Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FISIKA I

MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Fisika I


pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya

Oleh :

Dwi Putri Suryani


03021181419035
KELAS A

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt Karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai penilaian tugas
mata kuliah Fisika I dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Orang tua yang selalu memberikan doa, motivasi, semangat dan dukungan
depada penulis.

2. Bapak Prof.Dr. Ir. Eddy Ibrahim, MS; Bapak Ir. A. Taufik Arief, MS.,; dan
Bapak SUTOPO, S.SI., M.SI. LDB selaku dosen pembimbing mata kuliah
Fisika I.
3. Teman-teman dan pihak lain yang membantu penyusunan penulisan
makalah ini dan memberikan informasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan dalam makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif dari semua pihak agar di kemudian hari penulis dapat menyusun
makalah yang lebih baik lagi.
Demikian dari penulis, semoga makalah ini digunakan sebaik-baiknya. Atas
perhatian yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis Indralaya, November 2017

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nilai nilai selalu berada di setiap kegiatan kita, tanpa kita sadari kegiatan kita
sehari-hari juga memanfaatkan system kerja rumus fisika. Pada kesempatan ini
akan kami bahas mengenai kegunaan teori momentum. Sebelum kita membahas
apa kegunaan momentum terlebih dahulu kita mempelajari apa yang di maksud
dengan momentum.
Ketika terjadi suatu kecelakaan di jalan tabrakan antara ke dua buah
kendaraan yang berbeda kecepatan, dimana kendaraan yang benrkepatan tinggi
mengalami kerusakan yang lebih parah di bandingkan dengan kendaraan yang
berkecepatan rendah. Hal ini bisa terjadi, karena semakin besar massa dan
kecepatan yag dimiliki benda bergerak maka semakin sulit untuk dihentikan dan
makin besar akibatnya.
Ditinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan
ditentukan oleh momentum kendaraan tersebut. Dalam ilmu fisika terdapat dua
jenis momentum yaitu momentum sudut dan momentum linier. Momentum linier
biasanya disebut momentum. Maka momentum adalah hasil kali massa dan
kecepatan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Momentum?
2. Apa yang dimaksud dengan Impuls?
3. Apa yang dimaksud dengan Tumbukan?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian momentum.
2. Mengetahui pengertian impuls.
3. Mengetahui pengertian tumbuan.

3
BAB 2
ISI

2.1. Pengertian Momentum


Momentum adalah ukuran kesukaan untuk memberhentikan suatu benda, dan
didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan kecepatan. Momentum disebut juga
dengan pusa sehingga dilambangkan p. Momentum suatu benda (P) yang
bermassa mdan bergerak dengan kecepatan v diartikan sebagai :
Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran
vektor. Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan
besaran vektor. Jadi, momentum merupakan besaran vektor. Arah momentum
searah dengan arah kecepatan.
Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk
mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum
yang lebih besar dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan
yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut
dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam waktu tertentu.

2.1.1. Hukum Kekekalan Momentum


Momentum termasuk besaran yang kekal seperti halnya energi, artinya
jumlah momentum dua buah benda yang saling bertumbukan adalah konstan.
Secara rinci dapat dinyatakan jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan
adalah sama.

Misalkan benda A bergerak dengan kecepatan vA dan benda B bergerak


dengan kecepatan vBbergerak saling mendekati sehingga terjadi tumbukan dan vA’
dan vB’ adalah kecepatan masing-masing benda setelah tumbukan

Momentum sistem sebelum tumbukan P = mAvA + mBvB


Momentum sistem setelah tumbukan P’ = mAvA’+ mBvB’

4
Pada saat tumbukan maka terjadi gaya kontak antara kedua benda yaitu FA,B, gaya
yang dikerjakan benda A pada benda B dan sebagai reaksi benda B juga
mengerjakan gaya pada benda A yaitu FB,A. Jika tidak ada gaya luar maka

2.1.2. Hukum Kekekalan Momentum Linear

Dalam peristiwa tumbukan, momentum total sistem sesaat sebelum


tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan
tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem.

