Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Fisika Bangunan yang di
ampu oleh:
Reza Hambali Wilman Abdulhadi, S.T., M.A.
Laporan analisis dilakukan atas tugas dari Bapak Reza Hambali selaku
dosen pengampu Mata Kuliah Fisika Bangunan. Kami melakukan analisis melalui
data-data berupa foto kondisi interior dan exterior, site plan lokasi rumah tinggal,
data iklim dari internet pada lokasi tersebut dan wawancara terhadap anggota
keluarga yang tinggal di rumah tinggal tersebut. Acuan yang kami jadikan dalam
analisis ini adalah instruksi dari dosen pengampu dan beberapa presentasi
kelompok sebelumnya. Hambatan yang kami alami adalah keterbatasan data yang
tersedia di internet mengenai wilayah tersebut, jadi hanya kondisi secara fisik yang
dapat kami simpulkan dalam laporan ini.
Kami berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan kelancaran kepada kami untuk menyusun laporan ini.
Kami berterima kasih kepada Bapak Reza Hambali yang telah memberikan
bimbingan dalam Mata Kuliah Fisika Bangunan, ilmu-ilmu yang sudah
disampaikan merupakan dasar yang kami gunakan sebagai salah satu acuan dalam
melakukan proses analisis ini. Dan juga kami ucapkan terima kasih sudah
mengingatkan kembali tentang tugas laporan ini.
Dan juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman se kelas Mata
Kuliah Fisika Bangunan yang sudah membagikan pandangan, pendapat dan hasil
dari analisis fisika bangunan oleh kelompoknya masing-masing.
1
Terima kasih untuk Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri
Kreatif, Universitas Telkom yang sudah memberikan media dan ilmu bagi kami
untuk mengembangkan pengetahuan kami.
Tak luput kami ucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang selalu
mendoakan kami dan memberikan dukungan kepada kami dalam penyusunan
laporan ini dan di kehidupan perkuliahan kami.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
4
E. Tujuan Analisis
Dalam proses analisis ini terdapat beberapa tujuan yang diharapkan, kami
memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan Individual:
Mendapatkan data-data yang mempengaruhi suatu bangunan
pada suatu daerah berdasarkan Ilmu Fisika Bangunan.
Dapat menerima dan memahami secara praktik dan logika
berdasarkan teori tentang Fisika Bangunan dari kasus pada
bangunan rumah tinggal yang sedang dianalisis.
b. Tujuan Fungsional:
Tujuan fungsional yang diharapkan dari laporan analisis ini
yaitu agar hasil dari analisis ini dapat berguna dan memberikan
manfaat kepada pembaca. Serta informasi hasil analisis ini dapat
menjadi contoh kasus jika diketemukan desain bangunan yang serupa
dengan rumah tinggal ini.
c. Tujuan Operasional:
Tujuan Operasional dari laporan analisis ini adalah untuk
mengetahui dampak-dampak fisik dari beberapa elemen Fisika
Bangunan pada rumah tinggal yang menjadi subjek analisa ini.
F. Manfaat Analisis
Adapun manfaat yang didapatkan dari laporan analisis fisika bangunan
terhadap rumah tinggal ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengaplikasikan Ilmu Fisika Bangunan dalam sebuah
perancangan bangunan rumah tinggal.
b. Mengevaluasi kebutuhan bangunan berdasarkan fenomena yang
terjadi pada bangunan rumah tinggal.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
a. Pengertian Fisika Bangunan
Fisika bangunan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari
fenomena fisis pada bangunan seperti termal, akustik, dan pencahayaan.
Seluruh aspek ini perlu diperhitungkan untuk mencapai kenyamanan
optimum bagi pengguna gedung. Parameter optimum tentu dipengaruhi
dari tujuan penggunaan gedung atau dipersempit dengan fungsi ruang.
Ruang kerja, dapur, atau gedung pertunjukan tentu memiliki persyaratan
yang berbeda satu sama lain untuk mencapai kenyamanan
penggunaannya.
b. Kenyamanan Termal
Kenyamanan termal dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi
pikiran yang mengekspresikan kepuasan dengan lingkungan termal
(Nugroho, 2006). Definisi yang lain menyebutkan sebagai lingkungan
indoor dan faktor pribadi yang akan menghasilkan kondisi lingkungan
termal yang dapat diterima sampai 80% atau lebih dari penghuni dalam
sebuah ruang, namun tidak pernah tepat didefinisikan oleh standar,
secara umum disepakati dalam komunitas riset kenyamanan termal yang
diterima adalah identik dengan 'Kepuasan', dan kepuasan dikaitkan
dengan sensasi panas 'sedikit hangat',' netral', dan 'Sedikit dingin'.
Pemaknaan berdasarkan pada pendekatan psikologis lebih banyak
digunakan oleh para pakar pada bidang termal. ASHRAE (American
Society of Heating Refrigating Air Conditioning Engineer) memberikan
definisi kenyamanan thermal sebagai kondisi pikir yang meng
ekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan termalnya.
