PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi susunan saraf pusat (SSP) dapat mengenai jaringan otak
merupakan masalah kesehatan serius yang perlu segera diketahui dan diobati
keselamatan pasien. Infeksi SSP oleh virus relatif jarang terjadi namun dapat
karena infeksi, namun dapat disebabkan juga oleh noninfeksi misalnya karena
klinis, keduanya sering berdampingan dengan tanda dan gejala inflamasi pada
1
B. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami tentang keperawatan medikal bedah yaitu
mengenai enchepalitis.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari enchepalitis ?
2. Bagaimana etiologi penyakit enchepalitis ?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit enchepalitis ?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit enchepalitis ?
5. Bagaimana penatalaksanaan medis dari penyakit enchepalitis ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari penyakit enchepalitis ?
7. Apa pengkajian keperawatan dari penyakit enchepalitis ?
8. Apa diagnosa keperawatan dari penyakit enchepalitis ?
9. Bagaimana rencana keperawatan dari penyakit enchepalitis ?
D. MANFAAT
1. Untuk mengetahui definisi enchepalitis.
2. Untuk mengetahui etiologi enchepalitis.
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis enchepalitis.
4. Untuk mengetahui patofisiologi enchepalitis.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis enchepalitis.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang enchepalitis.
7. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan enchepalitis.
8. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan enchepalitis.
9. Untuk mengetahui rencana keperawatan enchepalitis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Enchepalitis
Dalam keadaan normal Susunan Saraf Pusat (SSP) terlindung dengan baik
kebanyakan peradangan pada SSP merupakan komplikasi yang tidak lazim dari
infeksi yang didapat sehari-hari. Salah satu keradangan dari SSP adalah
sekunder. Ensefalitis Primer melibatkan infeksi virus langsung dari otak dan
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
tersering dari ensefalitis adalah virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan
3
juga terjadi pascainfeksi campak, influenza, varicella, dan pascavaksinasi
pertusis.
2002). Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh
B. Etiologi Enchepalitis
Macam-macam encephalitis virus menurut Robin:
a. Infeksi virus yang bersifat epidermik:
1. Golongan enterovirus = poliomyelitis, virus coxsackie, virus ECHO.
2. Golongan virus ARBO = western equire encephalitis, St. louis
c. Ensefalitis pasca infeksio, pasca morbili, pasca varisela, pasca rubella, pasca
4
a. Herpes simplex virus (HSV-1, HSV-2)
c. Adenovirus
d. Influenza A
g. Rabies
virus, West Nile ensefalitis virus, Timur, Barat, dan Virus ensefalitis equine
Venezuela,
1/2). 7,
Ensefalitis mempunyai dua bentuk, yang dikategorikan oleh dua cara virus
a. Ensefalitis primer. Hal ini terjadi ketika virus langsung menyerang otak dan
saraf tulang belakang. Hal ini dapat terjadi setiap saat (ensefalitis sporadis),
5
b. Ensefalitis sekunder. Hal ini terjadi ketika virus pertama menginfeksi bagian
ensefalitis pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Virus herpes
virus herpes simpleks (HSV) infeksi. HSV tipe 1 (HSV-1) lebih sering
menyebabkan cold sores lepuh demam atau sekitar mulut Anda. HSV tipe 2
penyebab paling penting dari ensefalitis sporadis yang fatal di Amerika Serikat,
tetapi juga langka. Varicella-zoster virus. Virus ini bertanggung jawab untuk
cacar air dan herpes zoster. Halini dapat menyebabkan ensefalitis pada orang
biasanya ringan, tetapi dapat berakibat fatal pada sejumlah kecil kasus.7
Pada kasus yang jarang, ensefalitis sekunder terjadi setelah infeksi virus
Arboviruses
6
Virus yang ditularkan oleh nyamuk dan kutu (arboviruses) dalam beberapa
penyakit hewan dari satu host ke yang lain disebut vektor. Nyamuk adalah
vektor untuk transmisi ensefalitis dari burung atau tikus ke manusia. Jenis
penyakit awalnya. Bila ensefalitis tidak merupakan bagian dari penyakit virus
mialgia, keluhan gangguan saluran nafas bagian atas dan demam. Dapat
dijumpai adanya mual, muntah dan kaku kuduk. Pengaruh langsung pada otak
disebabkann oleh karena kenaikan intracranial yang meningkat dan atau akibat
herniasi serebri dari pada akibat pengaruh langsing dari virus. Karena terutama
menyerang bangtang otak, maka dapat terjadi gangguan dapa reflek pupil dan
7
oculovestibular. Gangguan pada pernafasan dan saraf cranial dapat pula terjadi.
karena disfungsi pada jaras penghubung serebelum. Bila infeksi terjadi pada
mielum , terjadi pula paraplegia, gangguan rasa raba dan juga gangguan
gangguan sensorik.3
kasus, epidemi, jenis virus dan lain-lain. Pada umumnya terdapat 4 jenis bentuk
a. Bentuk asimtomatik: gejala ringan sekali, kadang ada nyeri kepala ringan
atau demam tanpa diketahui sebabnya. Diplopia, vertigo dan parestesi juga
CSS.
b. Bentuk abortif: Gejala-gejala berupa nyeri kepala, demam yang tidak tinggi
c. Bentuk fulminan: bentuk ini beberapa jam sampai beberapa hari yang
berakhir dengan kematian. Pada stadium akut: demam tinggi, nyeri kepala
difus yang hebat, apatis, kaku kuduk, disorientasi, sangat gelisah dan dalam
waktu singkat masuk ke dalam koma yang dalam. Kematian biasanya terjadi
8
d. Bentuk khas ensefalitis: bentuk ini mulai secara bertahap, gejala awal nyeri
hari. muncul tanda radang SSP (kaku kuduk, tanda Kernig positif, gelisah,
lemah dan sukar tidur). Defisit neurologik yang timbul bergantung pada
hari. Dua keadaan klinis ensefalitis HSV yaitu 1) Sindrom meningitis aseptik;
disebut aseptik karena hasil kultur negatif, sebagian besar disebabkan virus,
b. Nyeri kepala - biasanya lebih berat dibandingkan nyeri kepala saat demam
sebelumnya.
