Anda di halaman 1dari 8

Tanya Jawab Soal KUP (Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan)

1. Apa yang harus dilakukan seorang wanita kawin terkait dengan kewajiban NPWP
yang memiliki penghasilan sendiri, jika
a. Telah memiliki NPWP sebelum kawin;
Jawaban: Terhadap NPWP Wanita Kawin tersebut, harus diajukan penghapusan.
b. Belum memilikin NPWP tetapi hidup terpisah berdasarkan putusan hakim;
Jawaban: Wanita Kawin tersebut harus mengajukan permohonan NPWP, dimana hak dan
kewajiban perpajakannya terpisah dengan suami.

c. Belum memiliki NPWP tetapi mengadakan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta;
Jawaban: Wanita Kawin tersebut harus mengajukan permohonan NPWP, dimana hak dan
kewajiban perpajakannya terpisah dengan suami.
d. Belum memiliki NPWP, tidak hidup terpisah berdasarkan putusan hakim, tidak mengadakan
perjanjian pemisahan penghasilan dan harta tetapi ingin melaksanakan hak & kewajiban
perpajakan sendiri (terpisah dari suami);
Jawaban: Wanita Kawin tersebut harus mengajukan permohonan NPWP, dimana hak dan
kewajiban perpajakannya terpisah dengan suami.
e. Hidup terpisah berdasarkan putusan hakim, atau mengadakan perjanjian pemisahan
penghasilan dan harta, atau ingin melaksanakan hak & memenuhi kewajiban perpajakan sendiri
(terpisah dari suami) tetapi telah memiliki NPWP sebelum kawin.
Jawaban: Wanita Kawin tersebut tidak perlu mendaftarkan lagi ke KPP (Kantor Pelayanan
Pajak), dan wajib melaporkan pajaknya sendiri, terpisah dari suami.

2. Tanggal berapa SPT-SPT dibawah ini paling lambat harus dilaporkan dan sanksi apa/
berapa jika terlambat?
a. SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2012;
Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah 4 bulan setelah akhir tahun pajak = 30 April
2013, apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp 1.000.000,-
b. SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2012;
Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah 3 bulan setelah akhir tahun pajak = 31 Maret
2013, apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp 100.000,-
c. SPT Masa PPh Pasal 21 Masa Pajak Januari 2013;
Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya = 20 Februari 2013,
apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp 100.000,-
d. SPT Masa PPh Pasal 23 Masa Pajak Januari 2013;
Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya = 20 Februari 2013,
apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp 100.000,-
e. SPT Masa PPN Masa Pajak Januari 2013.
Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah akhir bulan berikutnya = 28 Februari 2013,
apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp 500.000,-

3. Produk hukum apa yang akan Wajib Pajak terima dan apa sanksi (jika ada) atas kasus-
kasus dibawah ini:
a. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang telah dibayar
lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang;
Jawaban: Diterbitkan SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar), terhadap kasus ini
tidak ada sanksi yang diberikan >> Pasal 17 ayat 1 UU KUP.
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama
dengan jumlah pajak yang terutang;
Jawaban: Diterbitkan SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil), terhadap kasus ini tidak ada
sanksi yang diberikan >> Pasal 17A UU KUP.
c. Berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat kurang bayar atas SPT Masa PPN yang
disampaikan lewat jangka waktu yang ditentukan dalam surat tegoran;
Jawaban: Diterbitkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), terhadap kasus ini
dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2 % sebulan (maksimal 24 bulan) dari jangka
waktu yang telah lewat berdasarkan surat tegoran >> Pasal 13 ayat 2 UU KUP.
d. Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak menyelenggarakan pembukuan (Pasal 28 dan 29 KUP)
atas SPT PPh Badan;
Jawaban: Diterbitkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), terhadap kasus ini
dikenakan sanksi berupa kenaikan sebesar 100 % >> Pasal 13 ayat 3c UU KUP.
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat
Faktur Pajak;
Jawaban: Diterbitkan STP (Surat Tagihan Pajak), terhadap kasus ini dikenakan sanksi
berupa denda sebesar 2 % x DPP (Dasar Pengenaan Pajak) >> Pasal 14 ayat 4 UU KUP.
f. Dilakukan pemeriksaan ulang karena Data baru termasuk data yang semula belum terungkap
yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang.
Jawaban: Diterbitkan SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan),
terhadap kasus ini:
- Apabila dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT, maka
dikenakan sanksi berupa kenaikan sebesar 100%.
- Apabila melalui keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak sendiri dengan
syarat DJP (Direktorat Jenderal Pajak) belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan
dalam rangka penerbitan SKPKBT, tidak akan dikenakan sanksi kenaikan. >> umumnya
hal ini yang dilakukan dalam praktik.

