Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA

“Masyarakat dan Budaya, Unsur Kebudayaan”

PENYUSUN

CHOIRUL ADI ATMOKO 1511505430

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

FAKULTAS PSIKOLOGI

TAHUN AKADEMIK 2017-2018


BAB I

UNSUR KEBUDAYAAN UNIVERSAL DAN BAGIAN-BAGIANNYA

A. Unsur-unsur Kebudayaan Universal dan Bagian-bagiannya


I. Pengertian Kebudayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Sedangkan menurut para ahli kebudayaan yaitu :

 Koentjaraningrat (2000:181) : kebudayaan berasal dari bahasa sangsakerta yaitu


dari kata “buddhayah“, yaitu buddhi yang mempunyai arti “budi atau akal”.
Koentjaraningrat berpendapat bahwa budaya sebagai “daya budi” yang merupakan
cipta, karsa, dan rasa. Sedangkan kebudayaan yaitu hasil dari budaya itu sendiri yaitu
hasil dari cipta, karsa, dan rasa. Jadi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
dalam rangka kehidupan masyarakat.
 Clifford Geetz : Kebudayaan yaitu sistem mencakup konsep-konsep yang di turun
temurunkan secara simbolik yaitu dengan cara berkomunikasi, melestarikan, dan juga
mengembangkan pengetahuan dan sikap. (Abdullah , 2006 : 1)
 E. B Taylor : Dalam buku berjudul “Primitive Cultures”, beliau berpendapat bahwa
kebudayaan yaitu keseluruhan yang kompleks, yang dimana dalam suatu kebudayaan
terdapat unsur ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.” (Setiadi, 2007:27)

Budaya Universal

Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia tidak didapatkan atau diwariskan


secara biologis, namun melalui proses belajar. Kebudayaan dapat berkembang dari
yang tadinya sederhana menjadi lebih kompleks hal ini dipengaruhi oleh kondisi
penduduk Indonesia dalam memperoleh pengetahuan manusia. Kebudayaan yang
sederhana ataupun yang kompleks pastinya akan memiliki unsur-unsur kebudayaan.

Budaya universal merupakan elemen, pola, sifat atau bahkan lembaga


umum untuk semua budaya yang berada di dunia. Sebenarnya konsep budaya universal
ini telah dibahas sejak lama dalam konten ilmu sosial. Para ahli antropologi memiliki
pandangan yang berbeda terhadap unsur-unsur kebudayaan dari suatu kebudayaan
yaitu:

1. Alat-alat teknologi
2. Keluarga
3. Sistem ekonomi
4. Kekuasaan Poilitik
5. Sistem norma
6. Organisasi ekonomi
7. Alat dan lembaga pendidikan
8. Organisasi kekuasaan

Lalu Koentjaningrat, mengutip dari buku yang berjudul Universal Categories


of Culture (1953) yang merupakan karya C. Kluckhohn, bahwa unsur0unsur
kebudayayan itu ada tujuh unsur. Unsur-unsur budaya menurut C. Kluckhohn yaitu :

1. Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)


2. Sistem Pengetahuan
3. Sistem Teknologi (sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
4. Sistem Kemasyarakatan (sistem sosial/kekerabatan)
5. Sistem Ekonomi (Pencaharian Hidup)
6. Bahasa
7. Kesenian
II.Unsur-unsur Kebudayaan Universal

Pedoman utama manusia dalam berperilaku yaitu sistem religi atau sistem
kepercayaan. Karena kepercayaan apapun yang dianut oleh setiap manusia pastinya
memiliki perintah dan larangan untuk hal mana yang benar dan mana yang salah. Setiap
kepercayaan punya aturan tersendiri terhadap kehidupan yang dijalaninya. Unsur
budaya tersebut dikatakan unsur kebudayaan universal, karena setiap negara di belahan
dunia mempunyai unsur budaya tersebut. Ketujuh unsur budaya tersebut dapat
ditemukan pada semua wujud kebudayaan.