Dimana :
m1 dan m2 = massa kedua benda
V1 dan V2 = kecepatan kedua benda sebelum tumbukan
V1’ dan V2’ = kecepatan kedua benda setelah tumbukan.
Catatan : dalam menggunakan rumus tersebut harus memperhatikan tanda arah
kecepatan benda.

2.2. Pengertian Impuls


Perhatikanlah apa yang terjadi ketika seorang batter melakukan fly-out,
seperti pada ilustrasi di atas. Ketika batter melakukan fly-out, bola baseballakan
mendapatkan gaya rata-rata yang cukup besar selama tumbukan sehingga bola
terpental jauh dengan kecepatan tinggi dan sangat cepat serta mengalami tekanan
selama selang waktu yang sangat singkat. Menurut hukum III Newton, bola
memberikan gaya reaksi pada tongkat yang sama besarnya dengan gaya yang
diberikan tongkat pada bola, namun arahnya berlawanan. Gaya reaksi ini
menyebabkan tongkat mengalami percepatan, tetapi karena tongkat lebih berat
dibandingkan bola, percepatan tongkat jauh lebih kecil daripada percepatan bola.

5
Gaya rata-rata yang cukup besar dan terjadi dalam waktu yang sangat
singkat didefinisikan sebagai impuls.
Gaya rata-rata terhadap waktu ini dapat diartikan sebagai gaya konstan
selama selang waktu Δt yang akan memberikan impuls pada partikel sama besarnya
dengan yang diberikan oleh gaya yang berubah terhadap waktu selama selang
waktu yang sama. Prinsipnya jika F diketahui sebagai fungsi waktu, maka impuls
dapat dihitung. Perhitungan tersebut akan menjadi mudah bila gaya yang bekerja
pada partikel adalah konstan. Secara matematis impuls dirumuskan sebagai berikut:
I = F. Δt

Dimana : I = impuls (Ns)


F = gaya (N)
Δt = interval waktu (s)
Dalam banyak situasi fisis, kita akan menggunakan aproksimasi impuls
dimana kita asumsikan bahwa salah satu gaya yang bekerja pada partikel
dalam waktu singkat lebih besar daripada gaya yang lainnya.
Berdasarkan Hukum II Newton F = m . a, maka:
F Δt = (m a) Δt
= (m Δv/Δt)Δt
= mΔv
Untuk massa benda konstan dan kecepatan berubah dari v1 menjadi v2, maka:
I = F Δt = mv2-mv1
2.2.1. Hubungan momentum dan impuls
Apa yang menyebabkan suatu benda diam menjadi gerak? Anda telah
mengetahuinya, yaitu gaya. Bola yang diam bergerak ketika gaya tendangan Anda
bekerja pada bola. Gaya tendangan Anda pada bola termasuk gaya kontak yang
bekerja dalam waktu yang singkat. Gaya seperti ini disebut gaya implusif. Jadi,
gaya implusif mengawali suatu percepatan dan menyebabkan bola bergerak cepat
dan makin cepat. Gaya implusif mulai dari nilai nol pada saat t min, bertambah
nilainya secara cepat ke suatu nilai puncak, dan turun drastic secara cepat ke nol
pada saat t maks.
Impuls = F . Δt

6
Apakah impuls termasuk besaran scalar atau vector ? Impuls adalah hasil kali
antara besaran vector gaya F dengan besaran scalar selang waktu t, sehingga impuls
termasuk besaran vector. Arah impuls I searah dengan arah gaya implusif F.

Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
yang dialami benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum
awalnya.

Momentum benda erat kaitannya dengan gaya. Artinya, untuk memperbesar


atau memperkecil nilai momentum dibutuhkan gaya.
Berdasarkan hukum newton II :
∑F = m.a
∑F = rumus tersebut dapat di ubah menjadi :
∑F . Δt = Δp
I = Δp , sehingga dapat dikatakan bahwa impuls sama dengan
perubahan momentum.

