ABSTRACT
Empty fruit bunches (EFB) is a solid wastes produced in large quantity from palm oil industry.
Empty fruit bunches can be used as compost material, additionally difficult to decompose because it
contain cellulose, hemicellulose, and lignin, as well as value of ratio C/N is high. Use EFB as
compost material through the provision of urea has been done in this research. Urea are expected to
reduce the value of ratio C/N and became a starter for microbial decomposers. The purpose of this
research were (1) to determine the effect of urea on composting of EFB and (2) to determine the
effect of increasing doses of urea to the quality of compost of EFB. This research was used a single
factor of Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments, namely U1 (urea 0 g), U2 (urea
30,9 g), U3 (urea 79,3 g), U4 (urea 176,1 g), and U5 (urea 466,3 g), and 9 replications, until result 45
experimental units. The result showed that urea significant effect on weight loss, water content,
value of pH compost, C-organic, N-total, P-available, and value of ratio C/N, besides urea resulted
113
Widodoe, K. dkk Percepatan Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit…..….
in a change in texture and color on the compost EFB. Application of urea 466,3 g was able to
increase the content of N-total, reduce the value of ratio C/N and the value of pH compost.
Application of urea 79,3 g can improve the content of P-available and water content, reduce the
weight loss and the content of C-organic, and showed the changes in texture and color as better.
114
Jurnal AGRI PEAT, Vol. 18 No. 2 , September 2017 : 113 - 124 ISSN :1411 - 6782
U1 = tanpa pemberian urea (kontrol) atau b. Urea dicampurkan sesuai dengan dosis
setara nilai bahan kompos = yang ditentukan ke dalam setiap polybag
U2 = pemberian urea dengan dosis 30,9 g yang berisi TKKS. Campuran bahan
atau setara C/N bahan kompos = tersebut kemudian dibiarkan selama satu
U3 = pemberian urea dengan dosis 79,3 g malam (± 12 jam). Keesokan harinya,
atau setara C/N bahan kompos = setiap satuan percobaan ditambahkan
U4 = pemberian urea dengan dosis 176,1 g dengan subtrat Trichodrma sp. sebanyak 25
atau setara C/N bahan kompos = g dan disiram dengan aquades sebanyak
U5 = pemberian urea dengan dosis 466,3 g 500 ml.
atau setara C/N bahan kompos = c. Selama masa inkubasi dilakukan
pembalikan dan penyiraman terhadap
Pada penelitian ini terdapat 5
kompos TKKS. Pembalikan dilakukan
perlakuan dengan 9 ulangan, sehingga
setiap 6-9 hari, sedangkan penyiraman
diperoleh 45 satuan percobaan. Model linier
dilakukan jika kandungan air di dalam
aditif yang digunakan dalam penelitian ini
kompos berkurang. Pembalikan dan
menurut adalah sebagai berikut:
penyiraman bertujuan untuk menjaga
y ij = µ ij + T ij + E ij
kelembaban, suhu dan aerasi kompos.
keterangan:
d. Selama masa inkubasi dilakukan
y ij = nilai pengamatan untuk perlakuan ke-i
pengamatan dan pengukuran harian
pada ulangan ke-j
meliputi variabel temperatur, kadar air, dan
µ ij = rata-rata atau nilai harapan
warna. Selain itu, dilakukan juga
T ij = pengaruh perlakuan ke-i pada ulangan
pengamatan dan pengukuran, serta analisis
ke-j
laboratorium pada akhir inkubasi meliputi
E ij = kesalahan percobaan pada perlakuan ke-
variabel tekstur, susut bobot, kadar air,
i pada ulangan ke-j
nilai pH kompos, C-organik, N-total, P-
tersedia, dan nilai rasio C/N.
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian meliputi Variabel Pengamatan dan Metode Analisis
persiapan awal, variabel pengamatan dan Variabel pengamatan dalam penelitian ini
metode analisis. Berikut ini akan diuraikan meliputi temperatur, tekstur, warna, susut
tahapan-tahapan tersebut. bobot, kadar air, nilai pH kompos, C-organik,
Persiapan Awal N-total, P-tersedia, dan nilai C/N.
1. Penyediaan bahan organik untuk 1. Temperatur
pembuatan kompos Pengukuran temperatur kompos dilakukan
Bahan organik yang digunakan dalam setiap 3 hari selama masa inkubasi.
penelitian ini adalah TKKS yang berumur 10 Pengukuran temperatur kompos menggunakan
minggu. Selama waktu tersebut dilakukan alat amtast amt-300. Berdasarkan SNI 19-
pencacahan TKKS menjadi ukuran lebih kecil, 7030-2004, kompos yang telah matang
kira-kira 2 - 3 cm. Tandan kosong kelapa memiliki temperatur sama dengan temperatur
sawit yang telah dicacah tersebut kemudian air tanah.
dikering-anginkan hingga kadar airnya
berkisar 15,91%. 2. Tekstur
2. Teknik pengomposan Tekstur pada kompos menggambarkan tingkat
Teknik pengomposan TKKS adalah kekasaran atau kehalusan bahan setelah
sebagai berikut. mengalami proses dekomposisi. Pengamatan
a. Tandan kosong kelapa sawit ditimbang tekstur dilakukan mengunakan indra peraba,
sebanyak 5,0 kg (berat kering) per polybag yaitu tangan. Pengamatan tekstur dilakukan
untuk setiap satuan percobaan. pada akhir pengamatan.
