Anda di halaman 1dari 13

PRA PLANNING SIMULASI POSYANDU LANSIA

DALAM RANGKA PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI BANJAR BANGUNLIMAN DESA BURUAN
KECAMATAN BLAHBATUH KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 24 MARET 2018

OLEH:
MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS
KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
PRA PLANNING PEMBENTUKAN SIMULASI POSYANDU LANSIA
DALAM RANGKA PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI BANJAR BANGUNLIMAN DESA BURUAN
KECAMATAN BLAHBATUH KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 24 MARET 2018

A. Latar Belakang

Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa upaya


untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat termasuk lanjut usia
dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan.
Setiap upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan investasi
bagi pembangunan negara. Prinsip non diskriminatif mengandung makna bahwa
semua masyarakat harus mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk Lanjut Usia
(Lansia).
Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan berbagai permasalahan
yang kompleks bagi lanjut usia itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat.
Secara alami proses menjadi tua mengakibatkan para lanjut usia mengalami
perubahan fisik dan mental, yang mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosialnya.
Transisi demografi ke arah menua akan diikuti oleh transisi epidemiologi ke
arah penyakit degeneratif seperti rematik, diabetes, hipertensi, jantung koroner,
neoplasma. Angka kesakitan penduduk lanjut usia tahun 2014 sebesar 30,46% artinya
bahwa setiap 100 orang lanjut usia, sekitar 30 orang diantaranya mengalami sakit.
Angka kesakitan penduduk lanjut usia perkotaan 27,20% lebih rendah dibandingkan
lanjut usia pedesaan 32,96%. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk
lanjut usia di perkotaan relatif lebih baik dibandingkan lanjut usia di daerah pedesaan.
Bila dilihat perkembangannya, derajat kesehatan penduduk lanjut usia relatif tidak
berbeda. Angka kesakitan penduduk lanjut usia pada tahun 2005 sebesar 29, 98%,
tahun 2014 sebesar 31,11%, dan tahun 2015 sebesar 30,46 %. Pola yang serupa terjadi
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kebiasaan berobat serta cara berobat yang
dilakukan seseorang, merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk
mengidentifikasi apakah orang yang bersangkutan telah memiliki perilaku hidup
sehat. Berdasarkan Profil Penduduk Lanjut Usia 2009, ternyata 32,24% lanjut usia
mencari pengobatan di puskesmas, Namun masih ada yang mengobati sendiri dengan
menggunakan obat modern 60,47% dan obat tradisional 10,87%. Data yang
diadapatkan saat melakukan Survei Mawas Diri (SMD) di lingkungan Br.
Bangunliman Desa Buruan Kecamatan Blahbatuh II didapatkan jumlah lansia yang
ada sebanyak 89 orang. Dari total lansia yang ada, penyakit terbanyak yang diderita
lansia adalah rematik, sebanyak 22%. Dengan jumlah lansia yang ada di Banjar
Bangunliman, dan hasil dari SMD yang dilakukan, didapatkan bahwa tidak ada
posyandu lansia untuk memantau dan mengisi kegiatan kesehatan lansia yang ada di
Banjar Bangunliman, padahal jumlah lansia yang ada cukup banyak, sehingga kami
mengangkat masalah lansia dalam Musyawarah Masyarakat Dusun.
Berdasarkan informasi berbagai sumber, gangguan yang sering menjadi
masalah terhadap kemandirian lanjut usia dikenal dengan istilah “14 i”, yaitu
immobilisasi (berkurangnya kemampuan gerak), instabilitas postural (berdiri dan
berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), intellectual impairment (gangguan
intelektual), isolation (depresi), insomnia (susah tidur), inkontinensia urine
(mengompol), impotence (impotensi), immune deficiency (daya tahan tubuh yang
menurun), infection (infeksi), inanition (kurang gizi), irritable colon (gangguan
saluran cerna), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan), impaction
(konstipasi), impairment of vision, hearing, taste, smell, communication,
convalenscence, skin integrity (gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan dan
kulit), impecunity (berkurangya kemampuan keuangan). Kemunduran fungsi tubuh
dan kemunduran peran akan sangat berpengaruh pada kemandirian lanjut usia.
Pelayanan kesehatan lanjut usia dimulai dari tingkat masyarakat di kelompok-
kelompok lanjut usia, dan pelayanan disarana pelayanan kesehatan dasar dengan
mengembangkan Puskesmas Santun Lanjut Usia serta pelayanan rujukannya di
Rumah Sakit. Pelayanan di puskesmas lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif dan
preventif dapat pula dilakukan di luar gedung dengan melibatkan peran aktif
masyarakat. Salah satu wadah yang potensial di masyarakat adalah Posyandu Lanjut
Usia yang dikembangkan oleh Puskesmas atau yang muncul dari aspirasi masyarakat
sendiri. Di beberapa daerah wadah tersebut menggunakan nama yang berbeda-beda
seperti: Karang Wredha, Pusaka, Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu), Karang Lanjut
usia dan lain-lain.
Berdasarkan hasil MMD (Musyawarah Masyarakat Dusun) Banjar
Bangunliman Desa Buruan Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar telah
dirumuskan dua pokok masalah dibidang kesehatan. Salah satu diantaranya adalah
masalah kesehatan lansia, yang berhubungan dengan proses degeneratif. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka perlu dibentuk posyandu lansia, sehingga derajat
kesehatan lansia diharapkan menjadi optimal.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terbentuknya Posyandu Lansia di Masyarakat Banjar Bangunliman Desa
Buruan Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh II,
2. Tujuan khusus
a. Terbentuknya SIMULASI Lansia di banjar Bangunliman Desa Buruan
Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh II Gianyar
b. Pemerdayaan Masyarakat melalui Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) Banjar Bangunliman Desa Buruan Kecamatan
Blahbatuh Kabupaten Gianyar wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh II
Gianyar