4. Upaya hukum apa yang dapat dilakukan Wajib Pajak dan kemana ditujukan, apabila
terdapat sengketa dengan pihak fiskus terhadap penerbitan surat-surat berikut:
a. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP);
Jawaban: Upaya hukum berupa Pengajuan Surat Sanggahan >> ditujukan kepada KPP
(Kantor Pelayanan Pajak).
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
Jawaban: Upaya hukum berupa Pengajuan Surat Keberatan >> ditujukan kepada Kanwil
(bagian diatas yang mengeluarkan SKP), apabila Kanwil yang menerbitkan SKP maka
surat keberatan ditujukan ke DJP (Direktorat Jenderal Pajak).
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang terdapat salah hitung;
Jawaban: Upaya hukum berupa Pembetulan Ketetapan Pajak >> ditujukan kepada KPP
(instansi yang mengeluarkan SKP), dimana hanya instansi yang mengeluarkan SKP yang
dapat melakukan pembetulan. [Pasal 16 ayat 1 UU KUP]
d. Surat Tagihan Pajak yang dikarenakan bukan karena kesalahan Wajib Pajak;
Jawaban: Upaya hukum berupa Pengurangan/ Penghapusan Ketetapan Pajak berupa
STP (Surat Tagihan Pajak) >> ditujukan ke DJP (Direktorat Jenderal Pajak). [Pasal 36 ayat
1a UU KUP]
e. Surat Keputusan Keberatan;
Jawaban: Upaya hukum berupa Pengajuan Surat Banding >> ditujukan kepada Peradilan
Pajak.
f. Surat Keputusan Banding;
Jawaban: Upaya hukum berupa Peninjauan Kembali >> ditujukan kepada Mahkamah
Konstitusi (MK).
g. Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan tidak sesuai prosedur.
Jawaban: Upaya hukum berupa Gugatan >> ditujukan kepada Peradilan Pajak.
5. Terhadap wajib pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sebesar
Rp 750.000.000,- jumlah yang disetujui Wajib Pajak pada saat pembahasan akhir hasil
pemeriksaan sebesar Rp 200.000.000. Wajib Pajak membayar Rp 500.000.000,- kemudian
mengajukan keberatan. SK Keberatan menjadi Rp 600.000.000.
a. Berapa jumlah yang harus dibayar/ diterima wajib pajak jika tidak mengajukan banding?
Jawaban:
SKPKB hasil pemeriksaan = Rp 750.000.000,-
Setuju hasil pemeriksaan = Rp 200.000.000,-
Yang dibayar oleh Wajib Pajak = Rp 500.000.000,-
Keputusan Keberatan, SKPKB menjadi = Rp 600.000.000,-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pajak Kurang Dibayar (Rp 600.000.000 – Rp 500.000.000) = Rp 100.000.000,-
Sanksi Denda (50 % x Rp 100.000.000) = Rp 50.000.000,- (+)
Yang harus dilunasi apabila tidak mengajukan banding = Rp 150.000.000,-

b. Jika kemudian wajib pajak mengajukan banding dan keputusan banding menjadi Rp
400.000.000, berapa jumlah yang harus dibayar/ diterima wajib pajak?
Jawaban:
SKPKB hasil pemeriksaan = Rp 750.000.000,-
Setuju hasil pemeriksaan = Rp 200.000.000,-
Yang dibayar oleh Wajib Pajak = Rp 500.000.000,-
Keputusan Keberatan, SKPKB menjadi = Rp 600.000.000,-
Keputusan Banding, SKPKB menjadi = Rp 400.000.000,-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pajak Lebih Dibayar (Rp 500.000.000 – Rp 400.000.000) = Rp 100.000.000,-
Bunga atas kelebihan pembayaran tidak dibayar, dimana diatur dalam PP No.46.
Oleh karena itu Jumlah pajak yang harus diterima Wajib Pajak adalah sebesar Rp
100.000.000,-.

