Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

ANALISA FISIKA BANGUNAN PADA RUMAH TINGGAL


(Studi Kasus Rumah Di Kota Serang)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fisika Bangunan yang di
ampu oleh:
Reza Hambali Wilman Abdulhadi, S.T., M.A.

Oleh kelompok dengan anggota:


Iza Mahendra 1603154085
Azimi Faqqihuddin Arsyad 1603154079

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR


FAKULTAS INDUSTRI KREATIF
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2018
PRAKATA

Dalam sebuah perancangan bangunan khususnya rumah tinggal ada


beberapa ilmu yang menjadi landasan, salah satunya adalah “Fisika Bangunan:
Apakah itu?”, merupakan suatu kumpulan ilmu yang digunakan untuk menganalisa
kondisi fisik lingkungan yang mana akan diaplikasikan pada perencanaan dan
perancangan bangunan sesuai dengan fenomena yang terjadi dan bagaimana
membatasi atau menimbulkannya. Laporan ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Fisika Bangunan dari Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri
Kreatif, Universitas Telkom. Kami melakukan proses analisis untuk menyusun
laporan ini pada bulan Februari tahun 2018, dan untuk dipresentasikan di kelas.

Laporan analisis dilakukan atas tugas dari Bapak Reza Hambali selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Fisika Bangunan. Kami melakukan analisis melalui
data-data berupa foto kondisi interior dan exterior, site plan lokasi rumah tinggal,
data iklim dari internet pada lokasi tersebut dan wawancara terhadap anggota
keluarga yang tinggal di rumah tinggal tersebut. Acuan yang kami jadikan dalam
analisis ini adalah instruksi dari dosen pengampu dan beberapa presentasi
kelompok sebelumnya. Hambatan yang kami alami adalah keterbatasan data yang
tersedia di internet mengenai wilayah tersebut, jadi hanya kondisi secara fisik yang
dapat kami simpulkan dalam laporan ini.

Kami berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan kelancaran kepada kami untuk menyusun laporan ini.

Kami berterima kasih kepada Bapak Reza Hambali yang telah memberikan
bimbingan dalam Mata Kuliah Fisika Bangunan, ilmu-ilmu yang sudah
disampaikan merupakan dasar yang kami gunakan sebagai salah satu acuan dalam
melakukan proses analisis ini. Dan juga kami ucapkan terima kasih sudah
mengingatkan kembali tentang tugas laporan ini.

Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman se kelas Mata
Kuliah Fisika Bangunan yang sudah membagikan pandangan, pendapat dan hasil
dari analisis fisika bangunan oleh kelompoknya masing-masing.

1
Terima kasih untuk Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri
Kreatif, Universitas Telkom yang sudah memberikan media dan ilmu bagi kami
untuk mengembangkan pengetahuan kami.

Tak luput kami ucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang selalu
mendoakan kami dan memberikan dukungan kepada kami dalam penyusunan
laporan ini dan di kehidupan perkuliahan kami.

Semoga laporan ini dapat mendatangkan manfaat, selamat membaca.

Bandung, 26 Februari 2018

Iza Mahendra (1603154085)


Azimi Faqqihuddin Arsyad (1603154079)

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sebuah proses perencanaan dan pembangunan sebuah bangunan,


khususnya rumah tinggal, ada beberapa hal yang dipertimbangkan, selain dari
permintaan dari klien dan langgam yang diminta, perlu adanya wawasan
mengenai kondisi lokasi perencanaan seperti topologi daerah, kondisi iklim
daerah, dan beberapa hal lain yang merupakan bagian dari Ilmu Fisika
Bangunan. Fisika Bangunan merupakan syarat wajib bagi semua bidang yang
berkaitan dalam pembangunan suatu bangunan apa pun jenisnya.

Perancang dari berbagai macam latar belakang harus memiliki wawasan


tentang Fisika Bangunan jika hendak merancang suatu bangunan, karena Fisika
Bangunan terhubung langsung dengan apa saja kebutuhan fisik dari bangunan
agar dapat mencapai kenyamanan, ketahanan dan kebutuhan pengguna
bangunan.

Tidak jarang dalam suatu proses perancangan dilakukan revisi melalui


suatu diskusi untuk menghindari adanya kesalahan sebelum bangunan tersebut
dibangun. Yang selalu menjadi pertimbangan adalah apakah desain tersebut
sudah memenuhi kebutuhan pemilik? Dan sudahkah disesuaikan dengan
kondisi fisik tempat bangunan tersebut dibangun?

