Jurnal Praktikum DGLM
Jurnal Praktikum DGLM
4, November2014 295
Abstract—Research
Research has been conducted to study the Wind menjadi energi listrik selain kincir angin.
belt as electrical generators. This research aims to study the Windbelt bekerja berdasarkan fenomena aeroelastic flutter.
aspect ratio of the ribbon to the ribbon flutter, the influence of Efek Aeroelastic flutter merupakan topik dalam bidang
stress to flutter frequency, the influence of wind speed to aeronautic dan civil engineering [2]. Dalam bidang ini
induction voltage, the effect of wind speed on the amplitude,
amplit
kibaran (fluttering)) dipelajari untuk mencegah terjadinya,
wind speed relationship to flutter frequency, wind speed
relationship to the power of wind belt . The results show that the sebab kibaran dapat menyebabkan kerusakan
kerus fatal pada sayap
higger aspect ratio required lower wind speed to flutter. Test pesawat terbang, jembatan dan struktur lainnya. Di lain pihak
results wind belt frequency with a fixed force of 5.88 N and wind
wi aeroelastic flutter dipelajari untuk memperoleh struktur yang
speed 3m / s to 5.5 m / s indicates the value of fixed frequency ( mudah berkibar agar dapat dimanfaatkan untuk pembangkit
111 ± 0.2 ) Hz . This fact shows the standing wave by fluttering listrik.
ribbon following the Melde’s law. Amplitude ribbons flutter Fenomena aeroelastic flutter melibatkan tiga unsur yaitu
initially increases with increasing wind speed, but eventually
eventuall inersia, elastik, dan gaya aerodinamik. Sudah banyak tinjauan
almost constant amplitude. This occurs because the elastic force persamaan gerak aeroelastic flutter yang dikaji terkait
who against the aerodynamic force was proportional with
konstruksi jembatan, dan pesawat terbang. Dalam kajian-kajian
amplitude, so that the amplitude is fixed. Wind belt electric
voltage generated increases with increasing wind speed. Wind kajian tersebut diarahkan untuk mencari formula menghindari
belt electrical
rical power is directly proportional to the wind speed. adanya aeroelastic flutter yang bersifat merusak struktur.
Sebaliknya pada pita kibar atau windbelt, fenomena
Intisari— Telah dilakukan penelitian untuk mempelajari aeroelastic flutter dikaji untuk memperoleh formula untuk
windbelt sebagai generator listrik. Penelitian ini bertujuan untuk merancang windbelt yang dapat memanen energi angin
mempelajari aspek rasio pita terhadap kibaran pita, pita pengaruh sebesar mungkin. Dengan demikian diinginkan pita pit berkibar
tegangan pita terhadap frekuensi, pengaruh kecepatan angin (flutter)) pada kecepatan angin rendah hingga tinggi, dengan
terhadap tegangan listrik, pengaruh kecepatan angin terhadap menyerap energi angin sebanyak mungin.
amplitudo,, hubungan kecepatan angin terhadap frekuensi, Gbr. 1 menunjukkan tampang lintang dari struktur plat
hubungan kecepatan angin terhadap daya listrik windbelt. Hasil bentangan panjang dalam aliran fluida dengan kecepatan U.
penelitian menunjukkan bahwa aspek pek rasio lebih tinggi Tampak gaya aerodinamik vertikal lift L dan momen puntir
diperlukan kecepatan angin yang lebih rendah untuk berkibar.
M bekerja pada struktur.. Bentuk sederhana persamaan gerak
Hasil pengujian frekuensi windbelt dengan tegangan tetap 5,88N
dan kecepatan angin 3m/s hingga 5,5m/s menunjukan nilai gerak kibar dapat dipandang sebagai dua derajat kebebasan
frekuensi tetap (111±0,2)Hz. Kenyataan ini menunjukkan
menunjukka gerak. Gerak vertikal dan gerak rotasi.
gelombang berdiri oleh kibaran pita mengikuti hukum Melde.
