Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat
dan karunia-Nyalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Tak lupa pula salam
dan salawat kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabat beliau
yang menuntun kita dari alam kebodohan menuju alam yang serba canggih.
Sehingga kita dapat menikmati ilmu pengetahuan.

Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaat bagi pembacanya


serta di gunakan untuk ilmu pengetahuan ke depannya dan di gunakan dalam hal –
hal yang bermamfaat khususnya dalam ruang lingkup agama islam .

Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi


penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua. AMIEN...

Makassar 1 juni 2010

Penyusun

1
DAFTAR ISI
1. Pengertian aqida………………………………………………………………..
2. Macam – macam aqida ………………………………………………………..
3. Urgensi aqida dan peran aqida dalam kehidupan seorang muslim
4. Urgensi pendidikan dan pembinaan islam dalam pemgembangan kepribadian
muslim…………………………………………………………………………
5. Konsep – konsep islam dan pendidikan masyarakat modern …………………
6. Pendidikan islam dalam pembinaan kepribadian seorang muslim…………….

2
PENDAHULIAN

Kata aqidah mungkin sudah begitu sering kita dengar. Tapi, barangkali banyak
dari kita yang belum mengetahui makna dan kandungannya. Padahal, aqidah
merupakan pondasi penting yang mestinya kita ketahui sebagai seorang muslim.
Pada kesempatan kali ini Insya Allah kita akan membahas tentang makna aqidah dan
urgensinya sebagai landasan agama, yang diambil dari Kitab Tauhid 1 karya Dr.
Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan. Selamat menyimak.Aqidah berasal dari
kata aqd yang berarti pengikatan. i'taqodtu kadza artinya Saya beritiqad begini
Maksudnya, saya mengikat hati terhadap hal tersebut. Aqidah adalah apa yang
diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan, Dia mempunyai aqidah yang benar, berarti
aqidahnya bebas dari keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan
hati dan pembenarannya kepada sesuatu.Aqidah Secara SyaraYaitu iman kepada
Allah, para malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada Hari Akhir
serta kepada qadar yang baik maupun yang buruk. Hal ini disebut juga sebagai rukun
iman.Syariat terbagi menjadi dua: itiqadiyah dan amaliyah,Itiqadiyah adalah hal-hal
yang tidak berhubungan dengan tata cara amal. Seperti itiqad (kepercayaan) terhadap
rububiyah Allah dan kewajiban beribadah kepada-Nya, juga ber-itiqad terhadap
rukun-rukun iman yang lain. Hal ini disebut ashliyah (pokok agama).
Sedangkan amaliyah adalah segala apa yang berhubungan dengan tatacara amal.
Seperti shalat, zakat, puasa dan seluruh hukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut
fariyah (cabang agama), karena ia dibangun di atas itiqadiyah. Benar dan rusaknya
amaliyah tergantung dari benar dan rusaknya itiqadiyah.Maka aqidah yang benar
adalah fundamen bagi bangunan agama serta merupakan syarat sahnya amal.
Sebagaimana firman Allah:‘Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah memeprsekutukan
seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya (al Kahfi:110)’Dan sesungguhnya
telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: Jika kamu
mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslahamalmu dan tentulah kamu
termasuk orang-orang yang merugi. (Az Zumar: 65)Maka sembahlah Allah dengan
memurnikah ketaatan kepadaNya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allahlah agama yang
bersih (dari syirik dan Az Zumar:2-3)

3
Ayat-ayat diatas dan yang senada, yang jumlahnya banyak, menunjukkan
bahwa segala amal tidak diterima jika tidak bersih dari syirik. Karena itulah
perhatian Nabi shalallahu alaihi wa salam yang pertama kali adalah pelurusan
aqidah. Dan hal pertama yang didakwahkan para rasul kepada umatnya adalah
menyembah Allah semata dan meninggalkan segala yang dituhankan selain Dia.
Sebagaimana firman Allah taala:Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada
tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu
(An Nahl: 36)Dan setiap rasul selalu mengucapkan pada awal dakwahnya:Wahai
kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada tuhan bagimu selainNya. (al Araf: 59,
65, 73,85)Pernyataan tersebut diucapkan oleh Nabi Nuh, Hud, Shalih, Syuaib dan
seluruh rasul alaihis salam. Selama 13 tahun di Makkah - sesudah bitsah - Nabi
shalalllahu alaihi wa salam mengajak manusia kepada tauhid dan pelurusan aqidah,
karena hal itu merupakan landasan bangunan Islam. Para dai dan para pelurus agama
dalam setiap masa telah mengikuti jejak para rasul dalam berdakwah. Sehingga
mereka memulai dengan dakwah kepada tauhid dan pelurusan aqidah, setelah itu
mereka mengajak kepada seluruh perintah agama yang lain.