Dengan pemaknaan kenyamanan thermal sebagai kondisi pikir yang
mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan
6
termalnya maka berarti kenyamanan thermal akan melibatkan tiga aspek
yang meliputi fisik, fisiologis dan psikologis, sehingga pemaknaan
kenyamanan termal berdasarkan pendekatan psikologis adalah
pemaknaan yang paling lengkap.
Beberapa pendekatan kenyamanan termal
Umumnya penelitian untuk mengevaluasi kenyamanan termal
indoor dilakukan dengan survey langsung pada lokasi penelitian atau
percobaan lapangan (Sulaiman et al., 2011; Nugroho, 2006; Roonak et
al., 2009; Alison dan Chungyoon, 2003; Sulaiman et al., 2011).
Penelitian yang berkaitan dengan kenyamanan termal umumnya
menggunakan variabel sebagai berikut: 1) Variabel personal meliputi
variabel: Rate metabolisme yang diujudkan dalam variabel aktivitas;
dan Rate insulasi pakaian diwujudkan dalam variabel cara berpakaian;
2) Variabel iklim ruang meliputi: Suhu udara; Suhu radiasi rata-rata;
Kelembaban; Pergerakan udara atau kecepatan angin. Berdasarkan hal
tersebut, maka pemaknaan tentang kualitas kenyamanan termal akan
berkaitan dengan empat variabel tersebut. Adapun alat ukur fisik yang
digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan termal dari lingkungan
indoor bervariasi dari masing-masing peneliti tergantung dari tujuan
penelitiannya (Tabel 1), namun secara umum semua alat yang
dipergunakan terkait dengan alat untuk mengukur keempat variabel
tersebut.
7
intensitas cahayayang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas
terutama saat sianghari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar
penggunaan sinar alamimendapat keuntungan, yaitu:
Variasi intensitas cahaya matahari
Distribusi dari terangnya cahaya
Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung
d. Kelembaban Relatif
Kelembaban Relatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran
air-udara dalam fase gas.
Kelembaban relatf dari suatu campuran udara-air didefinisikan
sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap
tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif
menggunakan satuan persen dan dihitung dengan cara berikut:
e. Iklim
Pengertian iklim adalah integrasi pada suatu waktu (integration in
time) dari kondisi fisik lingkungan atmosfir, yang menjadi karakteristik
kondisi geografis kawasan tertentu. Sedangkan cuaca adalah kondisi
sementara lingkungan atmosfir pada suatu kawasan tertentu. Dan secara
keseluruhan iklim diartikan sebagai integrasi dalam suatu waktu
mengenai keadaan cuaca. Tropis dari kata tropikos (Yunani) yang
8
berarti garis balik; sekarang pengertian ini berlaku untuk daerah antara
kedua garis balik tersebut, yaitu garis lintang 23˚27’ utara dan garis
lintang 23˚27’ selatan. Iklim tropis adalah iklim dimana panas adalah
masalah utama/dominan yang pada hampir keseluruhan waktu dalam
satu tahunnya. Bangunan bertugas mendinginkan pemakai, dari pada
menghangatkan, dan suhu rata-rata per tahun tidak kurang dari 20˚C
(Koeningsberger, 1975).
f. Tata Udara
Aliran udara membawa banyak hal, diantaranya kelembaban,
panas, polutan dan suara. Oleh karena itu mengontrol aliran udara keluar
masuk ruangan sangat penting untuk mendapatkan kenyamanan,
kesehatan dan efisiensi energi dari bangunan tersebut. Pergerakan aliran
udara disebabkan oleh perbedaan tekanan antara daerah satu dengan
daerah yang lainnya. Kita bisa mengontrol aliran udara dengan mengatur
letak ventilasi serta menambahkan ventilasi buatan (contohnya AC) jika
dibutuhkan.
g. Tata Akustik
Setiap orang pasti membutuhkan komunikasi, terutama
komunikasi secara langsung lewat suara kita. Oleh karena itu
pengontrolan noise sangatlah penting untuk hampir semua bangunan.
Terutama bangunan yang dikhususkan untuk pertemuan. Kalau kita
sembarangan mendesain bangunan tanpa memperhatikan akustika
ruangan tersebut, sebagus apapun ruangan tersebut, bisa dimungkinkan
akan tidak nyaman untuk pembicaraan. Yang dipelajari dalam akustika
adalah tentang suara, bagaimana suara tersebut bisa muncul, bagaimana
perjalanan suara tersebut sampai ke telinga dan lain sebagainya. Khusus
untuk Akustika bangunan yang dipelajari adalah bagaimana kita
mengatur perjalanan dari suara tersebut sampai ke telinga manusia
sesuai dengan yang kita inginkan.