C. Waktu dan Tempat


1. Waktu
a. Posyandu lansia dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Sabtu/ 24 MARET 2018
Pukul : 09.00 WITA - selesai

2. Tempat
Kegiatan akan dilaksanakan di Balai Banjar Bangunliman, Desa Buruan
Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.

Keterangan ;
: Meja I ( Registrasi)
: Pemeriksaan Kes)
Setting tempat
a. Posyandu lansia : Meja III (Pengisian KMS)
: Meja IV (Pengobatan)
1
6 6 6 : Meja V (Konseling)
5 4 3 2
U 3
4
:Kader Lansia
6
2

5 : Area Tunggu
8
S 6 : Pintu masuk dan keluar
1
: Meja II ( 7
6 7
8

D. Kepanitiaan
Dalam pelaksanaan Posyandu lansia disusun struktur kepanitiaan sebagai berikut:
Penggorganisasian Kelompok
Ketua : Dewa Ayu Putu Ardi Widari,S.Kep
Sekretaris : Dewa Made Agus Bayu.P,S.Kep
Bendahara : Kd Herna Rukmana Wati, S.Kep

Sie Humas
Koordinator : Anak Agung Gede Ari Andriyana, S.Kep
Anggota : Rivania Sarah Raga Koda, S.Kep

Sie Acara
Koordinator : Ni Wayan Desi Oriantari, S.Kep
Anggota : Ni Komang Ayu Juliastini, S.Kep
: I Gusti Ayu Sri Putri, S.Kep
: I Made Dodiek Wijaya,S.Kep

Sie Kerohanian & Konsumsi


Koordinator : Ni Nyoman Piarsi, S.Kep
Anggota : Ni Putu Lia Pransiska, S.Kep
Ni Putu Natalia, S.Kep
Gusti Ayu Antika Dewi,S.Kep

Sie Perpubdekdok
Koordinator : Ida Bagus Putra Ambara, S.Kep

Anggota : Putu Herry Dharmawan, S.Kep


I Wayan Heri Yudha, S.Kep
Komang Yogi Cahyani, S.Kep
Kadek Amenita Netrayani, S.Kep

1. Pelaksana:
a. Posyandu Lansia
Meja 1 (Registrasi)
Meja 2 (Pemeriksaan Kesehatan)
Meja 3 (Pengisian KMS dll)
Meja 4 (Pengobatan, rujukan)
Meja 5 (konseling)
b. Senam lansia
Petugas: Simulasi Posyandu Lansia
E. Susunan Acara
Kegiatan pelaksanaan Pembentukaan Simulasi Posyandu Lansia akan
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Maret 2018 yang akan mengambil tempat di
Balai Banjar Bangunliman, Desa Buruan Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar
dengan susunan acara sebagai berikut:

Penanggung
No. Waktu Kegiatan
Jawab
Pembukaan :
1. Salam Pembukaan Panitia
1. 5 menit 2. Penyampaian Tujuan Pembentukan Simulasi
Penyelenggara
Lansia
2. 30 menit Pelaksanaan Pembentukan Simulasi posyandu Panitia
lansia: penyelenggara
1. Pengertian Posyandu Lansia
2. Pengertian Simulasi
3. Syarat-syarat Simulasi Lansia
4. Tugas-tugas Simulasi Lansia
5. Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia
6. Pelaksanaan Sistem 5 Meja Posyandu
Lansia
7. Simulasi Pelaksanaan Posyandu Lansia

3. 5 menit Penutup : Panitia


1. Tanya jawab
Penyelenggara
2. Kesimpulan

F. Sasaran
Seluruh Simulasi Posyandu Lansia di Balai Banjar Bangunliman, Desa Buruan
Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar

G. Metode
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembentukan Simulasi posyandu
lansia adalah

1 Ceramah
2 Simulasi

H. Alat dan Media


Alat dan media yang digunakan dalam pelaksanaan posyandu lansia antara lain:
a. Posyandu lansia: meja, timbangan, alat tulis, kursi, buku daftar hadir lansia, kit
lansia, KMS lansia, penggaris.