4
BAB 1

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN AQIDA
 Aqida secara etiomologi adalah Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang
berarti pengikatan. Kalimat “Saya ber-i’tiqad begini” maksudnya: saya
mengikat hati terhadap hal tersebut.
Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan “Dia
mempunyai aqidah yang benar” berarti aqidahnya bebas dari keraguan.
Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan
pembenarannya kepada sesuatu.
 Aqida secara syaraYaitu iman kepada Allah, para MalaikatNya, Kitab-
kitabNya, para RasulNya dan kepada Hari Akhir serta kepada qadar yang
baik maupun yang buruk. Hal ini disebut juga sebagai rukun iman.
2. MACAM – MACAM AQIDA
 I’tiqadiyah adalah hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata
cara amal. Seperti i’tiqad (kepercayaan) terhadap rububiyah Allah
dan kewajiban beribadah kepadaNya, juga beri’tiqad terhadap
rukun-ru¬kun iman yang lain. Hal ini disebut ashliyah (pokok
agama).
 amaliyah adalah segala apa yang berhubungan dengan tata cara
amal. Seperti shalat, zakat, puasa dan seluruh hukum-hukum
amaliyah. Bagian ini disebut far’iyah (cabang agama), karena ia
di¬bangun di atas i’tiqadiyah. Benar dan rusaknya amaliyah
tergantung dari benar dan rusaknya i’tiqadiyah
.Maka aqidah yang benar adalah fundamen bagi bangunan
agama serta merupakan syarat sahnya amal. Sebagaimana firman
Allah Subhannahu wa Ta’ala:
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia
mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada

5
Tuhan¬nya.” (Al-Kahfi: 110)
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada
(nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu mempersekutukan
(Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
ter¬masuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar: 65)
 Aqidah Wasithiyah
‫ور ِم ْن بِالِلِ َو َنعُوذ ُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ نَ ْست َ ِعينُهُ ِلِلِ ْال َح ْمدَ إِن‬ ُ ‫أ َ ْنفُ ِسنَا‬
ِ ‫ش ُر‬
‫ت‬ َ ‫ضل فَ َل ّللاُ َي ْه ِد ِه فَ َم ْن أَ ْع َما ِلنَا َو‬
ِ ‫سيِئ َا‬ ِ ‫ض ِل ْل َو َم ْن لَهُ ُم‬ َ ‫لَه ُ هَاد‬
ْ ُ‫ِي فَ َل ي‬
ُ ‫َع ْبدُه ُ ُم َحمدًا أَن َوأ َ ْش َهد ُ لَهُ ش َِريْكَ لَ َوحْ دَهُ ّللاُ إِل إِلَهَ َل أ َ ْن َوأ َ ْش َهد‬
ُ‫سولُه‬ ُ ‫صلى َو َر‬ َ ُ‫علَ ْي ِه للا‬َ ‫صََ َحا ِب ِه َو آ ِل ِه َعلَى َو‬ ْ َ‫سان ت َ ِبعَ ُه ْم َو َم ْن أ‬
َ ْ‫ِبإِح‬
َ ‫ت َ ْس ِل ْي ًما َو‬
‫سل َم‬

Tidak disangsikan lagi, kesempurnaan agama ini adalah


nikmat Allah yang paling besar bagi umat ini. Agama Islam yang
ditinggalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
keadaan lengkap, sempurna dan menyeluruh, sehingga terang
benderang, tidak ada kesamaran sama sekali pada ajarannya.
Binasalah orang yang menyimpang darinya dan tidak mau
berjalan di atas manhaj rabbaniy, manhaj Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

 Aqidah salaf adalah istilah yang diambil dari dua kata; aqidah dan
salaf. Kata aqidah dalam bahasa Arab memiliki pengertian ikatan,
keyakinan dan kepastian. Aqidah adalah sesuatu yang diyakini
hatinya dengan pasti dan mengikat, baik itu benar ataupun batil.
Sedangkan dalam istilah para ulama, aqidah adalah perkara-
perkara yang wajib dibenarkan oleh hati, dan jiwa menerimanya
dengan penuh hingga menjadi satu keyakinan yang pasti yang tidak
dicampuri satu keraguan dan kebimbangan.

Sedangkan Kata salaf secara bahasa bermakna orang yang


telah terdahulu dalam ilmu, iman, keutamaan dan kebaikan.Ibnul

6
Mandzur berkata (Lisanul Arab 9/159): Salaf juga berarti orang-
orang yang mendahului kamu dari nenek moyang, orang-orang
yang memiliki hubungan kekerabatan denganmu dan memiliki
umur lebih serta keutamaan yang lebih banyak. Oleh karena itu,
generasi pertama dari Tabiin dinamakan As-Salafush
Sholeh.Diantara penggunaan kata salaf dengan makna ini adalah
perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
putrinya, Fathimah:

‫ف أَنَا َل ِك‬
ُ َ‫فَإِنهُ ِن ْع َم السل‬

Sesungguhnya sebaik-baik pendahulu (salaf ) bagimu


adalah aku. Dan diriwayatkan dari beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam, bahwa beliau berkata kepada putri beliau, Zainab, ketika
wafat:

ْ ‫عثْ َمانَ ب ِْن َم‬


‫ظعُ ْو ِن‬ َ ‫ْال َح ِق ْي ِب‬
َ ‫سلَ ِفنَا ال‬
ُ ِ ِ‫صالح‬

Susullah salaf sholih (pendahulu kita yang sholeh) kita


Utsman bin Madz’un.
Adapun secara istilah, maka dia adalah sifat pasti yang khusus
untuk para sahabat dan yang selain mereka diikutsertakan karena
mengikuti para sahabat tersebut.

Arti penting mempelajari aqidah salaf terlahir dari arti penting aqidah itu
sendiri. Juga kepada kewajiban bersungguh-sungguh bekerja untuk mengembalikan
manusia kepada aqidah tersebut. Hal ini karena beberapa hal:

1. Belajar aqidah salaf termasuk mempelajari ilmu termulia, teragung dan


terpenting, karena kemuliaan satu ilmu tergantung dengan dzat yang dipelajari
(Al Ma’lum) dan Allah adalah Dzat yang maha agung dan maha mulia.
Mengenal Allah merupakan dasar terpenting semua ilmu. Oleh karena itu imam
Abu hanifah menamakan ilmu aqidah ini sebagai Fiqhul Akbar.