Untuk menghindari proses revisi yang lama, diperlukan penguasaan


terhadap wawasan yang menjadi syarat dalam perancangan bangunan, dan
fisika bangunan memiliki dampak yang besar dalam kelanjutan suatu
bangunan.

3
B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah ditulis, kami mengidentifikasi masalah


sebagai berikut:

a. Kebutuhan pengguna rumah tinggal menjadi terganggu dengan


adanya fenomena fisika bangunan yang terjadi di rumah tinggal
tersebut.
b. Desain bangunan sudah memenuhi kebutuhan pengguna rumah
tinggal, namun kenyamanan masih kurang di beberapa ruangannya.
c. Fenomena dari daerah memengaruhi kondisi interior dan kebutuhan
kenyamanan pengguna rumah tinggal.

C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, kami mengambil batasan masalah untuk


analisis ini sebagai berikut:

a. Kaitan Fisika Bangunan terhadap perancangan rumah tinggal yang


memengaruhi kebutuhan pengguna rumah tinggal.
b. Fenomena-fenomena yang terjadi pada rumah tinggal berdasarkan
desain bangunan rumah tinggal dan kondisi lingkungan rumah
tinggal tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah


yang sudah tertulis, kami menyimpulkan perumusan masalah sebagai berikut:

a. Apakah pengaruh Ilmu Fisika Bangunan terhadap perancangan


rumah tinggal?
b. Apakah fenomena yang terjadi pada lingkungan rumah tinggal yang
merupakan dampak Fisika Bangunan?

4
E. Tujuan Analisis

Dalam proses analisis ini terdapat beberapa tujuan yang diharapkan, kami
memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Tujuan Individual:
 Mendapatkan data-data yang mempengaruhi suatu bangunan
pada suatu daerah berdasarkan Ilmu Fisika Bangunan.
 Dapat menerima dan memahami secara praktik dan logika
berdasarkan teori tentang Fisika Bangunan dari kasus pada
bangunan rumah tinggal yang sedang dianalisis.
b. Tujuan Fungsional:
Tujuan fungsional yang diharapkan dari laporan analisis ini
yaitu agar hasil dari analisis ini dapat berguna dan memberikan
manfaat kepada pembaca. Serta informasi hasil analisis ini dapat
menjadi contoh kasus jika diketemukan desain bangunan yang serupa
dengan rumah tinggal ini.
c. Tujuan Operasional:
Tujuan Operasional dari laporan analisis ini adalah untuk
mengetahui dampak-dampak fisik dari beberapa elemen Fisika
Bangunan pada rumah tinggal yang menjadi subjek analisa ini.

F. Manfaat Analisis
Adapun manfaat yang didapatkan dari laporan analisis fisika bangunan
terhadap rumah tinggal ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengaplikasikan Ilmu Fisika Bangunan dalam sebuah
perancangan bangunan rumah tinggal.
b. Mengevaluasi kebutuhan bangunan berdasarkan fenomena yang
terjadi pada bangunan rumah tinggal.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
a. Pengertian Fisika Bangunan
Fisika bangunan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari
fenomena fisis pada bangunan seperti termal, akustik, dan pencahayaan.
Seluruh aspek ini perlu diperhitungkan untuk mencapai kenyamanan
optimum bagi pengguna gedung. Parameter optimum tentu dipengaruhi
dari tujuan penggunaan gedung atau dipersempit dengan fungsi ruang.
Ruang kerja, dapur, atau gedung pertunjukan tentu memiliki persyaratan
yang berbeda satu sama lain untuk mencapai kenyamanan
penggunaannya.

b. Kenyamanan Termal
Kenyamanan termal dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi
pikiran yang mengekspresikan kepuasan dengan lingkungan termal
(Nugroho, 2006). Definisi yang lain menyebutkan sebagai lingkungan
indoor dan faktor pribadi yang akan menghasilkan kondisi lingkungan
termal yang dapat diterima sampai 80% atau lebih dari penghuni dalam
sebuah ruang, namun tidak pernah tepat didefinisikan oleh standar,
secara umum disepakati dalam komunitas riset kenyamanan termal yang
diterima adalah identik dengan 'Kepuasan', dan kepuasan dikaitkan
dengan sensasi panas 'sedikit hangat',' netral', dan 'Sedikit dingin'.
Pemaknaan berdasarkan pada pendekatan psikologis lebih banyak
digunakan oleh para pakar pada bidang termal. ASHRAE (American
Society of Heating Refrigating Air Conditioning Engineer) memberikan
definisi kenyamanan thermal sebagai kondisi pikir yang meng
ekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan termalnya.
Dengan pemaknaan kenyamanan thermal sebagai kondisi pikir yang
mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan

6
termalnya maka berarti kenyamanan thermal akan melibatkan tiga aspek
yang meliputi fisik, fisiologis dan psikologis, sehingga pemaknaan
kenyamanan termal berdasarkan pendekatan psikologis adalah
pemaknaan yang paling lengkap.
 Beberapa pendekatan kenyamanan termal
Umumnya penelitian untuk mengevaluasi kenyamanan termal
indoor dilakukan dengan survey langsung pada lokasi penelitian atau
percobaan lapangan (Sulaiman et al., 2011; Nugroho, 2006; Roonak et
al., 2009; Alison dan Chungyoon, 2003; Sulaiman et al., 2011).
Penelitian yang berkaitan dengan kenyamanan termal umumnya
menggunakan variabel sebagai berikut: 1) Variabel personal meliputi
variabel: Rate metabolisme yang diujudkan dalam variabel aktivitas;
dan Rate insulasi pakaian diwujudkan dalam variabel cara berpakaian;
2) Variabel iklim ruang meliputi: Suhu udara; Suhu radiasi rata-rata;
Kelembaban; Pergerakan udara atau kecepatan angin. Berdasarkan hal
tersebut, maka pemaknaan tentang kualitas kenyamanan termal akan
berkaitan dengan empat variabel tersebut. Adapun alat ukur fisik yang
digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan termal dari lingkungan
indoor bervariasi dari masing-masing peneliti tergantung dari tujuan
penelitiannya (Tabel 1), namun secara umum semua alat yang
dipergunakan terkait dengan alat untuk mengukur keempat variabel
tersebut.

c. Tata Cahaya (Pencahayaan Alami)


Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal
darisinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan,
selainmenghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-
jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6
daripadaluas lantai.Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang
efektif dibandingdengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena

7
intensitas cahayayang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas
terutama saat sianghari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar
penggunaan sinar alamimendapat keuntungan, yaitu:
 Variasi intensitas cahaya matahari
 Distribusi dari terangnya cahaya
 Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
 Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung

d. Kelembaban Relatif
Kelembaban Relatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran
air-udara dalam fase gas.
Kelembaban relatf dari suatu campuran udara-air didefinisikan
sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap
tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif
menggunakan satuan persen dan dihitung dengan cara berikut:

Gambar 1 Rumus Kelembaban Relatif (Sumber:Wikipedia/Kelembaban_relatif)

e. Iklim
Pengertian iklim adalah integrasi pada suatu waktu (integration in
time) dari kondisi fisik lingkungan atmosfir, yang menjadi karakteristik
kondisi geografis kawasan tertentu. Sedangkan cuaca adalah kondisi
sementara lingkungan atmosfir pada suatu kawasan tertentu. Dan secara
keseluruhan iklim diartikan sebagai integrasi dalam suatu waktu
mengenai keadaan cuaca. Tropis dari kata tropikos (Yunani) yang

8
berarti garis balik; sekarang pengertian ini berlaku untuk daerah antara
kedua garis balik tersebut, yaitu garis lintang 23˚27’ utara dan garis
lintang 23˚27’ selatan. Iklim tropis adalah iklim dimana panas adalah
masalah utama/dominan yang pada hampir keseluruhan waktu dalam
satu tahunnya. Bangunan bertugas mendinginkan pemakai, dari pada
menghangatkan, dan suhu rata-rata per tahun tidak kurang dari 20˚C
(Koeningsberger, 1975).

f. Tata Udara
Aliran udara membawa banyak hal, diantaranya kelembaban,
panas, polutan dan suara. Oleh karena itu mengontrol aliran udara keluar
masuk ruangan sangat penting untuk mendapatkan kenyamanan,
kesehatan dan efisiensi energi dari bangunan tersebut. Pergerakan aliran
udara disebabkan oleh perbedaan tekanan antara daerah satu dengan
daerah yang lainnya. Kita bisa mengontrol aliran udara dengan mengatur
letak ventilasi serta menambahkan ventilasi buatan (contohnya AC) jika
dibutuhkan.

