Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK 1

ANTICIPATORY GUIDANCE, KONSEP FAMILY CENTER CARE DAN


HEALTH PROMOTION PADA INFANT – REMAJA
Dosen: Killi Astarani, S.Kep.,Ns.,M.Kep

OLEH :
1. David Bayu Kristanto (01.2.16.00529)
2. Endro Nopfantiyanto Akas (01.2.16.00537)
3. Meilinda Krisna Puspasari (01.2.16.00547)
4. Milkha Oktariyanti (01.2.16.00548)
5. Yuliana Kristin Hariyanti (01.2.16.00568)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN SRATA 1
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah “ANTICIPATORY GUIDANCE, KONSEP FAMILY CENTER CARE DAN
HEALTH PROMOTION PADA INFANT – REMAJA” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih atas masukan dan sumber dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan materi dengan baik.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.Kami mengucapkan terima kasih pada dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingannya selama kami mengikuti mata kuliah tersebut.

Sekian dan terima kasih.

Kediri,09 maret 2018

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... I


DAFTAR ISI .................................................................................................................... II
BAB 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4. Manfaat .............................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
2.1. Anticipatory Guidance ....................................................................................... 3
2.1.1. Pengertian ....................................................................................................... 3
2.1.2. Faktor – faktor yang menyebabkan Kecelakaan ............................................ 3
2.1.3. Panduan antisipasi .......................................................................................... 4
2.2. Konsep Family Center Care ............................................................................... 7
2.2.1. Pengertian ....................................................................................................... 7
2.2.2. Elemen............................................................................................................ 8
2.2.3. Konsep ............................................................................................................ 8
2.3. Health Promotion pada infant – remaja ............................................................. 9
2.3.1. Definisi Health Promotion ............................................................................. 9
2.3.2. Ruang Lingkup Health Promotion pada Bayi .............................................. 10
2.3.3. Ruang Lingkup Health Promotion pada Anak Balita................................... 13
2.3.4. Ruang Lingkup Health Promotion pada Remaja.......................................... 13
BAB III
PENUTUP ...................................................................................................................... 16
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 16
3.2. Saran ................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 17

II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk
memudahkan terjadinya perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan. Promosi kesehatan merupakan bentuk pemberian edukasi kepada remaja dan
anak-anak yang secara teurapetik diberikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan
kesehatan remaja dan anak-anak, melalui penggunakan bina hubungan saling percaya
dan pemberian edukasi kepada orang tua agar dapat memulai untuk hidup sehat di
rumah Health promotion merupakan langkah awal untuk menangani masalah kesehatan
yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Anak yang semakin aktif bergerak tentu akan memiliki resiko cedera lebih besar
apabila dibandingkan dengan anak yang cenderung pasif. Anak yang aktif bergerak
akan diiringi dengan rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga anak tersebut akan
menyentuh semua alat atau barang yang ia pikir menarik untuk dipelajari, tanpa anak
tersebut sadari bahwa barang tersebut berbahaya untuk disentuh. Kejadian yang tidak
dalam pengawasan orang tua akan menimbulkan kecelakaan pada anak, untuk itu
dibutuhkan anticipatory guidance bagi keluarga sebagai pedoman untuk menghindari
kecelakaan pada anak.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa penegrtian dari Anticipatory Guidance?
2. Apa faktor – faktor yang menyebabkan Kecelakaan pada Anticipatory
Guidance?
3. Apa saja panduan antisipasi dari Anticipatory Guidance?
4. Apa pengertian Family Canter Care?
5. Apa saja elemen dari Family Canter Care?
6. Apa saja konsep dari Family Canter Care?
7. Apa definisi Health Promotion?
8. Apa ruang lingkup Health Promotion pada bayi?
9. Apa ruang lingkup Health promotion pada anak Balita?

1
1.3. Tujuan
1. Menjelaskan penegrtian dari Anticipatory Guidance?
2. Menjelaskan faktor – faktor yang menyebabkan Kecelakaan pada
Anticipatory Guidance?
3. Menjelaskan panduan antisipasi dari Anticipatory Guidance?
4. Menjelaskan pengertian Family Canter Care?
5. Menjelaskan tentang elemen dari Family Canter Care?
6. Menjelaskan konsep dari Family Canter Care?
7. Menjelaskan definisi Health Promotion?
8. Menjelaskan ruang lingkup Health Promotion pada bayi?
9. Menjelaskan ruang lingkup Health promotion pada anak Balita?

