Anda di halaman 1dari 15

kebutuhan nutrisi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perawat harus memiliki pemahaman dasar nutrisi guna mendidik dan memberikan asuhan
keperawatan untuk kesehatan klien sesuai dengan kebutuhan nutrisi klien atau masalahnya. Mata
kuliah ini akan mempersiapkan perawat memberikan asuhan keperawatan sehubungan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi klien. Setelah perkuliahan ini mahasiswa memperoleh pengetahuan
guna mengkaji asupan nutrisi, mengembangkan diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan
nutrisi, membuat tujuan, menggunakan berbagai metoda guna memilih makanan, dan mengevaluasi
secara efektif dan efisien. Nutrisi, sebagai kebutuhan dasar harus terpenuhi pada klien guna
mempertahankan kehidupannya, hal ini sangat menonjol dalam lapangan kesehatan sehari-hari.
Mengapa seseorang tidak kuat atau malas membaca?. Hal ini disebabkan karena kekurangan energi
yang dibentuk dari makanan.
Nutrisi adalah semua makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh baik untuk
mempertahankan keseimbangan metabolisme ataupun sebagai pembangun.
Umumnya terdiri dari data tentang pola dan kebiasaan makan, pemilihan makanan, pembatasan-
pembatasan, intake cairan setiap hari, penggunaan suplemen vitamin dan mineral termasuk masalah
diet seperti kesulitan mengunyah / meneguk, aktivitas fisik , riwayat kesehatan dan cara penyediaan /
pengolahan makanan untuk memperoleh data tentang pola dan kebiasaan makanan, digunakan tipe
diet selama 24 jam secara detail intake makanan lebih dari 3 kali sehari dalam satu minggu. Dokumen-
dokumen tentang diet ini perawat dan klien dapat membandingkan daftar makanan dengan standar
RDA atau dengan menentukan apakah klien dapat menerima diet nutrisi seimbang. Perawat
mendapatkan sudut pandang klien dari status nutrisinya.
1.2 Rumusan Masalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk merumuskan penjelasan tentang pemenuhan kebutuhan
nutrisi. Adapun penjelasan tersebut adalah:
1. Apa pengertian nutrisi?
2. Apa saja jenis-jenis nutrisi?
3. Apa pengertian malnutrisi?
4. Bagaimana cara perencanaan makanan?
5. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada tingkat perkembangan?
6. Apa saja yang berkaitan dengan manula?
7. Factor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi?

1.3 Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini kita dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian nurisi
2. Jenis-jenis nutrisi
3. Malnutrisi
4. Cara perencanaan makanan
5. Kebutuhan nutrisi pada tingkat perkembangan
6. Manula
7. Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