2.3. Pengertian Tumbukan


Tumbukan merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda yang bergerak.
Saat tumbukan selalau berlaku hukum kekekalan momentum tapi tidak selalu
berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Mungkin sebagian energi kinetik diubah
menjadi energi panas akibat adanya tumbukan.
Tumbukan yang paling sederhana adalah tumbukan sentral. Tumbukan
sentral adalah tumbukan yang terjadi bila titik pusat benda yang satu menuju ke
titik pusat benda yang lain. Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang
dapat dijelaskan dengan konsep momentum dan impuls. Di antaranya
peristiwa tumbukan antara dua kendaraan. Salah satu penggunaan konsep
momentum yang penting adalah pada persoalan yang menyangkut tumbukan.
Misalnya tumbukan antara partikel-partikel gas dengan dinding tempat gas berada.
Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat gas dengan menggunakan
analisis mekanika.

7
2.3.1. Jenis – jenis Tumbukan
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,
tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting
sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lentingsama sekali.
1. Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan lenting sempurna (elastik) terjadi di antara atom-atom, inti atom,
dan partikel-partikel lain yang seukuran dengan atom atau lebih kecil lagi. Dua buah
benda dikatakan mengalami tumbukan lenting sempurna jika pada tumbukan itu
tidak terjadi kehilangan energi kinetik. Jadi, energi kinetik total kedua benda
sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap. Oleh karena itu, pada tumbukan
lenting sempurna berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan
energi kinetik. Tumbukan lenting sempurna hanya terjadi pada benda yang bergerak
saja.

Tumbukan lenting sempurna antara dua benda

Dua buah benda memiliki massa masing-masing m1 dan m2 bergerak saling


mendekati dengan kecepatan sebesar v1 dan v2 sepanjang lintasan yang lurus.
Setelah keduanya bertumbukan masing-masing bergerak dengan kecepatan
sebesar v’1 dan v’2 dengan arah saling berlawanan. Berdasarkan hukum kekekalan
momentum dapat ditulis sebagai berikut.

m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2


m1v1 – m1v’1= m2v’2 – m2v2
m1(v1 – v’1) = m (v’2 – v2)

Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh


persamaan sebagai berikut.

8
Ek1 + Ek2 = E’k1 + E’k2
½ m1v12 + ½ m2v22 = ½ m1(v1)2 + ½ m2(v2)2
m1((v’1)2 – (v1)2) = m2((v’2)2 – (v2)2)
m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m (v’2 + v2)(v’2 – v2)

Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan


sebagai berikut.

m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m1(v’2 + v2)(v1 – v’1)


v1 + v’1 = v’2 + v2
v1 – v2 = v’2 – v’1
-(v2 – v1) = v’2 – v’1

Persamaan di atas menunjukan bahwa pada tumbukan lenting sempurna


kecepatan relatif benda sebelum dan sesudah tumbukan besarnya tetap tetapi
arahnya berlawanan.
2. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Pada tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan sama
besar (benda yang bertumbukan saling melekat). Misalnya, tumbukan antara peluru
dengan sebuah target di mana setelah tumbukan peluru mengeram dalam target.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2


Jika v’1 = v’2 = v’,
maka m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’

Tumbukan tidak lenting sama sekali yang terjadi antara dua benda

9
Contoh tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ayunan balistik. Ayunan
balistik merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur benda yang
bergerak dengan keceptan cukup besar, misalnya kecepatan peluru. Prinsip kerja
ayunan balistik berdasarkan hal-hal berikut.

a. Penerapan sifat tumbukan tidak lenting.


m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
m1v1 + 0 = (m1 + m2) v’

b. Hukum kekekalan energi mekanik


½ (m1 + m2)(v’)2 = (m1 + m2)gh

Jika persamaan pertama disubtitusikan ke dalam persamaan kedua, maka diketahui


kecepatan peluru sebelum bersarang dalam balok.

Skema ayunan balistik


3. Tumbukan Lenting Sebagian
Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan lenting
sebagian, di mana energi kinetik berkurang selama tumbukan. Oleh karena itu,
hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Besarnya kecepatan relatif juga
berkurang dengan suatu faktor tertentu yang disebut koefisien restitusi. Bila

10
koefisien restitusi dinyatakan dengan huruf e, maka derajat berkurangnya kecepatan
relatif benda setelah tumbukan dirumuskan sebagai berikut.

Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1 ). Untuk tumbukan lenting


sempurna, nilai e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan
untuk tumbukan lenting sebagian mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1).
Misalnya, sebuah bola tenis dilepas dari ketinggian h1 di atas lantai. Setelah
menumbuk lantai bola akan terpental setinggi h2, nilai h2 selalu lebih kecil dari h1.

Skema tumbukan lenting sebagian

Coba kita perhatikan gamabr diatas. Kecepatan bola sesaat


sebelum tumbukan adalah v1 dan sesaat setelah tumbukan v1 .
Berdasarkan persamaan gerak jatuh bebas, besar kecepatan bola memenuhi
persamaan :

Untuk kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan sama dengan nol (v2 = v’2 =
0). Jika arah ke benda diberi harga negatif, maka akan diperoleh persamaan sebagai
berikut.

Persamaan diatas digunakan untuk tumbukan lenting sebagian.

11
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian uraian pada bab sebelumnya maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Momentum Momentum adalah sebuah nilai dari perkalian materi yang
bermassa / memiliki bobot dengan pergerakan / kecepatan. Dalam fisika
momentum dilambangkan huruf ‘p’, secara matematis momentum dapat
dirumuskan :
P= m.v
Dimana:
P = momentum, m = massa, v = kecepatan

Momentum akan berubah seiring dengan perubahan massa dan


kecepatan. Semakin cepat pergerakan suatu materi/benda akan semakin
cepat juga momentumnya. Semakin besar momentum, maka semakin
dahsyat kekuatan yang dimiliki suatu benda. Jika materi dalam keadaan
diam, maka momentumnya sama dengan nol.
2. Gaya rata-rata yang cukup besar dan terjadi dalam waktu yang sangat
singkat didefinisikan sebagai impuls. Gaya rata-rata terhadap waktu ini
dapat diartikan sebagai gaya konstan selama selang waktu Δt yang akan
memberikan impuls pada partikel sama besarnya dengan yang diberikan
oleh gaya yang berubah terhadap waktu selama selang waktu yang sama.
Prinsipnya jika F diketahui sebagai fungsi waktu, maka impuls dapat
dihitung. Perhitungan tersebut akan menjadi mudah bila gaya yang
bekerja pada partikel adalah konstan. Secara matematis impuls
dirumuskan sebagai berikut:
I = F. Δt

Dimana : I = impuls (Ns)


F = gaya (N)
Δt = interval waktu (s)

12
3. Tumbukan merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda yang
bergerak. Saat tumbukan selalau berlaku hukum kekekalan momentum
tapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Mungkin
sebagian energi kinetik diubah menjadi energi panas akibat
adanya tumbukan. Jenis tumbukan ada 3, yaitu: Tumbukan lenting
sempurna, Tumbukan tidak lenting sama sekali, dan Tumbukan lenting
sebagian.

3.2. Saran
Dengan mengetahui dan mempelajari momentum, kita diharapkan dapat
menganalisis bagaimana cara mencari monentum. Momentum pula sangat banyak
fungsinya dalam kehidupan sehari hari, dimana tidak lepas dari
momentum.sehingga momentum ini harus kita pelajari dengan baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Jilid I.Jakarta : Penerbit Erlangga.

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I. Jakarta : Penebit Erlangga.

14

Anda mungkin juga menyukai