1.4. Manfaat
1. Mengetahui penegrtian dari Anticipatory Guidance?
2. Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan Kecelakaan pada
Anticipatory Guidance?
3. Mengetahui panduan antisipasi dari Anticipatory Guidance?
4. Mengetahui pengertian Family Canter Care?
5. Mengetahui tentang elemen dari Family Canter Care?
6. Mengetahui konsep dari Family Canter Care?
7. Mengetahui definisi Health Promotion?
8. Mengetahui ruang lingkup Health Promotion pada bayi?
9. Mengetahui ruang lingkup Health promotion pada anak Balita?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Anticipatory Guidance
Kehadiran orang tua merupakan suatu tantangan sehubungan dengan masalah
dependensi/ ketergantungan, disiplin, meningkatkan mobilitas, dan keamanan bagi
anak. Orang tua sering kali keliru dalam memperlakukan anak karena ketidak tahuan
mereka akan cara membimbing dan mengasuh yang benar. Apabila hal ini terus
berlanjut, maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan terhambat.
2.1.1. Pengertian
Pengertian antisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu antisipatory-guidance.
Bila dilihat dari harfiah, anticipatory berarti lebih dahulu, guidance berarti petunjuk.
Jadi petunjuk antisipasi bisa diartikan petunjuk – petunjuk yang perlu diketahui
terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Dalam upaya untuk memberikan bimbingan dan arahan pada masalah –
masalah yang kemungkinan timbul pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangan
anak ada petunjuk – petunjuk yang perlu dipahami oleh orang tua. Orang tua dapat
membantu untuk mengatasi masalah anak pada setiap fase pertumbuhan dan
perkembangan dengan cara yang benar dan wajar.
Anticipatory guidance adalah upaya bimbingan kepada orang tua tentang
tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat
memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak. Kecelakaan merupakan kejadian yang
dapat menyebabkan kematian pada anak. Kepribadian adalah faktor pendukung
terjadinya kecelakaan. Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak,
menyadari karakteristik perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap
faktor-faktor lingkungan yang mengancam keamanan anak (Yupi, 2004).
2.1.2. Faktor – faktor yang menyebabkan Kecelakaan
Fakor pertama yang menyebabkan kecelakaan pada anak adalah jenis kelamin,
biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah. Faktor kedua yaitu
usia, pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin tahu mana
yang berbahaya. Faktor ketiga adalah lingkungan, adanya penjaga atau pengasuh
cenderung dapat mengurangi angka kejadian kecelakaan pada anak (Yupi, 2004).

3
2.1.3. Panduan antisipasi
A. Panduan antisipasi pada Masa Bayi
1. Antisipasi 6 Bulan Pertama
a. Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal dalam memenuhi
kebutuhan bayi
b. Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap
stimulasi dari lingkungan
c. Support kesenangan orang tua dalam melihat pertumbuhan dan
perkembangan bayinya misalnya respon tertawa
d. Menyiapkan orang tua untuk kebutuhan keamanan bayi
e. Menyiapkan orang tua untuk imunisasi bayi
f. Menyiapkan orang tua untuk mulai memberi makanan padat pada bayi.
2. Antisipasi 6 Bulan Kedua
a. Menyiapkan orang tuaakanadanya “Stranger Anxiety”
b. Menganjurkan orang tua agar anak dekat kepadanya hindari perpisahan
yang lama
c. Membimbing orang tua agar menerapkan disiplin sehubungan dengan
meningkatnya mobilitas bayi
d. Menganjurkan orang tua menggunakan “kontak mata” daripada
hukuman badan sebagai suatu disiplin
e. Menganjurkan orang tua untuk lebih banyak memberikan perhatian
ketika bayi berkelakuan baik daripada ketika ia menangis.
B. Petunjuk antisipasi pada Masa Balita (1 – 3)
Pada usia balita atau masa prasekolah awal, ada dua masalah penting
yang terjadi yaitu “latihan pipis dan buang air besar (toilet training)” dan
“persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry)”. Oleh karena itu,
sebeblum membahas mengenai petunjuk bimbingan yang diperlukan, akan
dijelaskan terlebih dahulu mengenai toilet training dan sibling rivalry agar
dapat membantu orang tua memahami permasalahan anaknya mengenai
fungsi eliminasi

