Anda di halaman 1dari 4

TIKET MASUK

PRAKTIKUM ANATOMI VETERINER MAKRO 3

“REPTIL 1”

FERDINAND AULA REGA P.E


165130107111032
2016 C
C5

LABORATORIUM ANATOMI VETERINER MAKRO


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
1. Metode Pembuatan Preparat
1. Langkah pertama, dilakukan fiksasi bahan utuh yang telah mati/pingsan ke
dalam alkohol 96% selama ± 4 hari.
2. Lalu pada bahan utuh dilakukan pengelupasan kulit dan bagian organ dalamnya
dikeluarkan. Selanjutnya dilakukan perendaman dalam aseton selama ± 2 hari.
3. Kemudian bahan dimasukkan ke dalam larutan pewarna alizarin red S dengan
konsentrasi 1% (komposisi larutan pewarnaan terdiri dari alizarin red S
konsentrasi 1% dalam alkohol 95% (1 volume), asam asetat 10% (1
volume) serta alkohol 70% (15 volume). Perendaman dalam larutan pewarna
alizarin red dilakukan selama ± 2-3 hari.
4. Selanjutnya bahan dicuci dengan air mengalir selama 30 menit, dimana pada
praktikum ini kami menggunakan selang sebagai sumber air mengalirnya, lalu
direndam didalam larutan KOH 1% hingga bahan menjadi transparan. Bahan
direndam ke dalam larutan campuran gliserin dan KOH dengan perbandingan
20% : 80%, 50% : 50%, 80% : 20%. Waktu perendaman untuk masing-masing
preparat dalam larutan campuran gliserin dan larutan KOH 1% paling lama 24
jam.
5. Langkah terakhir yang dilakukan yaitu memindahkan bahan ke dalam gliserin
murni.

2. Metode Plastinasi
Plastinasi digunakan dalam bidang biologi dan kedokteran untuk mengawetkan
mayat atau spesimen lain dengan berbagai bidang potongan, yaitu membujur dan
melintang melewati organ-organ tubuh. Setiap organ bahkan hingga jaringan syaraf
dapat di awetkan dengan plastinasi. Untuk membedakan aringan syaraf
dengan jaringan lain, diberikan warna kuning pada jaringan syara tersebut. Tubuh
dibedah dengan irisan melintang atau membujur dengan memperlihatkan sebagian kulit
yang di buang, sehingga terlihat jaringan otot. Pembedahahan pada lapisan pelindung
organ dalam memperlihatkan posisi dari organ dan tulang-tulang penyusun tubuh. Ini
bertujuan untuk memperlihatkan anatomi tubuh secara tiga dimensi.
1. Fiksasi, yaitu membalsem mayat dengan formaldehida mencegahpembusukan.
2. Dehidrasi, yaitu merendam mayat dalam larutan aceton. Dalam keadaan
membeku, aceton mengeluarkan isi sel/protoplasma
3. Tekanan impregnasi, spesimen kemudian ditempatkan dalam cairan polimer s
eperti silikon, poliester atau epoksi resin. Dengan mengondisikan suasana
dalam tekanan udara 0, aceton kemudian mendidih. Aceton yang terevaporasi
kemudian meninggalkan sel, cairan polimer masuk menggantikan
aceton masuk dalam sel sehingga membuat sel terisi cairan mirip plastik.
4. Pengerasan, plastik yang telah memasuki
sel harus dikeraskan dengan menggunakan gas, panas dan sinar ultra violet.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarso, Wisnu. 1989. Bahan Pengajaran Mikroteknik. Bogor : DEPDIKBUD Institiut
Pertanian Bogor
Rozikuliyeva, Lyale. Laporan Praktikum Teknik Laboratorium Membuat Preparat Permanen
Jaringan Hewan Mencit. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Singh, Mishra, Pandit, Maheshwari, Hasan. 2013. Plastination: A Promissing Method for
Preserving Biological Specimen: A Review Article. International Journal of
Scientific and Research Publications, Volume 3
Sudiana, K. I. 2005. Teknologi Ilmu Jaringan dan Imunohistokimia. Jakarta: CV.Sagung
Seto.

Anda mungkin juga menyukai