1.4 Manfaat
Dapat mengetahui beberapa aspek penting yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi ,dapat
mengambarkan peran, sumber-sumber, dan defisiensi dari 6 kelas nutrisi,
menggambarkan proses pencernaan, absorpsi, metabolisme, anabolisma dan katabolisma,
menggambarkan bagaimana perawat membantu klien dalam merencanakan diet,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi, menggambarkan masalah umum dalam
nutrisi dan bagaimana asuhan keperawatan dapat membantu menyelesaikan masalah
dan mengimplementasikan proses keperawatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi klien.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian
Beberapa pengertian dari nutrisi, diantaranya adalah:
a. Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer Konstantinides).
b. Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristian dan
Gregar 1985).
c. Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya.
d. Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari
seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
e. Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh
untuk penggunaan fungsi tubuh.
2.2 Jenis-Jenis Nutrien
Jenis-jenis Nutrien diantaranya adalah:
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.
Karbohidrat dibagi atas :
· Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari
glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa
(glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).
· Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak
molekul glukosa.
· Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh
dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.
b. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol
dengan asam-asam lemak
Fungsi lemak :
· sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan mem berikan
9 kal/gr.
· Ikut serta membangun jaringan tubuh.
· Perlindungan.
· Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.
· Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa
lapar kembali segera setelah makan.
· Vitamin larut dalam lemak.
c. Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien
kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik.
Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus.
Fungsi protein adalah:
· Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses
pengausan yang normal.
· Protein menghasilkan jaringan baru.
· Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh
yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.
· Protein sebagai sumber energi.
d. Vitamin
Vitamin adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan
berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
Ada 2 jenis vitamin yaitu:
· Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, K.
· Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C (tidak disimpan dalam tubuh jadi harus ada didalam diet
setiap harinya).
e. Mineral dan Air
Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam
pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan
dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga
harus disediakan lewat makanan.
Tiga fungsi mineral yaitu:
· Konstituen tulang dan gigi ; contoh : calsium, magnesium, fosfor.
· Pembentukan garam-garam yang larut dan mengendalikan komposisi cairan tubuh ; contoh Na, Cl
(ekstraseluler), K, Mg, P (intraseluler).
· Bahan dasar enzim dan protein.
2.3 Malnutrisi
Malnutrisi adalah kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein dan karbohidrat. Dapat
mempengaruhi pertumbuhan, perkembngan dan kognisi serta dapat memperlambat proses
penyembuhan.
Tidak hanya berindikasi kurangnya asupan nutrisi tetapi juga terhadap asupan makanan yang
berlebihan. Malnutrisi sebagai akibat meningkatnya lemak, natrium, dan kilokalori dapat
meningkatkatkan terjadinya penyakit jantung, peningkatan tekanan darah, dan kegemukan. Banyak
orang yang mengkonsumsi banyak kilokalori yang dapat menyebabkan banyaknya penyimpanan
lemak, peningkatan berat badan, dan bahkan kegemukan.
Obesitas adalah istilah yang digunakan disaat berat badan 15 sampai 20 % diatas berat badan ideal
terhadap tinggi badan, gender dan usia.
Pemberian nutrisi untuk klien kegemukan ditetapkan dengan cara keseimbangan asupan kilokalori
dengan junmlah energi diperlukan untuk proses tubuh dan aktifitas fisik. Jika klien mengkonsumsi diet
tinggi lemak, natrium, atau berbagai zat makanan, makan penanganannya termasuk nasehat
mengurangi asupan makanan.
Tetapi juga menurunnya asupan makanan akan menyebabkan malnutrisi (berkurangnya kilokalori atau
menurunnya berberapa atau satu dari nutrisi tertentu) atau katabolisme yang berlebihan. Salah satunya
adalah nafsu makan yang berkurang akan berakibat jelek pada terjadinya malnutrisi. Jika asupan
makanan dapat ditingkatkan dan malnutrisi tidak terjadi lagi, maka nafsu makan juga akan meningkat.
Klien yang berisiko malnutrisi pada orang tua, sendiri dirumah,atau kurang bergerak. Juga yang
mengalami injury, pembedahan, trauma tau penyakit kronik yang dapat menurunkan nafsu makan.
Penurunan nafsu makan dapat disebabkan oleh faktor psikologis sebagaimana juga faktor fisik.
Masalah fisik yaitu:
1. Mual dan muntah
Mual dan muntah adalah gejala-gejala yang sering terjadi dan perlu diobservasi oleh perawat. Mual
dan muntah dapat disebabkan oleh masalah emosional (bulimia, stres), masalah fisik (kemoterapi,
infeksi) atau kombinasi keduanya. Disaat pusat muntah di medulla oblongata terstimulasi, muntah
(peristaltik balik) dapat terjadi. Muntah yang memancar, saat isi lambung sangat penuh atau tanda-
tanda gangguan gastrointestinal misalnya obstruksi usus pada bayi. Pemberian nutrisi pada klien
bergantung dari beratnya muntah.Jika berat, makanan cair perlu dipertimbangkan. Makanan dingin
dan atau makan dan temperatur ruangan perlu dipertimbangkan.. Makanan yang hangat akan
menrangsang timbulnya nafsu makan marena rangsang aromanya. Hindari makanan yang digoreng,
makanan berminyak, bumbu atau makanan berlemak agar dihindari. Demikian juga perlu diperhatikan
perawatan mulut untuk meningkatkan keinginan untuk makan. Cairan intra vena dan pemberian
antiemetik (obat yang mengurangi muntah) perlu direkomendasikan. Nause dan muntah dapat
meningkatkan terjadinya anoreksia.
2. Anoreksia
Anaoreksia adalah berkurangnya nafsu makan dengan ketidak inginan berusaha makan dimana asupan
melalui oral berkurang. Banyak penyakit yang dapat menyebabkan anoreksia, secara nyata bahwa
anoreksia merupakan tanda pertama yang sering ditemukan pada seseorang yang sakit. Demam
gangguan sensasi rasa, dan mudah kenyang juga dapat menyebabkan anoreksia. Gangguan dalam
saluran cerna dapat meningkatkan perasaan penuh setelah makan walaupun makannya sedikit.
Berbagai kondisi yang dapat menurunkan proses pencernaan oleh digestive juices, antara lain atrofi
mukosa pencernaan, hambatan pengosongan lambung juga dapat mengkonstribusi terjadinya
anoreksia. Pengaruh pemberian obat, juga faktor emosional dapat menyebabkan anoreksia. Pemberian
makanan akan menstimulasi nafsu makan klien. Memberikan makana melalui oral diperlukan, tetapi
kadang-kadang harus melalui enteral atau parenteral.
3. Nyeri uluh hati
Disebut juga gastroesophageal reflux, adalah gangguan yang sering pada gastrointestinal,
terutama pada orang tua. Reflux terjadi rata-rata 30 menit sampai 1 jam setelah makan.
Kehamilan, semangat kerja yang berlebihan, hiatus hernia (sebagian dari lambung masuk melalui
diaphragma), jumlah makan yang banyak, makan yang berlemak dapat menyebabkan nyeri uluh
hati. Perubahan pola hidup dan kebiasaan perlu dipertimbangkan untuk dilakukan. Menunggu
setelah 2 jam selesai makan lalu berbaring akan memungkinkan peningkatan asam lambung akan
menurun dan selanjutnya nyeri akan berkurang. Klien tidak boleh makan berlebihan, banyak
makanan berarti juga produk asam lambung akan meningkat dan meningkatkan tekanan lambung.
Makanan coklat, pepermint, makanan asam, alkohol, nikotin akan mestimulasi produksi asam dan
akan membuka katup lambung yang menungkinkan makanan akan kembali ke esophagus.
Meninggikan kepala di tempat tidur dengan gaya gravitasi akan akan mempertahnkan asam
lambung. Makanan rendah lemak, diet tinggi proein perlu direkomendasikan. Lemak dapat
memicu terbukanya katup lambung, sedangkan protein menutup katup lambung. Antasid dapat
disarankan untuk menetralisir keasaman lambung.
Jenis-jenis malnutrisi diantaranya adalah:
1. Defisiensi Nutrien, contohnya: kurang makan buah dan sayur menyebabkan kekurangan vitamin C
yang dapat mengakibatkan perdarahan pada gusi.
2. Marasmus adalah kekurangan protein dan kalori sehingga terjadinya pembongkaran lemak tubuh dan
otot. Gambaran klinis, atropi otot, menghilangnya lapisan lemak subkutan, kelambatan pertumbuhan,
perut buncit, sangat kurus seperti tulang dibungkus kulit.
3. Kwashiorkor adalah kekurangan protein karena diet yang kurang protein atau disebabkan karena
protein yang hilang secara fisiologis (misalnya keadaan cidera dan infeksi). Ciri-cirinya : lemah,
apatis, hati membesar, BB turun, atropi otot, anemia ringan, perubahan pigmentasi pada kulit dan
rambut.

