Anda di halaman 1dari 6

LBM 2

Preparasi saluran akar gigi posterior &


Obturasi saluran akar gigi anterior &
posterior

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
KETRAMPILAN YANG HARUS DISELESAIKAN
1. Pre test :
a. Preparasi saluran akar gigi posterior
b. Obturasi saluran akar gigi anterior & posterior
2. Penentuan panjang kerja gigi posterior
3. Preparasi saluran akar gigi posterior
4. Pengisian saluran akar gigi anterior dan posterior  Penilaian dilakukan denga melihat hasil
pengisian melalui rontgent
PREPARASI SALURAN AKAR GIGI POSTERIOR

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN


Mahasiswa Kampus
1. Elemen gigi yang ditanam di gips 1. EDTA gel
2 Diagnostic set instrument 2. Paper point (15-80)
3 Bengkok 3. spuit
4 Sonde lurus 4. Glass plate
5 Headstrome no. 15-40 & 45-80 (25 mm) 5. Cotton pellet /kapas
6 Kfile no 08 & 10 (25 mm) 6. Spuit
7 Kfile no 15-40 & 45-80 (25mm) 7. NaOCl 2,5 %
8 Sliding caliper 8. Salin
9 Lap putih 9. CaOH
10. Cavit (tumpatan sementara)
11. Jarum irigasi (30 gauge)
12. Contra angle low speed

TAHAPAN KERJA :
Dilakukan dengan teknik step back, yaitu:
Penentuan Initial Apical File (IAF) :
- yaitu file terbesar yang dapat masuk sepanjang kerja sebelum preparasi saluran akar.
- Masuknya IAF harus terasa sesak pada apikal, BUKAN pada saluran akar.
- IAF berfungsi untuk mengetahui diameter apikal diawal sebelum dimulai preparasi sebagai
patokan mendapatkan MAF (Master Apical File)
- Cara : coba masukkan file secara pasif dengan gerakan watch winding dari yang paling terkecil
sesuai panjang kerja sebenarnya sampai didapatkan file yang terasa sesak namun sesuai
panjang kerja.

FASE I – preparasi pada 1/3 apikal


a. Basahi saluran akar dengan larutan irigasi NaOCl 2,5% menggunakan jarum irigasi
b. Ukur jarum irigasi dengan sliding caliper, sesuaikan dengan panjang kerja sebenarnya yang
dikurangi 3 mm. Tandai dengan stopper. Jarum irigasi harus bisa masuk minimal 2/3 dari
panjang kerja.
c. Selalu lubrikasi instrumen yang digunakan setiap sebelum masuk ke dalam saluran akar
menggunakan EDTA gel
d. Masukkan file IAF kedalam saluran akar dan preparasi dengan gerakan watch winding dengan
tekanan minimal ke apikal
e. Angkat file kemudian lakukan irigasi NaOCl 2,5% sebanyak 2 ml selama 5 – 10 menit.
f. Bersihkan file dari debris menggunakan NaOCl 2,5 % dan alkohol, kemudian evaluasi bentuk
file, harus dalam kondisi bersih dan tidak distorsi.
g. Masukkan kembali file 1 nomor diatas IAF dan lakukan preparasi kembali dengan gerakan
watch winding
h. Keluarkan file dari saluran akar dan irigasi kembali dengan NaOCl 2,5% sebanyak 2 ml selama
5 – 10 menit.
i. Bersihkan file dari debris menggunakan NaOCl 2,5 % dan alkohol, kemudian evaluasi bentuk
file, harus dalam kondisi bersih dan tidak distorsi.
j. Rekapitulasi / masukkan kembali file sebelumnya dengan panjang kerja gerakan watch
winding untuk mengangkat debris diapikal & mejaga apical patency
k. Irigasi kembali dengan NaOCl 2,5 % sebanyak 2 ml selama 5 – 10 menit
l. Ulang kembali proses tersebut sampai tercapai syarat dibawah ini :
- Minimal 3 nomor diatas IAF
- Mencapai white dentin, saluran akar bebas dari dentin yang terinfeksi  dengan cara
melihat debris yang keluar dari saluran akar saat proses irigasi
- Minimal no 25  menyesuaikan dengan diameter minimal dari jarum irigasi, agar dapat
masuk sampai 1/3 saluran akar
- Didapatkan apical stop (dilakukan pengecekan dengan file terakhir  apical gauging)
m. File terakhir pada tahap ini dinamakan file MAF (Master Apical File) yang akan digunakan
sebagai alat rekapitulasi pada tahap selanjutnya
Fase II – preparasi badan saluran akar
a. Masukkan 1 K- file nomor diatas MAF dengan panjang kerja dikurangi 1 mm kedalam saluran
akar dengan gerakan watch winding, irigasi dengan cara diatas, dan rekapitulasi dengan K-
file MAF.
b. Ulangi prosedur diatas dengan menambahkan ukuran file sampai 3 nomor, dan mengurangi 1
mm dari panjang kerja file, lakukan rekapitulasi tiap penambahan K- file dengan K-file MAF
dan panjang kerja MAF. Rekapitulasi dilakukan untuk memeriksa panjang kerja agar tidak
berubah dan membersihkan 1/3 apeks dari serbuk dentin.

Fase II A - Coronal flaring


a. Lakukan coronal flaring dengan H-file dengan nomor diatas nomor K-file yang digunakan
terakhir dan dikurangi 1 mm dari panjang kerja terakhir dengan gerakan circumferential filing.
Angkat file kemudian lakukan irigasi NaOCl 2,5% sebanyak 2 ml selama 5 – 10 menit.
b. Bersihkan file dari debris menggunakan NaOCl 2,5 % dan alkohol, kemudian evaluasi bentuk
file, harus dalam kondisi bersih dan tidak distorsi.

Fase II B – Finishing
a. Lakukan finishing dengan saluran akar menggunakan K-file MAF dan panjang kerja MAF
dengan gerakan push-pull untuk mendapatkan dinding saluran akar yang halus.
b. Angkat file kemudian lakukan irigasi NaOCl 2,5% sebanyak 2 ml selama 5 – 10 menit.
STERILISASI SALURAN AKAR (tidak dilakukan di pre-klinik)
1. Irigasi diakhiri dengan larutan NaOCl 2,5%, salin, EDTA kemudian didesinfeksi kembali
dengan NaOCl 2,5%.
2. Keringkan saluran akar dengan paper point.
3. Campurkan kalsium hidroksida dengan saline sampai membentuk pasta
4. Masukkan campuran tersebut ke dalam saluran akar menggunakan lentulo
5. Kavitas ditutup dengan tumpatan sementara (cavit).

Anda mungkin juga menyukai