g. Tata Akustik
Setiap orang pasti membutuhkan komunikasi, terutama
komunikasi secara langsung lewat suara kita. Oleh karena itu
pengontrolan noise sangatlah penting untuk hampir semua bangunan.
Terutama bangunan yang dikhususkan untuk pertemuan. Kalau kita
sembarangan mendesain bangunan tanpa memperhatikan akustika
ruangan tersebut, sebagus apapun ruangan tersebut, bisa dimungkinkan
akan tidak nyaman untuk pembicaraan. Yang dipelajari dalam akustika
adalah tentang suara, bagaimana suara tersebut bisa muncul, bagaimana
perjalanan suara tersebut sampai ke telinga dan lain sebagainya. Khusus
untuk Akustika bangunan yang dipelajari adalah bagaimana kita
mengatur perjalanan dari suara tersebut sampai ke telinga manusia
sesuai dengan yang kita inginkan.

9
B. Kerangka Berfikir
Untuk melakukan analisis pengaruh fisika bangunan pada rumah tinggal
diperlukan beberapa data, penyusun melakukan beberapa kegiatan sebelum
melakukan analisis:
a. Menentukan Subjek Analisis
Penyusun memilih subjek analisis di salah satu rumah tinggal
yang berlokasi di Jalan Bhayangkara, Kota Serang, Provinsi Banten.
Alasan pemilihan rumah tinggal ini berdasarkan instruksi dosen
pengampu untuk memilih subjek penelitian rumah tinggal di
Indonesia yang bisa didapatkan data interiornya sehingga dapat
dianalisis.

Gambar 2 Peta Lokasi Subjek Analisis Rumah Tinggal

Kemudian penyusun mengumpulkan beberapa foto interior dari


rumah tinggal tersebut dan melakukan wawancara kepada pengguna
rumah tinggal, dan menggambarkan denah rumah tinggal tersebut.

b. Pengumpulan Data Literatur Analisis


Penyusun melakukan pengumpulan data literatur yang
kemudian dijadikan sebagai sumber referensi dan alat ukur untuk
melakukan analisis fisika bangunan pada rumah tinggal tersebut.
Berdasarkan data literatur tersebut penyusun menggunakannya
sebagai paramter fenomena yang terjadi pada rumah tinggal tersebut.

10
Data-data tersebut dikoleksi dari beberapa sumber daring,
diantaranya adalah:
 Iklim

Gambar 3 Iklim di Kota Serang. Sumber : https://id.climate-data.org/location/974693/

 Suhu

Gambar 4 Suhu Di Kota Serang. Sumber:https://id.climate-data.org/location/974693/

11
 Kecepatan Angin dan Curah Hujan

Gambar 5 Data Kecepatan Angin dan Curah Hujan Kota Serang. Sumber: BMKG

Berdasarkan uraian data yang telah dikumpulkan diatas, maka penyusun


menentukan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 6 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Rumah Tinggal

C. Hipotesis
Berdasarkan skema kerangka pemikiran analisis rumah tinggal tersebut,
dapat diambil hipotesis sebagai “Analisis Fisika Bangunan yang Terjadi
pada Salah Satu Rumah Tinggal di Kota Serang, Banten”.