4
1. Toilet Training
Toilet Training adalah latihan atau upaya yang harus dicapai oleh anak
dalam mengenali dorongan untuk melepaskan atau menahan BAB dan
BAK, serta mampu mengkomunikasikan kepada ibunya. Pada waktu ini,
anak sudah menguasai kemampuan motorik utama yaitu berkomunikasi
dengan jelas, memiliki lebih sedikit konflik antara tuntutan diri sendiri
dengan negativisik, dan menyadari kemampuannya untuk mengendalikan
diri.
Tanggung jawab perawat adalah menolong orang tua guna
mengidentifikasikan kesiapan anaknya untuk toilet training. Latihan miksi
biasanya dicapai sebelum defekasi karena ini merupakan aktivitas reguler
yang dapat diduga. Sementara, defekasi merupakan suatu sensasi yang
lebih besar daripada miksi, yang dapat menimbulkan perhatian dari si
anak. Pada anak laki – laki, mampu untuk berdiri dan meniru ayahnya
setelah diajarkan mengenai toilet training merupakan motivasi yang kuat
selama masa prasekolah. Anak dianjurkan untuk meniru orang lain
(kakaknya) dan menghindari contoh yang keliru.
2. Persaingan dengan Saudara Kandung (Sibling Rivalry)
Sibling Rivalry atau persaingan dengan saudara kandung adalah
perasaan cemburu yang biasanya dialami oleh seorang anak terhadap
kehadiran saudara kandungnya. Perasaan tersebut timbul bukan karena
benci terhadap saudara barunya, akan tetapi lebih pada perubahan situasi
dan kondisi. Anak harus berpisah dengan ibu semenjak masa kehamilan
ibu, oleh karena itu orang tua harus menjelaskan kepada anak tentang
hadirnya saudara baru serta mengikutsertakan anak dalam memenuhi
keperluan saudaranya yang akan segera lahir.
3. Petunjuk Bimbingan
Bimbingan kepada orang tua selama balita dikelompokkan berdasarkan
kelompok usia sebagai berikut (Nursalam dkk, 2008):
a. Umur 12-18 Bulan (1-1,5 Tahun)
1) Mengkaji kebiasaan makan serta meningkatkan pemasukan
makanan padat

5
2) Menyediakan makanan kecil antara 2 waktu makan dengan rasa
yang disukai, serta adanya jadwal makan yang rutin
3) Mengkaji pola tidur malam, terutama kebiasaan minum malam
memakai botol yang merupakan penyebab utama gigi berlubang
4) Menyiapkan orang tua untuk mencegah bahaya potensial yang
terjadi dirumah seperti jatuh
5) Mendiskusikan mainan baru yang dapat mengembangkan motorik
halus, motorik kasar, bahasa, pengetahuan, dan keterampilan sosial.
b. Umur 18-24 Bulan (1,5 - 2 Tahun)
1) Menggali kebutuhan untuk menyiapkan saudara kandung dan
menekankan pentingnya persiapan anak terhadap kehadiran bayi
baru
2) Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap gigi, serta
kebiasaan makan yang menyebabkan gigi berlubang
3) Mendiskusikan tanda-tanda kesiapan toilet training
4) Mendiskusikan berkembangnya rasa takut, seperti saat gelap dan
saat timbul suara keras
5) Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah sesaat dengan mudah
dari orang tuanya di bawah asuhan keluarga
c. Umur 24-36 Bulan (2-3 Tahun)
1) Mendiskusikan pentingnya kebutuhan anak dalam meniru dan
dilibatkan dalam kegiatan
2) Mendiskusikan kegiatan yang dilakukan dalam toilet training, dan
sikap orang tua dalam menghadapi keadaan-keadaan seperti
mengompol atau buang air besar di celana
3) Menekankan keunikan proses berpikir balita, terutama bahasa yang
digunakan, serta pemahaman terhadap waktu
4) Menekankan disiplin dengn tetap terstruktur secara benar dan nyata,
ajukan alasan yang rasional, serta hindari kebingungan dan salah
pengertian
5) Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau pusat penitipan anak
pada siang hari (play group)