1. Sistem Religi (Sistem Kepercayaan)

Unsur yang pertama yaitu sistem religi atau sistem kepercayaan. Unsur ini
merupakan unsur yang sangat penting bagi manusia, karena terkadang manusia
mempunya masalah kehidupan yang sangat begitu sulit untuk dihadapi sehingga
tidak bisa masuk akal. Oleh karena itu unsur sistem religi berfungsi untuk mengatur
kehidupan antara manusia dengan Sang Pencipta. Contohnya sebagai berikut :

 Agama Islam melaksanakan ibadahnya di Masjid, Agama Hindu melaksanakan


ibadahnya di Pura, Agama Kristen dan Katolik rutin melaksanakan ibadnya di
Gereja. Setiap agama memiliki ajaran yang berbeda, dan hal itu akan
mempengaruhi perilaku setiap orang.
 Seperti dalam Agama Islam melarang untuk meminum minuman beralkohol ,
lalu pada ajaran lainpun pasti mempunyai larangannya tersendiri. Contoh
lainnya, setiap agama pasti mempunyai upacara keagamaannya masing-masing
misalkan Agama Hindu ada upacara keagamaan ngaben, nyepi, atau labuhan.
 Lalu Agama Kristen ada upacara keagamaan kenaikan Isa Al Masih, upacara
paskah, dan upacara natal. Dan agama islam ada upacara keagamaan Maulid
Nabi, Isra’ Mi’raj, dan Tahun Baru Islam (Di yogyakarta biasanya dilakukan
pasar malam sekaten ).

Jadi, setiap agama atau ajaran pasti akan menuntun penganutnya untuk
menjadi manusia yang baik dan berguna. Ajaran setiap agama pasti akan membuat
orang penganutnya taat dan berpeilaku baik terhadap sesama manusia dan juga akan
saling menghargai perbedaan keyakinan

2. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan berfungsi untuk memenuhi rasa ingin tahu manusia


terhadap suatu ilmu. Manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup melalui sistem
pengetahuan. Dengan adanya rasa ingin tahu maka manusia akan melakukan
penelitian dari mulain penelitian sederhana bahkan sampai penelitian yang
kompleks. Melalui cara mengatasi masalah persebaran penduduk penelitianlah
manusia dapat mendapatkan banyak ilmu baru mengenai kehidupan, sebagai
berikut contohnya:

 Setiap manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya pengetahuan, karena
semua yang ada disekitarnya mau itu benda, sifat keadaan, atau hal kecil
apapun yang diketahui dan juga dipahami lalu diterima oleh manusia
menggunakan panca indra itu merupakan pengetahuan.
 Sistem pengetahuan sendiri memiliki arti suatu unsur kebudayaan yang
mengatur hal yang dapat membantu manusia untuk lebih berkembang
dengan apa yang ada.

Dengan adanya pengetahuan, maka manusia kan menjadi lebih maju


dan berinovasi. Dengan adanya sistem pengetahuan makan dapat membuktikan
bahwa manusia merupakan homo sapiens. Sistem pengtahuan itu dibedakan
menjadi lima yaitu:

