Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BIOLOGI
Oleh:
1
HUBUNGAN/SAMBUNGAN ANTAR SEL
Komunikasi Sel
Komunikasi sel adalah hubungan/interaksi antara satu sel dengan sel yang lain ataupun
antara sel dengan lingkungannya. Komuniasi sel juga dapat diartikan sebagai proses
penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk mengatur pengembangan
dan pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi pertumbuhan dan pembelahannya serta
mengkoordinasikan aktivitasnya.
Peran komunikasi dalam kehidupan pada tingkat selular tak kalah pentingnya.
Komunikasi dari satu sel ke sel yang lain mutlak bagi organisme multiseluler, misalnya manusia
dan pohon. Triliunan sel dalam organisme multiseluler harus berkomunikasi satu sama lain untuk
mengoordinasikan aktivitasnya dalam suatu cara yang memungkinkan organisme berkembang
dari telur yang dibuahi, kemudian bias bertahan hidup dan bereproduksi sendiri. Komunikasi
diantara sel-sel juga penting bagi banyak organisme uniseluler.
2
HUBUNGAN/SAMBUNGAN ANTAR SEL
A. Occluding Junctions
Fungsi occluding junctions adalah menghubungkan sel epitel yang satu dengan sel epitel
yang lain, membagi sel atas 2 domain yaitu domain apikal dan basolateral, mencegah protein
membran di domain apikal bergerak ke domain basolateral, dan menyegel ruang antar 2 sel serta
mencegah lalu lintas molekul di ruang antar sel.
Tight junctions merupakan occluding junctions yang penting dalam mempertahankan
perbedaan konsentrasi molekul-molekul hidrofilik kecil diseberang lembaran-lembaran sel epitel.
Protein transmembran utama pada tight junctions adalah claudin yang penting untuk
pembentukan tight junctions dan fungsinya berbeda dalam tight junctions yang berbeda. Protein
transmembran utama yang kedua pada tight junctions adalah occludin, fungsinya tidak jelas.
Claudin dan occludin berikatan dengan protein membran periferal intraseluler yang disebut
protein ZO. Claudin, occludin, dan protein ZO ditemukan dapat berikatan dengan tight junctions.
3
HUBUNGAN/SAMBUNGAN ANTAR SEL
B. Anchoring junctions
4
HUBUNGAN/SAMBUNGAN ANTAR SEL
C. Communicating junctions
Gap junctions merupakan celah sempit di antara membran 2 sel atau dinding sel (sekitar
2-4 nm) yang dihubungkan oleh channel protein. Gap junction memungkinkan transfer
sitoplasmik langsung dari sinyal listrik dan kimia antara sel-sel yang berdekatan. Bentuk
sederhana dari sel untuk komunikasi sel adalah transfer langsung dari sinyal listrik dan kimia
melalui gap junction, protein saluran yang menciptakan jembatan sitoplasma antara sel-sel yang
berdekatan. persimpangan kesenjangan terbentuk dari serikat. Sebuah bentuk persimpangan
kesenjangan dari penyatuan protein membran mencakup, disebut connexins, pada dua sel yang
berdekatan. yang connexins bersatu membuat saluran protein (connexon) yang bisa membuka
dan menutup. Ketika saluran terbuka, sel-sel yang terhubung berfungsi seperti sel tunggal dengan
beberapa inti (syncytiuma).
Gap junctions disusun oleh connexon (12 satuan protein), connexon tersusun atas 6 sub
unit connexin transmembran. Komunikasi gap junctions juga dapat diregulasi oleh sinyal-sinyal
ekstraseluler. Ketika gap junction terbuka, ion dan molekul kecil seperti asam amino, ATP dan
AMP berdifusi langsung dari sitoplasma dari satu sel ke sitoplasma berikutnya. Seperti saluran
membran lainnya, molekul yang lebih besar dikecualikan. di samping itu, gap persimpangan
adalah satu-satunya cara yang bisa lewat sinyal kimia langsung dari sel ke sel. pergerakan
molekul melalui gap junction dapat dimodulasi atau dimatikan sepenuhnya.
Cont
ohnya adalah neurotransmitter dopamine yang mengurangi komunikasi gap junctions diantara
kelas neuron dalam retina sebagai jawaban atas peningkatan dalam intensitas cahaya. Fungsi gap
junctions adalah membolehkan jalan lintasan ion-ion dan molekul-molekul kecil yang dapat larut
dalam air.