115
Widodoe, K. dkk Percepatan Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit…..….
116
Jurnal AGRI PEAT, Vol. 18 No. 2 , September 2017 : 113 - 124 ISSN :1411 - 6782
117
Widodoe, K. dkk Percepatan Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit…..….
118
Jurnal AGRI PEAT, Vol. 18 No. 2 , September 2017 : 113 - 124 ISSN :1411 - 6782
119
Widodoe, K. dkk Percepatan Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit…..….
120
Jurnal AGRI PEAT, Vol. 18 No. 2 , September 2017 : 113 - 124 ISSN :1411 - 6782
121
Widodoe, K. dkk Percepatan Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit…..….
Gambar 9. Hubungan Dosis Urea dengan Variabel Susut Bobot dan C-organik
Keterangan: U1 (Kontol); U2 (30,9 g); U3 (79,3 g); U4 (176,1 g) dan U5 (466,3 g)
Gambar 10. Hubungan Dosis Urea dengan Variabel Susut Bobot dan P-tersedia
Keterangan: U1 (Kontol); U2 (30,9 g); U3 (79,3 g); U4 (176,1 g) dan U5 (466,3 g)
122
Jurnal AGRI PEAT, Vol. 18 No. 2 , September 2017 : 113 - 124 ISSN :1411 - 6782
Hubungan Dosis Urea dengan Variabel N- Peningkatan dosis urea pada kompos TKKS
total dan Nilai Rasio C/N mengakibatkan kandungan N-total semakin
Pemberian urea pada kompos TKKS besar. Urea merupakan pupuk anorganik yang
mengakibatkan adanya perbedaan kandungan mengandung 45-46% unsur N (Utomo et al.,
N-total dan nilai rasio C/N pada setiap 2016). Pemberian urea sama artinya dengan
perlakuan (Gambar 11). Peningkatan dosis menambahkan kandungan N-total pada
urea akan diikuti oleh peningkatan kandungan kompos TKKS. Penambahan 466,3 g urea
N-total dan sebaliknya membuat nilai rasio sama dengan menambahkan N sebanyak
C/N semakin menurun. Selain itu, Gambar 16 4,29% ke dalam kompos TKKS. Akan tetapi,
tersebut memperlihatkan hubungan antara seiring lamanya inkubasi kandungan N pada
kandungan N-total dan nilai rasio C/N. kompos TKKS akan menurun. Penurunan N
Peningkatan kandungan N-total pada kompos pada kompos dapat dikarenakan oleh
TKKS secara langsung mengakibatkan volatilisasi ammonia, denitrifikasi ataupun
terjadinya penurunan nilai rasio C/N. pencucian (Choudhury dan Kennedi, 2005
dalam Danapriatna, 2010).
Gambar 11. Hubungan Dosis Urea dengan Variabel N-total dan Nilai C/N
Keterangan: U1 (Kontol); U2 (30,9 g); U3 (79,3 g); U4 (176,1 g) dan U5 (466,3 g)
123
Widodoe, K. dkk Percepatan Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit…..….
Darmoko & Sutarta, A. S. 2006. Ilmu Tanah Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2008. Kompos
dan Agronomi. Dari Bio Organik Tandan Kosong Kelapa
http://TKS/ilmu_tanah_dan_agronomi Sawit. Medan.
.htm (diakses pada 15 Agustus 2016). Setyorini, D., Saraswati, R. & Anwar, E. K.
Darnoko, D. & Sembiring, T. 2005. Sinergi 2012. Kompos. p. 11-40. Dalam
antara perkebunan kelapa sawit dan R.D.M. Simanungkalit, D.A.
pertanian tanaman pangan melalui Suriadikarta, R. Saraswati, D.
aplikasi kompos TKS untuk tanaman Setyorini, dan W. Hartatik (ed). Pupuk
padi. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit: Organik dan Pupuk Hayati. Balai
Peningkatan Produktivitas Kelapa Besar Penelitian dan Pengembangan
Sawit Melalui Pemupukan dan Sumberdaya Lahan Pertanian, Jawa
Pemanfaatan Limbah PKS. Medan. Barat.
Hermawan, S., Cikman, D., Rochmalia, L., Standar Nasional Indonesia. 2004. Spesifikasi
Gunadi, D. H. & Away, Y. 1999. Kompos dari Sampah Organik
Produksi kompos bioaktif TKKS dan Domestik. Bandung.
efektifitasnya dalam mengurangi dosis Utomo, M., Sudarsono., Rusman, B., Sabrina,
pupuk kelapa sawit di PT Perkebunan T., Lumbanraja, J. & Wawan. 2016.
Nusantara VIII. Prosiding Teknis Ilmu Tanah. Dasar-dasar dan
Bioteknologi Perkebunan untuk Pengelolaan. Cet. Ke-1. Prenadamedia
Praktek. Bogor. Group, Jakarta.
124