6
1. Petunjuk bimbingan pada Masa Prasekolah Akhir (3-5 Tahun)
Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi orang tua
maupun anak. Oleh karena itu, orang tua memerlukan bantuan dalam melakukan
penyesuaian terhadap perubahan ini, terutama bagi ibu yang tinggal di rumah/
bekerja.
1. Umur 3 tahun
1) Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan minat anak terhadap
hubungan yang luas
2) Menganjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke taman kanak –
kanak
3) Menekankan pentingnya batas – batas/ tata cara/ peraturan – peraturan.
4) Menyiapkan orang tua untuk menganstisipasi tingkah laku yang
berlebihan sehingga dapat menurunkan tension/ketegangan
5) Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatif
– alternatif pilihan ketika anak dalam keadaan bimbang
2. Umur 4 tahun
1) Menyiapkan orang tua untuk menghadapi perlawanan anak terhadap
kekuasaan orang tua
2) Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak
3) Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti
menempatkan anak pada taman kanak – kanak selama setengah hari
4) Menekankan pentingnya batas – batas yang realistis dari tingkah laku.
5) Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk
aktivitas motorik dan bahasa yang mengejutkan
2.2. Konsep Family Center Care
2.2.1. Pengertian
Setiap keluarga adaalah suatu system/ suatu kesatuan yang dibnetuk oleh bagian
bagian yang paling saling berhubungan dan berinteraksi. Hubungan tidak pernah hanya
berlangsung satu arah. Contohnya, interaksi antara ibu dan bayinya terkadang
dilambangkan sebagai tarian di mana tindakan yang sinambung dari pasangan
dikoordinasikan secara ketat atau interaksi tersebut bisa berlangsung secara resiprok, yang

7
berarti bahwa tindakan pasangan tersebut bisa dicocokkan seperti ketika satu orang
meniru yang lain atau ketika meraka saling tersenyum.
Family-Centered Care didefinisikan oleh Association for the Care of Children's
Health (ACCH) sebagai filosofi dimana pemberi perawatan mementingkan dan
melibatkan peran penting dari keluarga, dukungan keluarga akan membangun
kekuatan, membantu untuk membuat suatu pilihan yang terbaik, dan meningkatkan
pola normal yang ada dalam kesehariannya selama anak sakit dan menjalani
penyembuhan (Johnson, Jeppson, & Redburn, 1992).
2.2.2. Elemen
Sembilan element Family-Centered Care yang teridentifikasi oleh ACCH
(Shclton et al., 1987)5 :
1. Keluarga dipandang sebagai unsur yang konstan sementara kehadiran profesi
kesehatan fluktuatif
2. Memfasilitasi kolaborasi orang tua – professional pada semua level
perawatan kesehatan.
3. Meningkatkan kekuatan keluarga, dan mempertimbangkan metode-metode
alternative dalam koping.
4. Memperjelas hal-hal yang kurang jelas dan informasi lebih komplit oleh
orang tua tentang perawatan anaknya yang tepat.
5. Menimbulkan kelompok support antara orang tua.
6. Mengerti dan memanfaatkan sistem pelayanan kesehatan dalam memenuhi
kebutuhan perkembangan bayi, anak, dewasa dan keluarganya
7. melaksanakan kebijakan dan program yang tepat, komprehensif meliputi
dukungan emosional dan finansial dalam memenuhi kebutuhan kesehatan
keluarganya.
8. Menunjukkan desain transportasi perawatan kesehatan fleksibel, accessible,
dan responsive terhadap kebtuhan pasien
9. Implementasi kebijakan dan program yang tepat komprehensif meliputi
dukungan emosional dengan staff.
2.2.3. Konsep
1. Martabat dan kehormatan Praktisi keperawatan mendengarkan dan
menghormati pandangan dan pilihan pasien. Pengetahuan, nilai, kepercayaan