7
2. Aqidah salaf adalah wasilah terpenting mencapai keridhoan Allah.

3. Barisan kaum muslimin dan para da’inya hanya dapat bersatu diatas aqidah ini.
Demikian juga kekuatan mereka, tanpa aqidah ini mereka akan berpecah belah.
Hal ini dikarenakan aqidah salaf adalah aqidah Al Quran dan sunah serta aqidah
generasi pertama umat ini dari kalangan para sahabat. Sehingga seluruh kesatuan
dan persatuan yang tidak berlandaskan aqidah ini hasilnya hanyalah kegagalan
dan perpecahan.

4. Aqidah salaf membuat seorang muslim mengagungkan nash Al Qur’an dan


Sunnah dan melindunginya dari penolakan makna atau bermain-main dalam
menafsirkannya sesuai hawa nafsu dan keinginannya.

5. Aqidah salaf mengikat seorang muslim kepada para salaf dari kalangan sahabat
dan yang mengikuti mereka, sehingga menambah kemuliaan, iman dan
kehormatannya. Hal ini karena para salaf tersebut adalah para wali Allah dan
imam-imam yang bertaqwa. Hal ini seperti disampaikan oleh Ibnu Mas’ud:

‫ب ْال ِعبَا ِد‬


ِ ‫سل َم َخي َْر قُلُو‬
َ ‫صلى ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ب ْال ِعبَا ِد فَ َو َجد َ قَ ْل‬
َ ‫ب ُم َحمد‬ ِ ‫ظ َر فِي قُلُو‬
َ َ‫إِن ّللاَ ن‬
َ ُ‫ب ُم َحمد فَ َو َجدَ قُل‬
‫وب‬ ِ ‫ب ْال ِعبَا ِد بَ ْعدَ قَ ْل‬
ِ ‫ظ َر فِي قُلُو‬ َ َ‫سالَتِ ِه ثُم ن‬َ ‫طفَاهُ ِلنَ ْف ِس ِه فَا ْبت َ َعثَهُ ِب ِر‬
َ ‫ص‬
ْ ‫فَا‬
َ ‫ص َحا ِب ِه َخي َْر قُلُوب ْال ِع َبا ِد فَ َج َع َل ُه ْم ُوزَ َرا َء نَ ِب ِي ِه يُقَاتِلُونَ َع َلى دِينِ ِه فَ َما َرأَى ْال ُم ْس ِل ُمونَ َح‬
‫سنًا‬ ْ َ‫أ‬
‫ئ‬
ٌ ‫س ِي‬ َ ‫س ٌن َو َما َرأَ ْوا‬
َ ِ‫س ِيئًا فَ ُه َو ِع ْندَ ّللا‬ َ ‫فَ ُه َو ِع ْندَ ّللاِ َح‬

“Sesungguhnya Allah telah melihat hati para hamba-Nya, dan


mendapatkan hati Muhammad sebaik-baiknya hati mereka, lalu memilihnya dan
mengutusnya membawa risalah. Kemudian melihat kepada hati para hamba
setelah hati Muhammad dan mendapatkan hati para sahabat sebaik-baiknya
hati para hamba, lalu menjadikan mereka sebagai pendamping nabi-Nya.
Mereka berperang membela agama-Nya, sehingga apa yang dipandang kaum
muslimin sebaagi kebaikan maka ia baik disisi Allah dan apa yang dipandang
mereka sebagai kejelakan maka ia adlah kejelekan di sisi Allah.

8
6. Aqidah salaf memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh yang lainnya, yaitu
kejelasannya. Aqidah salaf menjadikan Al Qur’an dan Sunnah sebagai sumber
gambaran dan pemahamannya, jauh dari ta’wil, ta’thil dan tasybih. Demikian
juga aqidah ini dapat menyelamatkan orang yang berpegang teguh (komitmen)
kepadanya dari kerancuan pembicaraan tentang dzat Allah, menemtang nash Al
Qur’an dan Sunnah nabi-Nya. Dari sana aqidah salaf memberikan pemiliknya
sikap ridho dan tenang menerima taqdir Allah dan mengagungkan keagungan
Allah serta tidak membebani akal untuk berfikir tentang sesuatu di luar
kemampuannya, seperti masalah-masalah ghaib. Maka aqidah salaf sangat
mudah sekali (dipahami –ed) serta jauh dari kerancuan dan ketidak mampuan
memahaminya..

Keistimewaan dan Karakteristik Aqidah salaf

Diantara kekhususan dan keistimewaan aqidah salaf, adalah:

1. Aqidah salaf bersumber kepada sumber yang asli dan suci yaitu Al Qur’an dan
Sunnah, dan jauh dari hawa nafsu dan syubhat.

2. Aqidah salaf memberikan ketenangan dan kemantapan jiwa dan menjauhkan


pemiliknya dari keraguan dan kerancuan.

3. Aqidah salaf menjadikan sikap seorang muslim selalu mengagungkan nash-nash


Al Qur’an dan Sunnah, karena ia mengetahui kebenaran dan hak hanya ada
padanya. Inilah keselamatan dan keistimewaan yang penting.

