Anda di halaman 1dari 3

Nama : Khoirul Mujahidin

NIM : 111-13-261

Kelas : E

Kebakaran Hutan di Indonesia dalam Perspektif Islam

Indonesia adalah salah satu Negara yang mempunyai hutan tropis terbesar di dunia, hutan
tropis adalah hutan yang menerima sinar matahari sepanjang tahun merupakan hutan yang paling
subur dan sangat berpotensial untuk penghasil oksigen. Luas hutan tropis di Indonesia yaitu sekitar
133.300.543,98 ha, yang sekarang ini tersisa 43 juta hektar yang masuk dalam kategori hutan asli
atau bisa dibilang hutan perawan (kemenhut, 2010). Oleh karena itu, Indonesia menjadi salah satu
Negara penghasil oksigen untuk dunia, untuk seluruh makhluk ciptaan Allah SWT yang di bumi
membutuhkan oksigen. Jadi, kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia sekitar 40 persen. Semakin
hari hutan itupun semakin berkurang karena ulah perbuatan dari tangan manusia yang tidak pernah
merasa puas dengan apa yang telah dianugerahkan sang Khaliq kepadanya. Mereka merusak
alamnya sendiri hanya untuk mencapai kepuasan hidup mereka yang hanya sebentar, dan
meninggalkan kerusakan di bumi. Mereka melakukan aksi pembalakan hutan, penggundulan hutan,
pembukaan lahan perkebunan dan bahkan ada juga yang melakukan aksi pembakaran hutan demi
dirinya sendiri dan kepentingan kelompoknya saja tanpa memperhatikan dampak yang telah mereka
kerjakan kepada seluruh orang lain. Dampak dari itu semua antara lain yaitu terjadinya bencana
longsor, sulit untuk mencari air karena hilangnya fungsi hutan yang sebagai peresapan air untuk
cadanagan air, hilangnya sebuah ekosistem dari habitat flora dan fauna. Seperti yang disebutkan
dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum [30] ayat 41:

‫ض اللجذيِ نعجمعلوُا لننعللهعرم ينررججععوُنن‬ ‫ت أنريجديِ النلاَّ ج‬


‫س لجيعجذيقنهعرم بنرع ن‬ ‫ظهننر ارلفننساَّعد جفيِ ارلبنرر نوارلبنرحجر بجنماَّ نكنسبن ر‬
‫ن‬

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Bahkan bukan hanya itu saja dampak yang akan terjadi. Dampak bagi manusia lain adalah
mengganggu kesehatan manusia, karena kebakaran hutan ini juga menyebabkan polusi udara dari
dampak lagsung terutama bagi masyarakat yang wilayahnya di sekitar hutan, baik dalam jarak yang
dekat dan bahkan berpuluh kilometer. Polusi udara yang ditimbulkan karena adanya asap dari
kebakaran hutan dapat tersebar lebuh dari puluhan kilometer seperti contohnya yang saat ini masih
terjadi yaitu asap ini telah mencemari udara di daerah Kalimantan Barat dan bahkan bisa sampai
Negara tetangga kita, yaitu Singapura dan Malaysia. Seperti kebakaran hutan yang sedang terjadi di
Riau lalu yang mengakibatkan meningkatnya jumlah penderita ISPA (infeksi saluran pernapasan)
dan total dari masyarakat yang menderita ISPA mencapai lebih dari 55 ribu jiwa yang mana banyak
diderita oleh anak-anak yang sedang mempunyai sistem pernapasan yang sedang berkembang.
Ssehingga puluhan sekolah di Riau terpaksa diliburkan lebih dari sepekan. Kebakaran hutan
sangatlah susah dipadamkan, ditambah lagi yang terjadi di Riau sebagian besar terjadi di lahan
gambut. Lahan gambut apabila terkena kebakaran maka sulit untuk dipadamkan. Asap dari akibat
kebakaran hutanini bukan hanya mengganggu akan kesehatan manusia saja namun, asap ini juga
berdampak mengganggu transportasi laut, darat, dan udara. Salah satunya juga berhenti
beroperasinya Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Peneliti menyebutkan
bahwasanya sebagian besar kebakaran yang terjadi di Indonesia adalah ulah dari tangan manusia.
Allah SWT melarang manusia untuk membuat kerusakan di lingkungan, seperti firman Allah dalam
Al-Qur’an Surat Al-A’raf [7] Ayat 56 yaitu:

‫ب رمنن ارلعمرحجسجنين‬ ‫ت ا‬
‫اج قنجري ب‬ ‫صلنجحهناَّ نواردععوُهع نخروُفاَّ ا نوطننمعاَّ ا إجلن نررحنم ن‬ ‫نولن تعرفجسعدورا جفيِ النرر ج‬
‫ض بنرعند إج ر‬

Artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.
Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.”