 Pengetahuan Tentang Alam, pengetahuan tentang alam itu mencakup


pengetahuan astronomi, musim, dan juga gejala alam. Pengetahuan tentang
alam diperoleh melalui kegiatan sehari-hari misalkan berlayar, berburu, dan
bertani.
 Pengetahuan tentang tumbuhan, pengetahuan tentang tumbuhan ini
mencakup pengetahuan dasar seperti bercocok tanam. Hampir di setiap
tempat semua masyarakatnya mempunyai pengetahuan dasar mengenai
tumbuhan. Misalnya tumbuhan apa yang dapat dimakan oleh manusia,
tumbuhan untuk binatang ternak, tumbuhan untuk obat alami, dsb.
 Pengetahuan tentang binatang, pengetahuan tentang binatang mencakup
mata pencaharian berburu atau berlayar. Bagi seorang nelayan, perlu
mengetahui karakteristik suatu binatang agar saat berlayar nelayan dapat
mengetahui bagaimana cara mendapatkan hasil terbaik.
 Pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang tubuh manusia
ini biasa digunakan untuk mengobati orang yang sakit. Contohnya
mengetahui ciri-ciri tubuh manusia, letak, dan susunan uratnya untuk
mengobati orang sakit pada masyarakat tradisional
 Pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama
manusia, pengetahun ini mencakup bagaimana manusia dalam bertingkah
laku, adat-istiadat, sistem norma yang berlaku, hukum adat, dsb.
 Pengetahuan tentang ruang dan waktu, pengetahuan tentang runag dan
waktu digunakan untuk menghitung, mengukur atau menentukan
penanggalan. Misalkan untuk menentukan malam jumat kliwon atau yang
lainnya.

3. Sistem Teknologi (Sistem Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusia)

Teknologi yang dibahas pada unsur kebudayaan yaitu teknologi tradisional.


Teknologi tradisional adalah alat yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari akan
tetapi tidak dipengaruhi oleh adanya teknologi. Teknologi tradisional pada
masyarakat nomaden dan masyarakat desa, menurut Kontjaraningrat memiliki 8
macam sistem teknologi atau sistem peralatan, yaitu :

 Alat-alat produksi, alat produksi yaitu alat yang digunakan dalam suatu
aktivitas. Misalkan batu untuk menumbuk padi, ataupun alat tenun untuk
membuat pakaian.
 Wadah, wadah yaitu alat untuk menyimpan barang. Selain untuk
menyimpan barang, wadah juga digunakan untuk memasang ataupun untuk
membawa barang
 Senjata, senjata yang dipakai pada masyarakat tradisional dibagi menjadi
senjata terbuat dari batu, kayu, tulang, logam ataupun bambu yang digunakan
untuk berburu, menangkap ikan, ataupun untuk berperang
 Makanan, minuman, makanan itu dibedakan menjadi sayuran, buah-
buahan, daging, biji-bijian, akar-akaran dan susu. Pada zaman dahulu
memasak itu dapat menggunakan api ataupun dengan batu panas.
 Pakaian dan perhiasan, pakaian digunakan untuk menahan dari hujan
ataupun panas, lalu pakaian juga dapat menunjukkan kelas sosial dari suatu
orang. Pakaian juga dapat menjadi lambang yang suci, dan sebagai perhiasa.
 Tempat berlindung atau rumah, rumah digunakan untuk berlindung dari
alam, rumah juga berfungsi sebagai tempat beristirahat. Rumah dapat
dibangun dari kayu, batu, kulit pohon atau jerami.
 Alat transportasi, alat transportasi digunakan untuk memudahkan
aktivitas, atau alat untuk mempermudah ketika bergerak kemana-mana . Alat
transportasi digolongkan menjadi rakit, perahu kereta , binatang, mobil, motor
ataupun pesawat terbang

4. Sistem Kemasyarakatan (Sistem Sosial/Kekerabatan)

Dalam kehidupan masyarakat biasanya diatur oleh suatu aturan atau


adat istiadat tentang kesatuan dalam suatu lingkup. Sistem kekerabatan sangat
berpengaruh terhadap contoh hidup rukun pada kehidupan manusia. Walaupun
sekarang kekerabatan sudah semaki berkurang, akan tetapi masih ada beberapa
daerah yang menganut sistem kekerabatan yaitu Afrika, Asia, Oseanis, dan juga
Amerika Latin. Macam-macam sistem kekerabatan menurut L.H Morgan
diantaranya:

 Garis keturunan ibu (matrilineal), Pada sistem kekerabatan ini, garis


keturunan hanya dihubungkan dengan ibu. Misalkan anak menjadi hak ibu,
lalu ketika telah menikah harus tinggal di rumah istri. Warisan diturunkan
kepada anggota perempuan dan kedudukan perempuan lebih tinggi dari pada
laki-laki. Di Indonesia sistem kekerabatan ini dianut oleh suku Minangkabau.
 Garis Parental, Pada sistem kekerabatan ini yang ditarik adalah garis
keturunan ibu dan bapak. Semua aspek dihubungkan dengan ibu ataupun
bapak. Pada sistem kekerabatan ini kedudukan laki-laki ataupun perempuan
sama. Di Indonesia sistem kekerabatan ini dianut oleh Suku Sunda, Jawa, dan
Kalimantan.
 Alternered, Sistem kekerabatan alternered ini berarah sepihak yaitu
berdasarkan kerabat bapak atau kerabat ibu. Maksudnya adalah sistem
kekerabatan ini menarik garis keturunan bergantian sesuai dengan pola
perkawinan. Doubleunilateral Sistem kekerabatan doubleunilateral ini yaitu
masyarakat yang menganut dua sistem kekerbatan.

5. Sistem ekonomi (Pencaharian Hidup)

Pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan keturunan ak,


maka menarik garis keturunan selalu dihubungkan dengan bapak. Misalkan hak
waris hanya akan turun kepada anggota laki-laki, dan laki-laki mempunyai
kedudukan lebih tinggi dari pada wanita. Di Indonesia suku yang menganut
sistem kekerabatan patrilineal yaitu Suku Batak. Sistem ekonomi yang bersifat
tradisional, diantaranya yaitu:

 Berburu dan meramu, Berburu dan meramu adalah sistem ekonomi yang
paling tua. Pada zaman sekarang, berburu dan meramu sudah sangat jarang
digunakan. Biasanya suku yang mata pencariannya masih menggunakan
berburu dan meramu suku yang berada dipedalaman. Manusia yang mata
pencarian utamanya berburu dan meramu terjadi pada zaman paleolitikum
atau pada zaman batu tua.
 Beternak, Beterna yaitu memelihara hewan untuk mendapatkan daging,
ussu, telur, ataupun kulit. Hewan yang biasa diternak yaitu ayam, bebek,
kuda, sapi, kambing, kerbau, dan masih banyak lagi. Masyarakat yang
menjadikan mata sumber ekonominya dari beternak biasanya masyarakat
yang tinggal di daerah padang rumpur seperti Asia Tengah, Asia Barat Daya,
Afrika Selatan, Afrika Timur, dll. Di Indonesia beternak dijadikan sumber
ekomoi utama bagi masyarakat yang tinggal di Nusa Tenggara. Biasanya
masyarakat yang menjadikan beternak sebagai sumber ekonomi utanya
tinggal secara nomaden atau berpindah-pindah berdasarkan tujuan padang
rumput dan air yang ada.
 Bercocok Tanam di Ladang, Bercocok tanam biasa dilakukan masyarakat
yang tinggal didaerah tropis. Karena daerah tropis cenderung memiliki tanah
yang subuh. Cara dalam bercocok tanam diladang yaitu dengan membuat
ladang pada sebidang tanah dan lahan tersebut ditanami dengan tumbuhan
yang tidak memerlukan pengairan seperti ubi rambat, terong, nanas, cabe,
durian, dsb.
 Menangkap Ikan, Sistem menangkap ikan juga termasuk mata pencarian
tertua, biasanya mata pencarian ini merupakan sumber utama para
masyarakat yang tinggal di pantai, sungai, atapun danau.
 Bercocok Tanam Dengan Sistem Imigrasi, Sistem ekonomi bercocok
tanam dengan sistem imigrasi biasanya banyak terjadi pada wilayah yang
dekat dengan sungai besar. Daerah yang banyak menggunakan sistem
ekonomi bercocok tanam dengan sistem imigrasi diantaranya Sungai Nil,
Sungai Gangga, Sungai Eufrat, dan Sungan Kuning.