4. Aqidah salaf dapat mewujudkan sifat yang Allah ridhoi dalam firmanNya:

َ ‫ش َج َر بَ ْينَ ُه ْم ثُم لَ يَ ِجدُواْ فِي أَنفُ ِس ِه ْم‬


ً ‫ح َر‬
‫جا‬ َّ ‫ِّم‬
َ ‫ما فَلَ َو َر ِبكَ لَيُؤْ ِمنُونَ َحتى يُ َح ِك ُموكَ فِي َما‬
َ ‫موا َق‬
َ ‫ض ْي‬
َ‫ت‬ ُ ِّ‫سل‬
َ ‫ما َو ُي‬ ْ َ‫ت‬
ً ‫سلِّي‬

Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga


mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan

9
yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Qs. An Nisaa’
:65)

5. Aqidah salaf mengikat seseorang dengan para Salaf Sholeh.

6. Aqidah salaf menyatukan barisan kaum muslimin dan persatuannya, karena ini
merupakan perwujudan firman Allah:

َ ‫َص ُموا بِ َح ْب ِل للاِ َج ِميعًا َولَ ت َ َفرقُوا َواذْ ُك ُروا نِ ْع َمتَ للاِ َعلَ ْي ُك ْم إِذْ ُكنت ُ ْم أَ ْعدَآ ًء فَأَل‬
‫ف بَيْنَ قُلُوبِ ُك ْم‬ ِ ‫َوا ْعت‬
‫ار فَأَنقَذَ ُكم ِم ْن َها َكذَلِكَ يُبَ ِينُ للاُ َل ُك ْم َءايَاتِ ِه لَعَل ُك ْم‬ ِ ‫شفَا ُح ْف َرة ِمنَ الن‬ ْ َ ‫فَأ‬
َ ‫صبَحْ تُم ِبنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َوانًا َو ُكنت ُ ْم َعلَى‬
َ‫ت َ ْهتَدُون‬

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan


janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk. (Qs. Ali Imran: 103)

7. Aqidah salaf menjadikan orang yang berpegang teguh (komitmen) dengannya


selamat dan masuk dalam janji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mendapatkan pertolongan dan kemenangan disunia dan keselamatan di akherat.

8. Berpegang teguh kepadanya merupakan sebab terpenting keistiqomahan agama


seseorang.

9. Aqidah salaf memiliki pengaruh besar dalam perbaikan suluk dan akhlak orang
yang berpegang teguh (komitmen) dengannya.

10. Berpegang teguh dan mengamalkan aqidah salaf termasuk sebab terpenting yang
dapat mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh keridhoannya.

10
11. Aqidah salaf adalah aqidah yang konsisten tidak berubah dengan tempat dan
zaman.12. Aqidah salaf adalah aqidah yang jelas dan mudah, karena diambil
dari sumber yang suci jauh dari noda syubhat dan hawa nafsu dan bersih dari
ta’wil-ta’wil

3 urgensi aqida dan peran aqida dalam kehidupan seorang


muslim

Para pemikir-pemikir Barat mulai menyuarakan melalui mimbar-mimbar


ilmiah mereka, bahwasanya peperangan budaya dan ideologi telah dimulai. Dan
peperangan antara konsep Islami dan konsep pemikiran sekuler telah dinyatakan
terang-terangan. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa kaum muslimin harus
menyatukan barisan mereka dan memadukan visi dan misi mereka. Dan mereka
harus mempelajari manhaj Islami yang benar.Pergolakan pemikiran membangkitkan
sentimen sebagian kelompok yang menggiring mereka melakukan beberapa aksi
kekerasan. Aksi tersebut bersandar kepada beberapa metodologi berpikir yang keliru,
secara tidak langsung merupakan sebab timbulnya beberapa kekacauan dalam
lembaran sejarah dunia Islam.

Oleh karena itu, maka sudah sewajarnya kita menelaah dengan seksama pola
pemikiran politik yang Islami menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan mengambil
metodologi Ahlus Sunnah wal Jama'ah sebagai solusi dalam menghadapi segala
tantangan zaman dan dalam membabat habis pemikiran-pemikiran yang
menyesatkan.Sebagai konsekswensinya umat Islam harus bersatu di atas pedoman
Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Pedoman itulah yang dapat membantu umat ini dalam
mengarahkan kebangkitan umat Islam dan memperbaiki perjalanan menuju ke arah
sana.

Kebangkitan Islam telah muncul di atas dua manhaj :

 Pertama: Manhaj yang memulai dengan menancapkan aqidah yang benar dan
berusaha mengamalkannya, kemudian berangkat dan situ berusaha

11
menelurkan ide-ide politik yang sejalan dengan sunnah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam.
 Kedua: Manhaj yang memulai dengan memunculkan ide-ide politik dan
undang-undang sementara masalah aqidah dikebelakangkan. Akhirnya
mereka jatuh dalam tindakan-tindakan yang salah.

Dibawah ini, akan saya salinkan secara berseri nasehat para ulama tentang
masalah Politik dan Pemikiran, yang mana para ulama mengetengahkan asas-asas
yang menjadi dasar dari kaidah bagi seluruh kafilah-kafilah dakwah Islam. Di
samping mengetengahkan hubungan antara penguasa dan rakyat, amar ma'ruf nahi
mungkar dan masalah perseteruan antara yang haq dan batil.