Oleh karena itu, Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) menyatakan bahawa “pembakaran hutan dan
lahan untuk lahan kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, dan lain-lain yang mengakibatkan
kabut asap, kerusakan lingkungan, serta mengganggu kehidupan manusia hukumnya haram.”
Ditetapkan di Banjarmasin pada tanggal 22 Dzulkaidah 1427 H atau tanggal 13 Desember 2006.
Sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan ayat-ayat Al-Qur’an untuk manusia tentang
penciptaan alam dan manusia untuk memanfaatkan alam sebaik-baiknya tanpa merusaknya. Di
dalam Al-Qur’an SuratAl-Baqarah [2] Ayat 29 yang berbunyi:

‌ ‫ق لنعكم لماَّ جفى ٱىَلنىَرض نججميماعاَّ ثعلم ٱىَستننوُ ـ ى‬


‫ى إجنلى ٱللسنماَجء فننسلوُـٮهعلن نسىَبنع نسنمــنوُٲَ م ء‬
‫ت نوهعنوُ بجعكرل نشىَىءء نعجليمبم‬ ‫ج‬ ‫هعنوُ ٱللجذى نخلن ن‬

Artinya: “Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu.”

Bukan hanya untuk diciptakan oleh Allah untuk manusia saja, tetapi Dia memberi kemudahan bagi
manusia dalam mengambil manfaatnya. Seperti di dalam Al-Qur’an Surat Al-Jatsiyah [45] Ayat 13:

‫ت لرقنىَوُمءم ينتنفنلكعرونن‬ ‫ض نججميماعاَّ رمىَن ‌هع إجلن جفى نذٲَلج ن‬


‫ك نلنينــ م ء‬ َ‫ى‬
‫ت نونماَّ جفى ٱلنىَر ج‬
‫نونسلخنر لنعكم لماَّ جفى ٱللسنمــنوُٲَ ج‬
Artinya: “Dan Dia menundukkan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-
Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi orang-orang yang berpikir.”

Kebakaran hutan dank abut asap ini disebabkan oleh ulah tangan manusia, dan Allah berfirman
dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syura [42] Ayat 30:

‫صيبنمءة فنبجنماَّ نكنسبنىَت أنىَيجديعك ىَم نوينىَععفوُرا نعن نكجثيمءر‬


‫ڪم رمن مم ج‬ ‫نونماَ أن ن‬
‫صــبن ع‬

Artinya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri,
dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).”

Oleh karena itu kita diwajibkan untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah tentang
larangan membakar hutan untuk kemaslahatan manusia. Karena apabila tetap dilanggar, maka
manusia itu sender yang pasti mendapatkan akibat dan kerugiannya. Seperti dalam firman Allah
dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ [4] Ayat 59 yaitu:

‫ينــ ىأ نميہناَّ ٱللجذينن نءانمنعىوُرا أنجطيععوُرا ٱللن نوأنجطيععوُرا ٱللرعسوُنل نوأعروجلى ٱىَلنىَمجر جمنعك ‌ىَم فنجإن تنننــنزىَعتع ىَم جفى نشىَىمءء فنعرمدوهع إجنلى ٱللج نوٱللرعسوُجل‬
‫ك نخىَيمبر نوأنىَحنسعن تنىَأجويلا‬
‫جإن عكنتع ىَم تعىَؤجمعنوُنن جبٱِللج نوٱىَلينىَوُجم ٱىَلنجخ ‌جر نذٲَلج ن‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)
di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Lebih jauh, Yusuf al-Qardlawi dalam Ri’ayatul Bi’ah fi al-Syari’ati Islamiyyah menjelaskan
mengenai posisi pemeliharaan ekologis (hafidz al-‘alam) dalam Islam adalah pemeliharaan
lingkungan setara dengan menjaga maqoshidus syari’ah, yaitu: menjaga agama, memelihara jiwa,
memelihara akal, memelihara keturunan, dan memelihara harta. Ditujukan untuk menegakkan
kemaslahatan dunia tidak akan tegak berdiri, sehingga berakibat pada kerusakan dan hilangnya
kenikmatan perikehidupan manusia. (Fathurrahman Djamil, 1994:94)

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya manusia sejatinya adalah manusia sebagai kholifah di bumi.
Dengan mempunyai kewajiban untuk mengurus, menjaga, dan memelihara kelestarian alam di bumi
dan segala apa yang ada di dalamnya untuk dikelola secara baik dan benar sesuai dengan Al-Qur’an
dan Al-Hadis. Dan haram bagi manusia untuk merusak apa yang telah Allah SWT ciptakan di bumi
harus dijalankan sesuai dengan kehendak dan tujuan dari diciptakannya alam tersebut.

Anda mungkin juga menyukai