PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan
orang lain. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang
memaksa manusia untuk berkomunikasi.
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah
laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara
terus-menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melaksanakan,
kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik
komunikasi dalam lingkup pekerjaan maupun hunbungan antar manusia
kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi bidang tenaga kesehatan serta
perubahan konsep petugas kesehatan dari perawatan orang sakit secara
individual kepada perawatan paripurna serta peralihan dari pendekatan yang
berorientasi medis penyakit kemodel penyakit yang berfokus pada orang yang
bersifat pribadi menyebabkan komunikasi menjadi lebih penting dalam
memberikan asuhan.
Petugas kesehatan dituntut untuk menerapkan model komunikasi yang
tepat dan disesuaikan dengan tahap perkembangan pasien. Oleh sebab itu
perlu kiranya suatu model komunikasi yang tepat agar tujuan komunikasi
dapat tercapai dengan efektif. Bertolak dari hal tersebut kami mencoba
membuat makalah yang mencoba menerapkan model konsep komunikasi
yang tepat pada pada komunitas.
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara
berkomunikasi terapeutik pada sebuah komunitas yang benar dan fektif
1
BAB II
DASAR TEORI
B. Fungsi komunikasi
2
Komunikasi pada komunitas berfungsi untuk :
1. Mengendalikan artinya hirarki wewenang dan garis panduan
formal yang harus dipatuhi oleh masyarakat bila ingin
mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan
kesehatannya.
2. Memperkuat motivasi artinya yaitu dengan memberikan
penjelasan kepada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan,
seberapa baik mereka menjaga kesehatannya dan apa yang dapat
dikerjakan untuk memperbaiki derajat kesehatannya.
3. Sebagai pengungkapan emosi artinya dimana melaliu
komunikasi yang terjadi didalam komunitas itu merupakan mekanisme
masyarakat menunjukkan kekecewaan dan kepuasan terhadap
lingkungannya.
4. Sebagai informasi artinya komunitas dapat mengambil
keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi
pilihan – pilihan alternatif
C. Proses komunikasi
Sebelum komunikasi berlangsung dalam komunitas diperlukan tujuan
yang dinyatakan sebagai pesan yang harus disampaikan.pesan itu
disampaikan dari sumber ke penerima diubah kedalam bentuk simbolik dan
diteruskan melalui sejumlah media kepenerima.
Menurut stepen p. Robbin (2007 : 393) komunikasi terdiri atas tujuh bagian
yaitu :
1. Sumber komunikasi,
Sumber mengawali pesan dengan mengkodekan pikiran
2. Pengkodean.
3. Pesan,
Pesan adalah produk fisik aktual dari sumber yang melakukan
pengkodean. Bila kita berbicara, pembicaraan itu adalah pesan. Bila kita
menulis, tulisan itulah pesan. Ketika kita melakukan gerakan isyarat,
gerakan tangan dan ekspresi wajah kita itu merupakan pesan
3
4. Saluran,
Saluran adalah, medium tempat pesan diantarkan
5. Dekoding,
Dekoding adalah penterjemahan symbol-simbol kedalam bentuk yang
dapat dimengerti oleh penerima
6. Penerima,
Penerima adalah objek yang menjadi tujuan penyampain pesan
7. Umpan balik,
Pengecekan mengenai seberapa sucses kita menyampaikan pesan seperti
yang dimaksudkan semula.
4
2.2 Teori kebutuhan dasar
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Personal hygiene atau kebersihan
diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan
dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
Tujuan perawatan personal hygiene adalah :
a. Meningkatkan derajat kebersihan dan kesehatan
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan
Gejala Klinis Gangguan Personal Hygiene
Tanda – tanda:
a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor dan mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri
3) Merasa rendah diri
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Tidak mampu berperilaku sesuai dengan norma (misalnya:
cara makan berantakan dan BAB sembarangan).
5
d. Lingkungan yang tidak mendukung
e. Tidak adanya fasilitas yang memadai
2.3 Sop/intervensi
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan perilaku yang
dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk
meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan yang sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat harus diterapkan
dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di
rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah
maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang
akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.
6
Tanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu "kebutuhan",
sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.
Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
g. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
h. Memberi asi esklusif
i. Menimbang balita setiap bulan.
j. Menggunakan air bersih
k. Mencuci tangan dengan air dan sabun.
l. Menggunakan jamban sehat.
m. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
n. Makan buah dan sayur setiap hari.
o. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
p. Tidak merokok didalam rumah.