Ulama-ulama yang berbicara dalam kesempatan ini adalah ulama-ulama dan


pemikir-pemikir Islam yang handal. Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Baz adalah
mufti Kerajaan Saudi Arabia merangkap ketua umum Lembaga Riset, Fatwa,
Dakwah dan Bimbingan Islam. Kemudian Fadhilatusy Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan
Al-Fauzan, beliau adalah anggota Lembaga Riset, Fatwa, Dakwah dan Bimbingan
Islam Saudi Arabia dan mantan Dekan Ma'had 'Ali Lil Qadha. Beliau adalah seorang
peniliti yang matang yang telah bernadzar untuk selalu berkhidmat pada kepentingan
agama dan penyebaran aqidah yang benar. Kemudian Fadhilatusy Syaikh Dr. Shalih
bin Ghanim As-Sadlan, seorang Guru Besar yang berpengalaman di Fakultas
Syari'ah, seorang pengamat handal yang selalu tegak di atas manhaj yang lurus.Dan
sesungguhnya para ulama tertuntut untuk menjelaskan manhaj Ahlus Sunnah wal
Jama'ah dalam bidang politik dan pola pemikiran sebagaimana halnya mereka
menjelaskan bidang aqidah.

4. Urgensi dan pembinaan islam dalam pengembangan


kepribadian muslim
Salah satu keutamaan Al-Islam bagi umat manusia adalah adanya sistem
yang paripurna dan konsisten di dalam membina mental, melahirkan generasi,
membina umat dan budaya, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaaan dan
peradaban. Semua itu dimaksudkan untuk merubah manusia dari kegelapan syirik,

12
kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid, ilmu, hidayah dan
kemantapan.Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Alloh, dan kitab
yang menerangkan. Dengan kitab itulah Alloh menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridhaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula)
Alloh mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seidzin-Nya menunjuki mereka ke jalan yang lurus . (5:1516)
Kesempurnaan sistem Islam tersebut terlihat pula dalam sistem pendidikan
Rasulullah dalam mendidik para shahabat yang telah menghasilkan generasi yang
tak ada duanya. Generasi yang disebut-sebut sebagai generasi terbaik yang pernah
muncul di muka bumi ini. Tak ada yang mampu menandinginya baik sebelum dan
sesudah generasi shahabat tersebut.

Namun bukan berarti sepeninggal Rasulullah, kita tak akan merasakan dan
tak mampu melaksanakan pendidikan Islam. Sebab beliau telah meninggalkan dua
kurikulum yang dapat kita pakai acuan dalam mendidik manusia yakni Al-Qur’an
dan As-Sunnah.Pendidkan Islam bertujuan menumbuhkan keseimbangan pada
kepribadian manusia , sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah
perwujudan penyerahan mutlak kepada Alloh, pada tingkat individual, masyarakat
dan kemanusiaan pada umumnya. Oleh karena itu Islam memandang, kegiatan
pendidikan merupakan satu-kesatuan integral yang melibatkan seluruh aspek
kehidupan manusia. Ia harus berjalan harmoni dan seimbang serta menjadi
tanggung jawab manusia secara keseluruhan dalam melahirkan kehidupan yang
sehat, bersih dan benar (Islam).

5. konsep – konsep islam dan pendidikan masyarakat modern


Islam bermula dari pendidikan dan puncak keberhasilannya juga berupa
berkembangnya pendidikan. Di dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada
Rosululloh, bertebaran istilah yang merupakan unsur esensi bagi pendidikan:
iqro’,Rabb, insaan, ‘allama, dan qalam. Istilah Rabb menjadi sumber dalam aspek

13
pendidikan Islam, sehingga pendidikan yang dilahirkan oleh ajaran Islam adalah
pendidikan yang mengacu kepada kebenaran Allah, Rabb semesta alam (Tarbiyah
Rabbaniyah).Inilah konsep dasar pendidikan Islam yang terus-menerus
disosialisasikan Rasulullah SAW dengan berbagai aspek yang menunjangnya.
Dan konsep ini pulalah yang seharusnya melandasi setiap proses pendidikan di
dunia kaum muslimin hingga detik ini. Bagaimanakah sistem pendidikan
masyarakat modern kini ? Tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan masyarakat
modern kini jauh dari hakekat pendidikan Islam. Pendidikan modern memang
melibatkan sarana-sarana yang hebat dan canggih namun bukan berarti tanpa
kelemahan. Tidak dipungkiri kemajuan manusia di bidang iptek melonjak jauh.
Hampir disemua lini tersentuh teknologi mutakhir. Namun dari pendidikan
modern ini kita tidak menemukan kesempurnaan akhlak dan ruhani. Fenomena-
fenomena yang kita temukan adalah penindasan antar manusia dan merosotnya
moral.Tampaknya, tujuan pendidikan modern adalah tercapainya tujuan material
yang berkembang menjadi rasa cinta terhadap pekerjaan dan produksi dengan
mengesampingkan nilai-nilai dan norma-norma kemasyarakatan. Sehingga
sekolah-sekolah modern telah mengalami kemerosotan mutu pada setiap skala
dalam dua dimensi, yaitu dimensi syar’iyyah dan dimensi ilmiyah paedagogis.
Artinya, sekolah-sekolah itu bukan sekedar tidak islami tapi juga tidak mampu
berfungsi sebagai salah satu sarana pendidikan.Karena problem serius inilah umat
Islam perlu segera mengembalikan orientasi sistem pendidikannya, yaitu
pendidikan dan pembinaan Islam yang dilaksanakan dalam konteks kehidupan
modern. Untuk mengatur kembali iptek dan menggunakannya bagi manfaat
manusia dan kehidupan secara luas, dan yang lebih penting lagi, untuk
mengembalikan penghambaan manusia hanya kepada Allah semata.