A. Efek Malnutrisi pada System Tubuh


Efek malnutrisi pada system tubuh diantaranya adalah:
a. Neurologis/temperatur regulasi
Menurunkan metabolisme dan suhu basal tubuh.
b. Status mental Apatis, depresi, mudah terangsang, penurunan fungsi kognitif, kesulitanpengambilan
keputusan.
c. Sistem imun
Produksi sel darah putih Resiko terhadap penyakit infeksi bila leukosit turun.
d. Muskuloskeletal Penurunan massa otot, terganggunya kordinasi dan ketangkasan.
e. Kardiovaskuler Gangguan irama jantung, atropi jantung, pompa jantung turun.
f. Respiratori Atropi otot pernafasan, pneumonia.
g. Gastrointestinal Penurunan massa feces, penurunan enzim pencernaan, penurunan proses absorbsi,
mempersingkat waktu transit, meningkatkan pertumbuhan bakteri, diare,mengurangi peristaltik.
h. Sistem urinaria Atropi ginjal, mengubah filtrasi dan keseimbangan cairan dan elektrolit.
i. Sistem hati dan empedu Mengurangi penyimpanan glukosa, mengurangi produksi glukosa dari
asam amino, mengurangi sintesa protein.

2.4 Perencanaan Makanan


Hidangan makanan umumnya direncanakan untuk memberikan campuran berbagai jenis makanan
yang sesuai dengan selera tetapi pengetahuan gizi harus diterjemahkan dalam hal-hal praktis tersebut.
Pedoman diet dapat diwujudkan dalam cara-cara berikut ini :
· Makanlah berbagai ragam makanan. Cara ini akan menjamin bahwa diet anda mengandung semua
nutrien dalam jumlah yang memadai.
· Mengurangi konsumsi gula.
· Meningkatkan kandungan serat dan pati dalam diet dengan makanan lebih banyak beras tumbuk,
kentang, sayur dan buah-buahan.
· Mengurangi kandungan garam dalam diet dengan mengurangi makanan hasil olahan dan tidak
membubuhkan bumbu secara berlebihan.
· Mengurangi konsumsi lemak dengan mengurangi makan mentega, menggantikan cara menggoreng
dengan membakar atau merebus.

2.5 Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Tingkat Perkembangan


1. Makanan Bayi
ASI merupakan makanan ideal bagi bayi berusia 1-2 tahun hingga usia 4 bulan bayi hanya perlu
ASI sebagai makanan satu-satunya dan setelah itu ASI diberi bersama¬sama makanan mereka. 4-
12 bulan mulai dikenalkan dengan makanan padat. 8 bulan ke atas mulai bisa memakan makanan
orang dewasa.
Daftar Makanan Bayi
Susu ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI atau susu formula. ASI atau susu formula.
· Sereal dan roti Sereal dicampur dengan susu. Dilanjutkan dengan roti dan sereal lainnya..
Dilanjutkan dengan sereal bayi sampai 18 bulan.
· Buah dan sayur dijus lunak, buah dn sayur yang sudah dimasak. Sayur dan buah bisa diberikan 4
kali sehari termasuk jus.
· Daging dan sumber protein lain. Daging giling dan daging yang dipotong, daging sapi, telur,
ikan, kacang, polong-polongan, keju. Daging ataupun protein diberikan 2 kali sehari.
2. Toodler dan Preschool
Rata-rata anak-anak toddler atau preschool umumnya membutuhkan :
· Susu, 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam I kali minum kira-kira setengah gelas.
· Daging, 2 kali atau lebih dalam 1 hari.
· Sereal dan roti ; 4 kali atau lebih dalam 1 hari.1 kali pemberian kira-kira '/2-1 potong roti atau '/2
gelas bubur.
· Sayur dan buah-buahan, 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Itu meliputi sekurang-kurangnya 1 kali atau
lebih pemberian jeruk dan 1 kali pemberian sayuran hijau/kuning.
3. Anak Sekolah
Anak sekolah membutuhkan jumlah yang sama dengan penyediaan makanan dasar yang dibutuhkan
oleh anak usia preschool. Tapi kebutuhan lebih banyak dari anak preschool.
Contoh :
Susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3 - 1/2 gelas, roti 1 - 2 iris, sereal '/2 - 1 mangkok.
4. Adolesence
Remaja membutuhkan energi untuk kebutuhan mereka dan didalam makanannya membutuhkan susu,
daging, sayuran hijau dan kuning. Orang tua dianjurkan memberikan sayur dan buah.
5. Dewasa Muda
Harus terjadi keseimbangan antara intake makanan dengan jumlah kalori yang keluar, khususnya pada
wanita hamil dan menyusui.
Wanita hamil dan menyusui membutuhkan :
· Protein
· Calsium dan fosfor
· Magnesium 150 mg/hari
· Besi
· Iodine 175 mg/hari
· Seng 5 mg lebih banyak dari kebutuhan seharinya untuk pembentukan jaringan baru.
6. Midle Age Adult (Dewasa Tengah)
Intake kalori perlu dikurangi karena penurunan BMR, pertumbuhan sudah lengkap dan aktivitas
berkurang. Penurunan intake bertujuan mencegah obesitas. Mereka sebaiknya berhati-hati dalam
memilih makanan. Makanan yang dianjurkan makanan rendah lemak, unggas, ikan, kacang, dan telur
hanya boleh 3 kali seminggu. Sayur, buah, sereal dan roti kasar dapat memenuhi kebutuhan serat dan
protein.