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan Contoh Soal Kasus KUP
beserta Pembahasannya. Langsung saja ini dia…
Soal 1

No Soal Jawab Rujukan Yuridis


1. Bapak Satrio adalah wajib a.Batas waktu maximal untuk a.Pasal 3 ayat 3
pajak orang pribadi.Untuk Surat Pemberitahuan Pajak (point b)
tahun 2009 telah terhutang PPh orang pribadi,paling lama
sebesar Rp.5.000.000,00. 3(tiga) buulan setelah akhir
Selama tahun tahun pajak
tersebut,Bp.Satrio telah b.Ada.
membayar PPh terhutang Wajib pajak dapat b.Pasal 3 ayat 4
sejumlah Rp.2.000.000,00 memperpanjang jangka waktu
Bapak Satrio baru membayar penyampaian Surat
PPh kurang bayar pada tanggal Pemberitahuan Tahunan
5juli 2010,sekaligus Pajak Penghasilan untuk
menyampaikan Surat paling lama 2 bulan
Pemberitahuan Tahunan pajak c.Ada
a.Kapan batas waktu maximal Apabila Surat Pemberitahuan
untuk penyampaian surat Tahunan tidak di sampaikan c.Pasal 7 ayat 1
pemberitahuan? dalam jangka waktu
b.Apakah ada perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam
waktu untuk wajib pajak dalam pasal 3 atau batas waktu
menyampaikan Surat perpanjangan penyampaian
Pemberitahuan Tahunan Surat Pemberitahuan
pajak? sebagaimana dimaksud dalam
c.Adakah sanksi yang di pasal 3 ayat 4 maka untuk
kenakan pada Bapak Satrio wajib pajak orang pribadidi
terkait dengan waktu kenai sanksi administrasi
penyampaian Surat sebesar Rp.100.000,00
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Tersebut?
2. PT.Amanah adalah wajib Total pajak yang masih harus a.Berhubungan
pajakbadan.Untuk tahun 2009 dibayar: dengan
PPh terhutang sebesar Rp.10.000.000+Rp.5.000.000 keterlambatan
Rp.25.000.000.Selama tahun =Rp.15.000.000 pembayaran PPh
tersebut telah di bayar PPh kurang bayar tahun
sebesar Rp.15.000.000. Bunga yang di kenakan 2009 yang masih
Pada awal tahun 2010 total karena keterlambatan harus di bayar
PPh yang masih harus dibayar pembayaran: Pasal 9 ayat 2
oleh PT.Amanah adalah 2% x 5 xRp.10.000.000 (point A)
sebesar Rp.10.000.000. =Rp.1.000.000
Surat Pemberitahuan tahunan b.Berhubungan
Pajak telah di sampaikan pada Bunga yang di kenakan dengan pembetulan
akhir maret 2010.Tetapi pada karena pembetulan Surat surat
bulan mei 2010 ada Pemberitahunan Tahunan pemberitahuan
pembetulan Surat yang mengakibatkan uatng tahunan yang
Pemberitahunan tahunan oleh pajak menjadi lebih besar: mengakibatkan
wajib pajak sendiri bahwa utang pajak menjadi
utang pajak Rp.5.000.000 lebih 2% x 5 x Rp.5.000.000 lebih besar adalah
besar dari semula. =Rp.500.000 Pasal 8 ayat 2
PT.Amanah baru membayar
PPh yang kurang bayar pada Total bayar
tanggal 17 September 2010 Rp.16.500.000
Sehubungan dengan hal
tersebut,berapakah jumlah
yang harus di bayar oleh
PT.Amanah pada tanggal 17
Septenber tersebut?

Soal 2
Alfian Widitomo bekerja pada PT Asih Pratama dengan memperoleh gaji Rp 2.000.000 setiap bulannya.
Alfian Widitomo telah menikah dan memiliki 2 orang anak. Iuran pensiun yang dibayar oleh Alfian
Widitomo sebesar Rp 30.000 setiap bulannya. Perusahaan menggenakan biaya jabatan sebesar 5% dari
setiap bulan.
No Soal Jawab Rujukan
1 Dimana Alfian Widitomo Melaporkan PPh pasal 21 setiap bulannya di KPP Pasal 2 ayat 2
melaporkan PPh pasal 21 setiap (Kantor Pelayanan Pajak) yang telah ditentukan oleh
bulannya? PT Asih Pratama
2 Dimana Alfian Widitomo Melalui Bank BUMN/D atau Bank lainnya atau intalasi Pasal 10 ayat
membayarkan PPh pasal 21 pemerintahan yang ditunjuk seperti Kantor Pos 1
setiap bulannya?
3 Formulir apa yang digunakan Menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) Pasal 10 ayat
untuk membayar PPh pasal 21? 2
4 Kapankah batas maksimalPPh pasal 21 yang dipotong oleh pemotong PPh harus Pasal 9 ayat 1
pembayaran pajak tersebut disetor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah
diatas? Masa Pajak berakhir
5 Berapakah yang harus dibayar Perhitungan PPh pasal 21 adalah : -
Alfian Widitomo melalui PT Asih
Gaji sebulan Rp 2.000.000
Pratama? Jelaskan
Biaya Jabatan 5%xRp 2.000.000 (Rp 100.000)
Perhitungannya!!! Iuran Pensiun (Rp 30.000)
Penghasilan netto sebulan Rp 1.870.000
Penghasilan netto setahun :
Rp 1.870.000 x 12 bulan Rp 22.440.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak :
Untuk Wajib Pajak Pribadi (Rp 13.200.000)
Tambahan Karena Menikah (Rp 1.200.000)
Tambahan untuk 2
anak (Rp 2.400.000)
Rp 5.640.000
PPh pasal 21 terutang 5% x Rp
5.640.000 = Rp 23.500
12 bulan
Demikian pembahasan tentang Contoh Soal Kasus Pajak dan Pembahasannya.

No Pertanyaan Jawaban Rujukan Yuridis


1. Kapan jangka waktu Sebelum penyerahan BKP/JKP. Pasal 2 ayat (5) UU
pendaftaran NPWP bagi Paling lama akhir bulan berikut KUP JO.
PPKP? setelah s/d suatu masa dalam KEP- 161/PJ./2001
tahun buku nilai peredaran usaha JO PER-
melebihibatasan Pengusaha 160/PJ./2007
Kecil.
2. Kapan Batas waktu Paling lambat 3 bulan setelah Pasal 3 ayat (1),
Penyampaian SPT akhir tahun pajak. (2), (3), dan (7) UU
Ibu Angel? KUP

3. Bagaimana carapenyampaian Pasal 6 UU KUP


1. Disampaikan langsung
SPT? JO. KEP- 518
ke KPP/ KP4. /PJ./2000
2. Disampaikan melalui
Kantor Pos secara tercatat.
3. Atau cara lain
dengan ekspedisi atau kurir.
4. Berapakah Rp500.000 Pasal 7 ayat (1) UU
sanksi administratifdan KUP
keterlambatan itu?
5. Kapan tanggal jatuh tempo Tanggal 15 bulan takwim Pasal 9 ayat (1) UU
pembayaran atau penyetoran berikutnya. KUP JIS.
pajak? NO.541
/KMK.04/2000 JO
326/KMK.03/2003
6. Berapa Jumlah pajak yang Jumlah yang harus dikeluarkan : Pasal 9 ayat (2A)
harus dibayarkan? Jumlah pajak terutang sebesar UU KUP
Rp10.000.000,00
Bunga :
2%*1*10.000.000=Rp200.000,00
Denda Rp500.000
Total Rp10.700.000,00

Dasar hukum atas batas waktu penyetoran pajak kurang bayar dan pelaporan SPT adalah UU KUP Nomor 28
Tahun 2007 dan PMK nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak.

