Anda di halaman 1dari 3

Pada kegiatan 2 praktikum mikroteknik kami membuat preparat kutikula daun

dengan tujuan membuat cetakan epidermis daun pada kutikula dengan cara
melarutkan mesofilnya. Kutikula merupakan struktur multi-layer terutama terdiri dari
cutin, cutan, polisakarida, lipid dan lilin. Di sisi menghadap ke dalam daun, kutikula
menempel pada dinding sel tanaman epidermis, dan di sisi yang menghadap ke luar,
kutikula membentuk lapisan atau kulit yang menutupi permukaan daun (Hikmat,2015).
Prinsip kerja dari pembuatan preparat kutikula ini yaitu dibuat dengan cara
melarutkan jaringan-jaringan daun dalam hydrogen peroksida. Untuk mempercepat
pelarutan sel-sel daun tersebut dapat ditambahkan kristal tetrasodium pirofosfat
sebagai katalisator dan pemanasan (Ratnawati dkk,2015).
Langkah pertama yang dilakukan dari pembuatan preparat kutikula ialah
memotong daun yang sebelumnya telah diambil dikebun biologi dengan ukuran
±0.5cm x 0.5cm lalu merendam potongan daun tersebut kedalam botol flakon yang
telah diisi dengan hidrogen peroksida (H2O2), proses ini disebut proses fiksasi. Fiksasi
bertujuan untuk melarutkan jaringan daun hingga hanya kutikula saja yan tampak saat
pengamatan dibawah mikroskop.
Langkah selanjutnya adalah memasukan potongan daun yang sudah direndam
tadi ke dalam oven dengan suhu 60°C selama ±24jam dengan tujuan untuk
mempercepat pelarutan jaringan-jaringan daun. Pengovenan dihentikan apabila
potongan daun tersebut sudah larut (mengalami klorosis) dan menyisakan lapisan-
lapisan tipis transparan yang merupakan kutikula dalam botol flakon. Dari beberapa
kelompok, terjadi perbedaan kecepatan kelarutan. Kecepatan kelarutan ini dipengaruhi
oleh tebal tipisnya daun yang dipilih masing-masing kelompok, dimana semakin tebal
daun semakin lama pelarutannya. Hal ini disebabkan daun yang tebal memiliki lebih
banyak serat (berkas pengangkut). Untuk kelompok praktikan sendiri membutuhkan
waktu 48jam dengan sekali penambahan air aquadest setelah 24jam pengovenan,
penambahan air ini dilakukan karena setelah pengovenan selama 24jam rendaman air
fiksasi mulai surut, penambahan air ini bertujuan supaya fiksasi potongan daun tetap
berjalan pada 24jam berikutnya dengan kondisi air fiksasi tidak sampai habis.
Ketika potongan daun sudah transparan, ini menandakan bahwa sel-selnya
telah larut, botol flakon dikeluarkan dari oven dan sisa larutan dalam botol dibuang.
Setelah itu, mencuci kutikula menggunakan aquades sebanyak tiga kali. Apabila tidak
dicuci atau dalam pencucian air rendaman fiksasi masih tersisa, maka akan dapat
menimbulkan kristal pada preparat sehingga pada saat melakukan pengamatan
preparat tidak dapat terlihat jelas. Selanjutnya kutikula direndam dengan pewarna
safranin selama ±8menit, dimana pelarutnya menggunakan air karena pada saat
pencucian digunakan air sehingga lebih cocok jika pelarut yang digunakan juga air
(menciptakan kondisi yang sama). Safranin merupakan pewarna (dye) yang
memudahkan pengamatan karena menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya.
Setelah proses pewarnaan selesai, bilas preparat dengan air kemudian preparat
diletakan diatas gelas benda. Pengambilan preparat dari dalam petridish menggunakan
kuas halus dan harus dilakukan dengan hati-hati agar kutikula tidak rusak. Preparat
kemudian ditetesi dengan menggunakan gliserin jeli secara tegak lurus. Gliserin jeli
berfungsi agar media pengamatan dibawah mikroskop awet, tidak berjamur, sekaligus
sebagai perekat. Kemudian pada keempat daerah dekat sudut gelas penutup diberi
potongan-potongan parafin untuk perekat dan mencegah masuknya udara ke dalam
preparat sehingga tidak mengganggu pengamatan terhadap kutikula. Kemudian yang
terakhir preparat tadi ditutup dengan gelas penutup dan dipanaskan di atas lampu
spiritus secara perlahan-lahan sehingga parafin dan gliserin jeli mencair dan tidak ada
gelembung udara yang terjebak. Apabila dalam preparat ada gelembung udara yang
terjebak mengakibatkan preparat tidak representatif untuk pengamatan.
Setelah semua langkah kerja tersebut dilaksanakan maka preparat kutikula
daun siap untuk diamati dibawah mikroskop. Dari hasil pengamatan kelompok kami,
diperoleh bahwa preparat kutikula yang dibuat oleh praktikan terlihat jelas dan
tampak adanya stomata pada preparat daun tersebut.

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pembuatan cetakan epidermis
daun pada kutikula dengan melarutkan mesofilnya dilakukan dengan merendam
potongan daun daun kedalam botol kaca berisi larutan hidrogen peroksida (H2O2),
kemudian memasukkannya dalam oven dengan suhu 60◦C kurang lebih selama 24
jam hingga berwarna transparan. Selanjutnya mencucinya dengan air bersih sebanyak
3 kali, kemudian merendam potongan daun dalam pewarna safranin selama 8 menit
dan meletakkanya diatas object glass. Menetesi bagian atas daun dengan gliserin serta
meletakkan potongan parafin di empat titik sekitar potongan daun dan menutupnya
dengan coverglass. Memanaskan diatas lampu bunsen hingga parafin meleleh dan
tidak ada gelembung udara yang terjebak, kemudian mengamati preparat epidermis
daun dibawah mikroskop.
B. Diskusi
1. Apa fungsi dari gliserin jeli dalam pembuatan preparat ini?
Jawab : Fungsi dari glserin jeli dalam pembuatan preparat kutikula daun adalah
mengawetkan preparat dan merekatkannya pada gelas benda.
2. Apa fungsi dari preparat dari kutikula ini?
Jawab : Fungsi dari preparat kutikula adalah untuk mengamati komponen lapisan
daun paling luar (untuk pengamatan jaringan epidermis dan stomata).

C. Daftar Pustaka

Hikmat. 2015. Fungsi Kutikula pada Tumbuhan diakses dari

http://kliksma.com/2015/04/fungsi-kutikula-pada-tumbuhan.htmlpada 15

Desember 2015 pukul 19.20 WIB

Koesmadji, Wirjosoemarto, dkk. 2004. Teknik Laboratorium. Yogyakarta: JICA

FMIPA UNY.

Ratnawati, dkk. 20015. Diktat Petunjuk Praktikum Mikroteknik Jurusan Pendidikan

Biologi. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Anda mungkin juga menyukai