KVL
Analisa rangkaian DC
Secara umum, analisa rangkaian adalah suatu teknik analisa rangkaian secara matematis
(rangkaian adalah komponen-komponen yang saling terhubung). Sering sekali para teknisi dan
insinyur menemukan rangkaian yang berisi sumber yang berjumlah lebih dari satu atau suatu
rangkaian yang susunan komponenya sangat sulit untuk diselesaikan menggunakan aturan
rangkaian seri-paralel. Karena itulah, digunakan analisa rangkaian.
Untuk mengilustrasikan bagaimana suatu rangkaian sederhana dapat dianalisa dengan memecah
menjadi bagian seri dan bagian paralel, kita mulai dari rangkaian ini:
Untuk menganalisa rangkaian di atas, pertama-tama harus dicari rangkaian ekivalen dari R2 dan
R3 yang disusun paralel, lalu menambahkan dengan R1 yang disusun seri hingga mendapatkan
resistansi totalnya. Lalu, kita dapat memperoleh nilai arus total dengan menggunakan hukum
Ohm dengan cara I = E/R, lalu arus yang didapat ini digunakan untuk mendapatkan tegangan
pada masing-masing resistor. Semuanya dalam prosedur yang sederhana.
Namun, apabila rangkaian tersebut ditambah sebuah baterai lagi maka akan berubah menjadi:
Resistor R2 dan R3 tidak lagi tersusun paralel satu sama lain, karena baterai B2 telah dimasukkan
ke dalam cabang dari resistor R3 pada rangkaian. Bila kita cari-cari lagi, kita tidak mungkin bisa
menemukan dua resistor yang saling terhubung seri atau paralel secara langsung. Oleh karena
itu, analisa seri-paralel tidak bisa digunakan untuk menganalisa rangkaian seperti ini. Kalau
sudah tidak ada lagi resistor yang bisa disederhanakan dengan cara seri-paralel, maka apa yang
bisa kita lakukan?
Bukan hanya rangkaian ini yang tidak bisa diselesaikan dengan cara seri-paralel, perhatikan juga
rangkaian ini:
Ini adalah rangkaian jembatan, apabila rangkaian tidak berada dalam kondisi seimbangnya (rasio
R1/R4 tidak sama dengan R2/R5). Bila jembatan itu seimbnag, maka arus yang melewati R3
adalah nol, dan jembatan itu bisa diselesaikan dengan cara seri-paralel (R1 – - R4 || R2 – - R5).
Namun, apabila rangkaian tidak seimbang, maka arus yang melewati R3 membuat analisa seri-
paralel tidak memungkinkan. R1 tidaklah seri dengan R4 karena ada jalur lain bagi elektron untuk
lewat melalui R3. Begitu juga dengan R2 dengan R5 tidak bisa dianalisa secara seri-paralel karena
alasan yang sama. Begitu pula dengan R1 tidaklah paralel dengan R2 karena R3 memisahkan titik
bawahnya.
Meskipun saat ini tidak tampak, inti permasalahan yang sebenarnya adalah adanya banyak nilai
yang tidak diketahui. Paling tidak pada analisa seri-paralel, kita bisa menemukan arus total
dengan cara menyederhanakan rangkaian dari resistor.
Jadi bagaimana kita menyelesaikan suatu rangkaian dimana nilai yang tidak diketahuinya ada
banyak? Jawabannya adalah dengan menggunakan proses matematika yang disebut sistem
persamaan (simultaneous equations atau systems of equations,) dimana, nilai-nilai yang tidak
diketahui ini dibuat dalam bentuk variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam suatu persamaan-
persamaan matematis.
Teknik analisa rangkaian yang pertama adalah metode arus cabang (atau analisa mesh). Dalam
metode ini, kita mengumpamakan arah arus pada rangkaian itu, lalu menulis persamaan-
persamaan yang mendiskripsikan hubungan-hubungan dari hukum Kirchhoff dan Ohm. Setelah
kita mendapatkan semua persamaan dari semua nilai arus yang tidak diketahui, kita dapat
menyelesaikan persamaan serempak (simultaneous equation) dan menemukan nilai semua arus,
sehingga nilai tegangan pada semua rangkaian dapat dihitung.
Langkah pertama adalah memilih sebuah node (atau titik sambungan) pada rangkaian yang
digunakan sebagai titik referensi dari arus-arus yang tidak diketahui. Kita akan memilih node
yang menghubungkan R1 dengan R2 dan juga R3.