6. Bahasa

Bahasa adalah suatu unsur kebudayaan yang digunakan untuk


berkomunikasi. Menurut ilmu antropologi, bahasa adalah sistem perlambangan
manusia yang dilakukan secara lisan ataupun tulisan. Bahasa yang ada pada
dunia sangat beraneka ragam, terdapat lebih dari 1000 bahasa yang ada di dunia
ini.

Bahasa yang ada didunia dapat diklasifikasikan berdasarkan rumpun,


subrumpun, keluarga, maupun subkeluarga. Penggunaan bahasa juga sangat
dipengaruhi oleh suatu letak geografis. Misalkan bahasa yang digunakan pada
daerah perbatasan akan menggunakan bahasa campuran, misalkan cirebon
menggunakan bahasa suku jawa-sunda.
Contoh : Masyarakat yang memiliki ras yang sama belum tentu
mempunyai bahasa yang sama, misalkan orang Thailand dan orang Sunda
mereka memiliki kesamaan ras yaitu ras Paleo-Mongoloid, akan tetapi memiliki
bahasa yang berbeda. Tetapi bisa juga kebalikannya, masyarakat berbeda ras
tetapi memiliki bahasa yang sama seperti bahasa Austronesia yang digunakan
orang Huwa, Jawa, dan Melayu.

7. Kesenian
Unsur kebudayaan yang terakhir yaitu kesenian. Kesenian adalah suatu
peran Indonesia di era globalisasi dalam ekspresi akan keindahan, dalam karya
seni biasanya tersirat pesan yang ingin disampaikan. Menurut Koentjaraningrat,
kesenian dibagi menjadi dua yaitu seni rupa dan seni suara. Unsur kesenian juga
memiliki fungsi sosial. Contoh : Dalam pemujaan kepada dewa, biasanya
diiringin dengan musik yang indah disertai dengan tarian. Musik dan tarian
merupakan contoh dari unsur kesenian

B. Bahasa dan Komunikasi


1. Konsep Bahasa
Konsep umum dari, “bahasa” bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk
dapat belajar dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk
menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut, atau sekumpulan
pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. Semua bahasa
bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna
tertentu. Bahasa oral dan Bahasa isyarat memiliki sebuah sistem fonologis yang
mengatur bagaimana simbol digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai
kata atau morfem, dan suatu sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata dan
morfem digabungkan untuk membentuk frasa dan penyebutan.
Berikut Konsep bahasa menurut para ahli bahasa di Dunia:
 Menurut Fodor (1974)
Bahasa adalah system simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan
system simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat
konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan system tanda adalah
bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan
oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.
 Menurut Sunaryo (2000:6)
Bahasa didalam struktur budaya ternyata memiliki kedudukan,
fungsi dan peran ganda yaitu sebagai akar dan produk budaya yang
sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Menurut Mackey (1986:12)
Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may
be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer,
atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari
suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.
 Menurut Wibowo (2001:3)
bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi
(dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang
dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk
melahirkan perasaan dan pikiran.
 Harimurti Kridalaksana (1985:12)
Menyatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang
dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia.
 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2001:88)
Bahasa adalah sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.
2. Fungsi Bahasa

Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat
yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa
perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh.
Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan
bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak
teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan
bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk
berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung
kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar
dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke
dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu
dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja,
bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi
bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.

Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan


berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk
melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).

Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada
perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu,
bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,
baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru
di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian,
semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia,
yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993, 1995).
3. Bahasa sebagai Alat Komunikasi

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai
oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan
kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan
sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan
dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997:4).
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin
menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang
lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh
lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau
pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan
bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga
mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena
itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro
hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar
atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih
sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar,
luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum.
Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita,
misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula
merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat
menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan
negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik
sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
C.

Anda mungkin juga menyukai