Di ajukan sebagai salah satu syarat pemenuhan tugas Mata Kuliah Struktur Baja 2
Semester genap
Tahun Akademik 2014/ 2015
Disusun Oleh:
1. Muhammad Tsani Mubarak ( 2411.131.078 )
2. Bagea Rahadian Y ( 2411.111.076 )
PENDAHULUAN
1) SNI 03-1729-2015, Tata cara perhitungan struktur baja untuk bangunan gedung.
2) SKBI-1.3.53.1987, Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung.
3) AISC – 360 – 2010, Specification for Structural Steel Buildings.
4) PPURG 1987
PERMODELAN STRUKTUR
Fy : 300 mpa
a) Kolom
I. Lantai 1
Di Asumsikan menggunakan baja : W12X120
Data baja :
d = 332,74 mm ; b = 312,42 mm
; tf = 28,194 mm ; tw = 18,034 mm
𝑏 312,42 𝐸 200000
Flens => 2𝑡𝑓
= 2 𝑥 28,194 = 5,54 ≤ 0,56√𝑓𝑦 = 0,56√ 250
= 15,84
ℎ 276,35 𝐸 200000
Web => 𝑡𝑤
= 18,034
=15,32 ≤ 1,49√𝑓𝑦 = 1,49√250
= 42,14
Maka, Penampang Kompak
𝑏 327,66 𝐸 200000
Flens => 2𝑡𝑓
= 2 𝑥 25,146 = 6,51 ≤ 0,56√𝑓𝑦 = 0,56√ 250
=15,84
ℎ 277,368 𝐸 200000
Web => 𝑡𝑤
= 15,494
= 17,90 ≤ 1,49√𝑓𝑦 = 1,49√ 250
= 42,14
Maka , Penampang Kompak
o Balok Utama
I. Lantai 1
Di Asumsikan menggunakan baja : W12x72
Data Baja :
d = 312,42 mm
bf = 304,8 mm
tf = 17,018 mm
tw = 10,922 mm
𝑑
Zx = bf. tf (d-tf) + tw ( – tf)2
2
312,42
= 304,8 . 17,018 (312,42– 17,018) + 10,922 ( 2
– 17,018)2
= 1743883,034 mm3
Momen Plastis
LANTAI 1-3:
Beban Mati:
Beban mati struktur telah terhitung secara otomatis oleh ETABS.
Namun dalam spesifikasi perencanaan di buat beban SDL menjadi 160 kg/m2
Beban Hidup
1. Ruang Kantor = 250 kg/m2
Lantai 1-3
Lantai 4-5
Pada Balok dan tangga di masukkan beban Super Dead Load (SDL), karena beban sendiri sudah
langsung di hitung oleh program ETABS.
Beban balok, yaitu dinding di input pada sekeliling balok eksterior gedung dari lantai 1-4 saja,
karena pada lantai 5 nya tidak menggunakan dinding. Pada beban dinding ini bebannya harus
di kalikan dengan ketinggian dinding yang di rencanakan dengan penginputan beban
terdistribusi merata.
Gaya yang dihasilkan dari perencanaan atap sebelumnya dimasukkan di titik lantai 5 yang di
pasang atap baja.
Beban Dinding
4.3 Gempa
Beban gempa yang diberikan tiap lantai berbeda sesuai dengan pembebanan yang ada diatas.
Seharusnya beban gempa ini di tahan oleh kolom paling tengah (titik berat) dari struktur gedung
tersebut, namun karena pada tengah gedung tidak memiliki kolom sehingga di rekayasa dengan
pembebanan pada 2 kolom terdekat dari titik berat struktur tersebut. Sehingga beban gempa
tersebut akan di bagi 2, dan masing-masing kolom akan menerima 5 ton beban gempa.
3D View
2D View
Kolom
STORY COLUMN P V2 V3 M2 M3
STORY1 C4-6 -196395 -11216,3 -9116,42 -11869,3 -9638,83
STORY2 C4 -152444 -11202,9 -8497,22 -17001,5 -22144,9
STORY3 C4 -114702 -8581,6 -5858,89 -11577,6 -16419
STORY4 C4 -77158,5 -8845,83 -7811,53 -14956,1 -297.121
STORY 5 C4 -39111,6 -4918,42 -4063,13 -7286,58 -7629,23
Balok Eksterior
STORY BEAM V2 M3
STORY1 B30 2808,18 -37967
STORY2 B30 3086,3 -36176,7
STORY3 B3 -18084,1 -34543,1
STORY4 B14 -16030,6 -30279,5
STORY 5 B13 5774,83 -24184,4
STORY BEAM V2 M3
STORY1 B125 0 8370,381
STORY2 - 0 8370,381
STORY3 - 0 8370,381
STORY4 - 0 8370,381
STORY 5 - 0 8370,381
fy = 250 Mpa
y
e
x
h
q = 5.50 Kg/m
Ix = 107 Cm4
Iy = 24.5 Cm4
Zx = 21.3 Cm3
Zy = 7.81 Cm3
-
Akibat Beban Hidup ( qLL )
Data Pembebanan
- Beban hidup terpusat diperhitungkan sebesar P = 100
qLL = 100 kg
Data Pembebanan
- Beban air hujan diperhitungkan sebesar = 40 – 0,8 1
= 40 – 0,8 (30 o)
= 16 kg/m2
PH = 147.80 kg
qW tekan = 73.90 kg
qW isap = -147.80 kg
Analisis gaya dalam untuk perencanaan kuda-kuda dilakukan dengan bantuan program
struktur Sap 2000. Analisis dilakukan dengan memasukan beban-beban yang telah ditentukan
sebagai input data dengan berbagai kombinasi pembebanan, yang diantaranya adalah :
Hasil yang di dapat reaksi perletakan dan pembebanan di antara gording yaitu :
PERMODELAN
BEBAN HIDUP
SDL
ANGIN KANAN
RASIO PENAMPANG