5
HUBUNGAN/SAMBUNGAN ANTAR SEL
Pensinyalan Sel
6
HUBUNGAN/SAMBUNGAN ANTAR SEL
Pensinyalan sel merupakan bentuk interaksi antara sel dengan cara komunikasi langsung
atau dengan mengirimkan sinyal kepada sel target. Interaksi dalam hal ini, sel pemberi sinyal
menghasilkan tipe khusus dari molekul sinyal yang dapat dideteksi oleh sel target. Sel target
memiliki protein reseptor yang mampu mengenali dan berespon secara spesifik terhadap molekul
sinyal.
A. Pensinyalan Lokal
Merupakan komunikasi sel melalui kontak langsung. Baik sel hewan maupun sel
tumbuhan memiliki sambungan sel yang bila memang ada memberikan kontinuitas sitoplasmik
diantara sel-sel yang berdekatan. Dalam hal ini, bahan pensinyalan yang larut dalam sitosol dapat
dengan bebas melewati sel yang berdekatan. Disamping itu, sel hewan mungkin berkomunikasi
melalui kontak langsung diantara molekul-molekul pada permukaannya.
Pensinyalan lokal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Pensinyalan parakrin (Para = dekat) :Pada pensinyalan parakrin, sel pensekresi
bertindak pada sel target didekatnya dengan melepas molekul pengatur lokal ke dalam
fluida ekstraseluler.
Pensinyalan Sinaptik: Pensinyalan ini terjadi pada sitem saraf hewan. Sinyal
listrik di sepanjang sel saraf memicu sekresi sinyal kimiawi yang dibawa oleh molekul
neotransmiter. Molekul ini berdifusi melintasi sinapsis, ruang sempit antara sel saraf
dengan sel targetnya (seringkali berupa sel saraf yang lain). Neotransmiter akan
merangsang sel target.
B. Pensinyalan Jarak Jauh (endokrin)
7
HUBUNGAN/SAMBUNGAN ANTAR SEL
Hewan dan tumbuhan menggunakan zat kimia yang disebut hormon (hormone) untuk
melakukan pensinyalan jarak jauh. Dalam pensinyalan hormon pada hewan, yang disebut juga
pensinyalan endokrin., sel-sel yang terspesialisasi melepaskan molekul hormon yang berjalan
melalui sistem sirkulasi (sistem peredaran darah) menuju sel target di bagian tubuh yang lain.
Hormon tumbuhan (seringkali dsebut regulator pertumbuhan tumbuhan) terkadang
mengalir alam pembuluh, namun lebih sering mencapai targetnya dengan cara bergerak dari sel
ke sel atau berdifusi melalui udara sebagai gas.
3. Respons (response).
Pada tahap ketiga dari pensinyalan sel, sinyal yang ditransduksi akhirnya memicu respons
seluler spesifik. Respon ini mungkin merupakan aktivitas seluler apapun yang bisa dibayangkan,
misalnya katalis oleh suatu enzim (misalnya, glikogen fosforilase), penyusunan ulang
sitoskeleton, atau aktivitas gen-gen spesifik dalam nucleus. Proses pensinyalan sel membantu
memastikan bahwa aktivitas-aktivitas krusial seperti ini berlangsung dalam sel yang benar, pada
waktu yang tepat, dan dalam koordinasi yang sesuai dengan sel-sel lain pada organisme tersebut.
Reseptor Sinyal
Sebagian besar reseptor sinyal merupakan protein membran plasma. Ligan-ligan milik
reseptor semacam ini larut dalam air dan umumnya terlalu besar untuk bisa secara bebas
menembus membran plasma. Akan tetapi, beberapa reseptor sinyal terletak di dalam sel seperti
reseptor dalam membran sel dan reseptor intraselular.
Reseptor dalam intraseluler
Reseptor ini terletak pada sitoplasma atau pada nukleus target. Untuk mencapai reseptor
ini pembawa pesan kimiawi menembus membran plasma sel target. Molekul sinyal yang dapat
melakukan hal ini adalah hormon steroid dan tiroid karena termasuk pembawa pesan yang
sifatnya hidrofobik.