I. Rencana Anggaran

No Jenis Kegiatan/Alat Jumlah Total


1. Persembahyangan 1x Kegiatan Rp.50.000,-
2. Konsumsi 1x Kegiatan Rp.200.000,-
3. Fotokopi Surat Undangan 1x Kegiatan Rp. 25.000,-
4. Snack 1x kegiatan Rp. 50.000
5. Alat Tulis Rp. 50.000,-
10. Handscoon 1 x kegiatan Rp. 50.000,-
Total Rp. 425.000,-

J. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a. Pra planing sudah disiapkan dua hari sebelum kegiatan dimulai.
b. Surat undangan untuk calon simulasi lansia sudah diberikan dua hari sebelum
kegiatan
c. Kehadiran peserta tepat waktu

2 Proses
a. Diharapkan sejumlah 12 simulasi lansia hadir dalam pembentukan dan
pelatihan Simulasi posyandu lansia.
b. Dapat dibentuk susunan pengurus posyandu lansia.
c. Para peserta pelatihan mengikuti acara dari awal sampai akhir.
d. Kegiatan berlangsung sesuai jadwal.
3 Hasil
a. 75% simulasi mampu menyiapkan kegiatan
b. 75% Para peserta pelatihan diharapkan mampu menerapkan hasil pelatihan
simulasi dalam pelaksanaan posyandu lansia.
c. 75% Para peserta pelatihan diharapkan mampu melakukan pengukuran
tekanan darah, berat badan dengan benar dalam pelaksanaan pelatihan
simulasi lansia
d. Pelaksanaan sistem 5 meja posyandu lansia disesuaikan dengan seting tempat
yang telah ditentukan.
Denpasar, 12 Maret 2018

Mengetahui Mengetahui
Pembimbing Kelompok Ketua Panitia

Ns. Ni Putu Wiwik Oktaviani, M.Kep Dewa Ayu Putu Ardi Widari,S.Kep
NIK.2.04.11.429 NIM. 17.901.1854

Lampiran Materi Pelatihan


A Pengertian Posyandu Lansia
Menurut Depkes RI (2014) Posyandu lansia merupakan bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan
inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk usia lanjut.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (Fallen & Budi, 2015)
Menurut Komnas lansia (2015) Organisasi posyandu lanjut usia adalah organisasi
kemasyarakatan non struktural yang berdasarkan azas gotong royong untuk sehat dan
sejahtera, yang diorganisir oleh seorang koordinator atau ketua, dibantu oleh sekretaris,
bendahara dan beberapa orang simulasi. Organisasi posyandu lanjut usia ini tidak saja
dapat dibentuk oleh masyarakat setempat, tetapi dapat juga oleh : Kelompok seminat
dalam masyarakat misalnya Club Jantung Sehat, Majelis Ta’lim, WULAN (warga usia
lanjut), kelompok gereja, dan lain – lain. Organisasi profesi, Institusi pemerintah/swasta
dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
posyandu sebaiknya 8 orang namun bisa kurang dengan konsekuensi bekerja rangkap.
Kepengurusan yang dianjurkan adalah:
a. Ketua posyandu
1). Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan posyandu
2). Bertanggung jawab terhadap kerjasama dengan semua stakeholder dalam rangka
meningkatkan mutu pelaksanaan posyandu
b. Sekretaris
Mencatat semua aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta
pengendalian posyandu.
c. Bendahara
Pencatatan pemasukan dan pengeluaran serta pelaporan keuangan posyandu
d. Simulasi sekitar 5 orang
B Pengertian Simulasi
Menurut Komnas Lansia (2015) simulasi posyandu lansia adalah orang dewasa,
baik laki–laki atau perempuan yang mau bekerja secara sukarela melakukan kegiatan–
kegiatan kemasyarakatan terkait dengan kesejahteraan lanjut usia.
simulasi posyandu lansia adalah orang dewasa, baik pria atau wanita yang
dipandang sebagai orang-orang yang memiliki kelebihan dimasyarakatnya. Kelebihan itu
dapat berupa keberhasilan dalam kegiatan, keluwesan dalam hubungan kemanusiaan,
status social, ekonomi dan lain sebagainya (Depkes RI, 2015)
C Syarat-syarat simulasi Lansia
Menurut Depkes RI (2015) Syarat – syarat menjadi simulasi posyandu lansia :
a. Dipilih oleh masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat
b. Mau dan mampu bekerja secara sukarela
c. Bisa membaca dan menulis huruf latin
d. Sabar dan memahami usia lanjut
D Tugas-tugas simulasi Lansia
Secara umum tugas SIMULASI posyandu lansia adalah :
a. Tugas simulasi sebelum hari buka posyandu
1). Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga,
obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
2). Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia untuk
datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu
memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang ke posyandu
3). Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector bisa
hadir pada hari buka Posyandu.
4). Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas di antara
SIMULASI Posyandu baik untuk persiapan dan pelaksanaan
b. Tugas simulasi pada hari buka Posyandu
1). Melaksanakan pelayanan 5 meja.
c. Tugas simulasi sesudah hari buka posyandu
1). Memindahkan catatan-catatan pada KMS lansia ke dalam buku register atau buku
bantu simulasi.
2). Melakukan evaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu
lansia pada bulan berikutnya.
3). Melakukan diskusi kelompok (Penyuluhan Kelompok) bersama lansia (Paguyuban
Lansia).
4). Melakukan kunjungan rumah untuk penyuluhan perorangan / sekaligus tindak
lanjut untuk mengajak lansia datang ke Posyandu lansia pada kegiatan bulan
berikutnya.

E Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia


Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan
pribadi lanjut usia baik fisik maupun mental emosional. KMS digunakan untuk
memantau dan menilai kemajuan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan melalui
kegiatan Posyandu lanjut usia (Depkes RI,2003)
Menurut Nugroho (2000) KMS lansia adalah sebuah kartu catatan tentang
perkembangan status kesehatan yang dipantau setiap kunjungan ke Posyandu Usila atau
berkunjung ke Puskesmas yang meliputi pemantauan kesehatan fisik dan emosional serta
deteksi dini atas penyakit atau ancaman kesehatan yang dihadapi lansia.
Pemeriksaan yang dicatat pada KMS Lansia adalah :
1. Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) tentang berat badan dan tinggi badan (pemeriksaan
status gizi)
2. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari (kegiatan dasar seperti mandi, makan/minum, tidur,
buang air besar/kecil dan sebagainya.)
3. Pemeriksaan status mental dan emosional yang dilakukan oleh dokter.
4. Pengukuran tekanan darah.
5. Reduksi urine untuk kadar gula pada air seni sebagi deteksi penyakit kencing manis
(diabetes mellitus).
6. Pemeriksaan protein urine guna deteksi penyakit ginjal.
7. Catatan keluhan dan tindakan. Sekiranya ada permasalahan kesehatan yang perlu
pengobatan saat itu atau perlu untuk rujukan ke Puskesmas.
8. Selain pencatatan tersebut terdapat anjuran untuk hidup sehat yang digunakan untuk
penyuluhan yang disampaikan setiap selesai pemeriksaan kesehatan.

F Pelaksanaan Sistem 5 Meja Posyandu Lansia


Menurut Depkes RI (2015) Kegiatan posyandu lansia dengan sistem lima meja yaitu :
Meja Kegiatan Sarana yang dibutuhkan Pelaksana
I Pendaftaran a. Meja, kursi
b. alat tulis Simulasi
c. buku register & buku
pencatatan kegiatan
d. KMS
II a. Pencatatan kegiatan a. Meja, Kursi
sehari-hari b. Alat tulis Simulasi
b. Penimbangan BB dan c. KMS (IMT perlu
pengukuran TB e. Timbangan bantuan
f. Meteran petugas)
III a. Pengukuran tekanan a. Meja, kursi
darah b. alat tulis Petugas
b. Pemeriksaan kesehatan c. KMS kesehatan(bisa
c. Pemeriksaan status d. Stetoskop dibantu
mental e. Tensimeter Simulasi)
IV a. Penyuluhan a. Meja, kursi
b. Konseling b. KMS Petugas
c. Leaflet kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2003. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi petugas Kesehatan.
Jakarta : Dirjen Kesmas

Depkes RI, 2003. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut.
Jakarta : Dirjen Kesga

Falen & Budi D.K. 2010. Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :
NuhaMedika

Komnas Lansia. 2010.Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lansia. Jakarta : Komnas Lansia

Kushartanti.W. 2010. Aktifitas fisik dan Senam Lansia. Yogyakarta : UNY

Nugroho W.2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai