun dapat menangkap isi dengan cepat.dari lembaran ke lembaran
selalu membuat pembaca penasaran dengan kelanjutannya.banyak para tokoh yang
menggambarkan kebaikan dan temanya pun sesuai.setelah membaca novel ini banyak
pesan dan amanat yang dapat diambil.amanat tersebut tak hanya cocok bagi orang dewasa
namun kami juga,siswa smp.

 Kekurangan
Novel ini merupakan sastra melayu dengan bahasa kuno sehingga sulit kami
pahami.kalimat terlalu di lebih lebihkan seperti majas dalam puisi,banyak kalimat tak
sesuai dann kata kata tak lazim digunakan.spasi antar paragraf pun terlalu kecil membuat
kami sedikit pusing.dari segi fisik,cover novel tak memikat perhatian,tata letak kurang rapi
dan jilitan mudah terlepas sehingga harus berhati hati saat membuka lembaran baru.kertas
yang digunakan agak tipis,untuk alur memang biasa dengan cerita kehidupan sehari
hari,maka alur cerita pun mudah di tebak

4
BAB 3
UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

-Unsur Intrinsik

1. Tema : Perjuangan
Dilihat dari judul novel “Sengsara Membawa Nikmat”, sudah terlihat bahwa
tema yang terkandung dalam novel tersebut merupakan kisah dari perjuangan dari
tokoh yang bernama Midun yang berasal dari keluarga sederhana di kampung
Minangkabau untuk mengubah nasibnya menjadi yang lebih baik.
2. Amanat
Bahwa dalam kehidupan kita tak akan lepas dari yang namanya ujian atau
cobaan dari Allah SWT. Pasti terhadap setiap cobaan dan ujian pasti ada guna atau
hikmahnya.
3. Alur
a. Eksposisi/ Pengenalan
Ketika Midun seorang pemuda baik hati dan alim menceritakan kepada
sahabatnya maun, Peristiwa pada saat berdua belas di masjid. Kebencian Kacak
terhadap Midun semenjak berdua belas di masjid karena orang kampung
meletakkan hidangan yang betimbun-timbun di hadapan Midun dan Maun.
Sedangkan kepada Kacak hanya seberapa, tak cukup sepertiga dari hidangan yang
diletakkan dihadapan Midun.
b. Konflik
Ketika Kacak menghasut Tuanku Laras bahwa Midun melukai Pak Inuh tetapi
Midun tidak melukai orantua tersebut , Midun kemudian dibawa untuk bertemu
Tuanku Laras. Midun dijatuhi hukuman padahal bukan kesalahannya. Kacak
memanfaatkan masa hukuman Midun untuk membalaskan sakit hatinya , Kacak
menyiksa Midun bahkan memukul dan meninju, tetapi Midun tetap sabar dan tidak
membalas.
c. Penanjakan
Ketika Midun menyelamatkan istri Kacak tetapi Kacak berterima kasih pun
tidak, Kacak malah berusaha untuk menyerang Midun dan Midun akhirnya
melawan Kacak. Karena telah melukai Kacak. Midun dihukum untuk Ronda Malam
selama enam hari. Midun ditemani oleh temannya ronda malam. Di malam terakhir
Rumah Istri Kacak dimasuki oleh pencuri. Tetapi akhirnya pencuri tersebut
ditangkap.
d. Klimaks
Ketika Kacak menyuruh anak buahnya untuk membunuh Midun di Pasar
Malam. Terjadi kekacauan di Pasar Malam. Midun , maun, dan anak buah kacak

5
ditangkap. Midun dijatuhi hukuman di padang 4 bulan yang membuatnya pergi dari
keluarga dan sahabatnya di Bukit Tinggi.Selama di Padang midun harus bersabar
karena kelakuan sipir dan tahanan yang kasar terhadapnya.Selama menjalani
hukumannya di tahanan Padang, Midun bertemu dengan seorang gadis cantik
bernama Halimah. Pertemuan Midun dengan Halimah di taman, pada waktu hari
terakhir Midun melakukan kegiatan kerja bakti di Penjara.

e. Antiklimaks
Ketika Midun akhirnya selesai menjalani hukumannya, tetapi midun tidak
ingin kembali ke kampungnya, karena adanya Kacak. Midun lebih memilih untuk
mencari kehidupan baru di Padang. Halimah seorang piatu dibantu oleh Midun agar
kembali ke Bogor untuk bertemu dengan Ayahnya. Sebelum Midun pergi dari Bogor,
dia nyatakan perasaannya kepada halimah lewat surat. Di Betawi Midun mencoba
untuk mencari penhidupan baru, tetapi tidak sampai situ penderitaan midun. Midun
mendapat banyak cobaan dan ujian tetapi tetap sabar. Setelah mendapat
penghidupan yang layak di Betawi. Midun mengirim surat ke Halimah, bahwa Midun
akan menikahi Halimah. Setelah menikah dengan Halimah, Midun bertemu dengan
adiknya Manjau. Manjau bercerita kepada Midun apa yang telah terjadi di
Bukittinggi.
f. Ending
Setelah 6 tahun di Betawi, Midun telah memiliki seorang istri dan anak dan
juga pekerjaan yang layak yaitu bekerja sebagai Menteri Polisi. Midun meminta
permohonan kepada Hoffdcommisaris untuk dipindahkan ke negerinya.Midun
akhirnya menjadi Asisten Demang di negerinya. Midun, istri dan anaknya kemudian
pergi ke bukit tinggi, bertemu dengan keluarga dan sahabatnya lagi. Ketika bertemu
Kacak, midun tetap hormat dan merendahkan diri. Beda dengan Midun, Kacak
ketakutan dan Pucat terhadap Midun. Di Bukittinggi Midun akhirnya menjadi Datuk
Paduka Raja yang amat baik budi pekertinya.
4. Tokoh :
a. Midun
b. Kacak
c. Maun
d. Haji Abbas
e. Pak Midun
f. Halimah
g. Turigi
h. Tenggang
i. Gempa
Alam

6
5. Penokohan
 Midun
Analitik : Midun digambarkan sebagai pemuda yang lebih kurang 20
tahun,berpakaian bersih dan sederhana,parasnya baik,badannya kuat,bagus,
dan sehat.
Dramatik : Midun digambarkan sebagai pemuda yang memiliki budi
pekerti yang baik dan tertib sopan santun kepada siapa pun. Tertawanya
manis,sedap didengar,tutur katanya lembut,gagah berani dan baik
hati,penyayang dan pengasih,serta sabar dan tak lekas marah.
 Kacak
Analitik : Kacak digambarkan memiliki mata yang juling , alisnya
terjorok ke muka, dan hidungnya panjang dan bungkuk
Dramatik : Kacak digambarkan sebagai orang yang tinggi
hati,sombong,dan congkak. Perkataannya kasar,selalu menyakiti hati,tidak
memiliki adat sopan santun.
 Halimah
Halimah digambarkan sebagai gadis yang cantik rupawan. Tingkah lakunya
bersamaan pula dengan rupanya.Kulitnya kuning langsat, perawakannya
sederhana,rambutnya ikal berawak, dan mempunyai lesung pipit.
 Pak Midun
Pak midun digambarkan sebagai orang yang memiliki budi pekerti baik dan
arif.
6. Latar
a) Tempat :
 Bukit Tinggi
 Padang
 Betawi
 Bogor
 Medan

b) Waktu :
 Petang
 Pagi
 Asar
c) Suasana :
 Menyedihkan
 Bahagia
7. Sudut Pandang : Orang Ketiga Serba Tahu.

7
-Unsur Ekstrinsik

A. Biografi Pengarang: Tulis Sutan Sati adalah penyair dan sastrawan Indonesia
Angkatan Balai Pustaka. Beliau lahir pada tahun 1898 di Bukittinggi dan meninggal
zaman Jepang pada tahun 1942. Karya-karyanya terdiri atas asli dan saduran, baik
roman maupun syair.Beliau merasakan masa-masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Jadi ada karya-karyanya tentang penderitaan dan susahnya hidup. Semasa
hidupnya, Tulis Sutan Sati pernah menjadi guru. Kemampuan mengarangnya kian
terasah ketika ia menjadi salah satu redaktur di penerbitan, yang pada masa itu
milik Belanda. Nama penerbitan tersebut adalah Balai Pustaka.Tulis Sutan Sati
wafat pada tahun 1942, yaitu pada masa penjajahan Jepang. Salah satu karyanya
yang terkenal yaitu Sengsara Membawa Nikmat
B. Unsur Sosial :
 Novel ini menggambarkan masyarakat minangkabau pada masa penjajahan belanda.
Masyarakat akan dipaksa bekerja keras atau kerja paksa (rodi) karena kesalahan
yang bahkan belum tentu.
Kutipan : ” mengirik ke sawah istri kacak itu, adalah pada pikirannya sebagai
menjalankan kerja rodi”
 Digambarkan juga pada masa itu Belanda masih menduduki Indonesia.
Kutipan :”pada puncaknya berkibar bendera bercorak tiga”.
 Digambarkan juga pada masa itu Bahasa Indonesia belum banyak digunakan sehingga
bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Belanda, Arab, dan bahasa daerah
masing-masing.
Kutipan :”Surat itu segera dibukanya,tetapi midun tidak pandai membaca karena bertulis
dengan huruf belanda.”

C. Unsur Nilai
a) Unsur Ekonomi : Dalam novel ini , mata uang yang digunakan adalah mata uang
belanda ( gulden) yang dilambangkan f dan mata uang indonesia (rupiah) yang
dilambangkan Rp.
Mata uang rupiah dalan novel masih berjumlah sangat kecil, berbeda dengan
jaman sekarang.
Kutipan :’…,barang-barang yang dibawanya diborong oleh orang cina dengan
harga Rp.160,-‘.
b) Unsur Budaya : Digambarkan walaupun agama telah menyebar ke
indonesia,sebagian masyarakat masih percaya dengan takhayul.

8
Kutipan :’ Ketika ia melalui sebuah los dekat pintu keluar, kedengaran olehnya
orang berseru-seru, katanya” Lihatlah Peruntungan, Saudara-saudara! Baik atau
tidaknya nasib kelak, dapat dinyatakan dengan mengankat batu ini!”.
c) Unsur Sosial : Digambarkan masyarakat minangkabau , suka tolong menolong
tanpa upah sedikitpun.
Kutipan : ‘Sudah umum pada orang kampung itu, manakala ada pekerjaan yang
berat suka bertolong-tolongan. Pekerjaan yang dilakukan dengan upah hampir
tidak ada ….tidak di kampung itu saja, melainkan di seluruh tanah minangkabau,
boleh di sebutkan sudah turun temurun pada anak negeri, suka bertolong-
tolonagnitu. Misalnya dalam hal ke sawah, mendirikian rumah dan lain-lain
pekerjaan yang berat.’

d) Unsur Adat Istiadat : Digambarkan terdapat masyarakat minangkabau yang


menikah di usia yang sangat muda karena paksaan orangtua.
Kutipan : ‘ketika saya berniaga kecil-kecil, itu umur saya sudah 16 tahun. Waktu
itu saya sudah beristri…belum cukup setahun saya bergaul dengan dia , ia sudah
meninggal dunia. Ia meninggal karena kelulusan, dan kata setengah orang
sebabnya, karena ia terlampau muda kawin dengan saya. Perkataan orang itu
boleh jadi benar, karena waktu ia kawin, paling tinggi umurnya 13 tahun “’.

9
BAB 4
NILAI-NILAI

NILAI-NILAI YANG TERDAPAT DALAM NOVEL

1. Nilai agama
Terbukti pengarang berasal dari keluarga muslim,sehingga pengarang menuangkan
gagasannya dan perwatakan/penokohan tokoh seorang Midun dan terbukti bahawa
“Midun”adalah seorang yang taat beragama dan suka mengajar mengaji.