2.6 Manula
Terjadi perubahan fisiologis seperti: kurangnya gigi, kurangnya kemampuan merasa danmencium
yang dapat berpengaruh pada kebiasaan makanan.
Perubahan fisiologis lainnya adalah:
· Penurunan sekresi empedu dan asam lambung
· Penurunan peristaltik
· Berkurangnya sirkulasi
· Menurunkan toleransi glukosa
· Menurunkan massa tulang
· BB turun
Pedoman nutrisi untuk manula menurut Raab dan Raab:
a. Mengurangi konsumsi lemak dengan minum susu rendah lemak, memakan lebih banyak unggas-
unggasan dan ikan dari pada daging merah. Batas porsi daging adalah 4-6 ons perhari. Tambahan
lemak yang terbatas dari butter, margarin, dan salad berminyak.
b. Konsumsi makan penutup seperti buah segar atau kalengan, puding yang dibuat dari susu rendah
lemak lebih baik dari pada mengkonsumsi pie, biscuit, cake atau es krim.
c. Yakinkan bahwa intake daging, unggas, ikan, telur dan keju cukup, karena konsumsi makanan ini
berkurang pada manula.
d. Karena toleransi glukosa menurunkan konsumsi karbohidrat komplek seperti roti, sereal, beras,
pasta, kentang dan kacang-kacangan lebih baik dari makanan yang banyak mengandung gula.
e. Mengkonsumsi sekitar 800 mg kalsium untuk mencegah kerapuhan tulang. Susu dan produk-
produknya seperti keju, yoghurt, sup krim, puding susu, produk susu yang dibekukan adalah sumber
kalsium yang utama.
f. Cukup konsumsi vitamin D untuk mempertahankan keseimbangan kalsium. Didapatkan dari susu.
Bila susu dan produknya tidak dapat mentoleransi defesiensi laktosa, suplemen vitamin D bisa
diberikan.
g. Diet rendah garam pada manula yang menderita hipertensi dan penyakit kardiovaskuler. Hindari sup
kalengan, kecap, mustar, garam, rokok dan lain-lain.
h. Penggunaan aspirin dapat menurunkan intake daging dan kebutuhan zat besi akan meningkat.
i. Kesulitan mengunyah buah-buahan dan sayur-sayuran dapat menyebabkan defesiensi vitamin A dan
C, mineral dan serat. Buah dan sayur yang dipotong, sayur berdaun hijau lebih baik. Dan mengganti
daging, unggas, ikan yang susah dikunyah.
j. Memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi dan mengurangi
penggunaan zat-zat laxatif.
Makanan sebaiknya :
a. Menarik, warna lebih ditonjolkan untuk menimbulkan selera makan.
b. Memasak makanan dengan baik, agar mudah dikunyah oleh gusi.
c. Menyedikan zat-zat makanan yang penting, baru kemudian yang
bergula/karbohidrat.
d. Tidak menyediakan teh, kopi pada sore dan malam hari yang dapat membuat
insomnia.
2.7 Penilian Status Gizi
Penilaian status gizi, perawat menggunakan ‘ABCD’ (Anthropometric Biokimia
Clinical sign Dietary history).
Pengukuran Anthropometrik
Mengukur besar dan komposisi tubuh. Efektif untuk mengetahui status protein dan kalori. Meliputi
pengukuran TB, BB, lipatan kulit dan lingkar lengan.
1. Lingkar pertengahan lengan atas
Untuk mengetahui massa otot lengan bawah horizontal, rileks (diletakkan pada
paha). Diambil garis tengah antara processus acromion (bahu) dengan processus
olecranon pada siku.
2. Lipatan kulit trisep
Indikasi lemak tubuh dan penyimpanan energi. Lipatan kulit terdiri dari jaringan
subkutan, tidak di bawah otot. Ditentukan titik tengah lengan atas bagian belakang,
ditarik lurus sejajar dengan tulang humerus. Diletakkan alat ukur (kaliper) di bawah
jari yang mencubit, baru diukur.
3. Lingkar otot lengan
Indikasi indeks protein tubuh. Lingkar otot lengan sama dengan lingkar pertenghan
lengan atas (mm) - (3,14 x lipatan kulit trisep (mm).
Data Biokimia
Deteksi malnutrisi subklinis. Sampel urin dan darah dapat dibuat untuk mengukur nutrien atau
metabolit (produk akhir enzim). Yang sering digunakan sekarang adalah;
· Indikator Hb dan Hematokrit
Hb turun " kekurangan Fe, anemia. Hematokrit meningkat “ dehidrasi”.