8
dan latar belakang budaya pasien dan keluarg abergabung dalam rencana dan
intervensi keperawatan
2. Berbagi informasi Praktisi keperawatan berkomunikasi dan memberitahukan
informasi yang berguna bagi pasien dan keluarga denganbenar dan tidak
memihak kepada pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga menerima
informasi setiap waktu, lengkap, akurat agar dapat berpartisipasi dalam
perawatan dan pengambilan keputusan.
3. Partisipasi Pasien dan keluarga termotivasi berpartisipasi dalam perawatan
dan pengambilan keputusan sesuai dengan kesepakatan yang telah mereka
buat.
4. Kolaborasi Pasien dan keluarga juga termasuk ke dalam komponen dasar
kolaborasi. Perawat berkolaborasi dengan pasien dan keluarga dalam
pengambilan kebijakan dan pengembangan program, implementasi dan
evaluasi, desain fasilitas kesehatan dan pendidikan profesional terutama
dalam pemberian perawatan.
2.3. Health Promotion pada infant – remaja
2.3.1. Definisi Health Promotion
Menurut WHO defenisi promosi kesehatan yaitu “Health promotion is the
process of enabling people to increase control over, and improve, their health.To
reach a state of complete physical,mental,and social, well-being,a individual or
group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs,and to
change or cople with the environment.’’ Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi
kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
A. Peran perawat dalam Promosi Kesehatan menurut (Notoatmodjo,
2007)Pencegahan dapat dilakukan pada Masa sebelum sakit/Tahap Primary
Prevention,Pada masa sakit/Tahap Secondary Prevention, Tahap Tertiary
Prevention (Pencegahan Tersier)yaitu:
B. Masa sebelum sakit/Tahap Primary Prevention
1. Promosi kesehatan (health promotion)
Dalam hal ini pendidikan kesehatan diberikan kepada perorangan,
kelompok, atau masyarakat agar dapat mencegah terjadinya penyakit.

9
2. Perlindungan khusus (specific protection)
Pendidikan kesehatan diberikan agar mengerti/memahami akan
pentingnya perlindungan khusus terhadap serangan penyakit.
C. Pada masa sakit/Tahap Secondary Prevention
1. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and pront
treatment)Pemberian pemahaman tentang pengenalan dan pengertian
jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang
tepat sedini mungkin.
D. Tahap Tertiary Prevention (Pencegahan Tersier)
1. Pembatasan kecacatan (disability limination)
Pemberian pengertian untuk melakukan pengobatan sesempurna
mungkin, sehingga dapat dicegah adanya gangguan kemampuan kerja
yang ditimbulkan akibat adanya dampak dari penyakitnya, yang dapat
berupaa kecacatan.
2. Rehabilitasi (rehabilitation)
Keadaan disini digambarkan telah terjadi kecacatan. Falam hal ini
pemberian pengertian dan dorongan untuk tetap semangat dalam
menjalani hidup dan berbaur ditengah masyarakat seperti halnya saat
sebelum terjadi kecacatan.
2.3.2. Ruang Lingkup Health Promotion pada Bayi
Menurut (Alimul, 2005) Beberapa promosi kesehatan yang dapat dilakukan pada
bayi diantaranya, yaitu:
A. Pemberian ASI
Pemberian ASI pada bayi merupakan hal yang penting. Pemberian promosi
kesehatan berperan dalam menunjang ibu untuk memberikan ASI pada bayinya.
Beberapa hal berikut dapat mendukung pemberian ASI kepada bayi, yaitu:
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera setelah lahir selama beberapa jam
pertama.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
4. Menempatkan bayi di dekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).

10
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
6. Memberikan kolustrum dan ASI saja
7. Menghidari susu botol dan “dot empeng”
B. Mempromosikan Vaksinasi
Imunisasi merupakan usaha dalam memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap infeksi penyakit tertentu.
Vaksin merupakan bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan ataupun per oral.
Imunisasi yang dapat diberikan kepada bayi, yaitu
1. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Pemberian vaksi ini diberikan pada usia 0-11 bulan, namun umumnya diberikan
pada bayi usia 2 atau 3 bulan. Pemberian vaksin ini hanya 1 kali melalui
intradermal.
2. Hepatitis B
Vaksin ini diberikan secara 3 kali, dengan waktu pemberian pada usia 0-11
bulan dengan interval 4 minggu. Pemberiannya dilakukan secara intramuscular.
3. Imunisasi Polio
Pemberian vaksin ini 4 kali sewaktu pada usia 0-11 bulan dengan interval 4
minggu. Pemberiannya melalui oral.
4. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
Frekuensi dari pemberian vaksin ini yaitu 3 kali. Waktu pemberian antara usia 2-
11 bulan dengan interval 4 minggu. Pemberiannya dengan memlalui
intramuscular.
5. Imunisasi Campak
Frekuensi pemberian vaksin ini diberikan 1 kali. Waktu pemberian pada usia 9-
11 bulan. Cara pemberiannya melalui subcutan.
6. Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubella)
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak (measles)
gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Pemberian
imunisasi campak yang monovalent pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan, khusus
pada daerah endemik dan boster dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan.

11
7. Imunisasi Tiphus Abdominalis
Terdapat 3 jenis vaksin tiphus abdominalis di Indonesia, yaitu:
a. Kuman yng dimatikan, diberikan untuk bayi usia 6-12 bulan dengan
dosis 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, 2-12 tahun diberikan sebanyak 2 kali
dengan interval 4 minggu.
b. Kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dapat diberikan dalam
bentuk kapsul enteric coated sebelum makan pada hari ke-1, 2 dan 5
pada anak usia 6 tahun.
c. Antigen kapsular Vi polysaccaharide (Typhim Vi, Pasteur Meriux)
diberikan pada usia 2 tahun dan dapat diulang tiap 2 tahun.
8. Imunisasi Varicella
Pemberiannya tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic dan bila usia 13 tahun
dapat diberikan 2 kali suntikan interval 4-8 minggu.
9. Imunisasi Hepatitis A
Diberikan pada usia 2 tahun untuk pemberian awal menggunakan vaksin havrix
dengan 2 suntikan interval 4 minggu dan boster 6 bulan kemudian.
10. Imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B)
Untuk pemberian awal PRP-T dilakukan 3 kali suntikan interval 2 bulan.
Suntikan PRP-OMPC dilakukan 2 kali suntikan interval 2 bulan kemudian
bosternya diberikan pada usia 18 bulan.
C. Perawatan Tali Pusar
Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat tali pusar bayi, yaitu:
1. Jaga kebersihan area pusrt dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam
keadaan kering.
2. Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
3. Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang
terus dibalut sehingga mendapat udara cukup.
4. Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
5. Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
6. Ini dilakukan 1-2 kali sehari.

12
2.3.3. Ruang Lingkup Health Promotion pada Anak Balita
Kegiatan promosi kesehatan yang dapat dilakukan pada sasaran anak balita
(Irianti, 2001) antara lain:
1) Pemeriksaan dan penimbangan anak dilaksanakan setiap bulan agar
terjamin pertumbuhan dan kesehatannya.
2) Berikan anak balita satu kapsul vitamin A takaran tinggi setiap 6 bulan
untuk mencegah kebutaan.
3) Berikan makanan seimbang sesuai dengan perkembangan umurnya.
4) Berikan oralit jika terjadi diare dan periksa suhu tubuh jika mengalami
gejala panas.
5) Perhatikan kasih sayang dengan mengajak berbicara dan bermain bersama,
agar terpenuhi kebutuhan mental dan emosi anak.
6) Anak balita yang tumbuh dan berkembang dengan baik akan menjamin
kelangsungan hidup yang lebih baik.
Anggota keluarga, guru, taman kanak-kanak atau pengasuh anak diikutsertakan
dalam kegiatan pembinaan kesehatan. Kegiatan pelayanan dan pembinaan
kesehatan anak balita akan berhasil dengan baik dengan adannya dukungan
dari lingkungan sekitar. Para ibu perlu didorong pula untuk rutin
memeriksakan kesehatan anaknya.
2.3.4. Ruang Lingkup Health Promotion pada Remaja
A. Masa remaja
Masa remaja (adolescence) merupakan masa transisi atau perubahan
dari masa anak-anak ke masa dewasa yang diawali dengan masa pubertas.
Pada masa ini terjadi banyak perubahan yang berlangsung cepat dalam hal
perubahan fisik, kognitif dan psikososial/tingkah laku.
Perubahan-perubahan tubuh secara fisik disebabkan karena pengaruh
hormonal, pekembangan kognitif juga menunjukkan kemajuan berupa
kemampuan berfikir dalam artian dapat memahami akibat dari
perbuatan/tingkah laku serta dapat melakukan beberapa tindakan secara
serentak (Machfoedz, 2009)
B. Tahapan remaja
Menurut (Notoatmodjo, 2005) tahapan remaja dibagi menjadi 3, yaitu :