Pada node ini, ada tiga nilai arus yang tidak diketahui yang dinamakan I1, I2, dan I3. Anggap saja
arah yang dipilih seperti ditunjukkan pada gambar. Arah dari arus ini dipilih secara sembarang,
anda tidak perlu kawatir apabila arah arus perumpamaan ini salah, karena dari hasil perhitungan
matematis nanti akan diketahui “salah tidaknya” arah perumpamaan yang kita ambil, indikasinya
apabila arah yang kita ambil salah yaitu hasil perhitungannya arusnya adalah negatif.
Hukum arus Kirchhoff (Kirchhoff’s Current Law atau disingkat KCL) menyatakan bahwa
jumlah aljabar arus yang masuk dan keluar pada suatu titik adalah nol, atau jumlah arus yang
masuk sama dengan jumlah arus yang sama. Jadi dari sini, ketiga arus (I1, I2, I3) dapat dituliskan
dalam suatu persamaan. Untuk mempermudah, kita akan menyatakan arus yang “masuk” node
sebagai tanda positif, dan arus yang “keluar” bertanda negatif:
I1 – I2 + I3 = 0
Hukum tegangan Kirchhoff (Kirchhoff’s Voltage Law atau disingkat KVL) menyatakan bahwa
jumlah aljabar semua tegangan pada loop tertutup haruslah sama dengan nol, jadi kita dapat
membuat persamaan lagi (dalam bentuk arus I1, I2, dan I3). Untuk mendapatkan persamaan dari
KVL, kita harus menghitung drop-drop tegangan yang terjadi dalam loop, untuk contoh kali ini,
kita akan menggunakan voltmeter. Kita akan memulainya dari pojok kiri atas dan bergerak
berlawanan arah jarum jam seperti ditunjukkan pada gambar-gambar ini:
Voltmeter menunjukkan 0 V
Voltmeter menunjukkan sebuah tegangan positif.
Setelah meyelesaikan penjejakan mengitari loop yang sebelah kiri, kita menambahkan tegangan-
tegangan ini menghasilkan nilai nol:
Tentu saja, kita belum tahu tegangan pada R1 dan R2, sehingga kita tidak bisa memasukkan nilai
ke dalam persamaan. Namun, kita pasti tahu bahwa jumlah ketiga tegangan ini adalah nol, jadi
persamaan tersebut adalah benar.Kita melangkah pada tahap berikutnya dan menyatakan
tegangan VR2 dan VR1 ini dalam ekspresi arus, I. Menggunakan hukum Ohm, V = IR, kita dapat
merubah persamaan di atas menjadi
-28 + VR2 + VR1 = 0
Hukum Ohm : V = IR, subsitusikan persamaan ini kedalam persamaan KVL menjadi,
Karena kita tahu nilai resistansi dari resistor R1 dan R2, maka kita dapat memasukkannya ke
dalam persamaan, sehingga didapatkan
Anda pasti bingung mengapa kita memulai manipulasi persamaan ini dengan -28 + VR2 + VR1.
Apalagi, kedua variabel ini belum diketahui nilainya (VR2 dan VR1), jadi apakah keuntungan
mengekspresikan nilai tegangan yang tidak diketahui ini dengan menyatakannya dalam arus
(dikalikan dengan resistansi)? Tujuannya adalah untuk mendapatkan persamaan KVL yang
mempunyai ekspresi/variabel yang sama dengan variabel yang tidak diketahui dari persamaan
yangg diperoleh dari KCL yaitu variabel I. Karena persamaan-persamaan ini dibutuhkan untuk
mendapatkan nilai-nilai dari I1, I2, dan I3. Karena ada tiga variabel yang tidak diketahui, maka
kita harus mempunyai sekurang-kurangnya tiga persamaan (dalam variabel arus) untuk
mendaptkan solusinya (bukan dalam variabel tegangan).