12
BAB III
PROSEDUR ANALISIS

A. Proses Analisis Data


Proses dilakukan dengan mengumpulkan beberapa literatur sesuai
dengan kajian fisika bangunan yang telah disampaikan dosen pengampu,
kemudian menentukan subjek untuk dianalisis, yang mana dalam kasus ini
penyusun memilih subjek analisis di salah satu rumah tinggal di Jalan
Bhayangkara, Kota Serang, Provinsi Banten.
Data-data literatur dikumpulkan dari berbagai sumber di internet dan
fisik. Data fisik diperoleh dari beberapa buku di perpustakaan Open Library
Universitas Telkom. Untuk literatur lainnya dikumpulkan dari media daring
internet berupa situs-situs jurnal melalui mesin pencari Google, yang mana
kemudian dikoleksi untuk dijadikan acuan untuk menganalisa fenomena dan
fisika bangunan yang terjadi pada rumah tinggal.
Data-data literatur yang telah dikumpulkan dikaji, untuk kemudian
dibandingkan dengan kasus masing-masing dari sumber yang telah
dikumpulkan, dan kemudian diimplementasikan pada proses analisis rumah
tinggal subjek analisis.
Dari literatur tersebut terdapat beberapa hasil dan kesimpulan yang
menjelaskan bagaimana perhitungan dampak dan fenomena yang terjadi
menurut fisika bangunan terhadap suatu bangunan tergantung dari beberapa
faktor yang terjadi. Dalam kasus subjek analisis ini, penyusun melakukan
diskusi kelompok untuk mengambil kesimpulan untuk analisis fisika bangunan
yang terjadi pada rumah tinggal subjek analisis tersebut.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis
Dalam analisis fisika bangunan yang terjadi pada rumah tinggal di Jalan
Bhayangkara, Kota Serang, Provinsi Banten, faktor-faktor yang mempengaruhi
fenomena yang terjadi pada rumah tinggal tersebut adalah cuaca, iklim, suhu,
kelembaban relatif, arah angin, polusi suara, lokasi geografis, desain bangunan,
material yang digunakan pada bangunan rumah tinggal.
Berdasarkan skema kerangka pemikiran (Gambar 6), dimulai dari
penentuan subjek analisis yaitu rumah tinggal di Jalan Bhayangkara, Kota
Serang, Provinsi Banten, diketahui bahwa data yang harus didapatkan untuk
menjadi bahan pertimbangan analisis adalah data-data tentang iklim, topologi,
suhu, arah angin, tingkat relatif kelembaban dan curah hujan Kota Serang.
Didapatkan Kota Serang berada pada sekitar 500 mdpl (meter dari
permukaan laut, berdasarkan sumber dprd-serangkota.go.id), memiliki curah
hujan berkisar antara 0 mm sampai dengan 362 mm setiap tahunnya dengan
bulan September 0.20 mm dan bulan Januari 362.70 mm yang mana cukup
signifikan. Kemudian untuk suhu berkisar antara 23°C sampai dengan 33°C
yang cukup nyaman untuk dihuni oleh masyarakat. Didapatkan arah angin di
Kota Serang rata-rata dari arah barat dengan kecepatan berkisar antara
4km/jam sampai dengan 9km/jam, dengan tingkat relatifitas kelembaban antara
55% RH sampai dengan 90% RH.

B. Pembahasan Analisis
Dari data-data yang didapatkan pada hasil analisis diatas, maka
digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan dan fenomena yang terjadi
pada rumah tinggal tersebut, didapatkan bahwa suhu relatif nyaman untuk
ditinggali atau dibangun tempat tinggal, curah hujan yang signifikan tidak
begitu menghambat proses pembangunan dan mengganggu keadaan fisik
bangunan atau kenyamanan penghuni rumah tinggal apabila bangunan tersebut

14
menggunakan material yang cocok untuk diterapkan di Indonesia pada
umumnya. Secara umum kondisi fenomena fisik yang terjadi pada Kota Serang
tidak terlalu ekstrem.
Masalah yang dialami pada rumah tinggal ini adalah kurangnya bukaan
pada beberapa ruang, sehingga memerlukan bantuan pencahayaan buatan, dan
juga ruang-ruang tersebut menjadi pengap karena juga kekurangan saluran
udara. Pada saat curah hujan yang tinggi akan terjadi peluapan air buangan
hujan pada halaman belakang rumah tinggal ini. Berikut adalah foto interior
dan eksterior dari rumah tinggal yang dianalisis penyusun:

15
16
BAB V
SIMPULAN

Fisika Bangunan diperlukan dalam proses perencanaan pembangunan untuk


mencegah beberapa fenomena yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna
rumah tinggal, pada kasus rumah tinggal yang menjadi subjek analisis ini memiliki
beberapa kekurangan dalam hal pencahayaan dan tata udara, sehingga memerlukan
alat bantu untuk mengkondisikan agar terasa lebih nyaman untuk dihuni oleh
penghuninya. Jika desain rumah tinggal ini dapat memperhatikan lebih mengenai
tata udara dan pencahayaannya maka dapat memberikan manfaat dalam hal
penghematan energi dan kenyamanan cahaya dan udara alami.

17
DAFTAR PUSTAKA

[daring]http://journals.itb.ac.id/index.php/joki/article/download/3910/1948
diakses pada 27 Februari 2018

[daring]https://media.neliti.com/media/publications/63463-ID-kenyamanan-
termal-indoor-pada-bangunan-d.pdf
diakses pada 27 Februari 2018

[daring]https://www.scribd.com/doc/155085962/Tugas-fisika-bangunan-
pencahayaan-alami-pada-rumah-tinggal
diakses pada 27 Februari 2018

[daring]https://id.wikipedia.org/wiki/Kelembaban_relatif
diakses pada 27 Februari 2018

Laela, Nur Latifah. 2015. Fisika Bangunan 2. Griya Kreasi. Kota Cibubur: Griya
Kreasi.

18

Anda mungkin juga menyukai