Anda di halaman 1dari 2

Penyakit gigi yang sering muncul dan ditemukan pada masyarakat Indonesia adalah karies.

Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 dalam Depkes (2000) menunjukkan
bahwa 65,7% penduduk Indonesia menderita karies gigi aktif atau kerusakan pada gigi yang belum
ditangani. Timbulnya karies gigi erat hubungannya dengan pola makan dan kebiasaan menggosok gigi.
Pola makan masyarakat Indonesia lebih cenderung mengkonsumsi gula dibandingkan makanan berserat.
Makanan yang mengandung gula lebih berpotensi menyebabkan karies pada gigi karena gula yang tersisa
di dalam mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri (Dental Health” hosted on the British Nutrition
Foundation website, 2004. Page accessed August 13, 2006).

Selain pola makan, kebiasaan menggosok gigi yang kurang rutin juga menjadi salah satu penyebab
karies gigi. Menggosok gigi sebaiknya dilakukan setelah makan dan sebelum tidur namun masih banyak
masyarakat Indonesia yang belum melakukannya dengan rutin. Hal ini dapat menyebabkan waktu tinggal
sukrosa di dalam mulut semakin lama. Semakin lama sukrosa berada di dalam mulut akan memperbanyak
kontak sukrosa dengan bakteri sehingga menghasilkan asam. Sehingga kemungkinan terjadinya karies
akan semakin tinggi.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dimana tingkat pendidikan dan kesadaran
mengenai kesahatan gigi masih kurang. Waktu yang tepat untuk mencegah timbulnya karies pada gigi
adalah pada saat setelah sarapan dan sebelum tidur namun sebagian besar masyarakat Indonesia
melakukannya pada saat mandi di pagi dan sore hari. Karena telah menjadi sebuah kebiasaan banyak
masyarakat Indonesia yang malas untuk mengubah kebiasaanya sehingga meningkatkan terjadinya karies
pada masyarakat luas. Selain kesalahpahaman masyarakat Indonesia mengenai waktu yang tepat untuk
menggosok gigi banyak masyarakat Indonesia yang malas untuk menggosok gigi di waktu yang tepat
dikarenakan tingkat kesibukan yang relative tinggi.

Berdasarkan permasalahan tersebut dibutuhkan suatu produk yang praktis dan memiliki manfaat
untuk menjaga kesehatan gigi. Saat ini telah terdapat produk yang dapat mengatasi permasalahan gigi
tanpa harus menggosok gigi namun produk tersebut hanyalah sebagai pemutih tanpa ada fungsi untuk
mencegah karies pada gigi. Salah satu bahan utama yang digunakan dalam produk yang telah ada berasal
dari kapur dimana bahan tersebut kurang baik jika digunakan dalam jangka panjang.

Menginang atau biasa disebut dengan bersirih merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia
sejak dulu. Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari menginang, salah satunya adalah
menjaga kesehatan gigi. Selain untuk keperluan menjamu tamu, dahulu kala, sebelum adanya
pasta gigi, nenek moyang masyarakat Indonesia dapat menjaga kesehatan mulut dengan
kegiatan menginang. Menginang dilakukan dengan cara mencampurkan daun sirih , kapur, buah
pinang, dan tembakau. Zat utama untuk menginang adalah daun sirih yang membuat warna
merah pada mulut orang yang sedang menginang. Beberapa manfaat daun sirih adalah sebagai
antiseptic, memperkuat gigi, menghilangkan bau mulut, mengobati sakit gusi dan sariawan .
Meskipun begitu menginang memiliki efek samping yaitu dapat menimbulkan luka dan abrasi
pada gusi. Efek samping tersebut muncul dikarenakan adanya zat kapur dalam campuran
tersebut. Selain itu adanya buah pinang akan menyebabkan efek (kecanduan) yang tidak baik
untuk jangka panjang. Meskipun begitu manfaat dari menginang yang didapat dari daun sirih
dapat diadaptasi ke dalam produk baru nantinya.

Anda mungkin juga menyukai