Reseptor intraseluler adalah reseptor protein yang tidak berada pada membran sel
melainkan pada sitoplasma atau nukleus. Sinyal harus melewati membran plasma terlebih dahulu
sebelum bertemu dengan reseptor jenis ini (karena ukuran molekul kecil dapat melewati
membran atau merupakan lipid sehingga terlarut dalam membran). Sinyal kimiawi dengan
reseptor intraseluler misalnya hormon steroid (testosteron) dan tiroid hewan yang berupa lipid
serta molekul gas kecil oksida nitrat.
9
HUBUNGAN/SAMBUNGAN ANTAR SEL
Mekanisme jalur transduksi sinyal (jalur-jalur merelai sinyal dari reseptor ke respon
seluler) seperti berikut:
1. Molekul yang merelay sinyal dari reseptor ke respon disebut molekul relay
(sebagian besar merupakan protein).
2. Molekul sinyal awal secara fisik tidak dilewatkan jalur pensinyalan (molekul
sinyal bahkan tidak pernah masuk sel).Sinyal direlay sepanjang suatu jalur, artinya
informasi tertentu dilewatkan. Pada tiap tahap sinyal ditransduksi menjadi bentuk
berbeda yaitu berupa perubahan konformasi suatu protein yang disebabkan oleh
fosforilasi.
Fosforilasi protein merupakan suatu cara pengaturan yang umum dalam sel dan
merupakan mekanisme utama transduksi sinyal. Jalur pensinyalan bermula ketika molekul sinyal
terikat pada reseptor eseptor ini kemudian mengaktifkan satu molekul relai, yang mengaktifkan
protein kinase 1. Protein kinase 1 aktif ini mentransfer satu fosfat dari ATP ke molekul protein
kinase 2 yang inaktif, sehingga akan mengaktifkan kinase kedua ini. Akibatnya, protein kinase 2
yang aktif ini mengkatalisis fosforilasi (dan aktivasi) protein kinase 3. Akhirnya protein kinase 3
aktif ini memfosforilasi protein yang menghasilkan respons akhir sel atas sinyal tadi. Enzim
fosfatase mengkatalisis pengeluaran gugus fosfat.
Second Messenger
Second messenger merupakan jalur pensinyalan yang melibatkan molekul atau ion kecil
nonprotein yang terlarut dalam air, sedangkan molekul sinyal ekstraseluler yang mengikat
reseptor membran merupakan jalur first messenger. Second messenger lebih kecil dan terlarut
dalam air, sehingga dapat segera menyebar keseluruh sel dengan berdifusi . Second messenger
berperan serta dalam jalur yang diinisiasi reseptor terkait protein-G maupun reseptor tirosin-
kinase. Contoh second messenger yang paling banyak digunakan ialah Ion kalsium
Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, faktor pertumbuhan dan
sejumlah hormon menginduksi respon pada sel targetnya melalui jalur transduksi sinyal yang
meningkatkan konsentrasi ion kalsium sitosolik. Peningkatan konsentrasi ion kalsium sitosolik
menyebabkan banyak respon pada sel hewan. Sel menggunakan ion kalsium sebagai second
messenger dalam jalur protein-G dan jalur reseptor tirosin kinase. Dalam merespon sinyal yang
10
HUBUNGAN/SAMBUNGAN ANTAR SEL
direlai oleh jalur transduksi sinyal, kadar kalsium sitosolik mungkin meningkat, biasanya oleh
suatu mekanisme yang melepas ion kalsium dari RE biasanya jauh lebih tinggi daripada
konsentrasi dalam sitisol. Karena kadar kalsium sitosol terendah, perubahan kecil pada jumlah
absolute ion akan menggambarkan persentase perubahan yang relative tinggi pada konsentrasi
kalsium.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Komunikasi sel adalah
hubungan/interaksi antara satu sel dengan sel yang lain ataupun antara sel dengan
lingkungannya
2. Hubungan antar sel ada
3 yaitu gap junction, contact dependent signal, dan persinyalan sel (persinyalan lokal dan
persinyalan jarak jauh).
3. Reseptor sinyal
merupakan molekul khusus pada permukaan sel target yang merespon sinyal dari luar sel.
11
HUBUNGAN/SAMBUNGAN ANTAR SEL
4. Second messenger
merupakan jalur pensinyalan yang melibatkan molekul atau ion kecil nonprotein yang terlarut
dalam air, sedangkan molekul sinyal ekstraseluler yang mengikat reseptor membran
merupakan jalur first messenger.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Robert, K., & Walter, P. (2002). Molecular Biology
of the Cell. 4th edition. New York: Garland Science. Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK26857/
13