· Albumin Serum
Merupakan 50% total serum protein untuk keseimbangan cairan dan elektrolit, transpor nutrien,
hormon dan obat-obatan. Albumin berguna sebagai indikator kekurangan protein yang berat. Karena
dalam tubuh kita banyak albumin. Kerusakannya berlangsung lambat dan perubahan konsentrasinya
juga lambat. Kondisi yang mengakibatkan kekurangan albumin seperti penyakit hati, kerusakan ginjal
lanjut, infeksi, kanker, gangguan absorbsi. Di sini tingkat serum albumin hanya digunakan sebagai
suatu indikator beberapa protein tertentu.
· Transferin
Adalah protin darah yang membawa besi dan mentranspornya ke seluruh tubuh. Jumlah transferin
adalah indikator yang paling sensitif untuk menentukan kekurangan protein dari serum albumin karena
transferin merespon lebih cepat terhadap perubahan intake protein dan sedikit dalam tubuh. Transferin
banyak diproduksi dalam hati. Jumah transferin yang meningkat bila penyimpanan besi rendah.
Jumlah transferin menurun bila penyimpanan besi berlebih. Kondisi yang menurunkan jumlah
transferin : penyakit hati, penyakit ginjal lanjut dan luka bakar. Karena banyak laboratorium tidak
mempunyai peralatan untuk memeriksa transferin, secara langsung, perkiraan jumlah transferin klien
dilakukan dengan Total Iron-Binding Capacity (TIBC). Tes TIBC lebih banyak digunakan karena lebih
sensitif.
· Menghitung total Limfosit
Kurang kalori protein dan defesiensi nutrisi yang serius dapat menekan sistem imun. Limfosit total
berkurang karena terjadi penurunan protein.
· Keseimbangan Nitrogen
Digunakan untuk memperkirakan derajat protein yang sedang digunakan dan diubah dalam tubuh. Tes
untuk mengukur nitrogen adalah : Blood Urea Nitrogen (BUN), Urine Urea Nitrogen (UUN). Untuk
itu diperlukan pengumpulan urin 24 jam. Urea adalah produk akhir utama metabolisme protein dan
asam amino. Terbentuk dari detoksifikasi amonia oleh hati dan ditranspor ke ginjal untuk diekskresi
melalui urin. Konsentrasi urea di darah dan urin, langsung dipengaruhi oleh intake dan kekurangan
jumlah protein dalam tubuh, produksi rata-rata urea di hati dan rata-rata bersihan urea di ginjal.
Peningkatan BUN mungkin disebabkan untuk kelebihan intake protein, dehidrasi berat, sakit parah
dan malnutrisi, tetapi juga dapat disebabkan ekskresi urea yang tidak adekuat berhubungan dengan
penyakit ginjal atau obstruksi urinary. Penurunan BUN dapat disebabkan oleh rendahnya protein
dalam diet. Peningkatan UUN dapat terjadi karena kelaparan berat.

· Ekskresi Kreatinin
Kreatinin adalah hasil akhir dari pembentukan kreatinin saat energi dilepaskan dari fosfokreatin,
penyimpanan energi selama metabolisme otot rangka. Rata-rata pembentukkan kreatinin berbanding
langsung dengan total massa otot. Kreatinin dibersihkan dari aliran darah oleh ginjal dan diekskresi di
urin sebanding dengan pembentukannya. Ekskresi kreatinin dikarenakan juga oleh refleks total massa
otot. Pada atropi otot rangka karena malnutrisi dapat menurunkan ekskresi kreatinin. Pengukuran
kreatinin urin dengan pengumpulan urin 24 jam. Standar ekskresi kreatinin dipengaruhi oleh jenis
kelamin dan TB. Standar ekskresi kreatinin ini digunakan dengan pengukuran kreatinin untuk
menentukan Creatinin Height Index (CHI) dalam persen. Contoh : CHI = 70 % artinya massa otot
rangka klien kira-kira 70 % diharapkan pada orang dengan ukuran tubuh yang sama.