2. Nilai moral
 Moral baik
Midun selalu berbaik hati kepada orang sekampungnya,dan apabila ada
permasalahan Midun selalu membantu menyelesaikannya.ketika terjadi keributan
dipasar dikarenakan ulah pak Inuh,semua orang berlarian kesana kemari untuk
menyelamatkan diri dari pak Inuh,karena pak Inuh membawa pisau untuk
melenyapkan orang-orang di pasar akibat kegilaan yang diderita pak Inuh.ketika
Midun melihat seorang perempuan diinjak-injak oleh pak Inuh,ia pun melompat ke
tengah pasar mengejar pak Inuh.Baru saja pak inuh melihat Midun,ia berkata”heh
anak kecil,ini dia makanan pisauku!!!”dengan tangkas midun menyambut pisau itu.
Dalam sesaat pisau pak Inuh diambilnya,piisau itu segera dilemparkannya jauh-jauh
dan disuruhnya pungut kepada orang.untuk menyelematkan para warga.
 Moral buruk
Tak habis-habisnya Kacak mencari akal untuk menejebak ,menyiksa, bahkan
menghabisi nyawa orang yang tak di senanginya.niatnya tak pernah sampai karena
penjagaan ayah dan grur silat Midun. Tetapi upaya Kacak berhasil juga Midun
dihukum dipenjara karena kesalahan yang sengaja ditimpakan padanya.
3. Nilai sosial
Midun sangat ramah kepada orang-orang di kampungnya termasuk kepada tuanku
Laras dan Kacak,ia berbaik hati,suka menolong,dan Midun selalu di bangga-banggakan
kepada orang-orang dikampungnya atas perilaku Midun terhadap warga
disekelilingnya.dan Midun juga memiliki hubungan dengan orang lain

10
4. Nilai budaya
Kebiasaan Midun dikampungnya adalah beribadah,selepas sholat tak lupa Midun
mengajar mengaji di masjid,Midun juga sangat suka bermain silat,ia sangat digemari
kampungnya,dan wajarlah Jika masyarakat lebih senang dan menghormati Midun dari
pada Kacak.

5. Nilai estetika
Bahasa > novel ini menggunakan gaya bahasa yg indah dengan sentuhan bahasa
minangkabau kental yg tidak sedikit dan beberapa kalimat bermajas serta berbagai
pribahasa lama.

Penceritaannya > pemilihan kata,penggunaan alur, sudah sangat tepat , sehingga


novel “sengsara membawa nikmat” sangat menarik untuk dibaca dan diceritakan pada
orang lain .
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, Februari 2018

Penyusun
ii
Daftar isi
Sampul …………………………………………………………………………………………………. i

Kata pengantar ………………………………………………………………………………………………….. ii

Daftar isi ………………………………………………………………………………………………….. iii

Cover novel …………………………………………………………………………………………………. iv

Bab 1

 Identitas novel ……………………………………………………… 1


 Kepengarangan ……………………………………………………… 1
Bab 2

 Sinopsis …………………………………………… 2-3


 Kelebihan dan Kekurangan …………………………………………… 4
Bab 3

 Unsur intrinsik …………………………………………… 5-7


 Unsur ekstrinsik …………………………………………… 8-9
Bab 4

 Nilai – nilai yg terdapat dalam novel ……………………………………………. 10-11


o Nilai agama
o Nilai moral
o Nilai sosial
o Nilai budaya
o Nilai estetika
Bab 5

 Penutup

o Kesimpulan ……………………………… …………………………………………………… 12


o Saran …………………………………………………………………………………… 13

iii
RESENSI NOVEL

SENGSARA MEMBAWA
NIKMAT
NAMA KELOMPOK
o Mega Masita Putri Enre ( KETUA)
o Ayumi Annastya ( MODERATOR)
o Rezky Ananda (NOTULEN )
o Andi Nurmahsa ( ANGGOTA )
o Firdha Usmina ( ANGGOTA )

SMP NEGERI 35 MAKASSAR


2017/2018

i
SARAN
1) Kami menyarankan agar penulis dapat membuat cerita dengan versi yang
berwarna agar anak muda dapat lebih tertarik untuk membacanya

2) Kami menyarankan agar penulis dapat memilih penerbit yang lebih baik yang
dapat menjaga kualitas cetakan dari buku tersebut sehingga pembaca merasa
nyaman ketika membaca buku tersebut

13

Anda mungkin juga menyukai