6. pendidikan islam dalam pembinaan seorang muslim


1.Pengertian
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih sensibilitas individu
sedemikian rupa, sehingga dalam perilaku mereka terhadap kehidupan, langkah-
langkah dan keputusan begitu pula pendekatan mereka terhadap semua ilmu

14
pengetahuan diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam
dirasakan.Dengan pendidikan Islam itu mereka akan terlatih dan secara mental
sangat berdisiplin sehingga mereka ingin memiliki pengetahuan bukan saja
untuk memuaskan rasa ingin tahu intelektual atau hanya manfaat kebendaan
yang bersifat duniawi, tetapi juga untuk tumbuh sebagi makhluk yang rasional,
berbudi dan menghasilkan kesejahteraan spiritual, moral dan fisik keluarga
mereka, masyarakat dan umat manusia.Pendidikan Islam yang memiliki tujuan
besar dan universal ini, bukan berlangsung temporal, tapi dilakukan secara
berkesinambungan. Artinya tahapan-tahapannya sejalan dengan kehidupan,
tidak berhenti pada batas-batas tertentu, terhitung sampai dunia ini berakhir.
Pendidikan yang memiliki makna demikian ini adalah menjadi tujuan
terpenting dalam kehidupan, baik secara individu maupun keseluruhan. Kita
telah memahami, sasaran pendidikan dan pembinaan ini adalah kemaslahatan
umat. Dengan demikian asas yang paling hakiki dari sebuah pendidikan adalah
mencapai keridhaan Allah SWT, seperti termaktub dalam firman Allah :“ Tidak
wajar bagi seorang manusia yang Alloh berikan kepadanya Al Kitab, hikmah,
dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia, `hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah.` Akan tetapi (dia berkata),
`Hendaklah kamu menjadi orang-orang Robbani, karena kamu
selalumengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.(3:
79)

2. Karakteristik Sistem Pendidikan Islam


Pendidikan Islam sebagai satu mata rantai dari Syariat Islam, memiliki
ciri khusus yang sama dengan kekhususan Al Islam sendiri, yaitu syamil-kamil-
mutakamil (sistem yang integral-sempurna-dan menyempurnakan). Integralitas
sistem pendidikan Islam ini secara garis besar mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia, yang secara garis besar adalah :

a. Pendidikan Keimanan (aqidah)


Yang dimaksud dengan pendidikan iman adalah mengikat individu
dengan dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar syari’ah Islamiyah.

15
Metode pendidikan ini adalah menumbuhkan pemahaman terhadap dasar-dasar
keimanan dan ajaran Islam yang bersandarkan pada wasiat-wasiat Rosululloh
saw. dan petunjuknya.
b. Pendidikan Moral (Akhlaq)
Maksud pendidikan moral adalah pendidikan mengenai dasar-dasar
moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan
kebiasaan oleh individu sejak masa analisa hingga ia menjadi seorang mukallaf,
pemuda yang mengarungi lautan kehidupan.Tidak diragukan lagi bahwa
keutamaan-keutamaan moral, perangai dan tabiat merupakan salah satu buah
iman yang mendalam, dan perkembangan religius yang benar.
c. Pendidikan Fisik
Pendidikan Islam sangat memperhatikan fisik tiap-tiap muslim. Apabila
kita bicara tentang fisik dalam pendidikan, yang dimaksud bukan hanya otot-
ototnya, panca inderanya dan kelenjar-kelenjarnya, tetapi juga potensi energik
yang muncul dari fisik dan terungkap melalui perasaan.Islam mendidik umatnya
dengan memberikan rangsangan yang baik sebagaimana dalam sabda Rasulullah
saw. : “ Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai daripada mukmin yang
lemah.” Islam juga mengajarkan aturan -aturan yang sehat dalam makan,
minum, dan tidur. Mendidik untuk menjaga kesehatannya, dengan selalu
menganjurkan olah raga dan menjauhkan diri dari penyebab-penyebab
kelemahan.
d. Pendidikan intelektual
Maksud pendidikan intelektual adalah pembentukan dan pembinaan
berpikir individu dengan segala sesuatu yang bermanfaat, ilmu pengetahuan,
hukum, peradaban ilmiah dan modernisme serta kesadaran berpikir dan
berbudaya. dengan demikian ilmu, rasio dan peradaban individu tersebut benar-
benar dapat dibina.Akal adalah kekuatan manusia yang paling besar dan
merupakan pemberian Allah yang paling berharga. Dan al-Qur’an memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan akal ini. Al-Qur’an
mendidik akal dengan begitu banyak ayat-ayat alam semesta untuk jadi bahan
perenungan. Tapi bukan perenungan itu yang menjadi tujuannya, melainkan

16
mendidik akal agar cermat, cerdas dan akurat dalam berpikir dan bersikap serta
menempuh jalan hidup. (67:4 / 35:40 / 53:28 / 17:36)
e. Pendidikan Psikhis
Maksud pendidikan psikhis adalah mendidik individu supaya bersikap
berani, berterus terang, merasa sempurna, suka berbuat baik terhadap orang lain,
menahan diri ketika marah dan senang kepada seluruh bentuk keutamaan psikhis
dan moral secara keseluruhan.Tujuan pendidikan ini adalah membentuk,
menyempurnakan dan menyeimbangkan kepribadian individu, sehingga mampu
melaksanakan kewajiban-kewajibannya dengan baik dan sempurna.
f. Pendidikan Sosial
Maksud pendidikan sosial adalah mendidik individu agar terbiasa
menjalankan adab-adab sosial yang baik dan dasar-dasar psikhis yang mulia dan
bersumber pada aqidah Islamiyah yang abadi dan perasaan keimanan yang
mendalam, agar di dalam masyarakat nanti ia bisa tampil dengan pergaulan dan
adab yang baik, keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.
g.Pendidikanseksual
Yang dimaksud pendidikan seksual adalah upaya pengajaran, penyadaran
dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada
individu, sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri
dan perkawinan. Sehingga, jika anak tumbuh menjadi seorang pemuda, dia
dapat memahami masalah yang dihalalkan dan yang diharamkan. Bahkan
mampu menerapkan tingkah laku Islami sebagai akhlak, kebiasaan, dan tidak
akan mengikuti syahwat dan cara-cara hedonisme.Diantara pendidikan ini
adalah mendidik adab-adab meminta idzin, adab memandang, keharusan
menghindarkan diri dari rangsangan-rangsangan seksual, mengajarkan tentang
hukum-hukum pada masa pubertas dan masa baligh, Perkawinan dan hubungan
seksual, isti’far (mensucikan diri) bagi orang yang belum mampu menikah,
dll.Selain syamil, pendidikan Islam juga memiliki keistimewaan lain yaitu,
Berdimensi manusiawi dengan paket pembinaan yang bertahap dan tawazun
(penuh keseimbangan dalam segala sisi kehidupannya). selain juga terus
mengikuti perkembangan jaman serta tetap menjaga orisinalitasnya.

17
Itulah garis besar karakteristik pendidikan Islam yang
keberlangsungannya sangat bergantung pada manusia pelaksananya, perangkat
serta keistiqomahan seluruh masyarakat dalam merealisir konsep pendidikan itu
pada tujuan yang benar. Yakni upaya sungguh-sungguh (jihad) menciptakan
masyarakat yang seluruh aktifitas ritual, sosial, intelektual, dan fisikalnya
tunduk kepada tata aturan Maha pencipta alam semesta

3.Pendidikan Islam dimasa Rasulullah


Segera setelah hijrah Rasulullah memberikan prioritas utama pada
pendidikan umat Islam. Pusat pendidikan Islam pertama `As-Sufah`, didirikan
sebagai pusat pemukiman di salah satu ruangan dalam rumah yang
bergandengan dengan rumah nabi. Pendidikan tersebut secara keseluruhan
berada di bawah pengawasan beliau. Tujuan utamanya adalah mensucikan hati
dan menerangi jiwa, sehingga mereka dapat meningkatkan diri dari tingkat iman
ke tingkat ihsan (penyerahan diri secara total).Kadang-kadang Nabi menyuruh
para sahabatnya menemui utusan-utusan yang datang dari berbagai suku.
Pengiriman guru ke wilayah-wilayah yang berdekatan merupakan ciri khas
kebijaksanaan pendidikan Nabi.Pada zaman Nabi terdapat 9 buah masjid di
Madinah. Setiap Masjid juga berfungsi sebagai sekolah, yang kadang-kadang
diadakan kuliah malam. Kuliah ini diikuti oleh banyak siswa, lebih dari 70
orang. Selain itu Nabi juga mengajarkan spesialisasi. Mereka yang ingin belajar
Al-Quran harus pergi kepada orang-orang tertentu, dan mereka yang ingin
mendalami tajwid atau syariah harus belajar kepada orang-orang lain yang
mendalam benar pengetahuannya tentang bidang studi tersebut.
Pendidikan bagi kaum wanita juga tak kalah pentingnya. Nabi
nmenyediakan satu hari khusus untuk memberikan kuliah-kuliah kepada kaum
wanita. Nabi juga mengajarkan bagaimana cara memanah, berenang, dan
meramu obat-obatan, mengajarkan astronomi, geneologi dan fonetika praktis
yang diperlukan untuk membaca Alquran.Satu hal yang perlu dicatat, meskipun
perhatian dipusatkan kepada Al Quran dan Ilmu-ilmu keislaman ,namun
pengajaran semua bidang studi yang dinilai membantu pengembangan
kepribadian setiap individu atau masyarakat secara sehat dimasukkan sebagai

