Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pupuk KCL atau yang sering disebut sebagai MOP (Muriate Of Potash) merupakan salah satu jenis pupuk
tunggal yang memiliki konsentrasi tinggi, yaitu mengandung 60% K2O sebagai Kalium klorida. Ini merupakan
pupuk yang mengandung unsur kalium yang sangat cocok digunakan untuk segala jenis tanaman yang memiliki
sifat toleran terhadap klorida atau tanah dengan klor ida rendah. Selain itu, Pupuk KCL dapat diaplikasikan untuk
semua jenis tanah.
Pupuk KCL atau MOP mengandung kadar kalium (K2O) sebesar 60%
serta klorida sebesar 46%. Pupuk ini memiliki warna merah maupun putih, dengan tekstur yang menyerupai
kristal. Pupuk KCL memiliki sifat mudah larut dalam air. Pupuk KCL (MOP) memiliki konsentrasi nutrisi yang
sangat tinggi. Oleh karena itu ia memiliki harga yang relatif kompetitif dengan jenis-jenis pupuk lain yang
mengandung kalium.
Unsur hara yang terdapat dalam pupuk KCL merupakan senyawa kalium yang dapat dengan mudah diserap
tanaman. Namun sebelum dapat terserap dengan baik, pupuk KCl akan terlebih dahulu terurai menjadi senyawa
K2O dan ion Cl++ dalam tanah. K2O memiliki berbagai macam manfaat untuk pertumbuhan dan menguatkan
daya tahan tanaman terhadap berbagai serangan penyakit, sedangkan jika ion Cl++ diaplikasikan secara
berlebih pada tanaman, justru dapat merugikan tanaman.
Dengan pertumbuhan populasi global, kalium sangat penting untuk menjamin kualitas dan hasil tanaman.
Konsumen terbesar dari kalium adalah Cina, India, Amerika Serikat dan Brasil. Dengan kandungan K2O, pupuk
KCL memiliki manfaat yang hampir sama dengan manfaat yang dimiliki pupuk ZK saat diaplikan pada tanaman.
Pupuk KCL sering mengalami kelangkaan namun dengan kemajuan ilmu pengetahuan sekarang ini, telah
ditemukan berbagai macam cara untuk mengatasi kelangkaan jenis pupuk ini. Salah satunya adalah dengan
pembuatan pupuk KCL berbahan dasar organik, yaitu dengan menggunakan sabut kelapa. Selain lebih murah,
ketersediaan pupuk KCL organik juga lebih terjamin. Hal ini juga bisa menjadi salah satu metode alternatif
penanganan limbah sabut kelapa yang tak mampu ditangani karena jumlahnya cukup banyak sekarang ini.
Selain itu, bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk KCL organik ini cukup mudah didapatkan di
lingkungan sekitar kita.
1. Penyiapan bahan
Untuk bahan pembuatan pupuk KCL organik ini kita cukup menyiapkan sabut kelapa +/- 25 kg dan air jernih
sebanyak +/- 40 liter, serta sebuah drum bekas.
2. Proses pengolahan
Bersihkan sabut kelapa terlebih dahulu dari tanah kemudian letakkan pada drum bekas.
Tuangkar air bersih ke dalam drum hingga mencapai separuhnya.
Tutup drm tersebut untuk mempercepat proses fermentasi serta untuk menghindari masuknya air hujan ke dalam
drum.
Diamkan drum selama +/- 15 hari.
Setelah 15 hari dan air rendaman telah berubah menjadi warna hitam kekuningan, berarti hal tersebut siap untuk
diaplikasikan.
Manfaat pupuk KCL organik ini sangat cocok diaplikasikan ke tanaman padi yang mulai berbuah. Cara
penggunaannya adalah dengan cara disempotkan ke bagian daun yang menghadap bawah. Hal ini bertujuan
untuk mengoptimalkan penyerapan unsur kalium. Menurut berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli
dibidang pertanian, pupuk KCl organik cair ini dapat membantu untuk meningkatkan produktivitas hasil tanaman
padi hingga mencapai 5 – 15% dengan kandungan K2O sebanyak 3-5%.