13
1. Remaja awal (10-14 tahun)
Memiliki karakteristik:
a) Kekhawatiran pada body image
b) Mempercayai dan menghargai orang dewasa
c) Kekhawatiran tentang hubungan dengan teman sebaya
2. Remaja menengah (15-18 tahun)
miliki karakteristik:
a) Sangat dipengaruhi oleh teman sebaya
b) Kehilangan kepercayaan pada orang dewasa
c) Mencoba mandiri sering tampak dalam bentuk penolakan terhadap pola
makan keluarga
3. Remaja lanjut (19-24 tahun
Memiliki karakteristik:
a) Merencanakan masa depan dan bersifat lebih mandiri
b) Telah mempunyai persepsi terhadap body image
C. Masalah remaja puteri
Masalah yang dialami remaja puteri antara lain:
1. Makan tidak teratur
2. Kehamilan
3. Gangguan makan
4. Obesitas/ kegemukan
5. Alcohol dan penyalahgunaan obat
6. Jerawat
Sebagai tenaga kesehatan salah satunya tentu harus memiliki kompetensi
sebagai educator, fasilitator, advocator dan motivator.
Pendidikan kesehatan/ promosi kesehatan yang dilaksanakan pada
remaja adalah pentingnya pendidikan mengenai kesehatan reproduksi wanita
dan masalah gizi pada remaja.
Tugas tersebut antara lain:
1. Pengaturan menu seimbang/gizi seimbang untuk remaja
2. Informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja
3. Konseling pada remaja mengenai:

14
a. Perubahan fisik/biologi sesuai dengan usia perkembangan remaja putra
maupun putri.
b. Perubahan emosi dan perilaku pada usia remaja
c. Proses kehamilan yang mungkin terjadi pada usia remaja dan dampaknya
d. Penyalahgunaan obat dan bahan yang berbahaya, termasuk dalamm
kelompok narkoba
e. Kenakalan remaja

15
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Anticipatory guidance adalah upaya bimbingan kepada orang tua tentang
tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat
memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak. Fakor pertama yang menyebabkan
kecelakaan pada anak adalah jenis kelamin, faktor kedua yaitu usia, pada
kemampuan fisik dan kognitif, faktor ketiga adalah lingkungan.
Panduan antisipasi pada Masa Bayi, Petunjuk antisipasi pada Masa Balita
(1–3), Petunjuk bimbingan pada Masa Prasekolah Akhir (3-5 Tahun). Family-
Centered Care didefinisikan oleh Association for the Care of Children's Health
(ACCH) sebagai filosofi dimana pemberi perawatan mementingkan dan melibatkan
peran penting dari keluarga. Martabat dan kehormatan Praktisi keperawatan,
Berbagi informasi Praktisi keperawatan, Partisipasi Pasien dan keluarga, Kolaborasi
Pasien dan keluarga.
Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.Peran perawat
dalam Promosi Kesehatan menurut pencegahan dapat dilakukan pada Masa
sebelum sakit/Tahap Primary Prevention, Pada masa sakit/Tahap Secondary
Prevention, Tahap Tertiary Prevention (Pencegahan Tersier)
3.2. Saran
Seharusnya orang tua memiliki upaya tentang tahapan perkembangan
sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan usia anakagar anak dapat terhindar kecelakaan.
Perawat seharusnya mengetahui peran penting dari keluarga, dukungan
keluarga akan membangun kekuatan, membantu untuk membuat suatu pilihan yang
terbaik, dan meningkatkan pola normal yang ada dalam kesehariannya selama anak
sakit dan menjalani penyembuhan.
Perawat juga harus menyadari tentang pentingnya promosi kesehatan
sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2005.Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak.Jakarta.Salemba Medika


File:///C:/Users/My%20Computer/Downloads/Documents/Artikel_FCC_Pra_Sekolah...
Pdf
Santrock,John.2007.Perkembangan Anak Jilid 2.Jakarta:Eirlangga

17

Anda mungkin juga menyukai