18
bagian atau paket dalam sistem pendidikan Islam kala itu. Pendidikan untuk
anak laki-laki dan perempuan juga sama-sama diutamakan. Orang-orang dewasa
diberi tanggung jawab untuk mengajar yang muda, baik mengenai agama
maupun pengalamannya. Hal ini mendorong berdirinya beberapa buah sekolah
dan lembaga pendidikan.Jadi dengan kepemimpinan Nabi yang dinamik itu,
tujuan akhir dalam hidup manusia bukan saja ditunjukkan, tetapi juga
diterjemahkan dalam kegiatan praktis, suatu sistem dan organisasi untuk
mencapai tujuan itupun dibentuk.Begitulah cara Nabi mendidik ummatnya.
sederhana namun mengena . Dibalik kesederhanaan itu kita melihat suatu
kompleksitas yakni suatu kebersamaan dalam mendidik manusia . Tak hanya
aspek ruhiyah atau fikriyah saja, tapi ilmu praktis kehidupan serta jasadiyah
turut diperhatikan .Tidak mengherankan jika anak-anak dan wanita pada jaman
Rasulullah tumbuh menjadi manusia yang berani. Mereka mengerti kapan
bersuara dan kapan berdiam diri. Pribadi-pribadi yang tertarbiyah oleh tangan
Rasulullah tumbuh menjadi pribadi yang sehat, tahu persoalan ummat sekaligus
ahli dalam bidang yang diminati.Mereka juga terkenal sebagai manusia-manusia
kuat, sanggup menempuh perjalanan panjang serta mampu berjihad dalam
waktu yang relatif lama.
Pendek kata hampir semua sisi kebutuhan manusia dipenuhi oleh
pendidikan Rasulullah, sehingga mereka tumbuh menjadi insan kamil ( manusia
sempurna).Sebagai bukti keberhasilan pembinaan Rosululloh adalah ungkapan
Sayyid Quthb sebagai berikut, “ Muhammad saw. telah menang pada hari beliau
menjadikan para shahabatnya sebagai gambaran-gambaran hidup dari
keimanannya yang memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar, pada hari
beliau membuat tiap kepala di antara mereka sebagai Al-Qur’an yang hidup
merayap di permukaan bumi, pada hari beliau menciptakan tiap individu
diantara mereka sebagai contoh yang menjelma bagi Islam, yang dapat dilihat
oleh manusia, sehingga mereka benar-benar dapat melihat Islam. Muhammad
saw. telah berhasil merubah gagasan-gagasan yang termuat dalam Al-Qur’an
menjadi manusia-manusia yang dapat disentuh oleh tangan dan dapat dilihat
oleh mata”.“Muhammad bin Abdillah saw. dalam posisi menang ketika berhasil

19
menginternalisasikan Al-Islam, merubah keimanan manusia kepada Islam
sampai pada tingkah laku dan mencetak puluhan, ratusan dan ribuan naskah
mushhaf. Bukan sekedar mencetak dengan tinta diatas lembaran-lembaran
kertas, tetapi mencetak dengan cahaya di atas kepingan-kepingan hati untuk
bergaul dengan manusia, mengambil dari mereka, memberi dan berkata kepada
mereka dengan ihwal sesuai dengan maksud Al-Islam yang dibawa oleh
Rosululloh dari sisi Alloh SWT.”Apakah dunia mengetahui ada orang yang
lebih mulia, terhormat, pengasih, penyayang, agung, luhur atau lebih pandai dari
mereka ?!Cukuplah bagi mereka untuk dikatakan sebagai orang-orang mulia dan
agung, apabila Al-Qur’anul Karim telah mengatakan tentang hak mereka. (48:29
/ 59:9 / 33:23)

20
KESIMPULAN

Urgensi aqidah merupakan prioritas yang utama dan pertama dalam dakwah.
Seruan dakwah pertama kali adalah kepada pembenahan aqidah.pembenahan aqidah
merupakan asas dasar Dienul Islam. Tidaklah berlebihan sebab syahadat Laa Ilaaha
Illallah Muhammadur Rasulullah merupakan rukun Islam yang pertama. Dan para
rasul pertama kali menyeru kaumnya untuk membenahi aqidah mereka. Sebab
aqidah merupakan dasar pondasi seluruh amal ibadah dan perbuatan yang dilakukan.
Tanpa pembenahan aqidah amal menjadi tiada berguna dan perbuatan yang baik
menjadi sia – sia.dan aqida ini sangat berpengaruh dalam kehidupan seorang muslim
sebagaimana jika seorang muslim memiliki aqidah yang benar maka amal
ibadahnya-pun menjadi benar. Sebab aqidah yang benar akan mendorongnya
melakukan amal shalih dan mengarahkannya kepada nilai-nilai kebaikan dan
perbuatan terpuji. Apabila seseorang telah berikrar tiada Illah yang berhak disembah
dengan benar kecuali Allah didasari ilmu dan keyakinan serta ma'rifah, maka akan
mendorongnya melakukan amal shalih. Sebab syahadat Laa Ilaaha Illallah bukanlah
sekedar kata-kata yang diucapkan lisan begitu saja. Ia merupakan ikrar bagi i'tiqad
dan amalan. Ikrar dan syahadat tersebut tidak akan lurus dan berguna kecuali dengan
melaksanakan segala konsekwensinya berupa amal shalih, si pengingkar akan
tergerak menegakkan rukun Islam dan Iman. Ditambah beberapa perintah-perintah
agama dan disempurnakan dengan melaksanakan sunnah-sunnah dan nilai-nilai
keutamaan lainnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

-: http://www.homeartikel.co.cc/2009/06/urgensi-pendidikan-dalam-
membina muslim.html

- www.almanhaj.or.id/ 20 July 2007 21:44/ Urgensi Aqidah Dan Peran


Aqidah Dalam Kehidupan Seorang Muslim

-http://salafiyunpad.wordpress.com/2009/12/28/pengajian-umum-urgensi-
tauhid-dalam-kehidupan-seorang-muslim-sragen-1-januari-2010

- http://www.pks-arabsaudi.org/pip/Versi Online: http://www.pks-


arabsaudi.org/pip//?pilih=lihat&id=191

- Buku agama islam Syarah Aqidah Al Wasithiyah karya Syeikh Kholid


Al Mushlih 1994

http:/home/sloki/user/h54639/sites/tarbiyah.net/www/plugins/content/ext
ranews.php on line 660

22
TUGAS MAKALAH

OLEH :
DEWI SARTIKA

J11109111

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

23
2010

24

Anda mungkin juga menyukai