Dengan menggunakan cara yang sama, kita analisa loop yang sebelah kanan dari rangkaian
tersebut. Kita mulai dari node yang dipilih dan bergerak berlawanan arah jarum jam, kita
dapatkan persamaan KVL yang lainnya:
Voltmeter menunjukkan 0 V
Voltmeter menunjukkan + 7 V
KVL dipakai pada tegangan-tegangan drop dari loop yang sebelah kanan menghasilkan
persamaan
-VR2 + 0 + 7 – VR3 = 0
Kita ingin menyatakan drop tegangan pada resistor (VR2 dan VR3) dalam bentuk arus dikalikan
resistansi (menggunakan hukum Ohm), maka kita dapat persamaan
-2I2 + 7 – 1I3 = 0
Sekarang kita mendapatkan tiga buah sistem persamaan matematika (satu persamaan KCL dan
dua persamaan KVL) dan tiga variabel yang tidak diketahui nilainya:
I1 + I2 – I3 = 0 KCL
Salah satu metode untuk mendapatkan solusinya mungkin kita bisa menggunakan
softwere/program komputer, karena alasan inilah sehingga akan lebih memudahkan apabila
ditulis dalam bentuk:
Anda dapat menyelesaikan persamaan diatas ini dengan berbagai metode, seperti metode
subsitusi, eliminasi, atau metode determinan. Bila anda telah menghitungnya, anda akan
mendapatkan solusi:
I1 = 5 A
I2 = 4 A
I3 = -1 A
Jadi, I1 adalah 5 ampere, I2 adalah 4 ampere, dan I3 adalah negatif 1 ampere. Tetapi apa yang
dimaksud arusnya bernilai negatif? Pada kasus ini berarti arah perumpamaan kita di awal analisa
tadi adalah berkebalikan dari arah yang “sebenarnya”. Kembali lagi pada rangkaian yang asli,
kita dapat menggambar ulang dan untuk I3, arah arusnya harus dibuat ulang dan arahhnya
dibalik sehingga nilai dari I3 sekarang adalah positif.
Coba perhatikan bagaimana arus ditekan menuju baterai B2. Bisa dianalogikan baterai B2
mencoba menekan tetapi kalah karena nilai baterai B1 lebihh besar. Apakah Ini berarti baterai
yang lebih kuat akan selalu menang dan mengalirkan arus ke baterai yang lebih lemah? Tidak,
ini tergantung dari tegangan relatif dari baterai dan nilai resistansi resistor pada rangkaian itu.
Untuk memastikannya secara pasti kita harus menganalisa rangkaiannya secara matematis.
Jadi, sekarang kita bisa memperoleh drop tegangan pada masing-masing resistor dengan
menggunakan hukum Ohm (V = IR)
VR1 = I1R1 = (5 A) (4 Ω) = 20 V
VR2 = I2R2 = (4 A) (2 Ω) = 8 V
VR3 = I3R3 = (1 A) (1 Ω) = 1 V
Review:
karena ada sumber dependen, kita tentukan dulu nilai sumber ini
vx = (5A) (10Ω) = 50 V
Rp = 12 Ω||8 Ω = 4.8 Ω
∑v = 0
-3(50) + i(20+4.8) = 0
-150 + 24.8 i = 0
i = 150/24.8 = 6.05 A
Hitunglah dissipasi daya pada resistor resistor 20 ohm dan drop tegangan pada semua resistor
∑v = 0
ikuti arah i (berlawanan arah jarum jam) dan perhatikan polaritas masing-masing komponen
i (20+25+10) – 5 – 2.5vy+ 20 = 0
55i + 15 – 2.5(-25i) = 0
55i + 15 + 62.5i = 0
117.5i = -15
i = – 15/117.5 = -0.13 A
Karena rangkaian ini seri, maka arus yang mengaliri semua komponen adalah sama, maka
dissipasi daya pada resistor 20 ohm
Soal nomor 3
i1 = i3Ω
Kita terapkan KCL pada node/titik terminal resistor 5 ohm yang bagian atas.
∑i = 0 (misalkan total arus yang keluar dari titik sama dengan nol ampere, berarti jika ada arus
yang arahnya masuk ke titik akan bernilai negatif)
8 + i5Ω – 1.5 i1 – i1 – 3 = 0
5 + i5Ω – 2.5i1 = 0
i5 = 2.5i1 – 5 persamaan 1
Gunakan KVL pada loop yang melingkupi resistor 5 ohm dan 3 ohm
∑v = 0
3i1 + 5i5Ω = 0
-0.6i1 = 2.5i1 – 5
3.1i1= 5
i1 = 5/3.1 = 1.61 A
tegangan pada 3 ohm? Seharusnya sama dengan tegangan pada 5 ohm, karena kedua resistor ini
paralel.
Kita terapkan KCL pada titik sambungan antara resistor 5 ohm dan 10 ohm:
∑i = 0 (misal yang masuk titik bertanda positif, yang keluar titik bertanda negatif)
i – 3.25i – i10Ω = 0
Gunakan KVL
20i +10i10Ω = 30
20i + 10 (-2.25i) = 30
20i – 22.5i = 30
-2.5i = 30
i = 30/-2.5
i = -12 A
Soal nomor 5
∑i = 0 (misal total arus masuk adalah nol ampere, kalau ada arah arus yang keluar berarti
bertanda negatif)
∑v = 0
-vz + 12i12Ω + 8 (1.5vz + i12Ω) = 0
11vz + 20i12Ω = 0
i12Ω = -11vz/20
-0.55vz = 2 – 1.75vz
1.2vz = 2
vz = 1.67 V = v4Ω