Batas Waktu
No Jenis SPT Masa Batas Waktu
Penyampaian/Pelaporan SPT
Pembayaran/Penyetoran
paling lama 20 (dua puluh) hari
1 PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong tanggal 10 (sepuluh) bulan
setelah Masa Pajak berakhir
oleh Pemotong berikutnya
2 PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus tanggal 15 (lima belas) bulan
dibayar sendiri berikutnya
3 PPh Pasal 4 ayat (2) atas Sebelum akta, keputusan,
pengalihan atas tanah/atau perjanjian, kesepakatan atau risalah
bangunan baik dipotong/dipungut lelang ditandatangani oleh pejabat
atau dibayar sendiri yang berwenang
4 PPh Pasal 15 yang dipotong oleh tanggal 10 (sepuluh) bulan
pemotong berikutnya
5 PPh Pasal 15 yang harus dibayar tanggal 15 (lima belas) bulan
sendiri berikutnya
6 PPh pasal 21 yang dipotong oleh tanggal 10 (sepuluh) bulan
pemotong berikutnya
7 PPh Pasal 23/26 yang dipotong tanggal 10 (sepuluh) bulan
oleh pemotong berikutnya
8 PPh pasal 25 tanggal 15 (lima belas) bulan
berikutnya
tidak ada pelaporan
9 PPh Pasal 22, PPN, PPnBM atas Bersamaan dengan saat pembayaran
impor bea masuk. Atas impor harus
dilunasi saat penyelesaian dokumen
pemberitahuan pabean impor
melaporkan hasil
10 PPh Pasal 22, PPN, PPnBM atas disetor dalam jangka waktu 1 (satu)
pemungutannya secara
impor yang dipungut DJBC hari kerja setelah dilakukan mingguan paling lama pada
hari kerja terakhir minggu
pemungutan pajak
berikutnya
11 PPh pasal 22 yang dipungut Kuasa disetor pada hari yang sama dengan
Pengguna Anggaran/Pejabat pelaksanaan pembayaran/pencairan
penanda tangan SPM melalui KPPN
paling lama 14 (empat belas)
12 PPh pasal 22 yang dipungut disetor pada 7 hari setelah
hari setelah Masa Pajak
bendahara pelaksanaan pembayaran atas berakhir
penyerahan barang yang dibiayai
APBN/APBD, dengan
menggunakan SSP an. Rekanan dan
di tanda tangani Bendahara
paling lama 20 (dua puluh) hari
13 PPh pasal 22 yang pemungutannya tanggal 10 (sepuluh) bulan
setelah Masa Pajak berakhir
dilakukan oleh WP Badan tertentu berikutnya
paling lama akhir bulan
14 PPN atau PPN dan PPnBM yang akhir bulan berikutnya
berikutnya setelah Masa Pajak
terutang dalam satu Masa Pajak berakhir
15 PPN yang terutang atas tanggal 15 (lima belas) bulan
pemanfaatan BKP tidak berwujud berikutnya
dan/atau JKP dari luar pabean
16 PPN Kegiatan Membangun tanggal 15 (lima belas) bulan
Sendiri / PPN KMS berikutnya
17 PPN, PPnBM yang dipungut disetor pada hari yang sama saat
pejabat penandatangan SPM pelaksanaan pembayaran melalui
sebagai pemungut PPN KPPN
18 PPN, PPnBM yang dipungut 7 (tujuh) hari setelah tanggal
bendahara pengeluaran sebagai pelaksanaan pembayaran melalui
pemungut PPN KPPN
19 PPN, PPnBM yang dipungut oleh tanggal 15 (lima belas) bulan
pemungut PPN selain Bendahara berikutnya
Pemerintah
paling lama 20 (dua puluh) hari
20 PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dibayar paling lama pada akhir
setelah Masa Pajak berakhir
dengan kriteria tertentu Masa Pajak terakhir
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (3b) Undang-Undang
KUP yang melaporkan beberapa
Masa Pajak dalam satu Surat
Pemberitahuan Masa
21 Pembayaran masa selain PPh Pasal harus dibayar paling lama sesuai
25 bagi Wajib Pajak dengan dengan batas waktu untuk masing-
kriteria tertentu sebagaimana masing jenis pajak
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3b)

Batas Waktu
No Jenis SPT Tahunan Batas Waktu
Penyampaian/Pelaporan SPT
Pembayaran/Penyetoran
3 (tiga) bulan setelah akhir
1 Orang Pribadi sebelum Surat Pemberitahuan Pajak
Tahun Pajak
4 (empat) bulan setelah akhir
2 Badan
Tahun Pajak

Anda mungkin juga menyukai