Amplitdo kibaran pita mula-mula mula bertambah dengan
bertambahnya kecepatan angin, namun akhirnya amplitudo
hampir konstan. Hal ini terjadi karena gaya penyimpang
melawan gaya elastis yang makin besar, r, sehingga amplitudo
berakhir tetap. Tegangan listrik yang dihasilkan windbelt
meningkat dengan kenaikan kecepatan angin. Daya listrik
windbelt berbanding lurus dengan kecepatan angin.
angin
Kata Kunci— windbelt, aspek rasio, frekuensi kibaran, Gbr. 1 Tampang lintang struktur plat yang berkibar (flutter)
amplitudo, kecepatan angin, tegangan, daya listrik.
listrik
frekuensi alami, persamaan (1) dapat dinyatakan dalam Pada kasus windbelt, gelombang berdiri membentuk ½ λ,
bentuk: frekuensi gelombang ditentukan dari hubungan:
ℎ 2ξ ℎ ℎ v 1 T
v= f λ→ f = =
2
(2)
λ 2L ρ (8)
Karena perbedaan bentuk dan di sekitar struktur arus Energi total gelombang berdiri merupakan penjumlahan
kompleks, tidak mungkin mengungkapkan gaya angkat (lift) energi kinetik dan energi potensial:
"
L dan momen rotasi M dalam sebuah persamaan empiris yang D= 0 (9)
umum. Scanlan dan Tomko [4] mengusulkan bentuk E
hubungan linier antara gaya dan gerak yang diungkapkan: Tampak bahwa energi gelombang berdiri berbanding lurus
!" ℎ ! !#
dengan panjang pita, berbading lurus dengan frekuensi dan
(3) amplitudo kuadrat.
$" ℎ $ $# Energi terperangkap antara dua simpul gelombang, jika
Pada persamaan (3), ℎ, dan h diabaikan karena kecil tidak ada kebocoran maka nilainya tetap. Pada windbelt,
pengaruhnya terhadap L dan M. Koefisien Hi dan Ai, disebut energi ditransformasikan menjadi energi listrik, maka lebih
“flutter derivatives” dan diukur secara eksperimen tepat ditinjau dari daya angin dan daya mekanik windbelt.
diterowongan angin pada tes seksi turbulen rendah. Nilai Pada windbelt, gelombang berdiri berasal dari energi angin,
tersebut diperoleh dari pengurangan kecepatan angin Vr, dengan rapat daya angin Pa [6]:
'( = ),*+ dimana frekuensi struktur f, lebar struktur B dan 1
Pa = ρu v 3
kecepatan angin U. 2 (10)
Untuk mengevaluasi keadaan kibaran (flutter), dari (2) dan Daya mekanik windbelt Pwb tentu merupakan sebagian dari
(3) dapat peroleh: daya angin yang menerpanya:
1
Pwb = Cwb Pa = Cwb ρu Av3
ℎ+2 ℎ + ℎ = !" ℎ + ! + !#
(4)
2 (11)
+2 + = $" ℎ + $ +$# Dengan Cwb efisiensi windbelt.
Pada (4) kemudahan berkibar atau stabilitas bergantung pada Luas sapuan windbelt tidak tetap, tetapi bergantung
besar (magnitude) dan tanda dari flutter derivatives. Jika H1 kecepatan angin, ketika kecepatan angin nol, luas sapuan
dan A2 dipindah ke ruas kiri, persamaan (4) menjadi: sama dengan nol. Bila kecepatan angin diperbesar luasan
tetap nol hingga pada nilai kecepatan tertentu baru timbul
ℎ + (2 − !" )ℎ + ℎ = ! + !#
(5) Penambahan kecepatan angin selanjutnya akan memperbesar
kibaran windbelt, yang berarti baru membentuk sapuan luasan.