2. Tatanan sekolah
Indikator PHBS di sekolah antara lain:
d. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
e. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
f. Menggunakan sampah pada tempatnya
g. Olah raga yang teratur dan terukur.
h. Memberantas jentik nyamuk.
i. Tidak merokok.
j. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
k. Menggunakan jamban.
7
d. PHBS di angkutan umum(bus, angkot, kereta, pesawat, kapal laut
dll)
BAB III
KASUS
.1 Gambaran Kasus
Di suatu desa yaitu desa jambu di kota demak terdapat kasus yaitu
banyak yang terkena penyakit diare, gatal-gatal, gudig, dan penyakit lainnya.
Ternyata di sebabkan karena lingkungan yang sangat kotor dan kurangnya
kepedulian warga terhadap kebersihan diri mereka dan lingkungannya. Dan
maka dari itu menyebabkan mereka terkena berbagai macam penyakit.
Strategi Pelaksanaan
8
Misbahkhudin Sebagai (Kepala Desa)
Riva Siregar Sebagai (Penyuluh)
Robin Herlex Sebagai (Warga)
Veni Yudha Sebagai (Penyuluh)
Fase Orientasi
Veni : “ Selamat Pagi Bapak Ibu yang saya hormati, sebelumnya saya
mengucapkan terimakasih atas kehadirannya pada pagi hari ini
dalam rangka penyuluhan dari mahasiswi AKPER KESDAM
IV/DIPONEGORO dengan tujuan menambah wawasan dan
mengubah pola hidup warga menjadi pola hidup bersih dan sehat
Veni : “ Ijinkan kami disini untuk memberikan suatu materi tentang PHBS
(Pola hidup bersih sehat) dan akan menyita waktu bapak dan ibu
kurang lebih 15 menit”
Riva : “ Selamat Pagi Bapak Ibu sekalian bagaimana kabarnya pada pagi
hari ini? Baik disini saya bersama rekan saya mbak Veni, disini kami
akan melakukan penyuluhan atau memberikan informasi tentang
PHBS.
Veni : “ Baik bapak ibu ada yang tau apa itu PHBS?”
Veni : “ Iya bapak benar sekali. Saya mau tau bagaimana pendapat warga
desa ini tentang kebersihan lingkungannya?
Warga : “ Desa ini memang kurang bersih dan juga beberapa warga
mengalami diare dan gatal gatal”
9
Fase Kerja
Veni : “ Baik bapak ibu saya akan jelaskan sedikit tentang PHBS. Perilaku
hidup bersih dan sehat di lingkungan desa adalah upaya untuk
memperdaya warga satu dengan yang lainnya agar tahu, mau, dan
mampu menerapkan PHBS dan mewujudkan desa yang bersih dan
sehat” ( menggunakan media ppt dan leaflet)
Veni : “ Dan pagi hari ini saya akan mengajarkan tentang bagaimana cara
cuci tangan dan penggunaan alat kebersihan diri, sudah tau belum
cuci tangan yang baik dan benar itu seperti apa?”
Riva : “ Bapak ibu bisa di perhatikan mbak veni akan mengajarkan cara
cuci tangan yang benar. Ijin Pak Kades juga bisa memperhatikan
mbk veni”
Riva : “ Iya bapak ini sudah menjadi standar dari cuci tangan”
Kepala Desa : “ Bapak Ibu jadi selama ini saya salah cuci tangannya”
Veni : “ Sudah paham semua ini mbak riva bapak dan ibu nya hebat
sekali.
Veni : “ Bapak Ibu alat kebersihan itu meliputi handuk sikat gigi sisir alat
cukur dan lainnya. Yang pertama dari handuk yang harus di cuci satu
10
minggu sekali dan sikat gigi yang di ganti setiap tiga bulan sekali
dan juga sisir di cuci setelah terlihat jika sudah terlihat kotoran yang
menghitam dan alat cukur yang sudah berkarat.
Riva : “ Bagaimana bapak ibu apakah sudah jelas dari cuci tangan sampai
penggunaan alatnya atau masih ada yang mengganjal?”