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


a. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergiri dapat memengaruhi pola konsumsi makan,
hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan
kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi
status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang baik
dan murah, tidak digunakan dalam makanan sehari-hari, karena masyarakat menganggap bahwa
mengonsumsi tempe dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga memengaruhi
status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang, pepaya, bagi para gadis
remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik. Ada pula larangan makan ikan
bagi anak-anak, karena ikan dianggap mengakibatkan cacingan. Padahal, ikan mcrupakan sumber
protein yang sangat baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi
makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan
dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada rcmaja karcna asupan gizinya tidak sesuai
dengan yang dibutuhkan tubuh.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi, penyediaan makanan bergizi,
membutuhkan dana yang tidak sedikit karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi.
Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam mcnyediakan
makanan bergizi. Sebaliknya orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakaan
makanan yang bergizi.
f. Faktor fisologis
Kondisi fisiologis yang emmpngaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktifitas, keadaan penyakit,,
kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan, dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan.
Bergantung pada tingat aktifitas, maka nutirisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan,
sehingga tingkat aktifitas akan meningkat, atau menurun. Merokok dapat diklasifikasikan sebagai
faktor fisiologis. Secara fisiologis, merokok akan memerlukan lebih banyak nutrisi, terutama vitamin
C, dimana kebutuhan akan vitamin C akan berlipat ganda (Schectman et al.,1991). Status penyakit dan
prosedur atau pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan,
absorpsi, metabolisme, dan eksresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zat makanan tertentu, dan satu saat akan
meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein dieksresi oleh
ginjal. Dengan demikian berbagai kondisi fisiologis akan meningkatkan kebutuhan nutrisi. Penyakit-
penyakit fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan dan satu waktu makannya sedikit.
Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit salurang cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran pencernaan yang menyebabkan menurunnya asupan
nutrisi. Gangguan absorpsi, gangguan transfortasi, atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka
pada mulut dan menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri sat makan. Diare dapat
menurunkan absorpsi nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit pada kandung empedu,
dimana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang diperlukan untuk mencerna
lemak menjadi berkurang atau tidak efektif. Sehingga saat klien makan makanan yang mengandung
lemak, nyeri dapat terjadi.. Tambahan pula vitamin yang larut dalam lemak memerlukan lemak dan
empedu untuk ditransfortasi melalui usus halus kedalam sistem lemfa; dapat terjadi defisiensi vitamin
yang larut dalam lemak. Beberapa orang tidak memiliki enzim untuk memecah laktose dalam susu,
kondisi ini disebut intoleransi katose. Laktose difermentasi dalam usus, menyebabkan gembung dan
diare.
g.Alkohol
Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dapat mempengaruhi setiap zat makanan dalam tubuh, sebab
alkohol akan mempercepat metabolisme dalam tubuh, meningkatnya penggunaan zat makanan.
Banyak pasien dengan ketergantungan alkohol dan tidak lagi memperhatian makan.
Alkohol dapat menyebabkan tidak terjadinya pencernaan karena cepatnya absorpsi dalam lambung,
oleh karena itu semua alkohol yang diminum dimetabolisma dalam hati. Oleh karena itu ,
metabolisma, trasfortasi, dan penggunaan pada setiap zat makanan dapat dipengaruhi lebih luas. Asam
urat dan lemak akan meningkat dalam darah, lemak akan terakumulasi dalam hati, akan menyebabkan
rendahnya gula darah, kehilangan nafsu makan, dan membutuhkan vitamin. Terutama kebutuhan
vitamin B kompleks, dan mineral akan meningkat. Semua faktor ini berkumpul yang dapat
meningkatkan terjadinya malnutrisi. Oleh karena itu diperlukan keseimbangan diet yang baik,
tingginya kebutuhan vitamin B kompleks dan kompleks karbohidrat.
Dua sindroma yang terjadi pada alkoholisme yang kronik ialah sindroma Wernicke-Korsakoff (gejala
yang ditandai dengan kebingungan, hallusinasi, kehilangan memori) dan tidak mampu melihat pada
waktu malam, hal ini disebabkan oleh kekurangan zat makanan yang vital, thiamin dan vitamin A.
Hepatitis dan sirosis juga terjadi sebagai akibat kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi.

h. Immobilitas
Klien yang kurang mobilitas menyebabkan nafsu makan kurang, dimana dapat meningkatkan asupan
yang tidak adekuat dan malnutrisi. Kurangnya nafsu makan difikirkan sebagai akibat menurunnya
basal metabolisma dan berkurangnya aktifitas fisik.
Penurunan aktifitas atau denurunnya berat badan dapat menyebabkan kehilangan kalsium dari tulang.
Kalsium disimpan pada tulang, penurunan berat badan menyebabkan kalsium akan meningkat dalam
darah, dan merupakan predisposisi terjadinya batu ginjal. Untuk itu intervensi yang terbaik adalah
ambulasi dini.
Jika immobilisasi klien tidak bergerak selama ditempat tidur, perlukaan akibat tekanan atau dekubitus
akan terjadi. Malnutrisi dan rendahnya kadar protein darah yang memiliki hubugan dengan
meningkatnya risiko perlukaan akibat tekanan. Kesimbangan diet yang baik, tinggi kalori, dan
tingginya kualitas protein, dapat disarankan untuk mencegah terjadinya dekubitus. Bila jumlah kalori
dan protein tidak adekuat, diusahan untuk menemukan faktor-faktor yang dapat meningkatkan asupan
makanan dan dengan bantuan untuk makan. Jika asupan oral berkurang, maka perlu dipertimbangkan
pemberian makanan melalui enteral. Vitamin C, zinc, dan zat besi perlu direkomendasikan –vitamin C
dan zinc diperlukan untuk penyembuhan luka dan zat besi untuk sintesa hemoglobin, dan oksigen
yang adekuat hal mendasar untuk penyembuhan luka.
Human immunodeficiency Virus dan Acquared immunodeficiency Syndrome
HIV akan merusak sistem immun tubuh. Saat virus berada dalam darah, kien akan diagnosa menderita
HIV. HIV positif tidak berarti klien menderita AIDS. AIDS didiagnosa ketika infeksi terjadi yang
secara normal tubuh dapat melindungi dirinya sendiri.
Pemberian nutrisi harus dimulai sesegera mungkin setelah klien telah didiagnosa positif HIV.
Peningkatan kesehatan yang adekuat, dan keseimbangan diet disarankan untuk klien. Kebiasan
makanan yang menyehatkan dapat mempertahankan kekuatan tubuh dan tingkat fungsional.
Kehilangan berat badan dan malnutrisi sering terjadi sebagai akibat adanya anoreksia, diare,
malabsorpsi, meningkatnya metabolisma, dan demensia. Demensia, dimanan beberapa klien tidak
mengingat lagi untuk makan, tidak ingat lagi untuk mempersiapkan makanan, tidak ingat lagi
bagaiamana makan sendiri, atau tidak jelas bahwa makanan harus dimakan. Klien dengan AIDS akan
mengalami depresi dan apatis, sehingga akan sangat mempengaruhi asupan makanan.
Pada keadaan klien AIDS atau HIV positif, nutrisi sangat diperlukan. Pemberian diet tinggi kalori dan
tinggi kualitas protein dan menghindari diet yang kurang dapat mendukung perlu direkomendasikan.
Enteral dan parenteral feeding atau keduanya dapt ditetapkan saat klien menderita AIDS.
i.Kanker
Nutrisi untuk kanker sama dengan HIV dan AIDS. Sebab pertumbuhan sel kanker yang cepat
memerlukan nutrisi yang meningkat pula. Oleh karena itu perlu direkomendasikan semua zat makanan
yang diperlukan. Bahkan pengobatan kanker (radiasi, pembedahan, kemoterapi) menyebabkan
penambahan kebutuhan nutrisi. Diet tinggi kalori dan tinggi protein harus direkomendasikan.
Tantangan pada klien yang menderita kanker adalah kadang-kadang tidak merasa butuh untuk makan,
dengan demikian diperlukan diet secara individual. Biasanya nafsu makan pada klien kanker kuat pada
pagi hari, oleh karena itu makan pagi perlu mendapat perhatian, dengan sedikit porsi dan snack
tambahan selama istirahat pada setiap hari.
j.Luka bakar
Kebutuhan nutrisi dapat menyebabkan lamanya luka sembuh dan lamanya klien tinggal dirumah sakit.
Luka bakar yang berat membutuhkan energi yang banyak. Biasanya direkomendasikan diet tinggi
kalori (3000), tinggi protein (125 g). Cairan diperlukan sejumlah 2,5 sampai 4 L/day. Jika luka bakar
seluas 20 % dari total permukaan tubuh, harus dengan pemasangan NGT. Dapat juga dengan
parenteral.
k.Pembedahan
Jelas akan terjadi gangguan pada klien yang mengalami pembedahan. Makan makanan cairan pada
makan malam hingga larut malam dbiasanya dilakukan pada klien sebelum pembedahan. Pada tengah
malam biasanya klien tidak diberi makan lagi (puasa: NPO=nothing by mouth). Pada umumnya dari
klien yang puasa dalam waktu yang singkat tidak akan mengganggu mentalnya.
Setelah pembedahan, beberapa dari klien enggan makan dan minum sebab dapat terjadi mual dan
muntah atau terjadi nyeri. Setelah klien pulang, biasanya pola makan kembali seperti biasanya.
Setelah pembedahan besar terutama pembedahan saluran pencernaan, biasanya diajurkan untuk
I.V.Feeding guna mengistirahatkan usus dan penyembuhannya. Saat kembali peristaltik, bubur saring
biasanya diberikan, selanjutnya bertahap sampai keadaan normal kembali. Pada umumnya diet tinggi
kalori, tinggi protein biasanya dianjurkan.. Vitamin C, zat besi, dan zinc diperlukan untuk
penyembuhan luka.
l.Faktor Psikologis
Setiap orang pada suatu saat menggunakan makanan sebagai bentuk rewatd atau punishment. Kadang
orang tua memberikan hadiah makanan pada anaknya karena berprestasi, oleh karena keinginan
makan yang kuat dipengaruhi oleh faktor emosional. Beberapa klien merasa dihukum bila diberikan
makanan pantang yang tidak sesuai dengan seleranya. Atau merasa terisolasi atau depresi karena dia
tidak dapat makan lagi bersama dengan keluarganya. Beberapa merasa malu, marah, atau bergantung
bila diberikan makanan yang tidak sesuai seleranya. Dilain pihak disaat makan diperlukan dukungan
perasaan dan penerimaan. Makanan yang familiar akan dirasakan nyaman selama sakit dan mungkin
hanya makanan yang diinginkan klien untuk dimakan atau ditoleransi. Ingat bahwa respon emosional
saat merencanakan nutrisi dan lebih hati-hati.
Saat kien depresi, sendiri, apatis, sedih, atau perasaan tak berdaya, biasanya asupan makan nenurun.
Sedikit dari klien makannya banyak bila sebagai bentuk penyesuaian perasaan klien. Stres dan cemas
akan meningakatkan asupan makanan atau mengurangi asupan makanan.

m.Faktor Sosiologis
Saat makan bukan hanya berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan makan semata tetapi juga untuk
kebutuhan sosial untuk berinteraksi dan bercakap-cakap dengan yang lain.Makan adalah pengalaman
sosial.Seseorang tinggal sendirian biasanya tidak dapat makan sebanyak dengan orang yang makan
dengan keluarganya.
Jika makanan yang diberikan oleh keluarga kepada anaknya, akan lebih mudah diterima oleh anak
dibanding bila perawat yang melakukan untuk itu.
n. Faktor perkembangan
Nutrisi diperlukan sepanjang rentang kehidupan. Perawat mungkin kurang memberi perhatian
bagiamana tahap perkembangan seseorang yang berhubungan dengan asupan nutrisi.

