Anda di halaman 1dari 6

86 Jurnal Kultivasi Vol.

15(2) Agustus 2016

Wahyudin, A. ∙ Ruminta ∙ S. A. Nursaripah

Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) toleran


herbisida akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat

Growth and yield of herbicide tolerant corn (Zea Mays L.) due to
application of various dosages of potassium glyphosate herbicide
Diterima : 15 Juli 2016/Disetujui : 10 Agustus 2016 / Dipublikasikan : 30 Agustus 2016
©Department of Crop Science, Padjadjaran University

Abstract. This study aims to determine the effect of Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten
potassium glyphosate herbicide on the growth and Sumedang, Jawa Barat dengan ketinggian tempat
yield of maize tolerant to glyphosate herbicide as ±750 meter di atas permukaan laut dan ordo tanah
well as finding the lowest dose that can be used in Inceptisols, curah hujan rata-rata termasuk tipe C3
the cultivation of herbicide tolerant corn. The menurut Oldeman, dan temperatur udara berkisar
experiment was conducted at the experimental antara 22,23-26,47 ˚C. Percobaan dilakukan dari
Ciparanje Faculty of Agriculture, University of bulan Desember 2014 sampai April 2015. Metode
Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang regency, West percobaan yang digunakan adalah Rancangan
Java with a height of ± 750 meters above sea level Acak Kelompok yang terdiri dari 8 perlakuan dan
and the order of Inceptisols, the average rainfall diulang sebanyak tiga kali. Perlakuannya adalah
include the type C3 according Oldeman, and the sebagai berikut : Penyiangan manual, perlakuan
air temperature ranged between 22 , 23˚ - 26,47˚C. herbisida kalium glifosat dengan dosis 0,75 L/ha,
Experiments conducted from December 2014 until perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis
April 2015. The experimental method used was a 1,125 L/ha, perlakuan herbisida kalium glifosat
randomized block design consisting of 8 dengan dosis 1,5 L/ha, perlakuan herbisida kalium
treatments and repeated three times. The glifosat dengan dosis 1,875 L/ha, perlakuan
treatments were as follows: weeding manually and herbisida kalium glifosat dengan dosis 2,25 L/ha,
and various doses of the herbicide glyphosate perlakuan herbisida kalium glifosat dengan dosis
potassium. Results of the experiments showed that 2,625 L/ha, dan perlakuan herbisida kalium
the administration of various doses of the glifosat dengan dosis 3 L/ha. Hasil percobaan
herbicide are not significantly different effect on menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis
the components of growth, yield components, and herbisida memberikan pengaruh tidak berbeda
crops. Treatment with low doses of herbicide that nyata terhadap komponen pertumbuhan, kompo-
is 0.75 L / ha gives the same response and the nen hasil, dan hasil tanaman. Perlakuan dengan
results compared to manual weeding treatments dosis herbisida terendah yaitu 0,75 L/ha mem-
and doses of other herbicides. berikan respon dan hasil yang sama dibandingkan
dengan perlakuan penyiangan manual dan dosis
Keywords: Herbicide tolerant maize ∙ Herbicide herbisida lainnya.
glyphosate potassium 660 g/L ∙ Growth and yield
Kata kunci: Jagung toleran herbisida ∙ Herbisida
Sari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kalium glifosat 600 g/L ∙ Pertumbuhan dan hasil
pengaruh herbisida kalium glifosat terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman Jagung toleran ___________________________________________
herbisida glifosat serta mencari dosis terendah Pendahuluan
yang dapat digunakan dalam budidaya jagung
toleran herbisida. Percobaan dilaksanakan di Jagung merupakan salah satu serealia yang
Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian strategis dan bernilai ekonomi serta mempunyai
peluang untuk dikembangkan karena kedudu-
Dikomunikasikan oleh Yudithia Maxiselly kannya sebagai sumber utama karbohidrat dan
Wahyudin, A. 1 ∙ Ruminta1 ∙ S. A. Nursaripah2 protein setelah beras juga sebagai sumber pakan
1 Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi Fakultas
(Purwanto, 2008). Upaya peningkatan produksi
Pertanian Universitas Padjadjaran
2) Alumni Program Studi Agroteknologi Fakultas
jagung masih menghadapi berbagai masalah
Pertanian Universitas Padjadjaran sehingga produksi jagung dalam negeri belum

Wahyudin dkk. : Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida
akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat
Jurnal Kultivasi Vol. 15(2) Agustus 2016 87

mampu mencukupi kebutuhan nasional (Soer- 100 ml untuk herbisida dan 1000 ml untuk air,
jandono, 2008). oven listrik, timbangan analitik, tali rafia,
Salah satu penyebab rendahnya hasil meteran, amplop coklat, papan perlakuan,
tanaman jagung adalah kehadiran gulma pada kamera, alat tulis, cangkul, danLeaf Area Meter.
tanaman jagung tersebut. Pengaruh gulma pada Penelitian menggunakan rancangan acak
tanaman dapat terjadi secara langsung, bersaing kelompok (RAK) dengan delapan perlakuan dan
untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya dan tiga ulangan, yaitu : (A) Penyiangan manual, (B)
ruang tumbuh. Gulma yang dibiarkan tanpa perlakuan herbisida kalium glifosat dengan
pengendalian pada jagung dapat menurunkan dosis 0,75 L/ha, (C) perlakuan herbisida kalium
hasil 20-80% (Bilman, 2011). Purba (2011) glifosat dengan dosis 1,125 L/ha, (D) perlakuan
mengemukakan bahwa kehilangan hasil akibat herbisida kalium glifosat dengan dosis 1,5 L/ha,
gulma rata-rata 10% (15% di daerah tropis) dan (E) perlakuan herbisida kalium glifosat dengan
gulma umum menurunkan hasil sampai 31% dosis 1,875 L/ha, (F) perlakuan herbisida kalium
pada tanaman jagung. glifosat dengan dosis 2,25 L/ha, (G) perlakuan
Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida kalium glifosat dengan dosis 2,625
herbisida sangat diminati oleh petani, terutama L/ha, dan (H) perlakuan herbisida kalium
untuk lahan pertanian yang cukup luas. Peng- glifosat dengan dosis 3 L/ha.
gunaan herbisida diupayakan agar tidak memberi Penanaman dilakukan setelah pengaturan
pengaruh negatif pada tanaman budidaya, karena jarak tanam dan ditugal sedalam 5 cm dengan
itulah diupayakan mencari senyawa-senyawa jarak tanam 25 cm x 75 cm, Kemudian benih
yang bersifat selektif dan cara serta pengaplikasian dimasukkan ke tiap lubang tanam. Jumlah benih
yang tepat (Sukman dan Yakub, 1995). per lubang adalah 2 benih. Tutup kembali
Di daerah pertanian dimana tenaga kerja dengan tanah hingga benih tidak terlihat
sangat terbatas, petani umumnya cenderung dipermukaan tanah. Pemberian pupuk P dan K
menggunakan herbisida sebagai “alat pengen- dilakukan sekali saja yaitu pada saat penanaman
dalian” gulma, tetapi herbisida juga sering benih, sedangkan pupuk N diberikan sebanyak
menyebabkan kerugian bagi petani karena dapat dua kali yaitu pada saat tanam dan 2 MST.
menyebabkan kematian tidak saja pada gulma Pemeliharaan tanaman meliputi penyiram-
tapi juga pada tanaman yang dibudidayakan. an dilakukan pada pagi dan sore hari sampai
Untuk mengatasi kematian pada tanaman tanaman berumur 2 MST. setelah itu tidak
jagung telah dihasilkan jagung toleran herbisida dilakukan penyiraman di lapangan. Penyiangan
melalui teknik rekombinan DNA. dilakukan sesuai dengan perlakuan dan kondisi
Penelitian ini bertujuan untuk membuk-tikan di lapangan. Aplikasi herbisida Kalium Glifosat
ketahanan jagung tersebut terhadap bahan aktif hanya dilakukan satu kali, yaitu pada 22 hari
glifosat yang terkandung di dalam herbisida serta setelah tanam dan tergantung pada pertum-
untuk melihat apakah pemberian herbisida ini buhan gulma. Panen dilakukan ketika tongkol
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jagung jagung sudah matang. Ciri-ciri tongkol matang
produk rekayasa genetika (PRG) tersebut. adalah daun sudah mulai menguning, kelobot
berwarna kekuningan, dan rambut tongkol
___________________________________________ berwarna coklat. Pemanenan dilakukan dengan
Bahan dan Metode cara mematahkan tangkai tongkol jagung.
Parameter pengamatan yang diamati adalah
Percobaan dilakukan di kebun percobaan Cipa- tinggi tanaman, indeks luas daun (ILD), panjang
ranje Fakultas Pertanian Universitas Padjadja- tongkol dan diameter tongkol, jumlah baris biji
ran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa per tongkol, bobot 100 biji, bobot biji pipilan per
Barat dengan ketinggian tempat ±725 meter di tanaman, bobot biji pipilan per petak dan bobot
atas permukaan laut dan ordo Inceptisols, tipe biji pipilan per hektar.
curah hujan C3 menurut Oldeman (1975).
Percobaan dilaksanakan dari bulan Desember ___________________________________________
2014–April 2015. Hasil dan Pembahasan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini
adalah benih jagung toleran herbisida, pupuk Tinggi Tanaman. Tinggi tanaman yang
Urea, SP-36, dan KCl, Herbisida Kalium Glifosat diukur pada 30, 60 dan 90 hari setelah tanam
660 g/L. Alat yang digunakan adalah Knapsack (HST) ditampilkan pada Tabel 1. Berdasarkan
sprayer outomatic, nozel warna biru, gelas ukur Tabel 1, tinggi tanaman jagung pada 4, 6, dan 8

Wahyudin dkk. : Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida
akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat
88 Jurnal Kultivasi Vol. 15(2) Agustus 2016

MST menunjukkan pengaruh yang tidak sebagian besar digunakan untuk pertumbuhan sel,
berbeda nyata terhadap pertumbuhan tinggi akar, batang, dan bagian lainnya.
tanaman jagung toleran herbisida. Data Indeks Luas Daun (ILD). Berdasarkan
menunjukan bahwa gulma yang telah Tabel 2 perlakuan pemberian herbisida mem-
dikendalikan tidak dapat lagi berkompetisi berikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap
dalam memperoleh cahaya matahari sehingga indeks luas daun. Hal ini dapat disebabkan
tinggi tanaman tidak terpengaruh. Penyem- karena gulma tidak mampu berkompetisi
protan herbisida pada lahan jagung dapat dengan tanaman utama. Kompetisi terhadap
menekan pertumbuhan gulma sampai pada cahaya matahari terjadi apabila tanaman saling
minggu ke enam atau sampai tanaman jagung memacu pertumbuhan terhadap tinggi tanaman
berumur lima minggu gulma tertekan. dan tajuk tanaman, apabila tanaman utama
Tertekannya pertumbuhan gulma tersebut mem- tumbuh lebih tinggi dan rimbun makan
berikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman utama akan lebih cepat menguasai
jagung karena tidak adanya saingan terhadap cahaya matahari sehingga menaungi tanaman
kebutuhan lingkungan dari gulma yang berarti. yang tumbuh lebih rendah atau pendek dan
Tabel 1 menunjukkan bahwa seluruh tajuk yang kurang rimbun.
perlakuan pemberian dosis herbisida pada
penelitian ini mampu memberikan pertum- Tabel 2. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis
buhan yang baik, tetapi hasilnya tidak berbeda Herbisida terhadap Indeks Luas Daun.
nyata. Pertumbuhan tinggi tanaman yang baik Perlakuan Indeks Luas Daun (ILD)
dapat mempengaruhi intensitas cahaya matahari A 2.73a
yang diterima oleh tanaman jagung. Semakin B 3.89a
mudah tanaman mendapatkan akses cahaya C 3.87a
matahari, maka akan semakin berpengaruh D 3.81a
terhadap banyaknya energi yang digunakan E 3.37a
dalam proses fotosintesis. F 3.36a
G 3.03a
Tabel 1. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis H 2.90a
Herbisida terhadap Tinggi Tanaman Jagung pada Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
4 MST, 6 MST, dan 8 MST (cm). sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Perlakuan 4 MST 6 MST 8 MST
A 63a 106a 168a Panjang Tongkol dan Diameter Tongkol.
B 73a 120a 193a Berdasarkan Tabel 3, panjang tongkol dan
C 71a 117a 192a diameter tongkol tanaman jagung memberikan
D 71a 117a 183a pengaruh yang tidak berbeda nyata dari semua
E 69a 115a 178a perlakuan. Pada percobaan ini, panjang tongkol
F 68a 114a 178a memiliki rata-rata yang hampir seragam yaitu
G 66a 114a 177a
berkisar antara 18 cm sampai 20 cm.
H 65a 107a 169a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang Tabel 3. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata Herbisida terhadap Panjang Tongkol dan
menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% Diameter Tongkol per Tanaman.

Menurut Kuyik dkk (2012), fotosintesis Panjang Diameter


Perlakuan
Tongkol (cm) tongkol (cm)
adalah proses dasar pada tanaman untuk
A 19.08a 4.415a
menghasilkan makanan. Makanan yang dihasil-
B 20.18a 4.745a
kan akan menentukan ketersediaan energi untuk
C 19.83a 4.692a
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
D 19.82a 4.593a
Cahaya merupakan faktor penting terhadap E 19.55a 4.589a
berlangsungnya fotosintesis, sementara foto- F 19.28a 4.585a
sintesis merupakan proses yang menjadi kunci G 19.15a 4.583a
dapat berlangsungnya proses metabolisme yang H 19.14a 4.510a
lain di dalam tanaman. Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
Menurut Harjadi (1993) pada masa vegetatif, sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
karbohidrat sebagai hasil fotosintesis tanaman menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Wahyudin dkk. : Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida
akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat
Jurnal Kultivasi Vol. 15(2) Agustus 2016 89

Diameter tongkol per tanaman juga jagung sudah melewati periode kritis sehingga
memiliki rata-rata yang hampir seragam yaitu kehadiran gulma tidak mempengaruhi pertum-
berkisar 4,4 cm sampai 4,6 cm. Pada percobaan buhan generatif tanaman jagung.
ini mayoritas tongkol terbentuk sempurna, akan Persaingan antara tanaman jagung dan
tetapi terdapat sebagian kecil yang kurang gulma juga tidak mempengaruhi jumlah baris
terbentuk sempurna. biji karena optimalnya pertumbuhan fase
Kompetisi antara tanaman jagung dan generatif tanaman jagung, juga disebabkan oleh
gulma tidak mempengaruhi panjang dan dominannya sifat genetik yang mengendalikan
diameter tongkol yang dihasilkan. Hal ini dapat sifat jumlah baris per tongkol.
terjadi karena kompetisi antara tanaman jagung Bobot 100 Biji. Berdasarkan Tabel 5, bobot
dan gulma dan pemberian herbisida tidak akan 100 biji menunjukkan pengaruh yang tidak
mempengaruhi sifat-sifat genetik jagung dan berbeda nyata dari semua perlakuan.Belum
hanya berpengaruh pada pertumbuhan dan maksimalnya bobot 100 biji pada tanaman jagung
perkembangannya saja. dapat diakibatkan oleh tidak sempurnanya
Pengendalian gulma dengan dosis herbi- pembentukan tongkol seperti yang terjadi pada
sida yang tepat akan dapat menekan pertum- parameter diameter dan panjang tongkol.
buhan gulmanya pada awal pertumbuhan Pemberian dosis herbisida yang tepat akan
tanaman jagung sehingga tanaman dapat lebih efektif mengendalikan gulma sehingga
tumbuh secara maksimal. Keberadaan gulma kompetisi antara tanaman jagung dan gulma
pada awal pertumbuhan tanaman dapat sangat dapat diminimalisir, jagung menjadi lebih
merugikan tanaman pokok karena persaingan kompetitif dibanding gulma dalam memanfaatkan
dalam mendapatkan air, hara dan cahaya faktor tumbuh yang digunakan untuk proses
matahari dari lingkungannya (Sutoto dkk., 1996). fotosintesis dan laju translokasi fotosintat yang
Pemberian glifosat dengan dosis yang sesuai digunakan untuk membentuk dan memperbesar
akan dapat meningkatkan ketersediaan hara dan biji sehingga mengakibatkan tingginya bobot
bahan organik dalam tanah (Niswati dkk., 1995). kering 100 biji. Sesuai dengan apa yang
Pertumbuhan tanaman yang baik memung- diungkapkan oleh Ardjasa dan Bangun (1993)
kinkan tanaman mampu memberikan hasil bahwa pemberian herbisida dengan dosis yang
sesuai dengan potensi hasil yang dimilikinya tepat dapat menekan pertumbuhan gulma
(Leopold and Kriedeman, 1979). sehingga persaingan gulma dengan tanaman
utama dapat diperkecil dan penurunan produksi
Tabel 4. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis dapat dihindari.
Herbisida terhadap Jumlah Baris Biji per Tongkol.
Tabel 5. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis
Jumlah Baris Biji
Perlakuan Herbisida terhadap Bobot 100 Biji (g).
Per Tongkol
A 13.00a Perlakuan bobot 100 biji (g)
B 14.33a A 23.36a
C 14.33a B 27.35a
D 14.33a C 26.33a
E 14.00a D 26.23a
F 13.66a E 24.42a
G 13.66a F 24.30a
H 13.33a G 24.04a
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang H 23.91a
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Jumlah Baris Biji per Tongkol. Berda-
sarkan Tabel 4, jumlah baris biji yang diamati Menurut Agrita (2012) komponen bobot 100
menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda biji juga dapat dipengaruhi oleh faktor genotip dan
nyata dari semua perlakuan. Hal ini menun- lingkungan. Kondisi lingkungan yang paling
jukkan bahwa pemberian berbagai dosis berpengaruh adalah temperatur pada saat
herbisida glifosat tidak memberikan pengaruh pertumbuhan. Temperatur dapat mempengaruhi
nyata terhadap kualitas dan hasil tanaman ukuran biji maksimum. Ukuran biji maksimum
jagung. Hal ini disebabkan karena tanaman dapat tercapai pada suhu rata-rata 25o C.

Wahyudin dkk. : Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida
akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat
90 Jurnal Kultivasi Vol. 15(2) Agustus 2016

Hasil Tanaman. Berdasarkan hasil analisis ___________________________________________


ragam dengan menggunakan Uji Jarak Berganda kesimpulan
Duncan pada taraf nyata 5% sebagaimana yang
tercantum pada Tabel 6 menunjukkan bahwa 1. Tidak terdapat pengaruh dosis herbisida
perlakuan pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat 660 g/L terhadap
glifosat memberikan hasil tidak berbeda nyata dari pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
semua perlakuan terhadap bobot biji pipilan toleran herbisida.
kering per petak ataupun hasil tanaman per 2. Perlakuan dengan dosis herbisida terendah
hektar. yaitu 0,75 L/ha memberikan respon dan
Menurut Seriminawati dkk. (2005) menya- hasil yang sama dibandingkan dengan
takan bahwa pertumbuhan yang baik ditunjang perlakuan penyiangan manual dan dosis
oleh penyerapan unsur hara yang cukup meng- herbisida lainnya.
akibatkan fotosintat yang dihasilkan akan
meningkat dan tersimpan dalam jaringan penyim- ___________________________________________
panan sehingga mempengaruhi perkembangan Ucapan Terimakasih
dan pertumbuhan bagian-bagian tanaman yang
pada akhirnya akan meningkatkan hasil jagung Ucapan terimakasih disampaikan kepada Prof.
secara nyata. Dr. Denny Kurniadie yang telah memfasilitasi
penelitian ini.
Tabel 6. Pengaruh Pemberian Berbagai Dosis
Herbisida terhadap Bobot Biji Pipilan Kering per ___________________________________________
Tanaman (g), Bobot Biji Pipilan Kering per petak
Daftar Pustaka
(Kg) dan Bobot Biji Pipilan Kering per Hektar (ton)
Bobot Biji Bobot Biji Bobot Biji Agrita, Dita Arpila. 2012. Pengaruh Kombinasi
Pipilan Pipilan Pipilan Dosis Pupuk Fosfat dengan Pupuk Kotoran
Perlakuan Kering per Kering per Kering per Ayam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Petak (Kg) Hektar Tanaman Jagung (Zea mays L.) Hibrida
(g) (Ton)
Varietas Bisi-2 pada Inceptisol Jatinangor.
A 207,55a 29,05a 7,74
Sumedang.
B 200,66a 28,09a 7,49
Ardjasa, W. S. dan P. Bangun. 1993. Pengen-
C 185,33a 25,94a 6,91
D 174,83a 24,47a 6,52
dalian Gulma Pada Kedelai. Balitbangtan.
E 179,86a 25,18a 6,71 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tana-
F 196,86a 27,56a 7,34 man Pangan. Bogor
G 185,16a 25,92a 6,91 Bilman, 2011. Analisis Pertumbuhan Tanaman
H 204,83a 28,67a 7,64 Jagung (Zea mays L.), Pergeseran Komposisi
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang Gulma pada Beberapa Jarak Tanam.
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata Harjadi, S. S. 1993. Pengantar Agronomi.
menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5% Gramedia. Jakarta.
Kuyik, Antonius R., Pemmy Tumewu, D.M.F.
Penyiangan dan perlakuan pemberian Sumampow, dan E.G. Tulungen. 2012.
herbisida menyebabkan pertumbuhan gulma Respons Tanaman Jagung Manis (Zea mays
terganggu dan memberikan kesempatan tanaman saccharata L.) Terhadap Pemberian Pupuk
jagung untuk memanfaatkan kondisi lingkungan Organik. Faperta Univ. Sam Ratulangi.
dan mengoptimalkan penyerapan unsur hara yang Manado.
dibutuhkan dengan baik. Pada keadaaan yang Lamid dan Dahono. 1992. Pengendalian Gulma
menguntungkan, fotosintat yang dihasilkan dapat Pada Zero Tillage pada Kedelai Setelah Padi
dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkem- Gogo. Laporan Pelti Kacang-kacangan
bangan tanaman, setelah tanaman jagung Balittan Sukarame.
memasuki fase generatif fotosintat yang dihasilkan Leopold, A.C., and P.E. Kriedeman, 1979 . Plant
akan lebih banyak dikirim ke biji, maka biji akan growth and development. McGrawHill Book
menjadi lebih berat. Company Inc.New Delhi.
Menurut Lamid dan Dahono (1992) bila Niswati, A., S. Yusnaini, dan M.A.S. Arif. 2008.
populasi gulma dapat dikendalikan maka Populasi mikroba pelarut fosfat dan p-
tanaman utama akan tumbuh dengan baik dan tersedia pada rizosfir beberapa umur dan
berproduksi tinggi. jarak dari pusat perakaran jagung (Zea

Wahyudin dkk. : Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida
akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat
Jurnal Kultivasi Vol. 15(2) Agustus 2016 91

mays L.). Laporan Penelitian, Jurusan Ilmu Seriminawati, E. A. Syaifudin dan H. Purwanto.
Tanah Faperta Unila. Bandarlampung. 2005. Pengaruh Gulma Jawan (Echinochloa
Purba, Edison, 2011. Intergrated Weed Manage- cruss-galli L.) Terhadap Pertumbuhan dan
ment Pada Tanaman Biotek Resisten- Produksi Beberapa Kultivar Lokal Padi
Herbisida. Makalah pada seminar Lustrum (Oryza sativa L.) Lahan Kering. Jurnal
XI Fakultas Pertanian bekerja sama dengan Budidaya Pertanian 11. 2 September 2005.
Monsanto Indonesia “Tanaman Transgenik Soerjandono, N. B. 2008. Teknik Produksi Jagung
Hasil Teknologi Canggih Rekayasa Genetik Anjuran di Lokasi Peima Tani Kabupaten
untuk Pemenuhan Kebutuhan Pangan Sumenep. Buletin Teknik Pertanian.
Dunia” pada tanggal 17 November 2011. Sukman, Y dan Yakup. 1995. Gulma dan Teknik
Faperta. Universitas Sumatera Utara. Medan. Pengendaliannya. PT. Raja Grafindo Persada.
Purwanto, S., 2008. Perkembangan Produksi dan Jakarta.
Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Sutoto,S.R.,R Soedharoedjian dan A.T. Soejono.
Jagung. Direktorat Budi Daya Serealia, 1996. Alternatif penentuan periode kritis jagung
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. manis terhadap kompetisi gulma. Pros. Konf.
Bogor. HIGI XIII. 7 – 13

Wahyudin dkk. : Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) toleran herbisida
akibat pemberian berbagai dosis herbisida kalium glifosat

Anda mungkin juga menyukai