+ (2 −$ ) + = $" ℎ+$#
Selanjutnya −!" ℎ dan −$ α dapat dipandang sebagai
amplitudo, sekaligus memperbesar luasan sapuan. Luasan
sapuan windbelt:
suku redaman negatif (negative damping) yang menyerap L 1
energi dari aliran udara. Jika magnitudo koefisien negative A = 2 × ∫ ξ 0 sin kxdx, dengan L = λ
aerodynamics damping H1 lebih besar daripada koefisien
0 2
redaman struktur (structural damping) 2 , seluruh A=
4ξ0 L
amplitudo vibrasi sistem akan membesar hingga mencapai π (12)
keadaan setimbang. Pada titik kesetimbangan, fenomena Luas sapuan windbelt berbanding lurus dengan amlitudo dan
kibaran mantap terjadi, dimana pergeseran vertikal dan panjang pita, untuk memperbesar amplitudo dapat ditempuh
pergeseran anguler dapat dinyatakan sebagai ℎ = ℎ0 123( 4) dengan memperkecil tegangan pita, namun di lain pihak
dan = 0 123( 4). tegangan pita rendah menyebabkan frekuensi rendah.
Gerak osilasi pada pita yang ditambat pada kedua Frekuensi rendah berarti energi atau daya windbelt rendah.
ujungnya merambat dan terpantul membentuk gelombang Jadi tegangan pita harus dioptimasi untuk mendapatkan daya
berdiri. Gelombang berdiri terbentuk dari superposisi windbelt maksimum. Menurut D. Pimentel [7] pada
gelombang yang merambat dan terpantul yang merambat kecepatan angin 3,6m/s, tegangan pita yang optimal adalah
dalam arah berlawanan. Energi menjalar dalam arah 8,4N, sedangkan pada kecepatan angin 7m/s tegangan pita
berlawanan, sehingga energi tidak berpindah, tetapi optimum adalah 36N.
terperangkap diantara node (simpul). Gelombang berdiri
dalam tali berbentuk: B. Induksi elektromagnetik
5 = 0 sin(9:) cos( 4) , 0 < : < (6) Konduktor yang bergerak dalam medan magnet maka akan
dengan panjang pita L, rapat massa ρ (kg/m), tegangan pita T muncul gaya gerak listrik. Fenomena ini pertama kali diamati
(N). Panjang gelombang yang mungkin adalah ?@ = A /2 oleh Michael Faraday pada tahun 1831. Besar gaya gerak
dan 9@ = 4C/A dengan n bulat. Cepat rambat gelombang listrik sebanding dengan perubahan fluks magnetik yang
[5]: menembus luasan dari loop kawat, diungkapkan dalam rumus:
dΦ
v=
T
(m / s ) ε =− (13)
ρ dt
(7)
II. METODOLOGI
Gbr. 4 Generator windbelt
A. Rancangan
Rancangan eksperimen windbelt terdiri atas rangka, pita, 5) Penyearah: Gaya gerak listrik induksi disearahkan
magnet permanen, kumparan, dan beban. Bentuk rancangan dengan dioda bridge dan diukur beda potensial dengan
windbelt seperti ditunjukkan Gbr. 1. Windbelt diletakkan di voltmeter digital.
depan kipas angin yang kecepatanya dapat diatur secara
kontinyu. Arah angin membentuk sudut nol derajat terhadap
pita
Amplitudo (mm)
40
20 15
0
0 5 10 10
Tegangan pita (N) 5
kutub magnet, perubahan kuat medan magnet pada ujung inti Frekuensi kibaran windbelt tidak bergantung pada kecepatan
besi koil diperlihatkan oleh Gbr. 10. angin. Pada kecepatan angin rendah amplitudo kibaran
windbelt sebanding dengan kecepatan angin. Pada kecepatan
0,35
angin lebih tinggi amplitudo hampir konstan. Tegangan listrik
Intensitas Medan Magnet (T)