Gejala sistemik infeksi virus, seperti radang tenggorokan, mual dan muntah,
9
kelemahan tubuh, rasa pegal punggung dan pinggang, konjungtivitis, batuk,
pleositosis limfositik.5
D. Patofisiologi Enchepalitis
Setelah mikroorganisme masuk ke tubuh manusia yang rentan, melalui kulit,
saluran napas, dan saluran cerna. Virus menuju sistem getah bening dan
berkembang biak. Virus akan menyebar melalui aliran darah dan menimbulkan
viremia pertama. Melalui aliran darah virus akan menyebar ke sistem saraf
pusat dan organ eksterneural. Kemudian virus dilepaskan dan masuk ke dalam
otak. Setelah mencapai susunan saraf pusat virus berkembang biak dalam sel
neuron, glia, dan endotel meningkat. Sehinggga cairan di luar sel masuk ke
dalam dan timbulah edema sistoksik. Adanya edema dan kerusakan pada
10
masa prodmoral berlangsung 1-4 hari. Area otak yang terkena dapat pada
b. Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur. Obat yang mungkin dianjurkan oleh
dokter :
mg/kgBB per hari dan dilanjutkan selama 10-14 hari untuk mencegah
kekambuhan.
· Untuk kemungkinan infeksi sekunder diberikan antibiotika secara
polifragmasi.
memberantas kejang. Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal.
11
· Valium dapat diberikan dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/kali.
· Bila 15 menit belum teratasi/kejang lagi bia diulang dengan dosis yang
sama.
· Jika sudah diberikan 2 kali dan 15 menit lagi masih kejang, berikan
kebutuhan (2-3l/menit).
yang mempunyai pembuluh besar, misalnya pada kiri dan kanan leher,
meningkat pada parotitis, fungsi hati abnormal dijumpai pada hepatitis virus
untuk HSV, CMV, dan HIV. Elektrolit; dalam batas normal, SIADH terjadi
12
2. Punksi Lumbal apabila tidak ada kontraindikasi, ditemukan cairan
serebrospinal jernih dan tekanannya dapat normal atau dapat meningkat dan
fase dini dapat dijumpai peningkatan sel PMN serta glukosa dan klorida
normal.
3. Elektroensefalografi (EEG) dilakukan apabila ada manifestasi kejang.
4. Polymerase chain reaction (PCR); PCR untuk DNA HSV 100% spesifik dan
Namun, pada proses lanjut dapat ditemukan lesi yang hipodens dan terjadi
bilateral.9,10
G. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
b. Keluhan utama
13
Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah
tenggorokan.
Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh:
Coli, dll.
f. Imunisasi
1) Kebiasaan
(daerah kumuh).
2) Status Ekonomi
semPemenuhan Nutrisi
4) Pola Eliminasi
obstipasi.
14
5) Pola tidur dan istirahat
koma.
6) Pola Aktivitas
bila terjadi atropi otot pada px gizi buruk maka dilakukan latihan
gangguan pertumbuhan
sampai koma.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak (00201)
2. Nyeri akut (00183) berhubungan dengan agens cidera biologis.
3. Hambatan mobilitas fisik (00085) berhubungan dengan gangguan
neuromuskular.
15
I. Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1. 1. Risik Tujuan : Perawatan jantung
16
besar dari kisaran normal) ke pentingnya untuk
sebagaimana
mestinya.
2. Nyeri akut Tujuan : Akupressur (1320)
17
biologis. skala 2 (cukup berat) ke skala jaringan parut,
akuprssure.
3. Hambatan Tujuan : Manajemen energi
18
dengan berat badan ditingkatkan dari menyebabkan
BAB III
19
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ensefalitis virus adalah keradangan pada ensefalon yang penyebabnya
berasal dari virus. Ensefalitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan
sekunder. Ensefalitis Primer melibatkan infeksi virus langsung dari otak dan
bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Arif Mansur : 2000).
B. Saran
Setelah penulis menulis kesimpulan, ada beberapa saran diantaranya sebagai
berikut :
1. Seharusnya mahasiswa lebih mendalami
DAFTAR PUSTAKA
20
2. Lazoff M. Encephalitis. [online] Feb 26, 2010. [cited on May 13, 2011]:
Media Aesculapius.
6. Anania, et all. 2008. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit.
Jakarta: Indeks.
7. Parinding, Imanuel Taba. 2012. Diagnosis dan Tata Laksana Ensefalitis
http://www.kalbemedical.org/Portals/6/11_193Diagnosis%20dan%20Tata
Jakarta : EGC.
12. NOC ( Nursing Outcomes Classification ) edisi kelima dan NIC
21