2 .8 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh :


Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan
nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
1. Tujuan
Mengatasi masalah kekurangan asupan nutrisi.
2. Ciri-ciri
· Berat badan stabil atau meningkat
· Porsi makan habis
· Nafsu makan meningkat
· Hasil laboratorium indicator statys nutrisi dalam rentang normal (Hb, Albumin, Glukosa)
3. Diagnosa Keperawatan :
· Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d kelemahan otot menelan dan
penurunan kesadaran.
· Risiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d. peningkatan metabolisme dan
anoreksia
· Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d gangguan absorpsi nutrient dan hipermetabolik
· Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d anoreksia, gangguan digesti dan absorpsi nutrient
4. Tindakan Keperawatan
· Kaji factor yang menyebabkan anorexia, mual/ muntah
· Kaji dan dokumentasikan derajat kesulitan menelan
· Timbang BB tiap hari
· Lakukan oral hygiene
· Berikan makanan selagi hangat
· Berikan makan porsi kecil tapi sering
· Hindari prosedur invasive sebelum makan
· Bantu makan sesuai kebutuhan kalori harian
· Monitor hasil laboratorium khususnya albumin, Hb, glukosa
· Jelaskan pada klien dan keluarga jenis nutrisi yang sesuai dan pentingnya nutrisi bagi tubuh klien.
· Kolaborasi:
a. Pasang NGT sesuai program medis
b. Berikan makanan per sonde sesuai program
c. Berikan terapi medikamentosa sesuai program
d. Berikan nutrisi parenteral atau albumin per Iv sesuai
Perawat berada pada posisi unik untuk mengakji status nutrisi. Pengakjian nutrisi dapat dilakukan
pada setiap klien, tidak hanya tanda vital yang dilakukan pada setiap klien. Jika mengikuti kondisi
klien yang didentifikasi melalui pengkajian :
· Bila kehilangan berat badan yang tidak diharapkan lebh besar diatas 10 % dalam waktu 6 bulan
yang lalu.
· Kehilangan berat badan kurang dari 80 % atau diatas 120 % dari berat badan ideal
· Kurang dari 3,5 g/dl albumin serum
· Lebih besar 5 % kehilangan berat badan dalam satu bulan terakhir.

5. Pengkajian fisik :
· Pengakajian mulut
· Pengkajian abdomen
· Pengukuran antropometri : tinggi badan dan berat badan, pengukuran skinfold, pengukuran lingkar
6. Pengkajian Diagnostik
· MRI
· Abdominal ultrasound
· Gastroscopy
· Gallbladder test

7. Pemeriksaan laboratirum :
· Sel darah merah
· Hemoglobin
· Albumin
· BUN
· Creatinin
· Keseimbangan nitrogen
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer Konstantinides). Dengan
kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya. Masyarakat
memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan
tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk
penggunaan fungsi tubuh.
Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Tingkat perkembangan Makanan Bayi ASI merupakan makanan ideal
bagi bayi berusia 1-2 tahun hingga usia 4 bulan bayi hanya perlu ASI sebagai makanan satu-satunya
dan setelah itu ASI diberi bersama¬sama makanan mereka. 4-12 bulan mulai dikenalkan dengan
makanan padat. 8 bulan ke atas mulai bisa memakan makanan orang dewasa.
3.2 Saran
A. Untuk Pendidikk.
Agar lebih menjelaskan secara lebih mendetail lagi mengenai apa itu pemenuhan kebutuhan nutrisi,
sehingga mahasiswa lebi mengerti dan terbuka wawasan pikirannya. Selain itu, pengetahuan
mahasiswa menjadi luas dan mengerti tentang pemenuhan nutrisi.
B.Untuk Mahasiswa
Untuk lebih giat lagi membaca buku-buku resensi-resensi lain dari berbagai sumber dan
memanfaatkan teknologi yang ada seperti halnya internet agar apa yang dipelajari sekarang dapat
bermanfaat bagi kita dikehidupan yang akan datang dan wawasan pengetahuan mereka akan menjadi
luas dan bertambah. Seain itu, hendaknya mahasiswa lebi memaksimalkan diri dalam
mengimplementasikan antara teori-teori yang diperoleh diakademik dengan kenyataan yang ada di
lahan praktek. Dan bertambah pengetahuan dan wawasan tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
dapat dijadikan tambahan referensi untuk persiapan memasuki dunia kerja di bidang keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
http://ilmu-keperawatan-online.blogspot.com/2008/12/asuhan-keperawatan-kebutuhan- l
http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/03/asuhan-keperawatan-kebutuhan-nutrisi_25.html
http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/02/faktor-yang-mempengaruhi-kebutuhan_11.html
http://senyumperawat.blogspot.com/2010/05/askep-nutrisi-kurang-dari-kebutuhan.html

Anda mungkin juga menyukai