Warga : “ Mbak saya mau bertanya alat cukur kumis saya di rumah sudah
lama tidak saya ganti karena belum rusak tetapi ada sedikit karat dan
kotor mbak”
Veni : “ Iya bapak memang belum rusak tapi karat pada pisau cukurnya
jika terkena pada kulit yang lecet saat mencukur itu juga dapat
mengalami infeksi pada kulit bapak”
Warga : “ Mbak kalau mengenai cuci tangan tadi di baiknya di lakukan saat
apa saja”
Veni ; “ Bisa di lakukan saat sebelum dan sesudah makan, kontak dengan
hewan, setelah ke kamar mandi serta sebelum dan sesudah
mengobati luka.
Warga : “ Mbak saya mau bertanya kalau sikat gigi itu kalau 3 bulan masih
baik di gunakan apakah perlu di ganti?”
Veni ; “ Dilihat dari kondisi sikatnya bu apakah permukan sikat nya tidak
berkerak dan bulu nya masih layak di gunakan atau tidak. Tetapi jika
masih bersih tidak di ganti tidak apa-apa.
Kepala Desa : “ Handuk saya masih bagus mbak tapi sudah ada bercak
hitam di kainnya itu bagaimana”
11
Veni : “ Kalau itu karena bapak ketika sudah selesai memakainya tidak
dijemur dan dibiarkan dengan keadaan masih basah. Sebaknya di
ganti ya pak”
Riva : “ Banyak sekali pertanyaan nya ya mbak veni, wah berarti bapak
dan ibu di sini antusias sekali dengan penyuluhan ini”
Veni : “ Benar sekali Mbak Riva, Ada lagi yang mau di tanyakan bapak
Ibu?”
Fase Terminasi
Veni : “ Bapak dan Ibu apakah ada yang mau mencontoh kan kembai cara
mencuci tangan bersama saya di depan sini?”
Veni : “ Mungkin Bapak Kepala desa juga ,mau mencontohkan lagi cara
mencuci tangan?”
Riva : “ Baik bapak dan ibu sekalian terimakasih atas perhatian nya dalam
melaksanakan penyuluhan tentang PHBS pada pagi hari ini”
12
Veni : “ Terimkasih banyak juga saya ucapkan kepada Bapak Kepala Desa
karena juga sudah mau berpartisipasi di penyuluhan ini”
Riva : “ Karena waktu juga sudah berakhir saya dan mbak Veni mohon
pamit dan sekali lagi terimakasih kepada warga desa jambu demak.
Selamat Pagi
13
BAB IV
PEMBAHASAN
14
d. Pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan
prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan
kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. Sendiri, prinsip yang lanilla
yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih
atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan perilaku yang
dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan
kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku hidup bersih dan sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan
manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi
kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku
merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat
dalam diri seseorang.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berikut belum menerapkan dalam
kehidupannya sehari hari contohnya di suatu desa yaitu desa jambu di kota demak
terdapat kasus yaitu banyak yang terkena penyakit diare, gatal-gatal, gudig, dan
penyakit lainnya. Ternyata di sebabkan karena lingkungan yang sangat kotor dan
kurangnya kepedulian warga terhadap kebersihan diri mereka dan lingkungannya.
Dan maka dari itu menyebabkan mereka terkena berbagai macam penyakit.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penjabaran materi dan pebahasan kasus dapat disimpulkan bahwa, dalam
melakukan tindakan keperawatan komuniksai antar pemberi informasi dan
penerima informasi ada bberapa proses yang harus diterapkan untuk terjalinnya
komuniksi terapeutik yang efektif. Pada saat memberikan pelayanan kesehatan,
perawat komunitas harus rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu
a. Kemanfaatan dimana semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus
memberikan manfaat yang besar bagi komunitas,
b. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama
dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral,
c. Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan,
d. Pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan
prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan
kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu. Sendiri, prinsip yang lanilla
yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih
atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada.
Dan tahapan – tahapan komunikasi dari fase orientasi sampai fase terminasi
harus menggunakan bahasa yang jelas dan diterima oleh msyarakat.
Tindakan PHBS adalah perilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu
dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat harus
diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja.
PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum,
16
sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan
yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang. Dengan
adanya PHBS dalam diri atau pun sosial akan menciptakan masyarakat yang sehat
dan terhindar dari terjangkitnya beberapa penyakit yang menular ataupun tidak
menular
5.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Www.promosikesehatan.com
18