9
B. Kerangka Berfikir
Untuk melakukan analisis pengaruh fisika bangunan pada rumah tinggal
diperlukan beberapa data, penyusun melakukan beberapa kegiatan sebelum
melakukan analisis:
a. Menentukan Subjek Analisis
Penyusun memilih subjek analisis di salah satu rumah tinggal
yang berlokasi di Jalan Bhayangkara, Kota Serang, Provinsi Banten.
Alasan pemilihan rumah tinggal ini berdasarkan instruksi dosen
pengampu untuk memilih subjek penelitian rumah tinggal di
Indonesia yang bisa didapatkan data interiornya sehingga dapat
dianalisis.
10
Data-data tersebut dikoleksi dari beberapa sumber daring,
diantaranya adalah:
Iklim
Suhu
11
Kecepatan Angin dan Curah Hujan
Gambar 5 Data Kecepatan Angin dan Curah Hujan Kota Serang. Sumber: BMKG
C. Hipotesis
Berdasarkan skema kerangka pemikiran analisis rumah tinggal tersebut,
dapat diambil hipotesis sebagai “Analisis Fisika Bangunan yang Terjadi
pada Salah Satu Rumah Tinggal di Kota Serang, Banten”.
12
BAB III
PROSEDUR ANALISIS
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis
Dalam analisis fisika bangunan yang terjadi pada rumah tinggal di Jalan
Bhayangkara, Kota Serang, Provinsi Banten, faktor-faktor yang mempengaruhi
fenomena yang terjadi pada rumah tinggal tersebut adalah cuaca, iklim, suhu,
kelembaban relatif, arah angin, polusi suara, lokasi geografis, desain bangunan,
material yang digunakan pada bangunan rumah tinggal.
Berdasarkan skema kerangka pemikiran (Gambar 6), dimulai dari
penentuan subjek analisis yaitu rumah tinggal di Jalan Bhayangkara, Kota
Serang, Provinsi Banten, diketahui bahwa data yang harus didapatkan untuk
menjadi bahan pertimbangan analisis adalah data-data tentang iklim, topologi,
suhu, arah angin, tingkat relatif kelembaban dan curah hujan Kota Serang.
Didapatkan Kota Serang berada pada sekitar 500 mdpl (meter dari
permukaan laut, berdasarkan sumber dprd-serangkota.go.id), memiliki curah
hujan berkisar antara 0 mm sampai dengan 362 mm setiap tahunnya dengan
bulan September 0.20 mm dan bulan Januari 362.70 mm yang mana cukup
signifikan. Kemudian untuk suhu berkisar antara 23°C sampai dengan 33°C
yang cukup nyaman untuk dihuni oleh masyarakat. Didapatkan arah angin di
Kota Serang rata-rata dari arah barat dengan kecepatan berkisar antara
4km/jam sampai dengan 9km/jam, dengan tingkat relatifitas kelembaban antara
55% RH sampai dengan 90% RH.
B. Pembahasan Analisis
Dari data-data yang didapatkan pada hasil analisis diatas, maka
digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan dan fenomena yang terjadi
pada rumah tinggal tersebut, didapatkan bahwa suhu relatif nyaman untuk
ditinggali atau dibangun tempat tinggal, curah hujan yang signifikan tidak
begitu menghambat proses pembangunan dan mengganggu keadaan fisik
bangunan atau kenyamanan penghuni rumah tinggal apabila bangunan tersebut
14
menggunakan material yang cocok untuk diterapkan di Indonesia pada
umumnya. Secara umum kondisi fenomena fisik yang terjadi pada Kota Serang
tidak terlalu ekstrem.
Masalah yang dialami pada rumah tinggal ini adalah kurangnya bukaan
pada beberapa ruang, sehingga memerlukan bantuan pencahayaan buatan, dan
juga ruang-ruang tersebut menjadi pengap karena juga kekurangan saluran
udara. Pada saat curah hujan yang tinggi akan terjadi peluapan air buangan
hujan pada halaman belakang rumah tinggal ini. Berikut adalah foto interior
dan eksterior dari rumah tinggal yang dianalisis penyusun:
15
16
BAB V
SIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
[daring]http://journals.itb.ac.id/index.php/joki/article/download/3910/1948
diakses pada 27 Februari 2018
[daring]https://media.neliti.com/media/publications/63463-ID-kenyamanan-
termal-indoor-pada-bangunan-d.pdf
diakses pada 27 Februari 2018
[daring]https://www.scribd.com/doc/155085962/Tugas-fisika-bangunan-
pencahayaan-alami-pada-rumah-tinggal
diakses pada 27 Februari 2018
[daring]https://id.wikipedia.org/wiki/Kelembaban_relatif
diakses pada 27 Februari 2018
Laela, Nur Latifah. 2015. Fisika Bangunan 2. Griya Kreasi. Kota Cibubur: Griya
Kreasi.
18